Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERBANKAN SYARIAH

IMPLEMENTASI PRINSIP KEUANGAN SYARIAH MENJADI PRODUK


PERBANKAN SYARIAH

Dosen Pengampu: Dr. Hardiwinoto, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 10:

1. Nita Aprilia Rusadi (E2B019053)


2. Citra Hernugraheni (E2B019071)
3. Nindya Cica Patricia (E2B019077)
4. Ela Kurniyati (E2B019099)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKOOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Kata Pengantar
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Perbankan Syariah
sebagaimana mestinya dan terlaksananya menyelesaikan pembuatan makalah
mengenai “Implementasi Prinsip Keuangan Syariah Menjadi Produk Perbankan
Syariah”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
mengingat kurangnya pengetahuan serta pengalaman penulis, oleh karena itu
diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Mungkin hanya
sekian pengantar ini kami buat, besar harapan bahwa makalah ini dapat diterima.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Melalui doa dan harapan, semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada umumnya. Atas
perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Semarang, 28 November 2021

Penyusun

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
Pengertian Perbankan Syariah........................................................................................7
Prinsip prinsip Keuangan Syariah..................................................................................8
Ciri-ciri Lembaga Keuangan Syariah.............................................................................9
Prinsip Hukum Perbankan Syariah...............................................................................10
Konsep Dasar Transaksi dalam Perbankan Syariah......................................................11
Prinsip - prinsip Sistem keuangan syariah....................................................................11
Cara kerja bank Syariah berdasarkan prinsip Syariah..................................................12
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
Kesimpulan..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum Islam pada dasarnya merupakan konsep yang baku, namun
pada perjalanannya tidak menutup kemungkinan dilakukan ijtihad - ijtihad
di dalam bidang yang dibolehkan selama tidak keluar dari bingkai Syari`ah
Islamiyah. Sehingga Islam memang betul-betul mampu menjawab seluruh
perkembangan zaman.
Demikian juga halnya dengan sistem ekonomi Islam yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem Islam, juga tidak
luput dari aktivitas ijtihad. Dengan demikian sistem ekonomi Islam
diharapkan mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan ekonomi
yang dihadapi oleh umat manusia, tanpa keluar dan melanggar ketentuan
hukum Allah SWT. Sistem ini memiliki pengawasan yang melekat pada
diri setiap individu pelaku ekonomi yang berakar pada keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT. Sistem ini pula menyelaraskan antara
kemashlahatan individu dengan kemashlahatan orang banyak.
Konsep keadilan Islam dalam ekonomi (khususnya dalam
distribusi pendapatan) menghendaki seluruh element dalam faktor
produksi mendapatkan imbalan sesuai dengan kontribusinya masing-
masing. Faktor modal, tenaga kerja, material asset, dan entrepreneurship,
harus dihargai secara adil. Dalam pandangan Islam modal (uang) dengan
sendirinya tidak memiliki banyak makna, modal baru bermakna jika ada
faktor lain semisal tenaga kerja. Uang dengan sendirinya tidak akan
menghasilkan sesuatu, tetapi jika ingin menghasilkan maka uang harus
diinvestasikan pada sektor riil.
Islam sebagai sebuah agama adalah sistem yang memberikan
tuntunan bagi umat manusia untuk menjalankan kehidupan ini dengan baik
dan benar. Baik yang berkaitan dengan hal-hal yang mengatur hubungan

4
manusia dengan Tuhannya (ibadah), maupun hal hal yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia yang lainnya (mu'amalah). Ibadah
diperlukan dengan tujuan untuk menjaga ketaataan dan keharmonisan
hubungan antara makhluq dan Khaliq, serta untuk mengingatkan secara
terus menerus tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
Ketentuan-ketentuan muamalah diturunkan untuk menjadi rules of game
dalam keberadaan manusia sebagai makhluk sosial.
Sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk berprasangka
baik terhadap sistem Islam. Kita harus yakin bahwa Islam (termasuk
sistem ekonominya) akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan
yang dihadapi oleh manusia. Keyakinan ini harus terus dipupuk dan
disuburkan khususnya dalam diri ummat Islam. Dengan cara membuka
dan menampilkan tatanan teoretis ke dalam tatanan praktis. Jika riba
dengan segala modusnya diharamkan, tentunya harus ada jalan keluar
yang dapat menggantikan posisinya. Jika lembaga keuangan yang ada
masih menjalankan praktek riba, tentunya harus disediakan satu lembaga
keuangan yang jauh dari riba. Ketika Allah mengharamkan sesuatu,
sesungguhnya Allah menghalalkan yang lain yang jumlahnya jauh lebih
banyak dan lebih baik untuk umatNya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan di atas, maka perumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa itu Perbankan Syariah?
2. Bagaimana prinsip-prinsip keuangan syariah?
3. Apa saja ciri-ciri perbankan syariah?
4. Bagaimana prinsip hukum perbankan syariah?
5. Bagaimana konsep dasar transaksi dalam perbankan syariah?
6. Bagaimana prinsip sistem keuangan syariah?
7. Bagaimana cara kerja bank syariah berdasarkan prinsip
syariah?
8. Apa saja produk dan jasa perbankan syariah secara umum?

