Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM KEUANGAN

KELEMBAGAAN KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

1. Rani Syahfitri
2. Nia Feby Ardina
3. Nisrina Luthfiyah Nst
4. Suci Lestari

DOSEN PENGAMPU : Suci Ramadani, S. Pd, M. Ak

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH H. ABDUL HALIM AL-


ISHLAHIYAH BINJAI

TA. 2023M / 1445H


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentu saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan karya ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya diakhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat


sehatnya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehinnga penulis
mampu untuk menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah SISTEM
KEUANGAN ISLAM dengan judul KELEMBAGAAN KEUANGAN
SYARIAH DI INDONESIA. Penulis tentu menyadari bahwa ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi maklah yang lebih baik
lagi. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada maklah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Binjai, 30 September 2023

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. LATA BELAKANG MASALAH............................................................. 1


B. RUMUSAN MASALAH......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2

A. PASAR MODAL SYARIAH.................................................................... 2


B. PASAR UANG SYARIAH....................................................................... 4
C. STUDI KASUS........................................................................................ 7

BAB III PENUTUP........................................................................................ 9

A. KESIMPULAN........................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) saat ini telah ada dan berkembang dengan
cukup pesat. Telah banyak varian dari LKS diseluruh Indonesia dan termasuk pula
adalah Bank Syariah. LKS merupakan lembaga keuangan yang beroperasional
dan berjalan dengan prinsip syariah Islam. Prinsip syariah Islam ini berbeda dari
perbankan atau lembaga keuangan konvensional. LKS sebagai lembaga keuangan
dengan prinsip syariah awalnya hadir sebagai pilihan sekaligus solusi untuk
muslim yang ingin terhindar dari praktek bank atau lembaga keuangan
konvensional yang menggunakan system ribawi namun akhirnya juga dapat
menjadi pilihan bagi selain umat muslim. Penyelenggaraan LKS berarti wajib
bertanggung jawab secara syariah untuk menjaga tidak hanya agar praktek dalam
LKS itu bebas riba saja tapi juga harus bebas dari unsur unsure maysir/ judi dan
Ghoror/spekulasi/judi. Islam memerintahkan untuk menjauhi hal hal tersebut
karena hal tersebut dianggap sebagai berbuat zhalim atau kerusakan
Penyelenggara LKS dituntut memiliki tidak hanya visi bisnis an sich yang
bertujuan mengeruk laba yang setinggi tingginya dengan mengesampingkan
syariah namun juga harus memiliki visi syariah. Proses agar LKS tentap berada
dalam prinsip prinsip syariah ketika beroperasional menjadi tanggung jawab
bersama antara lain pengelola LKS dan institusi negara yang ditunjuk untuk
melakukan proses dan prosedur agar LKS tetap dalam koridor yang seharusnya
dan tidak melakukan hilah/trik hanya sekedar kamuflase berkedok syariah dalam
parktek dan operasionalnya.1

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan pasar modal syariah ?
2. Apa yang di maksud dengan pasar uang syariah ?

1
Arief Budiono. Penerapan Prinsip Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal
Law And Justice Vol. 2 No. 1 April 2017

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PASAR MODAL SYARIAH


Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah di pasar modal. Pasar modal syariah memiliki peran menjadi
sumber pendanaan bagi perusahaan dan sarana investasi efek syariah dan juga
bersifat universal, dapat dimanfaatkan oleh siapapun tanpa melihat latar belakang
suku, agama, dan ras tertentu. Perbedaan pasar modal syariah dengan pasar modal
secara umum yaitu, jika Pasar modal syariah merupakan bagian dari industri pasar
modal Indonesia. Secara umum, kegiatan pasar modal syariah sejalan dengan
pasar modal pada umumnya. Namun demikian, terdapat beberapa karakteristik
khusus pasar modal syariah yaitu, bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak
boleh bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.

