disusun oleh :
Hannawijaya 221121004
Sri Muflikah K 221121002
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah hingga makalah yang berjudul “Sa 200
Tujuan Keseluruhan Auditor Independen Dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan
Standar Audit Dan Sa 210 Persetujuan Atas Ketentuan Perikatan Audit” ini
dapat kami selesaikan dengan cukup mudah dan sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II ISI............................................................................................................................5
A. Pengertian Audit......................................................................................................5
B. SA 200 Tujuan Keseluruhan Auditor.......................................................................5
1. Ruang Lingkup.....................................................................................................5
2. Audit atas Laporan Keuangan..............................................................................5
3. Tanggal Efektif....................................................................................................6
4. Tujuan Keseluruhan Auditor................................................................................6
5. Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan Audit atas Laporan Keuangan.............7
6. Skeptisisme Profesional.......................................................................................7
7. Pertimbangan Profesional....................................................................................8
8. Bukti Audit yang Cukup dan Tepat serta Risiko Audit.......................................9
9. Pelaksanaan Audit Berdasarkan SA.....................................................................9
C. SA 210 Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit.............................................11
1. Ruang Lingkup...................................................................................................11
2. Tanggal Efektif..................................................................................................11
3. Tujuan................................................................................................................11
4. Prakondisi untuk Suatu Audit............................................................................12
5. Audit Berulang...................................................................................................13
6. Penerimaan Perubahan dalam Ketentuan Perikatan Audit.................................14
7. Pertimbangan Lain dalam Penerimaan Perikatan..............................................14
BAB III PENUTUP..........................................................................................................17
A. Kesimpulan............................................................................................................17
B. Saran.......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen
yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna untuk
mengambil keputusan. Oleh karena itu, laporan keuangan yang disajikan harus
relevan dan dapat diandalkan. Para pemakai informasi menggunakan jasa auditor
eksternal untuk mengukur karakteristik yang dibutuhkan dan memberikan jaminan
bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen relevan dan dapat
diandalkan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan semua pihak yang
berkepentingan. Akuntan publik mendapat kepercayaan dari klien dan pihak-pihak
lain untuk membuktikan kewajaran laporan keuanngan yang disajikan oleh klien.
Laporan keuangan yang telah dibuat perlu diaudit oleh auditor eksternal karena
laporan keuangan kemungkinan mengandung kesalahan baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja.
Akuntan publik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kepercayaan
masyarakat terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan. Jasa akuntan public sering
digunakan oleh pihak luar perusahaan untuk memberikan penilaian atas kinerja
perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan keuangan
memberikan gambaran dan informasi atas kinerja perusahaan yang diperlukan
oleh pihak internal maupun pihak ekternal perusahaan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Menurut FASB, laporan keuangan perusahaan harus
memiliki dua karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan. Untuk itu
dibutuhkan jasa akuntan publik untuk memberikan jaminan relevan dan dapat
diandalkannya laporan keuangan perusahaan, sehingga meningkatkan
kepercayaan pihak- pihak bersangkutan terkait perusahaan tersebut.
Kebutuhan akan jasa audit bagi perusahaan semakin meningkat. Hal ini
berkaitan erat dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan atas informasi
keuangan yang bebas dari resiko informasi. Audit adalah pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
1
2
kesesuaian antar informasi itu dan kreteria yang telah diterapkan. Audit harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens, 2014:2). Untuk
melakukan audit, harus tersedia informasi dalam bentuk yang diferifikasi dan
beberapa standar (kriteria) yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi
informasi tersebut. Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi yang
dapat diukur, termasuk laporan keuangan perusahaan, auditor juga mengaudit
informasi yang lebih subjektif seperti efektivitas sistem komputer dan efisiensi
operasional manufaktur.
Akuntan publik adalah profesi yang memberikan jasa audit atas laporan
keuangan klien untuk memberikan jaminan kepada pemakai laporan keuangan
bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan. Akuntan publik dalam memberikan opininya atas laporan keuangan
yang telah diaudit harus mempertanggungjawabkan semua perikatan audit yang
telah dilakukan.
Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) audit yang
dilaksanakan oleh seorang auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi
ketentuan atau standar audit yang berlaku umum (generally accepted auditing
standards = GAAS) dan standar pengendali mutu. Akuntan publik harus
berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institusi Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, setandar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan.
Ningsih dan Dyan (2013) menyatakan bahwa kualitas audit dikatakan
sebagai keadaan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan
ketidaksesuaian terhadap perinsip yang terjadi pada laporan akuntansi kliennya.
