Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS EKONOMI

UJIAN TENGAH SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Mata Kuliah : Sistem Lembaga Keuangan Syariah


Hari, tanggal : Senin, 08 Mei 2023
Dosen : Dr. Dwi Wahyu A, SE, MM
Waktu : 60 menit
Sifat ` : open book

1. Sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang menjembatani pihak


yang membutuhkan dan dengan pihak kekurangan dana sesuai prinsip-prinsip
syariah.
a. Terdapat perbedaan menurut konvensional dan menurut prinsip syariah. Beri
penjelasannya!
b. Bagaimana sistem bagi hasil bank syariah baik dalam bentuk simpanan dan
pembiayaan?
c. Bagaimana dampak pasca pandemi COVID-19 pada bisnis Syariah secara umum!

2. a. Apa yang saudara ketahui tentang pasar modal syariah?


b. Apa perbedaan pasar modal syariah dengan pasar uang syariah?
c. Jelaskan fungsi, peserta dan tujuan pasar uang syariah!

3. a. Berikan penjelasan tentang Reksa dana syariah menurut Undang-undang?


b. Apa yang saudara ketahui tentang manfaat dan risiko reksa dana syariah?
c. Sebutkan dan beri penjelasan kendala-kendala yang dihadapi dan pengembangan
reksa dana syariah?

Selamat Mengerjakan
NAMA : HAJARUL TESAR FIRDAUS
NIM : 2103010255

Jawab

1. a. Perbankan syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Dengan demikian, setiap aktivitas yang dilakukan pada bank syariah, baik
penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dana memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah, yakni jual beli dan bagi hasil.

Sedangkan, bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatannya secara


konvensional, mengacu pada kesepakatan nasional maupun internasional, serta
berlandaskan hukum formil negara. 

b. ada beberapa kelebihan lain dari prinsip bagi hasil yang diterapkan bank syariah,
antara lain:
- Memiliki kesepakatan yang jelas. Rasio pembagian keuntungan antara pemilik dana
(shahibul mal) dan pengelola usaha (mudharib) sudah ditentukan sejak awal berdasarkan
kesepakatan bersama.

- Adanya transparansi mengenai keuntungan yang diperoleh.

- Nasabah akan terhindar dari kekhawatiran karena bank akan memberikan informasi
mengenai kegiatan usaha perbankan, profit yang diterima, dan sebagainya secara
transparan .Kepastian mengenai waktu pemberian bagi hasil yang diberikan

- Mudharabah mutlaqah: pada akad ini, nasabah tidak memberikan persyaratan apapun
mengenai dana yang akan disimpan. Hal ini membuat bank memiliki kebebasan penuh
untuk menentukan mekanisme penyaluran dana nasabah, selama itu dapat memberikan
keuntungan dan tidak menyalahi aturan syariah. 
- Mudharabah muqayyadah: bentuk simpanan khusus (restricted investment) di mana
nasabah selaku pemilik dana, dapat mensyaratkan hal-hal yang harus dipatuhi oleh pihak
bank. Jadi, dana simpanan harus disalurkan secara langsung hanya kepada pihak yang
diamanatkan oleh pemilik dana.

c. Perbankan syariah menghadapi sejumlah tantangan di tengah wabah Covid-19.


Pengamat Ekonomi Syariah yang juga pendiri Karim Consulting, Adiwarman Karim
menyampaikan kondisi industri bisa memburuk lebih dulu daripada industri bank
konvensional.Kondisi pandemi bisa mengurangi daya saing bank syariah dan masyarakat
memindahkan dananya ke bank konvensional. Secara umum, tantangan di bank syariah
saat pandemi Covid-19 yakni likuiditas dan rasio pembiayaan bermasalah atau non
performing financing (NPF).

Tantangan lainnya adalah likuiditas yang tidak merata di industri. Sejumlah bank bisa
menikmati kelebihan likuiditas dan lainnya kekurangan. Adiwarman menyarankan
adanya kebijakan regulator untuk pemerataan likuiditas di industri.

Selain itu, ia menyebutkan dua opsi solusi merujuk pada kondisi krisis 1998 dan 2008.
Saat itu, bank-bank syariah melakukan konversi pembiayaan dengan akad murabahah
menjadi pembiayaan dengan akad musyarakah dan mudharabah.