Apakan kegiatan pasar modal halal? Ya Halal, karena pada dasarnya kegiatan
pasar modal yang merupakan kegiatan penyertaan modal atau jual beli efek
(saham,sukuk) termasuk dalam kelompok muamalah. Sehingga transaksi dalam
pasar modal diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariah.
Kegiatan muamalah yang dilarang adalah kegiatan spekulasi dan manipulasi yang
didalamnya mengandung unsur gharar, riba. Dalam melakukan muamalah,
manusia diberi keleluasaan utuk melakukan kegiatan namun wajib memperhatikan
hal-hal yang dilarang.

Tindakan yang bertentangan dengan prinsip syariah 9sesuai fatwa DSN-MUI


Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011), diantaranya yaitu :

a. Tadlis
Merupakan tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang dilakukan oleh
penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah objek tersebut tidak cacat.

b. Taghrir

3
Merupakan upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun
tindakan yang mengandung kebohongana, agar terdorong untuk melakukan
transaksi.

c. Tanajusy/Najsy
Merupakan tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang
tidak bermaksud membelinya, untuk menimbulkan kesan banyak pihak yang
berniat membelinya.

d. Ikhtikar
Merupakan membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat
harga mahal dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjualnya embali pada saat
harganya lebih mahal.

e. Ghysysy
Merupakan suatu bentuk tadlis, yaitu penjual menjelaskan keunggulan barang
yang dijual serta menyembunyikan kecacatannya.

f. Ghabn
Merupakan ketidakseimbangan antara dua barang yang dipertukarkan dalam suatu
akad, baik segi kualitas maupun kuantitasnya.

g. Bai’ Alma’dum
Merupakan tindakan penjualan atas barang yang belum dimiliki.

h. Riba
Merupakan tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang-barang ribawi dan
tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan
pembayaran seacara mutlak.

Dasar hukum kegiatan pasar modal syariah sebagai bagian dari sektor
keuangan yang diawasi oleh OJK, kegiatan pasar modal Indonesia juga diatur
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK. Selain itu, kegiatan

4
di pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal.
Terdapat pula produk dan layanan yang ada di pasar modal syariah, produk
pasar modal syariah adalah efek syariah. Efek syariah merupakan efek yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal. Produk efek syariah yaitu:
sukuk, efek syariah berupa saham, reksa dana syariah, efek beragun syariah (EBS
Syariah), dana investasi real estat syariah (DIRE Syariah), dan efek syariah
lainnya. Adapun Layanan pasar modal syariah yaitu: manajer investasi syariah,
pihak penerbit daftar efek syariah, bank kustodian yang memberikan jasa
kustodian syariah, shariah online trading system,wali amanat yang memberikan
jasa dalam penerbitan sukuk, unit pengelolaan investasi syariah, ahli syariah, dan
ahli syariah pasarr modal.

B. PASAR UANG SYARIAH


1. Pengertian Pasar Uang Syariah

Secara konvensional, pengertian pasar uang adalah sebuah sistem untuk yang
digunakan untuk melakukan perdagangan dana jangka pendek atau dana dengan
jangka waktu kurang dari setahun.

Contohnya, pihak pertama kekurangan dana jangka pendek, sedangkan pihak


kedua kelebihan dana dalam jangka waktu yang pendek juga, kemudian kedua
pihak dipertemukan dalam pasar uang untuk bekerjasama. Pihak penerima
mendapatkan suntikan dana dari pihak kedua, sedangkan pihak kedua sebagai
investor mendapat keuntungan dari investasi.

Jika ditilik dari definisi pasar uang di atas, maka pengertian pasar uang
syariah adalah sistem pertukaran modal yang berbasis prinsip Islami. Sobat
OCBC NISP tidak akan menemukan riba ataupun spekulasi yang bertentangan
dengan syariat Islam. Sehingga, proses bagi hasil didasarkan pada pembagian
yang rata dan adil, sesuai kesepakatan.