Independensi, etika auditor dan kompetensi dipandang berkaitan dengan kualitas
audit yang dihasilkan oleh auditor. Auditor harus memiliki kualitas memadai
sehingga dapat megurangi ketidakselarasan yang terjadi antara manajemen dengan
pemegang saham karena pengguna laporan terutama pemegang salam akan
mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah diaudit oleh auditor.
Mulyadi (2013:26) menyatakan bahwa, Independensi berarti sikap mental
yang terhindar dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak
3
tergantung pada orang lain. Sebagai seorang akuntan publik tidak dibenarkan
untuk terpengaruh oleh kepentingan siapapun baik manajemen maupun pemilik
perusahan dalam menjalankan tugasnya. Akuntan publik harus bebas intervensi
utamanya dari kepentingan-kepentingan yang menginginkan tidak ada hasil audit
yang merugikan pihak yang berkepentingan. Seorang auditor juga membutuhkan
sikap yang independent dan mematuhi kode etik yang sudah ditetapkan demi
mendapatkan kualitas audit yang baik. Auditor harus memegang teguh
independensinya sehingga dapat melakukan audit dengan baik. Auditor harus
memiliki sikap netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam
merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukan. Jika
independensi dari auditor terganggu maka dapat mempengaruhi kualitas dari hasil
audit (Futri, Gede (2014); Fietoria dan Stefany (2016).
Agoes dan Husada (2009) dalam Tarigan (2013:808) menyatakan bahwa
dalam etika profesi terdapat estetika dan tata krama audit, sopan santun
professional. Seperti komunikasi dengan auditor terdahulu dan auditor internal,
pilihan bahasa pelaporan indikasi kecurangan atau unsur pelanggaran hukum oleh
audit, tata krama pertemuan akhir audit lapanngan dan diskusi semua menuju
kesimpulan audit.
Kompetensi merupakan kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melaksanakan audit dengan benar dan juga bermanfaat untuk menjaga objektivitas
dan integritas auditor. Arens, Elder, & M. (2014:72) menegaskan bahwa auditor
harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus
kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna
mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti. Arens mengingatkan
juga bahwa kompetensi orang-orang yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan
audit tidak aka nada nilainya apabila tidak sikap independent dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.
Kompetensi didenifisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang perkerja
yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi
ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan
dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah lakunya
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup SA 200 dan SA 210?
2. Apakah tujuan dari dilaksanakannya audit?
3. Apa saja prinsip dasar yang harus dipatuhi oleh auditor?
4. Bagaimana pelaksanaan audit berdasarkan standar audit?`
5. Apa saja ketentuan prakondisi suatu audit?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan perikatan audit?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup atas SA 200 dan SA 210.
2. Untuk mengetahui tujuan dari dilaksanakannya audit.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar yang harus dipatuhi oleh seorang
auditor.
4. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan audit berdasarkan standar audit.
5. Untuk mengetahui prakondisi suatu audit.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
perikatan audit.
5
BAB II ISI
A. Pengertian Audit
Menurut Konrath (2002) dalam Agoes (2012:2) dijelaskan pengertian
pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif endapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan
kejadiankejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi
tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
5
6
3. Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode
yang dimulai pada atau setelah tanggal : (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),
atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten).
6. Skeptisisme Profesional
Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptisisme
professional mengingat kondisi tertentu dapat saja terjadi yang
menyebabkan laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material
Skeptisisme professional mencakup kewaspadaan terhadap antara lain
hal-hal sebagai berikut :
Bukti audit yang bertentangan dengan buki audit lain yang diperoleh.
8
7. Pertimbangan Profesional
Auditor harus menggunakan pertimbangan professional dalam
merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan.
Pertimbangan professional merupakan hal penting untuk melaksanakan
audit secara tepat. Hal ini karena interpretasi ketentuan etika dan SA yang
relevan, serta keputusan yang telah diinformasikan yang diharuskan selama
audit tidak dapat dibuat tanpa penerapan pengetahuan dan pengalaman yang
relevan pada fakta dan kondisi terkait. Pertimbangan professional
diperlukan terutama dalam membuat keputusan tentang :
Materialitas dan risiko audit.
Sifat, saat, dan luas prosedur audit yang digunakan untuk
memenuhi ketentuan SA dan mengumpulkan bukti.
Pengevaluasian tentang apakah bukti audit yang cukup dan tepat
telah diperoleh, dan apakah pengevaluasian lebih lanjut dibutuhkan
untuk mencapai tujuan SA dan tujuan keseluruhan auditor.
