Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
S1 AKUNTANSI SEMESTER 5
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
dapat sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Audit Manajemen dengan judul “AUDIT ATAS FUNGSI
PENGADAAN”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3. Tujuan....................................................................................................................................4
BAB 2.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1 Tujuan dan Manfaat Audit Pengadaan..................................................................................5
2.2 Ruang Lingkup Audit..............................................................................................................5
2.3 Langkah-Langkah Audit Pengadaan.......................................................................................5
2.4 Proses Pengadaan Barang atau Jasa......................................................................................6
2.5 Kecurangan Dalam Pengadaan..............................................................................................7
2.6 Audit atas Organisasi Pengadaan...........................................................................................9
2.7 Audit Atas Proses Pengadaan..............................................................................................10
2.8 Audit Atas Pelaksanaan Pengadaan.....................................................................................13
2.9 Audit Atas Inspeksi dan Penerimaan Barang atau Jasa........................................................16
2.10 Audit Atas Pembayaran dan Pelaporan...............................................................................17
BAB 3...................................................................................................................................................18
PENUTUP.............................................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui tentang adanya tujuan dan manfaat dari audit pengadaan
1.3.2. Untuk mengetahui tentang ruang lingkup yang ada di audit pengadaan
1.3.3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang ada pada audit pengadaan
1.3.4. Untuk mengetahui proses pengadaan yang ada pada barang atau jasa
1.3.5. Untuk mengetahui kecurangan yang ada pada audit pengadaan
BAB 2
PEMBAHASAN
a. Organisasi pengadaan.
b. Proses pengadaan yang terdiri atas :
Perencanaan pengadaan.
Pelaksanaan pengadaan
Pembayaran dan pelaporan.
Ruang lingkup ini dapat bervariasi,tergantung dari strategi dak kompleksitas sistem
pengadaan di masing-masing organisasi.
Dalam membuat rencana detail audit, ketua tim audit harus mempertimbangkan
beberapa hal termasuk :
Berbagai godaan, baik yang timbul dari perilaku buruknya maupun yang datang dari
pemasok, mendorong pihak pembeli terjebak pada perilaku menyimpang seperti :
Sistem pengadaan yang dibuat perusahaan harus transparan dan efisien berdasarkan
prinsip-prinsip pengadaan berikut :
a. Nilai uang : Pengadaan harus mendapatkan barang/jasa sesuai spesifikasi dengan
harga rendah (memaksimalkan nilai uang).
b. Kejujuran dan keadilan : Panitia pengadaan harus berlaku jujur dan adil kepada
seluruh pemasok yang memenuhi syarat untuk mengikuti kompetisi dalam pengadaan
tersebut.
c. Akuntanel dan transparan : Seluruh proses dalam tahapan-tahapan pengadaan harus
dilengkapi dengan catatan-catatan dan dokumentasi yang memadai sebagai bahan
petanggungjawaban.
d. Efisiensi : Proses pengadaan harus berjalan secara efisien (optimalisasi penggunaan
sumber daya dalam pengadaan.
e. Kompetensi dan integritas : Petugas pengadaan harus memiliki kompetensi yang
memadai dan berintegritas tinggi dalam menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya.
2. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh kepala daerah
untuk menggunakan APBD.
3. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
4. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/institusi yang berfungsi melaksanakan
pengadaan barang/jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri, atau melekat
pada unit yang sudah ada.
5. Pejabat Pengadaan adalah personel yang ditunjuk untuk melaksanakan pengadaan
langsung.
6. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan/
7. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit,
review evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
8. Dalam menjalankan aktivitasnya, fungsi pengadaan harus dilengkapi dengan
panduan/pedoman pengadaan (procurement manual) yang merupakan seperangkat
peraturan, kebijakan, kewenangan tugas dan tanggung jawab yang menjadi pedoman
dalam semua aktivitas pengadaan.
9. Prinsip-prinsip pemisahan tugas harus tertuang jelas dalam peraturan tersebut, di
mana fungsi-fungsi pencatatan, penyimpangan, operasional harus terpisah satu sama
lain. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan terjadinya pengecekan silang secara
internal (internal cross check) antar fungsi sebagai bentuk pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna atas
barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat tentang
spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar kualitas, dan waktu penggunaannya. Pada
perusahaan perdagangan, daftar ini dilengkapi dengan batas stok maksimum dan minimum,
barang yang dipungut PPN atau tidak. Dengan daftar ni, perusahaan dapat terhindar dari
beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2) kelebihan/kekurangan stok, (3)
dana terikat pada barang/jasa yang belum digantikan, serta (4) pembelian barang/jasa yang
tidak sesuai dengan standar kualitas.