2. Perbedaan Pasar Uang Syariah dan Konvensional

5
Agar semakin paham dengan perbedaan pasar uang syariah dan konvensional,
sobat OCBC NISP bisa mempelajari 4 perbandingannya di bawah ini:

a. Instrumen investasi

Sesuai dengan namanya, perbedaan uang syariah dan konvensional yang


pertama ada pada ketersediaan jenis instrumen investasi. Pasar uang dengan
prinsip syariah tentu hanya menyediakan instrumen pasar uang syariah.
Sebaliknya, pasar uang konvensional menawarkan instrumen investasi tanpa
menggunakan prinsip syariah.

b. Proses perjanjian

Perbedaan pasar uang syariah dan konvensional berikutnya adalah dari segi
proses perjanjiannya.

Pasar uang konvensional biasanya akan menggunakan kontrak seperti biasa


dan terdapat beberapa spekulasi keuntungan yang dijabarkan kepada investor.

Sebaliknya, proses perjanjian dalam pasar uang berprinsip syariah selalu


menggunakan akad. Akad adalah sebuah perjanjian antara pihak investor dan
penerima investasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam.

Dalam hal ini, terdapat aturan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
perlu diperhatikan:

1. Tadlis adalah tindakan menyembunyikan/menyimpan suatu kecacatan objek


akad yang dilakukan oleh penjual agar bisa mengelabui pembeli. Sehingga
seolah-olah objek akad yang dibicarakan tidak cacat.
2. Taghrir merupakan sebuah usaha dari oknum untuk mempengaruhi orang
lain, baik secara lisan maupun tindakan yang berisi kebohongan, agar mau
untuk melakukan perjanjian.
3. Gharar adalah sebuah ketidakpastian di dalam akad, baik terkait kualitas atau
kuantitas objek akad, serta tentang penyerahannya.

6
Aturan-aturan di atas merupakan panduan umum yang dibuat oleh MUI agar
tidak melaksanakannya saat bertransaksi dalam pasar uang syariah.

Selain itu, agar tetap menjalankan prinsip Islam, perusahaan yang bergerak
dalam pasar uang syariah biasanya tidak berbisnis pada produk perjudian, alkohol,
barang berbahan baku babi, pornografi, serta asuransi konvensional dan jasa
konvensional.

c. Mekanisme transaksi

Perbedaan pasar uang syariah dan konvensional selanjutnya adalah dari


mekanisme transaksi.

Mekanisme transaksi pasar uang konvensional tidak akan pernah


mempermasalahkan haram atau tidaknya uang yang didapatkan. Selama proses
investasi dalam pasar uang sesuai dengan aturan dan mendapatkan keuntungan
yang diinginkan, maka tidak perlu khawatir.

Walaupun harusnya mengikuti aturan yang berlaku, pada pasar konvensional


tersebut sebenarnya tetap rentang terjadi beragam manipulasi. Jadi, meskipun
sebuah instrumen merugikan orang, tapi jika bisa menguntungkan investor, maka
biasanya tidak akan dipikirkan.

Nah, kalau mekanisme pasar uang syariah lebih ketat dari segi peraturannya.
Setiap transaksi yang berjalan dalam pasar wajib menggunakan prinsip-prinsip
Islami. Kehalalan suatu transaksi harus diperhatikan dengan detail. Jika ada yang
haram dalam sebuah transaksi, maka bisa saja transaksi tersebut tidak sah dan
dibatalkan.

Setiap transaksi juga harus dibarengi dengan akad. Akad atau perjanjian
tersebut harus dilakukan secara sadar, tanpa paksaan, tanpa penipuan, dan
didatangi secara langsung oleh penerima investasi dan si investor. Sehingga,
aturan yang ketat tersebut tetap bisa menegakkan syariat Islam serta memberikan
keuntungan halal.

7
d. Keuntungan

Seperti berbagai transaksi keuangan syariah lainnya, dalam pasar uang


syariah, sobat OCBC NISP bisa mendapatkan keuntungan berupa nisbah atau bagi
hasil. Tidak akan ada keuntungan bunga dan keuntungan spekulatif yang
didapatkan oleh investor.