5
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perbankan syariah
2. Mengetahui prinsip prinsip syariah
3. Mengethaui perbankan syariah
4. mengetahui prinsip hukum perbankan syariah
5. Mengetahui konsep dasar transaksi dalam perbankan syariah
6. Mengetahui prinsip sistem keuangan syariah
7. Mengetahui cara kerja bank syariah berdasarkan prinsip syariah
8. Mengetahui produk dan jasa perbankan syariah secara umum

6
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Perbankan Syariah


Perbankan syariah atau perbankan Islam (dalam bahasa Arab al-
Mashrafiyahal-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem
ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan
atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba),
serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang bersifat (haram).
Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal
tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan
dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan
yang tidak Islami, dan lain-lain.
Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasarkan sistem syariah (hukum islam). Usaha
pembentukkan sistem ini berangkat dari larangan slam untuk memungut
dan meminjam bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasi
untuk usaha yang dikategorikan haram,misalnya dalam
makanan,minuman,dan usaha-usaha lam yang tidak islami.yang hal
tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional Di Indonesia pelopor
perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun1991.
Bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah
serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter
pada akhir tahun 90-an schingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari
modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini
dan pada penode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.

7
Tujuan utama mendirikan perbankan syariah adalah untuk
menunaikan perintah Allah dalam bidang ekonomi dan muamalah serta
membebaskan masyarakat Islam dari kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh
agama Islam. Untuk melaksanakan tugas ini serta menyelesaikan masalah
yang memerangkap umat Islam hari ini , bukanlah hanya menjadi tugas
seseorang atau sebuah lembaga, tetapi merupakan tugas dan kewajiban
setiap muslim. Menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berekonomi dan
bermasyarakat sangat diperlukan untuk mengobati penyakit dalam dunia
ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.

Prinsip prinsip Keuangan Syariah


Ada sepuluh prinsip keuangan syariah yang bisa ditemukan dalam
lembaga keuangan syariah. Sepuluh prinsip inilah yang membedakan
dengan lembaga keuangan konvensional. Sepuluh prinsip keuangan
syariah tersebut adalah Mudharabah, Musyarakah, Wadiah, Murabahah,
Salam, Istishna, Ijarah, Qardh, Hawalah/Hiwalah, dan Wakalah.
a. Mudharabah merupakan akad yang dilakukan oleh pemilik modal dan
pengelola dana. Dalam akad tersebut disebutkan ada pembagian
keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Ini berarti ketika ada risiko
kerugian juga ditanggung bersama.
b. Musyarakah merupakan akad kerjasama, namun dilakukan oleh dua
atau lebih pemilik modal dalam mendirikan usaha. Risiko keuntungan
dan kerugian akan ditanggung sesuai dengan kontribusi masing-
masing.
c. Wadi’ah merupakan titipan modal kepada pihak kedua atau pengelola
bank syariah. Dimana titipan itu nantinya bisa digunakan atas dasar
kesepakatan bersama.
d. Murabahah merupakan akad jual beli antar pihak bank dan juga
nasabah. Dengan kesepakatan jual beli tersebut maka akan sah
beberapa hal terkait dengan apa yang dijual dan dibeli.

8
e. Salam merupakan transaksi jual dan beli barang. Dalam transaksi ini
telah diketahui berapa harga pokok dan juga berapa keuntungan yang
ditambahkan. Harga-harga tersebut telah disepakati bersama.
f. Istishna merupakan transaksi jual beli dimana penyerahan uang bisa
dicicil.
g. Ijarah merupakan sebuah akad untuk memindahkan hak guna barang
atau juga jasa dengan upah sewa. Pemindahan hak guna ini tanpa
diikuti pemindahan hak milik.
h. Qardh merupakan perjanjian pinjam meminjam uang tanpa bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan. Namun ada kontrak sebagai ganti
biaya Qardh tersebut.
i. Hawalah adalah pengalihan hutang kepada orang lain yang wajib
menanggung hutang yang dialihkan tersebut.
j. Wakalah yang merupakan pelimpahan penguasaan kepada orang lain
untuk melakukan kewenangan tertentu.