9
2. Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode
yang dimulai pada atau setelah tanggal : (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),
atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten).
3. Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk menerima atau melanjutkan perikatan audit
hanya ketika basis yang melandasi pelaksanaan audit telah disepakati,
melalui:
a) Penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit; dan
b) Penegasan bahwa ada pemahaman yang sama tentang ketentuan
12
5. Audit Berulang
Dalam audit berulang, auditor harus menilai apakah terdapat kondisi
yang memerlukan suatu revisi terhadap ketentuan perikatan audit dan
apakah perlu mengingatkan entitas yang bersangkutan tentang ketentuan
perikatan audit yang masih berlaku.
Auditor dapat memutuskan untuk tidak mengirimkan surat perikatan
audit yang baru atau perikatan tertulis lainnya di setiap periode audit.
Meskipun demikian, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perlunya
revisi atas surat perikatan audit, antara lain untuk memperbaiki ketentuan
perikatan audit atau untuk mengingatkan klien tentang hal-hal sebagai
berikut :
Adanya indikasi bahwa entitas salah dalam memahami tujuan dan
lingkup audit.
Adanya revisi atau penambahan ketentuan khusus pada perikatan
audit.
Pergantian manajemen senior.
Perubahan kepemilikan secara signifikan.
Perubahan signifikan dalam sifat dan ukuran bisnis klien.
Perubahan dalam ketentuan hukum.
14
Jika tidak ada satu pun tindakan di atas yang dapat dilakukan, auditor
harus mempertimbangkan apakah diperlukan modifikasi opini auditor
berdasarkan SA 705.
A. Kesimpulan
SA 200 mengatur tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika
melakukan audit atas laporan keuangan sesuai dengan SA. Menjelaskan ruang
lingkup, wewenang dan struktur SA 200. SA 200 ditulis dalam konteks audit atas
laporan keuangan. Suatu audit sesuai dengan standar audit dilakukan atas dasar
pemikiran bahwa manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola telah mengakui tanggung jawab tertentu yang mendasar bagi
pelaksanaan audit. Audit atas laporan keuangan tidak membebaskan manajemen
atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dari tanggung jawab mereka.
Tujuan SA 200 untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang
disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan, sehingga memungkinkan auditor
untuk menyatakan suatu opini apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
dan untuk melaporkan laporan keuangan, dan mengomunikasikannya
sebagaimana disyaratkan oleh SA, sesuai dengan temuan auditor.
Standar audit 210 berisi tentang tujuan keseluruhan auditor independen dan
pelaksanaan suatu audit berdasarkan standar audit. Dalam hal ini, SA ini mengatur
mengenai tanggungjawab keseluruhan seorang auditor independen ketika
melaksanakan audit atas laporan keuangan berdasarkan standar audit. Standar
audit 210 ini memuat tentang persetujuan atas syarat-syarat perikatan audit,
dimana SA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati
syarat perikatan audit dengan manajemen, dan jika relevan dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan juga SA ini menetapkan bahwa
terdapat prakondisi tertentu untuk suatu audit.
Tujuan auditor adalah untuk menerima atau melanjutkan perikatan audit
hanya ketika basis yang melandasi pelaksanaan audit telah disepakati, melalui:
Penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit dan penegasan bahwa ada
17
18
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Institut Akuntan Publik Indonesia. (n.d.). Standar Audit ("SA") 200 Tujuan
Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan
Standar Audit.
Institut Akuntan Publik Indonesia. (n.d.). Standar Audit ("SA") 210 Persetujuan
atas Ketentuan Perikatan Audit.
Rengga, F. (2019, Mei 5). Standar Audit (“SA”) 210 Persetujuan atas Ketentuan
Perikatan Audit. Retrieved from Course Hero:
https://www.coursehero.com/file/41257821/Rangkuman-Auditdocx/
Ristiaji, A. (2020). Retrieved from E-Journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta:
https://e-journal.uajy.ac.id/23899/3/EA%20220453.pdf
Setianingsih, A. (2020, Juli). Retrieved from Repository STEI:
http://repository.stei.ac.id/5983/1/BAB%201.pdf
Yuniarti, Y. (n.d.). Standar Audit 210 Persetujuan atas Syarat-Syarat Perikatan
Audit. Retrieved from Academia.Edu:
https://www.academia.edu/34205534/STANDAR_AUDIT_210_PERSET
UJUAN_ATAS_SYARAT_SYARAT_PERIKATAN_AUDIT
19