Anda di halaman 1dari 21

Pasar Modal ditinjau dalam Al-Qur’an dan Hadits

Mata Kuliah : Al-Qur’an


Dosen Pembimbing : Maryam Batubara. MA.Ph.D

Kelompok 3
- Aldira Ananda (0502202056)
- Dhea Maura Azhari (0502202055)
- Rizky Ananda Prayoga (0502202106)
- Yumna Mutiah (0502202104)

Akuntansi Syari’ah 1 B
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA
2020

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pasar Modal ditinjau dalam Al-
Qur’an dan Hadits”.

Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap agar kiranya ini dapat
digunakan sebagai salah satu sumber penambah ilmu, wawasan, dan
pengetahuan.

Pemakalah sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu
demi kesempurnaan makalah yang akan dibuat berikutnya, penulis sangat
mengharapkan saran serta dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun
dari para pembaca sehingga dengan semua itu kesempurnaan makalah ini dapat
tercapai.

Medan, Desember 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................3
A. Latar Belakang .............................................................................3
B. Rumusan Masalah ........................................................................4
C. Tujuan ........................................................................................... 4
BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................5
D. Pasar Modal Syariah.....................................................................5
E. Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Pasar Modal ................................ 7
F. Halal dan Haramnya Pasar Modal..............................................11
G. Perilaku Pasar Modal Sesuai Aturan Syariah ............................ 15
H. Akad-Akad Pasar Modal ............................................................ 15
BAB 3 PENUTUP ...............................................................................19
I. Kesimpulan .................................................................................19
J. Saran ........................................................................................... 20
Daftar Pustaka ..................................................................................... 20

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pasar modal sebagai salah satu instrumentasi sistem keuangan merupakan salah satu
tolak ukur perkembangan ekonomi suatu negara. Perkembanga pasar modal di Indonesia
telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia. Seiring
perkembangan pasar modal, maka dikembangkan pula pasar modal syariah yaitu pasar modal
yang menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi bersumber dari nilai
epistemologi Islam.

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, di
mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan basis
syariah. Lembaga keuangan yang pertama kali menaruh perhatian di dalam mengoperasikan
portofolionya dengan manajemen portofolio syariah di pasar modal syariah adalah Amanah
Income Fund yang didirikan Juni 1986 oleh para anggota the North American Islamic Trust
yang bermarkas di Indiana, Amerika Serikat. Perkembangan pasar modal di Indonesia juga
mengikuti perkembangan di negara-negara lain dengan membentuk pasar modal syariah.
Hadirnya pasar modal syariah yang diluncurkan pada Juli 2000 ditandai dengan berdirinya
Jakarta Islamic Index tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan untuk mendapatkan
keuntungan dengan cara yang syariah.

3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja ayat-ayat pasar modal di dalam Al-Qur’an?
2. Bagaimana halal dan haramnya pasar modal?
3. Bagaimana perilaku pasar modal yang sesuai dalam aturan syariah?
4. Apa saja akad-akad pasar modal?

C. TUJUAN
1. Mengetahui ayat-ayat tentang pasar modal di dalam Al-Qur’an.
2. Mengetahui halal dan haramnya pasar modal.
3. Mendeskripsikan perilaku pasar modal yang sesuai dalam aturan syariah.
4. Mengetahui akad-akad pasar modal

4
BAB II

PEMBAHASAN

D. Pasar Modal Syariah


Pasar modal syari’ah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-
hal yang dilarang seperti riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain.

Pasar modal syari’ah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten1, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
telah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. Sampai saat ini, efek-efek syari’ah mencakup
saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, kontrak investasi kolektif efek beragun
aset (KIK EBA) syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.

1. Saham Syariah

Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal
dalam suatu perusahaan terbatas. Dengan demikian si pemilik saham merupakan
pemilikperusahaan. Semakin besar saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula
kekuasaannya di perusahaan tersebut. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal
dengan nama dividen. Pembagian dividen ditetapkan pada penutupan laporan
keuangan berdasarkan RUPS2 ditentukan berapa dividen yang dibagi dan laba yang
ditahan.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan dalam saham sehari-hari,


harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas
saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik
yang sifatnya spesifik atas saham tersebut maupunfaktor yang sifatnya makro.