Ciri-ciri Lembaga Keuangan Syariah


Ciri-ciri sebuah Lembaga Keuangan Syariah dapat dilihat dari hal-
hal sebagai berikut:
a. Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah
harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.
b. Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana, dan
Lembaga Keuangan Syariah sebagai intermediaryinstitution,
berdasarkan kemitraan, bukan hubungan debitur-kreditur.
c. Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya berdasarkan profit
orianted, tetapi juga falah orianted, yakni kemakmuran di dunia dan
kebahagiaan di akhirat.
d. Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga Syariah berdasarkan
prinsip kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa guna
transaksi komersial, dan pinjam-meminjam (qardh/ kredit) guna
transaksi sosial.

9
e. Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi yang halal dan
tidak menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syiar Islam
Dalam membangun sebuah usaha, salah satu yang dibutuhkan
adalah modal. Modal dalam pengertian ekonomi syariah bukan hanya
uang, tetapi meliputi materi baik berupa uang ataupun materi lainnya,
serta kemampuan dan kesempatan. Salah satu modal yang penting
adalah sumber daya insani yang mempunyai kemampuan di bidangnya.

Prinsip Hukum Perbankan Syariah


1. Prinsip Kerahasiaan Rahasia bank adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan
simpanannya. Prinsip kerahasiaan bank bermula timbul dari tujuan
untuk melindungi kepentingan nasabah bank agar terlindungi
kerahasiaan yang menyangkut keadaan keuangannya dan data pribadi
nasabah Prinsip Kepercayaan.
2. Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang melandasi hubungan
antara bank dan nasabah bank. Bank berusaha dari dana masyarakat
yang disimpan berdasarkan kepercayaan, sehingga setiap bank perlu
menjaga kesehatan banknya dengan tetap memelihara dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat.
3. Prinsip Kehati-hatian adalah suatu asas yang mengatakan bahwa bank
dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan
prinsip kehati- hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat
yang dipercayakan padanya. Demikian pula sebaliknya ketika
nasabah mendapatkan pembiayaan dari perbankan harus berhati-hati
dalam penggunaannya (sesuai kesepakatan).
4. Prinsip Mengenal Nasabah merupakan prinsip yang diterapkan bank
untuk mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi
nasabah termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan.

10
Konsep Dasar Transaksi dalam Perbankan Syariah
1. Efisiensi, mengacu pada prinsip saling menolong untuk berikhtiar,
dengan tujuan mencapai laba sebesar mungkin dan biaya yang
dikeluarkan selayaknya.
2. Keadilan, mengacu pada hubungan yang tidak menzalimi
(menganiaya). Saling ikhlas mengikhlaskan antar pihak – pihak yang
terlibat dengan persetujuan yang adil tentang proporsi bagi hasil, baik
untung maupun rugi.
3. Kebenaran, mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan
naschat untuk saling meningkatkan produktivitas.

Lima transaksi yang lazim dipraktekkan perbankan syariah adalah

a. Transaksi yang tidak mengandung riba.


b. Transaksi yang ditujukan untuk memiliki barang dengan cara jual
belit(murabaha).
c. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jaa dengan cara
sewa(ijarah).
d. Transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan modal kerja dengan
cara hagi hasil (mudharabah).
e. Transaksi deposito, tabungan, giro yang imbalannya adlah bagi
hasil (mudharatuh) dan transaksi titipan(wadi’ah).

Prinsip - prinsip Sistem keuangan syariah


1. Pelarangan Riba. Riba (dalam bahasa Arab) didefinisikan sebagai
"kelebihan" atas sesuatu akibat penjualan ataupun pinjaman.
2. Pembagian Risiko.
3. Menganggap uang sebagai Modal Potensial.
4. Larangan melakukan kegiatan Spekulatif.
5. Kesucian Kontrak.
6. Aktivitas usaha harus sesuai syariah.

