Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 3

Nama Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Islam/EKSA4403

Pokok Bahasan : 1. Pasar Modal dalam prespektif Islam


2. Pasar Uang dan Reksa Dana
3. Sukuk dan Obligasi Syariah

Tutor pengembangan soal Widya Lestari, SE., MM

Masa Tutorial : 2023.1

No. Soal : 1–

Sumber Materi : Buku Materi pokok Manajemen Keuangan Islam; 1-


9/EKSA4403/3 sks/Titik Inayati, Cet.1 Edisi 1 Jakarta: Univ.
Terbuka, 2021

1. Manajemen Aset dan liabiltasi


Kompetensi Khusus :
2. Manajemen Likuiditas
3. Fungsi dan Sumber Permodalan serta perhitungan
ATMR
4. Penyaluran Dana
5. Spekulasi investasi beserta risikonya dalam paradigm
Islam
6. Return dan risiko dalam investasi syariah
SOAL:

1. Pasar modal syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan pasar


modal konvensional. Jelaskan perbedaan karakteristik tersebut!
2. Sebutkan beberapa instrument pasar modal yang dibolehkan dan tidak
dibolehkan diperdagangkan di Bursa Efek Syariah!
3. Jelaskan transaksi yang diperbolehkan oleh Dewan Syariah Nasional dalam
pasar valuta asing!
4. Apa perbedaan sukuk dengan obligasi syariah! Jelaskan beberapa jenis
sukuk yang anda ketahui!

*****************************************************************
LEMBAR JAWAB TUGAS TUTORIAL 3
MANAJEMEN KEUANGAN ISLAM

Nama : Yuni Afrika


NIM : 041708266
Program Studi/Semerter : Ekonomi Syariah/8

JAWABAN
1.) Pasar modal syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan pasar modal konvensional.
Jelaskan perbedaan karakteristik tersebut !
Jawab :

Pasar modal syariah memiliki beberapa perbedaan karakteristik utama dibandingkan dengan
pasar modal konvensional. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:

a) Prinsip Syariah: Pasar modal syariah berlandaskan prinsip-prinsip syariah Islam yang
melarang riba (bunga), maisir (spekulasi), dan gharar (ketidakpastian). Prinsip-prinsip ini
mempengaruhi seluruh aspek operasional pasar modal syariah, mulai dari pemilihan
instrumen investasi hingga proses pengelolaan dana.
b) Instrumen Investasi: Pasar modal syariah menawarkan instrumen investasi yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Instrumen ini umumnya melibatkan kepemilikan aset riil
atau berbasis aktivitas bisnis yang halal. Beberapa contoh instrumen investasi syariah
termasuk saham syariah, obligasi syariah (sukuk), reksa dana syariah, dan produk derivatif
syariah.
c) Pengawasan dan Regulasi: Pasar modal syariah tunduk pada pengawasan dan regulasi yang
khusus untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Otoritas yang
mengatur pasar modal syariah, seperti Badan Pengawas Pasar Modal Syariah (Bapepam
Syariah) di Indonesia, memiliki peran penting dalam memastikan bahwa instrumen dan
kegiatan yang terlibat dalam pasar tersebut mematuhi prinsip-prinsip syariah.
d) Proses Penilaian dan Pemeringkatan: Penilaian dan pemeringkatan instrumen investasi
syariah melibatkan pertimbangan tambahan yang berbeda dengan pasar modal konvensional.
Faktor-faktor seperti sumber pendapatan, kegiatan bisnis, dan tingkat kepatuhan terhadap
prinsip-prinsip syariah digunakan dalam proses penilaian dan pemeringkatan instrumen
investasi syariah.
e) Penggunaan Laba: Dalam pasar modal syariah, pembagian laba dan kerugian antara investor
dan emiten dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Konsep bagi hasil (profit sharing)
sering digunakan, di mana investor dan emiten berbagi keuntungan secara proporsional. Hal
ini berbeda dengan pasar modal konvensional, di mana keuntungan yang diterima oleh
investor seringkali berbasis bunga tetap atau dividen.
f) Pengaruh Etis dan Sosial: Pasar modal syariah juga memberikan perhatian pada dampak
sosial dan etis dari investasi. Prinsip-prinsip syariah mendorong pengembangan bisnis yang
bertanggung jawab sosial dan lingkungan, serta mendorong investasi dalam sektor-sektor
yang bermanfaat bagi masyarakat.