1
Emiten : Pihak yang melakukan penawaran umum.
2
RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham

5
Sedangkan saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usaha
maupun cara pengelolaannhya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

2. Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah
obligasi syariah (Islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak
dari kata “sakk” dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan.
Sebagai salah satu efek syariah, sukuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan
obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama
atas suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang
dijadikan dasar penerbitan (unerdlying asset). Klaim kepemilikan pada sukuk
didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Pengggunaan dana sukuk harus digunakan
untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan
bagi hasil atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan
sukuk.
Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah AAOIFI3 No. 17 tentang Investment
Sukuk, terdiri dari:
1) Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan
2) Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi 4 (empat) tipe:
− Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset yang telah ada
− Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset di masa depan
− Sertifikat kepemilikan atas jasa pihak tertentu
− Sertifikat kepemilikan atas jasa di masa depan
3) Sertifikat salam
4) Sertifikat istishna
5) Sertifikat murabahah
6) Sertifikat musyarakah
7) Sertifikat muzara’a
8) Sertifikat musaqa
9) Sertifikat mugharasa.

3
AAOIFI : Organisasi Akunting dan Audit untuk Lembaga Keuangan Islam

6
3. Reksa Dana Syariah

Dalam Peraturan Bapepam dan LK4 Nomor IX.A.13 Reksa Dana Syariah
didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UU Pasar Modal dan
peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-
prinsip syariah di Pasar Modal.

Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya merupakan salah
satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan
pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko
atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.

Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki kriteria
yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Perbedaan ini terletak
pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang tidak boleh
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbeaan lainnya adalah keseluruhan
proses manajemen portofolio, screening (penyaringan), dan cleansing (pembersihan)

E. Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Pasar Modal

1. Al-Baqārah (2: 261)

‫س ۡۢۡنبالَة ٍِمائَةا َحبَّ ٍة‬


‫سنَابِلَ ِف ۡى اك ِل ا‬ َ ‫سبِ ۡي ُِلللّٰ ِه َك َمثَ ِل َحبَّ ٍةاَ ۡۢۡنبَتَ ۡت‬
َ َ‫س ۡبع‬ َ ‫َمثَ اُللَّذ ِۡينَيا ۡن ِفقا ۡونَاَمۡ َوالَ اهمۡ ِف ۡى‬
‫شا ٓ اء َواللّٰ اه َوا ِسعٌ َع ِل ۡي ٌم‬ َ َّ‫ض ِعفا ِل َم ۡني‬ٰ ‫َواللّٰ اهيا‬

Artinya: Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti


sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.
Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha luas, Maha
Mengetahui.

4
Bapepam dan LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

7
َ ‫ َم‬yang artinya perumpamaan manusia
Tafsir dari ayat tersebut yaitu pada kata ‫يث‬
melakukan infaq di jalan Allah, akan dilipatgandakan pahalanya disisi Allah bagi
yang Allah kehendaki, hal ini akan menjadi stimulus seseorang untuk melakukan
infaq. Dan makna dilipatgandakan menjadi tujuh ratus bukan berarti itu bilangan yang
ditetapkan, dan tujuh ratus bukan makna di atas enam ratus Sembilan puluh Sembilan
atau di bawah tujuh ratus satu, namun hal itu menunjukkan bahwa sangat banyaknya
lipat ganda yang akan Allah berikan kepada orang melakukan infaq.

2. An-Nisā` (4: 5)

َ‫سفَه ۤاءاَ ْموالَ اكمالَّتِ ْيجع َُلللّٰهلَ اك ْم ِقي ًم َّاو ْار ُز ُق ْو ُه ْمف ْي َه َاو ْاك ُس ْو ُه ْم َو‬
ِ ٰ ‫َو ََلتاؤْ تاواال ُّ َ َ َ ا َ َ ا‬
ً ْ ُ ْ َّ ً ْ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ ُ
‫قولوالهمقوًلمعروفا‬

Artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya,5
harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang baik.

Tafsir ayat tersebut berkenaan dengan seorang wali dari anak-anak maupun anak
yatim agar tidak member harta milik mereka ketika belum mampu untuk
mengelolanya, karena hal tersebut justru akan mendapatkan kemudaratan daripada
manfaat.

