“RISK RESPONSE”
Dosen pengampu: R. Ery Wibowo A.S, SE., M.Si., Ak, CA
Disusun Oleh:
1. Nisa’ul Arifa R (E2B019063)
2. Alnisa Dewi R. (E2B019066)
3. Julia Rachma H (E2B019074)
4. Aviana Dea S (E2B019088)
5. Indah Purbasari (E2B019093)
6. Indarti Amalia R.
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Worksheet Risk Response...........................................................3
2.2 Peristiwa Kemudian......................................................................................4
2.2.1 Tipe Peristiwa Kemudian.......................................................................5
2.2.2 Prosedur Pengujian Audit......................................................................6
2.3 Kelangsungan Usaha (Going Concern)..........................................................8
2.4 Representasi manajemen..............................................................................10
2.5 Pakar Auditor...............................................................................................11
2.6 Pakar Manajemen........................................................................................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
3.1 Kesimpulan.................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Risiko salah saji material dalam laporan keuangan berada diluar kendali
auditor. Auditor harus melakukan penilaian risiko (risk assessment) untuk
menentukan risiko salah saji material dalam laporan keuangan, langkah
berikutnya auditor merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat
sebagai tanggapan terhadap risiko yang dinilainya (assessed risk of material
misstatement) atau dapat juga disebut “menekan risiko pendeteksian”. Berikut 3
langkah auditor untuk menekan risiko audit ke tingkat yang lebih rendah: (1) Risk
Assessement, (2) Risk Response, (3) Reporting. (Dikutip dari kitalagini blogspot .
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada pukul 15.15 WIB. )
Pada makalah kali ini, penulis akan membahas tentang Risk Response atau
menanggapi risiko. Penjelasan singkat mengenai Risk Response adalah
merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang menanggapi risiko
(salah saji yag material) yang telah diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat laporan
keuangan dan asersi. (Dikutip dari kitalagini blogspot . Diakses pada tanggal 12
Oktober 2021 pada pukul 15.15 WIB. )
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang diketahui tentang worksheet Risk Response?
2. Peristiwa apa yang terjadi jika adanya Risk Response?
3. Bagaimana kelangsungan usaha jika adanya Risk Response?
4. Bagaimana representasi manajemen terhadap Risk Response?
5. Bagaimana pakar auditor dan pakar manajemen menanggapi Risk
Response?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari worksheet risk response
2. Untuk mengetahui peristiwa kemudian jika terjadi risk response
3. Untuk mengetahui kelangsungan usaha jika terjadi risk response
4. Untuk mengetahui representasi manajemen terhadap risk response
5. Untuk mengetahui pendapat para pakar auditor dan pakar manajemen
dalam menannggapi risk response
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Peristiwa Kemudian
Dalam menentukan kewajaran laporan keuangan klien, Auditor tidak
hanya bertanggung jawab pada pemeriksaan atas kejadian dan transaksi yang
terjadi sampai dengan tanggal neraca. Berdasarkan PSA No. 46 (SA 560, tentang
Peristiwa Kemudian), Auditor wajib melakukan penelaahan atas peristiwa
kemudian, penelaahan pasca neraca. Kategori peristiwa kemudian yang dimaksud
adalah:
(Mercu Buana (2016). Modul Auditing 2. Diakses pada 12 Oktober 2021, dari
https://modul.mercubuana.ac.id pada pukul 13.55)
4
(Mercu Buana (2016). Modul Auditing 2. Diakses pada 12 Oktober 2021, dari
https://modul.mercubuana.ac.id pada pukul 13.55)
5
tanggal neraca. Peristiwa tipe ini memerlukan pengungkapan dalam
laporan keuangan, atau bila peristiwa tersebut sangat material, maka perlu
pro-forma (pelengkap) pada laporan keuangan. Contoh peristiwa
kemudian tipe 2, antara lain:
1) Penurunan nilai pasar efek-efek yang disimpan sebagai investasi
sementara atau penjualan kembali efek-efek;
2) Penerbitan obligasi atau efek-efek ekuitas;
3) Penurunan nilai pasar persediaan sebagai konsekuensi tindakan
pemerintah yang menghalangi penjualan barang;
4) Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.