2.) Sebutkan beberapa instrument pasar modal yang dibolehkan dan tidak dibolehkan
diperdagangkan di Bursa Efek Syariah !
Jawab :

Berikut adalah beberapa instrumen pasar modal yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan
diperdagangkan di Bursa Efek Syariah:

Diperbolehkan diperdagangkan di Bursa Efek Syariah:

a) Saham Syariah: Saham-saham perusahaan yang memenuhi kriteria syariah dan tidak terlibat
dalam sektor-sektor yang diharamkan, seperti alkohol, perjudian, dan riba.
b) Obligasi Syariah (Sukuk): Instrumen utang yang mematuhi prinsip-prinsip syariah, dengan
penghasilan yang dihasilkan dari kegiatan bisnis halal dan tidak melibatkan riba.

c) Reksa Dana Syariah: Reksa dana yang menginvestasikan dana investor dalam instrumen-
instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah, seperti saham syariah dan obligasi syariah.

d) Exchange-Traded Fund (ETF) Syariah: ETF yang mencerminkan indeks saham syariah
tertentu dan diperdagangkan di Bursa Efek Syariah.

e) Real Estate Investment Trust (REIT) Syariah: Instrumen investasi yang mengumpulkan dana
dari investor untuk menginvestasikan pada properti komersial dan membagikan pendapatan
sewa kepada pemegang unit REIT.

Tidak diperbolehkan diperdagangkan di Bursa Efek Syariah:

a) Saham Non-Syariah: Saham-saham perusahaan yang terlibat dalam sektor-sektor yang


diharamkan oleh prinsip syariah, seperti industri minuman keras, perjudian, dan perbankan
konvensional.

b) Obligasi Non-Syariah: Obligasi yang melibatkan bunga dan tidak memenuhi kriteria syariah
dalam struktur dan penggunaan dana.

c) Instrumen Derivatif Non-Syariah: Instrumen derivatif, seperti futures dan options, yang
melibatkan elemen riba atau spekulasi yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

d) Produk Keuangan Konvensional: Instrumen-instrumen keuangan seperti deposito berbunga,


sertifikat deposito, dan surat berharga komersial yang melibatkan bunga.

3.) Jelaskan transaksi yang diperbolehkan oleh Dewan Syariah Nasional dalam pasar valuta
asing!
Jawab :
Jenis-jenis transaksi valuta asing yang diperbolehkan sebagai berikut.
a. Transaksi spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam
jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh karena dianggap tunai, sedangkan waktu
dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan merupakan
transaksi internasional. Pasar spor ini biasanya disebut actual market atau physical market.
b. Transaksi forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan
pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2x24 jam sampai
dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram karena harga yang digunakan adalah harga
yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal
harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati,
kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat
dihindari (lil hajah).
c. Transaksi swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang
dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward.
Hukumnya haram karena mengandung unsur maisir (spekulasi). Transaksi swap, yaitu suatu
kontrak pembelian/penjualan mata uang asing dengan kurs yang disepakati sekarang sesuai
dengan spot rate dan dikombinasikan dengan melakukan transaksi pembelian atau penjualan
mata uang asing dengan kurs forward. Dalam transaksi swap ini terjadi dua transaksi
sekaligus. Tukar menukar dalam bahasa Arab disebut dengan at tabaddul (barter) merupakan
salah satu bagian instrumen derivatif, di mana terdapat kedua belah pihak saling
mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya. Nilai swap ini
dihitung berdasarkan suatu nilai absolut (national ammount). yaitu suatu nilai nominal yang
digunakan untuk menghitung pembayaran terhadap suatu swap dan produk manajemen
risiko lainnya, di mana nilai ini bukan suatu nilai yang sesungguhnya atau absolut.
4.) Apa perbedaan sukuk dengan obligasi syariah ! Jelaskan beberapa jenis sukuk yang anda
ketahui !
Jawab :