3. An-Nisā` (4: 9)

ُ َ ۡ َ َ ّٰ ُ َّ َ ۡ َ ۡ ۡ َ َ ۡ ُ َ ً ٰ ً َّ ِّ ُ ۡ ۡ َ ۡ ۡ ُ َ َ ۡ َ َ ۡ َّ َ ۡ َ ۡ َ
‫وليخشال ِذينلوتركو ِامنخل ِف ِهمذرية ِضعفاخافواعلي ِهمۖۡفليتقوااللهولي َق‬
ًۡ َ ًۡ َ ُۡ
‫ولواقوًلس ِديدَا‬

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan di belakang mereka keturunan yang lemah, yang mereka khawatir

5
Orang yang belum sempurna akalnya ialah anak yang belum baligh atau orang dewasa yang tidak dapat
mengatur harta bendanya.

8
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Tafsir ayat tersebut diperuntukkan kepada orang yang berada di sekeliling orang yang
memiliki harta dan dalam keadaan sakit akan meninggal agar tetap memperhatikan
kesejahteraan para ahli warisnya agar tidak terjadi keterpurukan di masa yang akan
datang, karena sering kali orang yang berada di sekeliling orang yang memiliki harta
tersebut member nasihat kepada orang yang sedang sakit tersebut untuk membagikan
hartanya kepada orang-orang tertentu dan justru mengabaikan anak-anaknya dalam
keadaan lemah (terpuruk).

4. Al-Hasyr (59: 18)

َّ ُ َّ َ َ ْ َ َّ َ َّ ٌ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َّ ُ َّ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ ٰ َٰٓ َ
ََ ‫واٱ‬
َۚ‫ّلل‬ َ ‫وا ٱتقواَٱلل َهولتنظرنفسماقدمت ِلغ َدَۖۡ َوٱتق‬
َ ‫ينءامن‬ َ ‫ي أيهاٱل ِذ‬
َ ُ َ ٌۢ َ َّ َّ
َ ‫ِإَنٱلل ََهخ ِب ٌي ِب َمات ْع َمل‬
‫ون‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

Tafsir dari ayat tersebut yaitu kata (‫ )ديىاتق‬dikedepankan digunakan dalam arti amal-
amal yang dilakukan untuk meraih manfaat di masa datang.

5. Yūsuf (12: 47)

َ ۡ ُ ُ ۡ َ َّ ِّ ً ۡ َ َّ ٖۤ ُ ٌۢۡ ُ ۡ ۡ ُ َ َ ۡ ُّ ۡ َ َ َ َ ً َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ۡ ُ َ ۡ ‫َ َ َ ز‬
‫ن‬
َ ‫قاليرعونسبع ِس ِنینداباََۚفماحصدتمفذروہ ُِفیسنب ِلہ ِاًلق ِلیًلمماتاکلو‬
Artinya: Dia berkata, “Kamu bercocok tanam tujuh tahun sebagaimana biasa, maka
apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan. Kemudian sesudah itu akan datng tujuh tahun yang amat sulit, yang

9
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya kecuali sedikit dari apa-
apa yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya
manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras”.

Tafsir ayat di atas yaitu ketika sang raja bermimpi dan para pemuka masyarakat pada
ayat sebelumnya (QS. Yūsuf [12] : 46) dan bertanya kepada nabi Yusuf as. Kemudian
dijawab oleh nabi Yusuf as. agar menanam gandum pada masa tujuh tahun seperti
biasanya dengan baik dan sunggu-sungguh, karena tujuh tahun yang akan datang akan
terjadi kekurangan bahan makanan dan terjadi kekeringan yang panjang, dan setelah
itu keadaan kembali normal.

6. Luqmān (31: 34)

َْ َ َ َ ْ ُ ُ ِّ‫َّ َّ َ َ ُ ْ ُ َّ َ َ ُ زَ ز‬
َ ِ ‫للغ ْي َث َو َي ْعل ُم َم ِافىٱْل ْر َح‬
َۡۖ‫ام‬ َ ‫ِإَنٱلل َه ِعند َهۥ ِعل َمٱلساع َِةويي‬
ٌۢ َ ٌ َ َ َّ َّ ُ ُ َ ْ َ ِّ َ ٌٌۢ ْ َ ْ َ َ َ ً َ ُ ْ َ َ َّ ٌ ْ َ ْ َ َ َ
ٌَ ‫يمخ ِب‬
‫ي‬ ‫وتَۚ ِإَنٱلل َهع ِل‬
َ ‫وماتد ِرىنفسماذاتك ِسبغدَاَۖۡ وماتد ِرىنفس ِبأىأرضتم‬
Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari
Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam
rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
dikerjakannya besok.6 Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia
akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Tafsir dari ayat di atas dapat diketahui bahwa apa yang akan dihadapi seseorang tidak
ada yang mengetahuinya, maka dari itu Allah menyuruh kita untuk selalu berdoa,
berikhtiar, dan bertawakal. Salah satu bentuk ikhtiar yang kita lakukan adalah
investasi untuk mengantisipasi keadaan yang akan mendatang.