(Mercu Buana (2016). Modul Auditing 2. Diakses pada 12 Oktober 2021, dari
https://modul.mercubuana.ac.id pada pukul 13.55)
6
akan dilaporkan; dan membuat berbagai perbandingan lainnya yang
dipertimbangkan cukup memadai sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Tanya jawab dengan manajemen, pejabat atau eksekutif yang bertanggung
jawab atas masalah keuangan dan akuntansi tentang:
a) Apakah ada utang bersyarat yang cukup besar atau komitmen yang terjadi
pada tanggal neraca yang dilaporkan pada tanggal pertanyaan diajukan;
b) Apakah ada perubahan yang cukup signifikan dalam modal saham, utang
jangka panjang, atau modal kerja sampai pada tanggal pertanyaan diajukan
c) Status sekarang mengenai unsur dalam laporan keuangan, yang
dipertanggungjawabkan berdasarkan data sementara awal, atau data yang
tidak konklusif;
d) Apakah penyesuaian yang tidak biasanya terjadi telah dibuat selam periode
dari tanggal neraca sampai dengan tanggal pertanyaan diajukan.
3. Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi
lainnya, yang dibuat setelah tanggal neraca yang memungkinkan adanya
peristiwa kemudian yang memengaruhi laporan keuangan periode berjalan.
4. Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien tentang adanya
tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
5. Mendapatkan surat pernyataan dari pejabat yang berwenang yang bertanggal
sama dengan tanggal pelaporan audit, yaitu merupakan pernyataan formal
klien mengenai berbagai masalah yang berbeda dalam keseluruhan audi,
termasuk diskusi mengenai peristiwa kemudian, apakah membutuhkan
penyesuaian atau pengungkapan.
6. Menelaah catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca. Jurnal dan buku
besar harus ditelaah untuk menentukan keberadaan dan sifat setiap transaksi
yang berkaitan dengan tahun berjalan. Kalau jurnal tidak dimutakhirkan,
dokumen yang berkaitan dengan jurnal harus ditelaah.
(Mercu Buana (2016). Modul Auditing 2. Diakses pada 12 Oktober 2021, dari
https://modul.mercubuana.ac.id pada pukul 13.55)
7
2.3 Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Menurut Buku Panduan ATLAS, pada kertas kerja ini auditor melakukan
identifikasi dan menilai apakah terdapat isu mengenai keberlangsungan usaha
(going concern) dari klien. Secara garis besar terdapat 2 aspek kriteria dalam
menilai kelangusngan usaha klien yaitu:
1. Aspek Keuangan;
2. Aspek Operasional.
Masing-masing kriteria ini telah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab oleh auditor berdasarkan hasil pengamatan dan informasi yang
diperoleh auditor baik informasi ekternal maupun dari informasi manajemen.
Menurut SA 570 Kelangsungan Usaha
Ruang Lingkup
Standar Audit ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas
laporan keuangan yang berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan
usaha oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan.
Asumsi Kelangsungan Usaha
8
keuangan tidak mencakup suatu ketentuan eksplisit untuk melakukan hal
tersebut.
Penilaian manajemen atas kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya melibatkan suatu pertimbangan. Faktor-faktor berikut
ini adalah relevan dengan pertimbangan tersebut:
1. Tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan hasil suatu peristiwa
atau kondisi meningkatkan secara signifikan. Untuk alasan tersebut,
kebanyakan kerangka pelaporan keuangan yang mencantumkan secara
eksplisit adanya keharusan suatu penilaian oleh manajemen
menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan untuk
mempertimbangkan seluruh informasi yang tersedia.
2. Ukuran dan kompleksitas entitas, sifat dan kondisi bisnisnya, serta tingkat
keterpengaruhannya oleh faktor eksternal.
3. Setiap pertimbangan tentang masa depan didasarkan atas informasi
yangtersedia ketika pertimbangan dilakukan. Peristiwa setelah
tanggal pelaporan dapat menghasilkan keluaran yang tidak
konsisten.
(Dikutip dari E-Buku Panduan Penggunaan Aplikasi ATLAS 2018 hal. 51-53 .
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada pukul 15.15 WIB. )
Catatan:
Jika isu kelangsungan usaha teridentifikasi, auditor harus melakukan
prosedur sebagaimana disyaratkan dalam SA diantaranya berupa:
a. Mendapatkan dokumen pendukung yang relevan terkait rencana
manajemen dalam merespon isu going concern perusahaan.
b. Melakukan evaluasi kembali berdasarkan dokumen rencana
menajemen dan hasil permintaan keterangan dengan menajemen
apakah rencana manajemen masih reasonable.