11
Cara kerja bank Syariah berdasarkan prinsip Syariah
Cara kerja bank Syariah berdasarkan prinsip syariah ialah aturan
perjanjian menurut hukum Islam yang terjadi antara pihak bank dengan
pihak lain guna menyimpan dana dan atau melakukan pembiayaan
aktivitas usaha maupun kegiatan lainnya sesuai syariah. Agama Islam
tidak menganjurkan "menghasilkan uang lewat uang"
A. Produk dan jasa perbankan syariah secara umum
1. Tabungan syariah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya melalui beberapa
ketentuan yang sudah dijelaskan oleh pihak bank pada nasabah. Sarana
penarikannya bisa menggunakan buku tabungan ATM, slip penarikan
dan juga melalui metode canggih lain misalnya internet banking. Ciri
khas tabungan syariah adalah menerapkan akad wadi'ah, yang artinya
tabungan yang kita simpan tidak mendapatkan keuntungan karena
cuma tidak ada bunga yang diterima oleh nasabah akan tetapi bank
memberikan hadiah atau bonus kepada nasabah.
2. Deposito Syariah atau Tabungan Berjangka
Deposito/tabungan berjangka banyak dipilih oleh masyarakat untuk
berinvestasi. selain mudah, keuntungan yang didapatkan juga lebih
tinggi dari tabungan biasa. Deposito adalah produk simpanan di bank
yang penyetorannya maupun penarikannya hanya bisa dilakukan pada
waktu tertentu saja karena bank membutuhkan waktu untuk melakukan
investasi. Bisnis atau investasi yang dijalankan oleh bank tersebut
harus masuk kategori halal menurut hukum Islam. Tenor atau jangka
waktu yang ditawarkan secara umum sama dengan deposito
konvensional, antara I hingga 24 bulan.
3. Gadai Syariah (Rahn)
Akad gadai syariah yang dipraktikkan pada PT. Pegadaian adalah
meminjamkan uang kepada nasabah dengan jaminan harta yang
bernilai dan dapat dijual. Uang yang dipinjamkan adalah murni tanpa
bunga. Namun nasabah (rahin) wajib menyerahkan barang jaminan

12
(marhum) untuk kepentingan sebagai alat pembayaran utang manakala
pemberi gadai tidak dapat membayar utang saat jatuh tempo yang telah
disepakati. Dalam praktiknya, barang jaminan akan dijual untuk
menutupi utang manakala pemberi gadai telah dikonfirmasi. Jika
barang gadai telah dijual sesuai dengan harga pasaran maka penerima
gadai hanya mengambil sesuai dengan nilai hutangnya dan lebihnya
dikembalikan kepada penggadai.
4. Giro Syariah
Secara umum yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek.
bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya atau dengan
pemindahbukuan. Adapun yang dimaksud dengan giro syariah adalah
giro yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal
ini. Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang
menyatakan bahwa giro yang dibenarkan syariah adalah giro
berdasarkan prinsip wadiah dan mudharabah.
5. Pembiayaan Syariah (ljarah)
Leasing sudah sangat familiar dalam kehidupan kita sehari-hari
karena sudah banyak masyarakat yang menggunakan jasa layanan
tersebut. contohnya dalam pembelian mobil. motor atau benda
berharga Iainnya. Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan
menggunakan hak opsi (financelease) maupun sewa guna usaha tanpa
hak opsi (operatinglease) untuk digunakan Oleh lessee selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Perbankan syariah atau perbankan Islam (dalam bahasa Arab al
Mashrafiyahal-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Perbankan Syariah
merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan
sistem syariah (hukum islam).
Ada sepuluh prinsip keuangan syariah yang bisa ditemukan dalam
lembaga keuangan syariah. Sepuluh prinsip inilah yang membedakan
dengan lembaga keuangan konvensional. Sepuluh prinsip keuangan
syariah tersebut adalah Mudharabah, Musyarakah, Wadiah, Murabahah,
Salam, Istishna, Ijarah, Qardh, Hawalah/Hiwalah, dan Wakalah.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://grapadinews-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/grapadinews.co.id/inilah-
prinsip-prinsip-yang-harus-dipenuhi-lembaga-keuangan-syariah/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16380220678109&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https
%3A%2F%2Fgrapadinews.co.id%2Finilah-prinsip-prinsip-yang-harus-
dipenuhi-lembaga-keuangan-syariah%2F

https://pustakamediasyariah.blogspot.com/2015/06/makalah-pes-lembaga-
keuangan-syariah.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah

https://www.academia.edu/7782869/Makalah_bank_syariah

15

Anda mungkin juga menyukai