6
Manusia itu tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang dikerjakan atau diperolehnya besok, namun
demikian mereka diwajbkan berusaha

10
F. Halal dan Haramnya Pasar Modal
Islam mengatur segala kegiatan yang dilakukan oleh setiap manusia, begitu
pun dengan perdagangan atau muamalah dalam hal ini perdagangan saham syariah
atau lebih tepatnya tentang investasi saham syariah. Hukum islam menerangkan halal
dan haramnya dalam berinvestasi syariah ada beberapa ketentuan bagaimana investasi
saham syariah dikatakan halal dan bagaimana invetasi itu bisa dikatakan haram. Dasar
hukum Islam dalam urusan saham diperbolehkan menurut syariah apabila sudah
memenuhi beberapa persyaratan seperti yang disebutkan dalam ulasan berikut ini :

1) Saham mempunyai Underlying Asset7


Saham yang akan diperjualbelikan harus memiliki underlying asset
yang menjadi landasan utama sehingga saham tidak boleh dalam bentuk uang
semata.

2) Saham harus berbentuk barang


Dalam praktiknya, sesudah perusahaan berhasil menjual saham, maka
saham tersebut tidak boleh lagi diperjualbelikan dalam bursa kecuali sesudah
dijalankan menjadi usaha riil dan juga uang ataupun modal sudah berbentuk
barang.

3) Kaidah pada aneka asset


Aset dalam jual beli saham yang akan dijalani juga harus lebih dominan
pada aset barang bukan hanya uang. Apabila aset perusahaan beragam seperti
jasa, barang, piutang dan uang maka kaidah yang berlaku adalah sebagai
berikut:
− Perusahaan berbentuk investasi aset seperti barang dan jasa, maka
boleh diperjualbelikan pada pasar saham tanpa mengikuti kaidah sharf8
dengan syarat harga barang dan jasa tidak boleh kurang dari 30 persen
dari total aset perusahaan Apabila perusahaan dalam bentuk jual beli

7
Aset keuangan yang menjadi dasar harga deviratif (Deviratif: instrumen keuangan dengan harga yang
didasarkan pada aset yang berbeda).
8
Transaksi valuta asing

11
mata uang, maka diperbolehkan jual beli dipasar bursa kecuali dengan
mengikuti kaidah sharf.
− Apabila perusahaan berbentuk investasi piutang, maka boleh
diperjualbelikan dalam pasar saham dengan menjalani kaidah piutang.
Ketiga hal diatas diperbolehkan asalkan dengan syarat tidak dijadikan
hilah untuk melaksanakan sekuritasi hutang yakni dengan
menggabungkan barang dan jasa pada hutang.

4) Aset barang harus dominan


Apabila dalam aset perusahaan terdiri dari bermacam macam seperti
jasa, barang dan piutang, maka komposisi dari aset barang haruslah lebih
dominan dan para ulama kontemporer sudah memberi batasan jika aset yang
bukan barang tidak boleh melebihi dari 51 persen. Apabila aset perusahaan
berbentuk barang dan sebagian kecil berbentuk uang kas, maka harus
mengikuti kaidah dan jika aset perusahaan adalah beraneka macam barang,
maka untuk menentukan jenis barang yang dijadikan underlying adalah yang
paling dominan aghlabnya.

5) Emiten harus memenuhi kriteria


Selain itu, emiten atau perusahaan publik juga harus sudah memenuhi
beberapa macam kriteria seperti berikut ini: - Jenis usaha, jasa dan produk
barang yang diberikan dan juga akad dan cara mengelola perusahaan emiten
atau perusahaan publik yang menggunakan sifat syariah tidak boleh
bertentangan dengan prinsip syariah yang sudah ditetapkan. - Jenis kegiatan
tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah seperti transaksi tingkat
nisbah, hutang perusahaan dilembaga keuangan ribawi yang lebih dominan
dari modalnya atau lembaga konvensional atau ribawi seperti perbankan dan
asuransi konvensional.