Selain daftar kebutuhan barang/jasa, perusahaan juga harus memiliki daftar pemasok
terpilihh yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya dengan cara paling ekonomis.
Sebelum dimasukan dalam daftar pemasok terpilih, perusahaan harus melakukan verifikasi
terlebih dahulu atas keberadaan pemasok tersebut. Hal ini dapat menghindari perusahaan
melakukan transaksi dengan pemasok yang salah atau memiliki catatan kinerja yang tidak
baik. Pemasok-pemasok ini ermuat dalam daftar pemasok terpilih yang telah memeahami
dengan baik spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan perusahaan, frekuensi kebutuhan, dan
waktu pengirimannya. Pemasok ini telah memiliki komitmen untuk menyediakan barang/jasa
kebutuhan perusahaan secara tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, dan harga yang
bersaing, yang biasanya tertuang dalam kontrak jangka panjang. Baik daftar kebutuhan
barang/jasa maupun daftar pemasok terpilih sangat membantu dalam hal organisasi
melakukan pembelian kembali.
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan pemasok, berkaitan
dengan intergritas pelayanan dan kemampuannya untuk menyediakan serta mengirimkan
barang/jasa ya ng dibutuhkan dengan tepat waaktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan
harga yang paling murah relatif dari pemasok lain. Auditor harus menilai dengan cermat
perencanaan pengadaan barang/jasa perusahaan agar kebutuhan barang/jasa dapat terpenuhi
secara tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan harga yang paling murah tanoa
melanggar prinsip-prinsip tata kelola pengadaan barang/jasa yang baik. Penelusuran terhadap
pedoman, rencana (anggaran, spesifikasi barang, dab waktu penggunaan) serta risalah rapat
perencanaan pengadaan memungkinkan auditor dapat mendeteksi kecurangan/penyimpangan
yaang mungkin terjadi pada perencanaan pengadaan.
Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna atas
barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat tentang
spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar kualitas, dan waktu penggunaannya. Pada
perusahaan perdagangan, daftar ini dilengkapi dengan batas stok maksimum dan minimum,
barang yang dipungut PPN atau tidak. Dengan daftar ni, perusahaan dapat terhindar dari
beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2) kelebihan/kekurangan stok, (3)
dana terikat pada barang/jasa yang belum digantikan, serta (4) pembelian barang/jasa yang
tidak sesuai dengan standar kualitas.
Selain daftar kebutuhan barang/jasa, perusahaan juga harus memiliki daftar pemasok
terpilihh yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya dengan cara paling ekonomis.
Sebelum dimasukan dalam daftar pemasok terpilih, perusahaan harus melakukan verifikasi
terlebih dahulu atas keberadaan pemasok tersebut. Hal ini dapat menghindari perusahaan
melakukan transaksi dengan pemasok yang salah atau memiliki catatan kinerja yang tidak
baik. Pemasok-pemasok ini ermuat dalam daftar pemasok terpilih yang telah memeahami
dengan baik spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan perusahaan, frekuensi kebutuhan, dan
waktu pengirimannya. Pemasok ini telah memiliki komitmen untuk menyediakan barang/jasa
kebutuhan perusahaan secara tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, dan harga yang
bersaing, yang biasanya tertuang dalam kontrak jangka panjang. Baik daftar kebutuhan
barang/jasa maupun daftar pemasok terpilih sangat membantu dalam hal organisasi
melakukan pembelian kembali.
Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam pemilihan pemasok, berkaitan
dengan intergritas pelayanan dan kemampuannya untuk menyediakan serta mengirimkan
barang/jasa ya ng dibutuhkan dengan tepat waaktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan
harga yang paling murah relatif dari pemasok lain. Auditor harus menilai dengan cermat
perencanaan pengadaan barang/jasa perusahaan agar kebutuhan barang/jasa dapat terpenuhi
secara tepat waktu, tepat kuantitas, tepat kualitas, dan dengan harga yang paling murah tanoa
melanggar prinsip-prinsip tata kelola pengadaan barang/jasa yang baik. Penelusuran terhadap
pedoman, rencana (anggaran, spesifikasi barang, dab waktu penggunaan) serta risalah rapat
perencanaan pengadaan memungkinkan auditor dapat mendeteksi kecurangan/penyimpangan
yaang mungkin terjadi pada perencanaan pengadaan.
Untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat rutin, banyakperusahaan saat ini hanya
melakukan transaksi dengan pemasok tertantu dalam pengadaan barang/jasanya. Dari daftar
pemasok yang terpilih yang dimiliki, perusahaan memperoleh keyakinan bahwa pemasok
tersebut mampu memenuhi kebutuhan barang/jasanya secara tepat baik kuantitas, kualitas,
maupun waktu pada harga yang relatif lebihh murah dari pemasok lain. Hal ini adalah bagian
dari strategi pengadaan yang efisien karena proses pengadaan berjalan lebih singkat dan tidak
melibatkan banyak pemasok. Perusahaan yang menerapkan metode Just in Time (JIT) dalam
proses produksinya, mengintegrasikan kekuatan pemasok dan strategi bisnisnya. Maka dari
itu, metode produksi ini hanya memilih beberapa pemasok saja yang memiliki kemampuan
dan komitmen untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa perusahaan sesuai dengan
spesifikasinya,kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu. Dengan strategi ini, proses pengadaan
tidak berjalan terlalu rumit yang menyerap banyak waktu dan tenaga dalam menyeleksi
penaaran banyak pemasok dan penangan barang/jasa yang diterima dari pemasok baru, yang
menjadikan pengadaan dengan penunjukkan langsung. Di samping untuk memenuhi
kebutuhan rutin, metode ini juga banyak digunakan dalam pemenuhan kebutuhan barang/jasa
yang bersifat mendesak (urgent).
Pada pengadaan baarang/jasa yang tidak bersifat rutin atau merupakan investasi
dan melibatkan sumber daya keuangan yang besar, perusahaan mungkin melakukannya
melalui tender terbatas atau tender terbuka, sesuai dengan besarnya nilai pengadaan dan
spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan. Pedoman pengadaan barang/jasa yang dimiliki
perusahaan seharusnya mengatur batas-batas pengadaan yang harus dilakukan melalui
penunjukan langsung, tender terbatas, dan tender terbuka, berdasarkan spesifikasi
barang/jasa yang dibutuhkan dan besarnya dana yang terlibat dalam pengadaan tersebut.
Secara umum, pengadaan barang/jasa yang dlakukan melalui tender, baik terbuk
maupun terbatas, melibatkan (walaupun tidak terbatas pada) aktivitas-aktivitas berikut:
4. Pengumuman pelelangan/seleksi/pengadaan.
9. Evaluasi penawaran.
Evaluasi penawaran adalah tahapan paling sensitif dalam proses tender. Jika tahap ini
tidak dikelola dengan baik dan penuh kehati-hatian, dapat terjadi distorsi informasi yang pada
akhirnya hanya menguntungkan pemasok tertentu. Berbagai antisipasi harus diambil untuk
memastikan bahwa evaluasi telah berjalan secara adil dan benar. Prinsip dasar: nilai uang,
keadilan dan kejujuran, transaparansi, serta tidak memihak harus tertuang pada semua
tahapan dalam proses pengadaan. Nilai evaluasi penawaran adalah penawar yang paling
responsif dengan bobot skor tertinggi. Audit pada tahap ini menjadi tantangan tersendiri bagi
auditor, karena tata kelola pengadaan sebagian besar berjalan pada tahap ini dan celah-celah
kolusi antara pelaksana pengadaan dengan pemasok/rekanan kemungkinan banyak terjadi
pada tahap ini. Menelusuri dengan cermat dokumen pengadaan dan membandingkannya
dengan prosedur (petunjuk pelaksanaan/teknis) yang menjadi pedomannya, memungkinkan
auditor dapt mendeteksi kecurangan/penyimpangan yang mungkin terjadi.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, kami dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu Tujuan
dan manfaat audit salah satunya adalah untuk mencapai tujuan, sesuai dengan visi dan misi
organisasi. Hasildari fungsi ini, perusahaan mendapatkan laporanyang menyajikan penilaian
atas organisasi. Selain itu, ruang lingkup audit pengadaan adalah organisasi pengadaan dan
proses pengadaan. Selanjutnya langkah-langkah audit ada 4 yaitu; perencanaan
audit,pengumpulan dan evaluasi temuan audit,pelaporan,tindak lanjut hasil audit. Sedangkan
secara garis besar proses pengadaan barang/jasa adalah meliputi beberapa tahapan antara lain;
perencanaan pengadaan,pelaksanaan pengadaan, pelaksanaan kontrak penyerahan barang dan
pembayaran dan pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34697451/Audit_Pengadaan_Edit_docx