Perbedaan antara sukuk dan obligasi syariah adalah sebagai berikut:

a) Struktur: Sukuk adalah instrumen keuangan yang berbasis pada kepemilikan aset riil atau
aktivitas bisnis yang halal. Dalam sukuk, investor memiliki bagian kepemilikan dalam aset
tersebut. Sementara itu, obligasi syariah adalah instrumen utang yang diterbitkan oleh
perusahaan atau pemerintah yang mematuhi prinsip-prinsip syariah. Obligasi syariah
melibatkan pembayaran bunga yang dihilangkan dan mengadopsi struktur keuntungan
berbagi atau pembagian hasil.
b) Sifat kepemilikan: Pemegang sukuk memiliki kepemilikan terhadap aset riil yang mendasari
instrumen tersebut. Mereka memiliki hak atas pendapatan atau hasil dari aset tersebut. Di
sisi lain, pemegang obligasi syariah adalah kreditor atau pemberi pinjaman yang memiliki
klaim atas pembayaran kembali pokok dan keuntungan yang disepakati.
c) Pembagian risiko: Dalam sukuk, risiko terkait aset tersebut juga dibagi antara pemegang
sukuk. Jika terjadi kerugian, pemegang sukuk berbagi kerugian sesuai dengan proporsi
kepemilikan mereka. Di sisi lain, obligasi syariah mengalokasikan risiko sepenuhnya kepada
penerbit obligasi syariah, dan pemegang obligasi hanya berfungsi sebagai kreditur.
d) Struktur pengembalian: Sukuk memberikan pengembalian berdasarkan hasil atau
pendapatan yang dihasilkan oleh aset yang mendasarinya. Pendapatan ini dapat berasal dari
sewa, keuntungan bisnis, atau penjualan aset. Sementara itu, obligasi syariah memberikan
pengembalian dalam bentuk pembagian keuntungan atau bagi hasil yang dihasilkan dari
kegiatan yang halal.

Beberapa jenis sukuk yang umumnya ditemui di pasar modal syariah meliputi:

a) Sukuk Mudharabah: Sukuk yang didasarkan pada kontrak mudharabah, di mana pemilik
sukuk menjadi pemegang modal dan penerbit sukuk menjadi pengelola usaha. Keuntungan
dan risiko dibagi sesuai dengan kesepakatan.
b) Sukuk Ijarah: Sukuk yang didasarkan pada kontrak ijarah (sewa). Penerbit sukuk
mengalihkan kepemilikan aset kepada pemegang sukuk untuk digunakan atau disewakan.
Pendapatan sewa menjadi sumber pengembalian bagi pemegang sukuk.
c) Sukuk Musharakah: Sukuk yang didasarkan pada kontrak musharakah, di mana pemilik
sukuk dan penerbit sukuk berbagi kepemilikan dan keuntungan dari proyek atau usaha yang
dibiayai oleh sukuk.
d) Sukuk Murabahah: Sukuk yang didasarkan pada kontrak murabahah, di mana penerbit
sukuk membeli aset dengan harga tertentu dan menjualnya kepada pemegang sukuk dengan
harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
e) Sukuk Wakalah: Sukuk yang didasarkan pada kontrak wakalah, di mana penerbit sukuk
bertindak sebagai agen atau wakil untuk mengelola aset atau dana yang diperoleh dari
pemegang sukuk.

Anda mungkin juga menyukai