Ada beberapa aktivitas jual beli saham syariah yang termasuk dalam aktivitas
ribawi dan sudah diharamkan dalam kegiatan investasi syariah,yaitu:

1) Perjudian dan permainan


Perusahaan yang tergolong dalam judi ataupun perdagangan adalah
dilarang sebab termasuk dalam maisir atau judi yang dilarang dalam Islam.

12
2) Makanan haram atau minuman haram
Produsen, distributor dan juga penyedia berbagai jasa atau barang yang
bisa merusak moral dan memiliki sifat mudara adalah diharamkan atau
dilarang seperti menjual atau memasarkan makanan haram dalam Islam,
minuman keras dalam Islam.

3) Menggunakan efek syariah


Sebuah emiten atau perusahaan publik yang menggunakan efek syariah
sangat wajib untuk menandatangani dan juga memenuhi seluruh ketentuan
dari akad yang sesuai dengan syariah.

4) Bai najsy
Bai najsy adalah melakukan penjualan barang dengan efek syariah
yang belum dimiliki sehingga mengartikan menjual saham yang belum
menjadi tanggung jawab dan menjadi hal terlarang.

5) Insider trading
Adalah menggunakan informasi orang dalam untuk mencari
keuntungan dari transaksi yang dilarang.

6) Margin trading atau bai’ al hamisy


Ini merupakan pelaksanaan transaksi dengan efek syariah memakai
fasilitas pinjaman dengan basis bunga atas kewajiban menyelesaikan
pembelian efek syariah itu.

7) Melakukan manipulasi
Pelaksanaan dalam transaksi jual beli saham juga harus dilakukan atas
dasar prinsip hati-hati dan tidak diperbolehkan untuk melakukan spekulasi
dan juga manipulasi yang didalamnya terkandung unsur terlarang.

13
8) Trading dengan sistem Margin (Bai’ al- Hamisy)
Jenis transaksi saham ini dilakukan dengan meminjam sejumlah dana
ke perusahaan sekuritas9 dengan ketentuan bunga sekian persen dalam
jangka waktu tertentu dan ditetapkan diawal. Bentuk transaksi saham
pertama ini jelas-jelas haram karena mengandung unsur riba dimana
sekuritas mengambil bunga dari dana transaksi yang digunakan si investor.
(Keputusan Ketua Bapepam nomor Kep- 07/PM/1997, peraturan Nomor
IV.B.1 pada nomor 12.h.). Jika Anda ingin ikut dalam investasi saham dan
terhindar dari sistem seperti ini maka buat akun saham yang syariah, dan
dengan demikian transaksinya hanya menggunakan sistem reguler dimana
dana harus sudah tersedia sebelumtransaksi dilakukan).

9) Short selling (Bai’ al-Ma’dum)


Kalau dalam bahasa Indonesia ini dinamakan dengan ‘jual kosong’,
yaitu sitem transaksi saham dengan cara menjual saham yang belum
dimiliki pada harga tinggi (tanpa membeli terlebih dahulu) dan
membelinya kembali pada saat harga turun. Sedang dana yang digunakan
atau saham yang dipinjam pada sekuritas dalam bentuk margin atau
pinjaman. Dan karena saat sitrader menjual saham ia belum memilikinya
maka ia harus menebusnya. Caranya, ya dengan membeli kembali saham
tersebut pada saat harganya turun. Keuntungan dari transaksi ini adalah
selisih harga penurunannya.

10) Transaksi indeks saham


Ini jelas sekali haramnya karena yang ditransaksikan sama sekali
bukan dari sahamnya langsung, tapi hanya nilai dari indeks sahamnya
yang mana ini sama sekali tidak mewakili kepemilikan seseorang pada
suatu perusahaan. Bentuk trading seperti ini adalah maisir, sehingga haram
dilakukan. Terutama karena indeks bukan komoditi dan bentuknya hanya
jual beli semua.