Sebaliknya, pasar uang konvensional hanya akan menjalankan proses


investasi seperti biasanya. Jika ada keuntungan bunga yang berhasil dibuat,
keuntungan tersebut akan diberikan kepada investor secara langsung. Tidak ada
status halal-haram yang perlu diverifikasi terlebih dulu.2

C. STUDY KASUS

Di Indonesia koperasi syariah telah berkembang pesat dan para praktisi


koperasi syariah ini mengedepankan prinsip etika, kejujuran dan profesionalisme
dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga syariah yang membantu dalam
keuangan dan perekonomian. Penyebab kerugian pada lembaga keuangan yang
bergerak pada usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah adalah pembiayaan
bermasalah atau macet. Permasalahan ini bukan permasalahan yang baru dalam
lembaga keuangan, akan tetapi telah menjadi masalah klasik.3

Pada tahun 2019, berita kemunculan virus muncul. Kehadiran pandemi


Covid-19 dalam dua tahun terakhit (2019-2021) telah banyak meluluh lantahkan
sektor usaha kecil menengah. Apalagi dengan kebijakan pemerintah yang
melarang masyarakat untuk berkeliaran saat virus ini terdeteksi di daerah Kota
Depok. Di Indonesia bahkan pemerintah terkesan lamban dalam menanggapi
krisis kesehatan Covid-19 ini (Gibson, Nasrudin, dan Olivia 2020).

2
Pasar Uang Syariah. Https://Www.Ocbcnisp.Com/Id/Article/2021/04/12/Pasar-Uang-
Syariah. Di Akses 25 September 2023

3
Faried Ma’ruf. STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH: Studi
Kasus Pada Koperasi Syariah Di Kota Tangerang Selatan. JURNAL BISNIS Keuangan DAN
EKONOMI. Vol. 01 No. 02 Tahun 2021 Hlm. 88-95

8
Terdapat beberapa faktor yang timbul karena pembiayaan macet pada koperasi
syariah diantaranya:

1. Menurunnya kondisi usaha bisnis anggota karena kondisi ekonomi secara


umum yang menurun.
2. Pengurus dan pengelola koperasi kurang memahami kondisi bisnis anggota.
3. Latar belakang keluarga yang bermasalah seperti perceraian, musibah,
kematian dan lainnya.
4. Likuiditas keuangan yang menghadapi kesulitan karena faktor lain yang
serius.
5. Karakter dan niat yang kurang baik dalam memenuhi kewajiban nasabah.

Dalam hal penanganan pembiayaan bermasalah maka perlu dilakukan :


1. Perlu adanya langkah-langkah antisipasi pembiayaan yakni penangana
fasilitas sesuai dengan tingkat.
2. Reschudeling atau penjadwalan ulang seperti memberikan grace period.
3. Reconditioning.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah di pasar modal. Pasar modal syariah memiliki peran menjadi
sumber pendanaan bagi perusahaan dan sarana investasi efek syariah dan juga
bersifat universal, dapat dimanfaatkan oleh siapapun tanpa melihat latar
belakang suku, agama, dan ras tertentu.
2. Secara konvensional, pengertian pasar uang adalah sebuah sistem untuk yang
digunakan untuk melakukan perdagangan dana jangka pendek atau dana
dengan jangka waktu kurang dari setahun.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budiono Arief. Penerapan Prinsip Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah.


Jurnal Law And Justice Vol. 2 No. 1 April 2017

Pasar Uang Syariah. Https://Www.Ocbcnisp.Com/Id/Article/2021/04/12/Pasar-


Uang-Syariah. Di Akses 25 September 2023

Ma’ruf Faried. Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah: Studi Kasus Pada


Koperasi Syariah Di Kota Tangerang Selatan. Jurnal Bisnis Keuangan
Dan Ekonomi. Vol. 01 No. 02 Tahun 2021

11

Anda mungkin juga menyukai