(Dikutip dari E-Buku Panduan Penggunaan Aplikasi ATLAS 2018 hal. 51-53 .
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada pukul 15.15 WIB. )
9
2.4 Representasi manajemen
Kertas kerja ini digunakan untuk mengidentifikasi apakah auditor telah
memperoleh surat representasi dari manajemen dan isinya telah sesuai dengan SA
580 Representasi Tertulis. Representasi tertulis diperoleh menjelang akhir atau
mendekati, tetapi tidak sesudah, tanggal laporan auditor atas laporan keuangan.
Pernyataan tertulis mencakup seluruh laporan keuangan dan seluruh periode yang
disebutkan dalam laporan keuangan. Berdasarkan SA 580 Representasi
Manajemen, terdapat beberapa keuntungan yang terkait isi dan hal-hal yang harus
tercakup dalam representasi manajemen. Hal tersebut dituangkan dalam bentuk
pertanyaan di kolom KONDISI. (Dikutip dari E-Buku Panduan Penggunaan
Aplikasi ATLAS 2018 hal. 54-55 . Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada
pukul 15.15 WIB. )
Cara pengisian:
10
2. Auditor dapat menambahkan informasi penjelas dalam kolom
“KOMENTAR” mengenai kondisi dari masing-masing pernyataan.
3. Auditor dapat menambahkan referensi/link ke kertas kerja yang
mendukung.
4. Jika semua pertanyaan telah dijawab maka akan muncul simpulan
secara otomatis sesuai dengan hasil jawaban yang dapat
berupa :“Representasi manajemen telah memadai” atau
“Representasi manajemen tidak memadai”
5. Jika simpulan muncul tulisan “Representasi manajemen tidak
memadai” . Auditor diminta untuk menjelaskan hal tersebut pada kotak
penjelasan.
6. Kotak “Status KPP” menginformasikan kertas kerja kelengkapan
pengisian kotak warna “Hijau”. Status KKP dapat berupa
“Completed” jika seluruh pertanyaan telah diisi/dijawab, dan
sebaliknya “Incompleted”.
7. Auditor mempertimbangkan SA lainnya yang harus mengharuskan
surat representasi manajemen memuat hal-hal relevan lainnya, seperti
SA 540 unuk menyatakan kewajaran asumsi estimasi akuntansi yang
digunakan manajemen.
(Dikutip dari E-Buku Panduan Penggunaan Aplikasi ATLAS 2018 hal. 54-
55 . Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada pukul 15.15 WIB. )
11
Auditor mengevaluasi apakah diperlukan pakar auditor untuk menilai
suatu asersi dari akun tertentu.
2. Evaluasi atas kompetensi, kapabilitas dan objektivitas pakar auditor
Jika pakar auditor digunakan dan auditor akan menggunakan hasil
pekerjaannya sebagai bukti audit, maka auditor harus melakukan analisis
atas kompetensi, kapabilitas dan objektivitas pakar auditor. 3
3. Ruang lingkup pekerjaan pakar audit
Auditor harus melihat kepada ruang lingkup pekerjaan auditor untuk
menentukan apakah ruang lingkup tersebut sesuai dengan data yang
dibutuhkan auditor untuk menyimpulkan suatu asersi.
4. Evaluasi Kecukupan
Pekerjaan Pakar Auditor harus menguji kecukupan bukti yang diperoleh
oleh pakar auditor apakah wajar dan dapat dijadikan sebagai bukti audit
yang cukup dan memadai untuk menarik simpulan. Contohnya: apakah
asumsi yang digunakan oleh pakar auditor telah sesuai dengan data
pembanding.
(Dikutip dari E-Buku Panduan Penggunaan Aplikasi ATLAS 2018 hal.
55 . Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada pukul 15.15 WIB. )
12
2.6 Pakar Manajemen
Manajemen mengevaluasi risiko, kemudian menentukan sikap atau
respons terhadap risiko-risiko ini. Respons dari manajemen ini tergantung pada
risiko yang dihadapi.
Respons tersebut dapat berupa:
Menghindari risiko (avoidance)
Mengurangi risiko (reduction)
Memindahkan risiko (sharing)
Menerima risiko (acceptance)
(Dikutip dari bbs.binus.ac.id . Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada pukul
15.15 WIB. )
Cara pengisian kertas kerja ini sama seperti pengisian penggunaan pakar auditor.
(Dikutip dari E-Buku Panduan Penggunaan Aplikasi ATLAS 2018 hal. 56 .
Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada pukul 15.15 WIB. )
Cara Pengisian:
1. Auditor harus mengidentifikasi apakah klien menggunakan pakar auditor atau
tidak dengan mengisi dropdown YA atau TIDAK. Jika dijawab YA maka akan
muncul prosedur lanjutan. Jika dijawab TIDAK maka tidak muncul prosedur
dimaksud. Walaupun dipilih TIDAK namun auditor harus tetap tetap membuat
simpulan di bagian akhir dengan memilih “TIDAK RELEVAN”.
2. Auditor harus mengisi tabel Informasi Umum Pakar Auditor sebagai berikut:
13
kolom “Faktor-faktor Yang Dipertimbangkan”.
4. Bagian Akhir/Simpulan
a. Auditor harus mengisi kotak simpulan berdasarkan pertimbangan pada
isian pertanyaan. Simpulan dapat dipilih secara dropdown dengan 3
pilihan yaitu: memadai/tidak memadai/tidak relevan.
b. Jika dipilih dropdown "tidak memadai" maka akan muncul tulisan
“Jelaskan penyebab pekerjaan pakar auditor tidak memadai dan
bagaimana respon auditor atas hal tersebut". Auditor diminta untuk
menjelaskan hal tersebut pada kotak penjelasan.
c. Kotak “Status KKP” menginformasikan kertas kerja kelengkapan
pengisian kotak warna “Hijau”. Status KKP dapat berupa “Completed”
jika simpulan telah diisi, dan sebaliknya “Incompleted” jika belum diisi.
(Dikutip dari E-Buku Panduan Penggunaan Aplikasi ATLAS 2018 hal.
56 . Diakses pada tanggal 12 Oktober 2021 pada pukul 15.15 WIB. )
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Worksheet Pada Risk Response adalah sebuah kertas kerja yang digunakan
sebagai media informasi pengolahan angka laporan keuangan sebagai
pengambilan pengambilan keputusan di mana para pemangku kepentingan
memutuskan bagaimana menangani setiap risiko.
Dalam kutipan ISA 330.3 mengenai tujuan auditor dalam proses audit
tahap 2: “Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tentang risiko (salah saji material) yang dinilai, dengan merancang dan
mengimplementasikan tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut”
Dalam tahap ini auditor:
a) Menilai risiko bawaan dan risiko pengendalian pada tingkat laporan
keuangan dan pada tingkat asersi (untuk setiap jenis transaksi, saldo
akun, dan pengungkapan)
b) Mengembangkan prosedur aktif responsif, yakni prosedur audit yang
menanggapi risiko yang dinilai.
Berdasarkan SA 580 Representasi Manajemen, terdapat beberapa
ketentuan yang terkait isi dan hal-hal yang harus tercakup dalam representasi
manajemen. Hal tersebut dituangkan dalam bentuk pertanyaan di kolom
KONDISI.
Auditor melakukan identifikasi atas penggunaan pakar auditor dalam
pengujian suatu akun. Berdasarkan SA 620, prosedur yang harus dicakup oleh
auditor diantaranya Penentuan Kebutuhan Pakar Auditor, Evaluasi atas
kompetensi, kapabilitas dan objektivitas pakar auditor, Ruang lingkup pekerjaan
pakar audit, dan Evaluasi Kecukupan.
Pakar manajemen mengevaluasi risiko, kemudian menentukan sikap atau
respons terhadap risiko-risiko ini. Respons dari manajemen ini tergantung pada
risiko yang dihadapi
15
DAFTAR PUSTAKA
- Suparto, Agus, dkk (2019), Buku Panduan ATLAS diakses pada 11 Oktober
2021 dari https://pppk.kemenkeu.go.id/media/document/5488/buku-panduan-
atlas.pdf pada pukul 10.20
- Standar Audit 507 Kelangsungan Hidup. Diakses pada 12 Oktober 2021 dari
https://www.kompasiana.com/nrlr/598df26691b2714d4c49a872/standar-audit-
570-kelangsungan-usaha pada pukul 08.20
- Mercu Buana (2016). Modul Auditing 2. Diakses pada 12 Oktober 2021, dari
https://modul.mercubuana.ac.id pada pukul 13.55
- Rvn, Robby (2016). Risiko Audit (berbasis ISA). Diakses pada tanggal 12
Oktober 2021, dari http://kitalagini.blogspot.com/2016/11/risiko-audit-
berdasarkan-isa.html?m=1 pada pukul 15.15
16