9
Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari OJK untuk melakukan kegiatan
usaha

14
G. Perilaku Pasar Modal yang Sesuai dengan Aturan Syariah
1. Menjalankan Investasi yang terbebas dari unsur riba
Riba secara etimologi berarti tumbuh dan bertambah, dan dalam
terminologi syariah para ulama banyak memberikan definisi diantaranya
sebagai kelebihan yang tidak ada padanan pengganti (‘iwadh) yang tidak
dibenarkan syariah yang disyaratkan oleh salah satu dari dua orang yang
berakad. Imam Badrudin Al ‘Aini dalam kitabnya ‘Umdatu al-Qari
mendefinisikan riba sebagai penambahan atas harta pokok tanpa adanya
transaksi bisnis riil.
2. Menjalankan Investasi yang terhindar dari unsur gharar
Secara etimologi gharar bermakna kekhawatiran atau resiko, dan
gharar berarti juga menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, dan atau
kebinasaan. Gharar juga dikatakan sebagai sesuatu yang bersifat tidak pasti
(uncertainty). Jual beli gharar berarti sebuah jual beli yang mengandung unsur
ketidakpastian (jahalah) atau ketidaktahuan antara kedua belah pihak yang
bertransaksi.
3. Mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi
dan menghindari kegiatan spekulatif dari berbagai transaksi Islam.
4. Tidak melakukan transaksi dengan penawaran dan/atau permintaan palsu
5. Tidak melakukan pembelian atau penjualan atas Efek yang menggunakan atau
memanfaatkan informasi orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik.

H. Akad-Akad Pasar Modal


Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-
prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai
dengan syariat Islam. Menurut Fatwa DSN-MUI10 pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga-lembaga syariah
adalah prinsip-prinsip yang didasarkan atas ajaran Islam yang penetapannya
dilakukan oleh DSN-MUI, baik ditetapkan dalam fatwa ini maupun dalam fatwa
terkait lainnya.

10
DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional- Majeis Ulama Indonesia)

15
Kemudian Pasar modal syariah juga merupakan tempat atau sarana
bertemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan syariah yang dalam bertransaksi
berpedoman pada ajaran Islam dan menjauhi hal-hal yang dilarang, seperti penipuan
dan penggelapan. Efek-efek yang boleh diperdagangkan dalam pasar modal syariah
adalah yang hanya memenuhi kriteria syariah, seperti saham syariah, obligasi syariah,
dan reksadana syariah. Dalam syariah Islam asas-asas kesepakatan dalam kegiatan
ekonomi diatur dalam berbagai bentuk perjanjian (akad) oleh karena itu di sini akan
menjelaskan lebih rinci mengenai akad-akad syariah yang menjadi dasar kegiatan
ekonomi di Pasar Modal Syariah.

Transaksi di pasar modal, menurut prinsip hukum Islam diperbolehkan


sepanjang dilaksanakan atas prinsip-prinsip syariah. Hal tersebut diperkuat dengan
adanya Fatwa DSN-MUI No: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal yang pada intinya
semua kegiatan di Pasar Modal yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah adalah
kegiatan yang terbebas dari unsur dharar, gharar, riba, maisir, riswah, maksiat dan
kezhaliman dan dalam mekanisme operasionalnya meggunakan akad-akad syariah.

Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan


atau transaksi dapat diartikan sebagai suatu komitmen yang terbingkai dengan nilai-
nilai Syariah. Dalam istilah Fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi
tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, maupun yang
muncul dari dua pihak. Secara khusus, akad berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan
penerimaan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam
lingkup yang disyariatkan dan berpengaruh pada sesuatu.

Rukun dalam akad ada tiga yaitu: Pelaku akad, Objek akad, dan Shighat atau
pernyataan pelaku akad (ijab dan qabul). Pelaku akad haruslah orang yang mampu
melakukan akad untuk dirinya (ahliyah) dan mempunyai otoritas syariah yang
diberikan pada seseorang untuk merealisasikan akad sebagai perwakilan dari yang
lain. Objek akad harus ada ketika terjadi akad, harus sesuatu yang diisyaratkan, harus
bisa diserahterimakan ketika terjadi akad, dan harus sesuatu yang jelas antara dua
pelaku akad.

16
Adapun akad-akad yang digunakan dalam pasar modal sebagai berikut:

a) Ijarah
Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa/pemberi jasa
(mu’jir)dan pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir) untuk memindahkan hak
guna(manfaat) atas suatu objek Ijarah yang dapat berupa manfaat barang
dan/ataujasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan/atau upah (ujrah)
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri.

b) Istishna
Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan/pembeli (mustashni’)
dan pihak pembuat/penjual (shani’) untuk membuat objek Istishna yang dibeli
oleh pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dengan kriteria, persyaratan, dan
spesifikasi yang telah disepakati kedua belah pihak.

c) Kafalah
Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin (kafiil/guarantor) dan
pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang) untukmenjamin
kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain (makfuullahu/orang yang
berpiutang).

d) Mudharabah (qiradh)
Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama antara pihak pemilik
modal (shahibal-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan cara pemilik
modal (shahibal-mal) menyerahkan modal dan pengelola usaha (mudharib)
mengelola modal tersebut dalam suatu usaha.

e) Musyarakah
Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak atau lebih
(syarik) dengan cara menyertakan modal baik dalam bentuk uang maupun bentuk
aset lainnya untuk melakukan suatu usaha.

17
f) Wakalah
Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi kuasa (muwakkil) dan
pihak penerima kuasa (wakil) dengan cara pihak pemberi kuasa (muwakkil)
memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa (wakil) untuk melakukan
tindakan atau perbuatan tertentu.

Oleh karena itu dalam pasar modal syariah harus dilandasi oleh hukum –
hukum syariah Al – Qur’an dan Hadits maupun fatwa DSN – MUI. Maka dengan
adanya akad – akad ini yakni untuk menjauhi hal – hal yang dilarang seperti
adanya penipuan dan penggelapan uang. (Muhammad Fityanul Hakim, STEI
SEBI)

18
BAB 3

PENUTUP

I. KESIMPULAN
1. Pasar modal syari’ah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme
perdagangannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah.

Produk-produk syariah di pasar modal, yaitu:

• Saham Syariah
• Sukuk (Obligasi Syariah)
• Reksa Dana Syariah
2. Ayat-ayat tentang pasar modal di Al-Qur’an terdapat di dalam surah Al-Baqārah (2:
261), surah An-Nisā` (4: 5), surah An-Nisā` (4: 9), surah Al-Hasyr (59: 18), surah
Yūsuf (12: 47), surah Luqmān (31: 34).
3. Hukum islam menerangkan halal dan haramnya dalam berinvestasi syariah ada
beberapa ketentuan bagaimana investasi saham syariah dikatakan halal dan
bagaimana invetasi itu bisa dikatakan haram.
4. Perilaku Pasar Modal yang sesuai dengan sturan syariah adalah sebagai berikut:
1) Menjalankan Investasi yang terbebas dari unsur riba
2) Menjalankan Investasi yang terhindar dari unsur gharar
3) Mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi dan
menghindari kegiatan spekulatif dari berbagai transaksi Islam.
4) Tidak melakukan transaksi dengan penawaran dan/atau permintaan palsu
5) Tidak melakukan pembelian atau penjualan atas Efek yang menggunakan atau
memanfaatkan informasi orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik.
5. Akad-akad yang digunakan dalam pasar modal:
1. Ijarah
2. Istishna
3. Kafalah
4. Mudharabah (qiradh)
5. Musyarakah
6. Wakal

19
J. SARAN
Alhamdulillah demikian tugas yang diamanahkan kepada kami. Apabila ada kritik
dan saran yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila dalam makalah
yang telah kami buat masih banyak kekurangan. Kami sadar kami bukanlah manusia yang
sempurna dan kami ingin menjadi orang yang lebih baik dari hari sebelumnya. Sebaik-baik
manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
1. Adrian, Sutedi. Pasar Modal Syariah Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip
Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2014. Hal 96-97
2. www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/
3. http://jurnal.staiannawawi.com/index.php/annawa/article/download/145/138
4. analisis fiqh dan keuangan. Yogyakarta; UPPSTIM YKPN
5. Investasi Pada Pasar Syariah (edisi revisi). Jakarta : Prenadamedia Grup.Hal 62
6. http://scdc.binus.ac.id/financeclub/2017/08/apa-saja-instrumen-pasar-
modalsyariah/http://piksuin2.blogspot.co.id/
7. http://www.idx.co.id/idx-syariah/
8. https://analis.co.id/hukum-saham-mui.html
9. https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/hukum-jual-beli-saham-
10. Huda, Nurul, Mustafa Edwin. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana,
2007
11. Nafik Ryandono, Muhamad. 2009. Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta. Cetakan Kesatu
12. https://m-kumparan-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.kumparan.com/amp/fityan-
hakim/akad-akad-dalam-pasar-modal-syariah

20

Anda mungkin juga menyukai