2. A.) Pasar Modal Syariah adalah seluruh kegiatan di pasar modal yang tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip islam. Pasar modal syariah Indonesia merupakan bagian dari
industri keuangan syariah yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)Tonggak
sejarah kelahiran pasar modal syariah Indonesia diawali dengan diterbitkannya reksa
dana syariah pertama pada tahun 1997. Kemudian diikuti dengan diluncurkannya Jakarta
Islamic Index (JII) sebagai indek saham syariah pertama, yang terdiri dari 30 saham
syariah paling likuid di Indonesia, pada tahun 2000. Pada tahun 2001, DSN-MUI
menerbitkan Fatwa nomor 20 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana
Syari'ah dan pada tahun 2003, DSN-MUI menerbitkan Fatwa nomor 40 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Peraturan
OJK (pada saat itu masih Bapepam dan LK) tentang pasar modal syariah pertama
diterbitkan di tahun 2006 dan dilanjutkan dengan diterbitkannya Daftar Efek Syariah
(DES) pada tahun 2007. DES adalah panduan bagi pelaku pasar dalam memilih saham
yang memenuhi prinsip syariah. Pasar uang dapat menjadi tempat bertemunya pemilik
dana dan peminjam dana secara langsung. Pertemuan tersebut biasanya bersamaan
dengan penawaran transaksi dalam jangka pendek. Berbeda dengan pasar modal yang
menawarkan investor penanaman modal dalam jangka panjang melalui instrumen-
instrumen yang ditawarkanPasar Uang Syariah adalah sistem keuangan yang berkaitan
dengan pendanaan jangka pendek atau perdagangan surat-surat berharga syariah dalam
jangka pendek (biasanya dibawah 1 tahun). Pasar Modal Syariah adalah perdagangan
efek yang sesuai dengan prinsip dan mekanisme syariah seperti saham yang terdaftar
dalam Daftar Efek Syariah (DES) atau Jakarta Islamic Index (JII)

B.) Perbedaan Pasar Uang Syariah dan Pasar Modal Syariah adalah: Petama, dari segi
waktu pasar uang memiliki jangka waktu pendek biasanya dibawah 1 tahun sedangkan
pasar modal memiliki jangka waktu yang panjang. Kedua, tempat perdagangan dalam
pasar uang transaksi bersifat abstrak yang artinya tidak diperdagangkan di pasar tertentu
sedangkan pasar modal diperdagangan di bursa efek. Ketiga, dari segi profitabilitas pasar
uang memiliki profit dan resiko yang lebih rendah dibandingkan pasar modal.

C.) Pasar uang syariah dan pasar uang konvensional pada dasarnya memiliki tujuan yang
sama, yaitu sebagai sarana untuk pengelolaan akan likuiditas dan akan membantu
perbankan untuk melakukan pengelolaan akan likuiditasnya. Baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Adapun fungsi dari pasar uang syariah antara lain:
1.) Sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan
dana jangka pendek. 2.)Sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi
pasar terbuka, transaksi pasar terbuka Bank Indonesia dilakukan melalui pasar uang
dengan menggunakan sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar
Keuangan (SBPU) sebagai Instrumen Keuangan. Pelaku pasar uang terdiri dari: a.Bank;
b.Yayasan; c.Dana Pensiunan, d.Perusahaan Asuransi; e.Perusahaan-perusahaan
besar;f.Lembaga Pemerintahan; g. Lembaga Keuangan Lainnya; h. Individu
(masyarakat).
Instrumen pasar uang : Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU), Repurchase Agreement (Repo) SBIS, Repurchase Agrement (Repo) SBSN

3. A.) Reksa dana syariah menurut POJK. No 19/POJK.04/2015 adalah Reksa dana
sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar
Modal.

b.) Risiko reksadana syariah pertama ialah penurunan nilai. Risiko ini dapat terjadi
apabila harga unit reksadana sedang anjlok. Jika hal seperti itu terjadi, bukan tidak
mungkin jumlah modal yang Sahabat investasikan di jenis reksadana pilihan Sahabat
berkurang nilainyaRisiko reksadana syariah kedua adalah risiko likuiditas. Likuiditas
reksadana syariah dapat menjadi risiko karena ada kemungkinan pihak manajer
investasi (MI) telat atau menunda pengiriman dana reksadana yang telah Sahabat jual
ke rekening pribadi milik investor. Risiko reksadana syariah selanjutnya adalah
ekonomi dan politik. Pada dasarnya, risiko ini tidak hanya terjadi pada instrumen
investasi reksadana. Mulai dari emas hingga efek saham tidak akan lepas dari risiko
yang satu ini. Oleh sebab itu, akan lebih baik apabila Sahabat terus memperbarui
wawasan tentang kondisi politik dan ekonomi luar negeri juga dalam negeri, agar
dapat membuat keputusan investasi yang presisi. wanprestasi dapat diartikan sebagai
gagal memenuhi kewajiban, yakni gagal bayar.

c.) Kendala reksadana syariah pertama ialah penurunan nilai. Risiko ini dapat terjadi
apabila harga unit reksadana sedang anjlok. Jika hal seperti itu terjadi, bukan tidak
mungkin jumlah modal yang Sahabat investasikan di jenis reksadana pilihan Sahabat
berkurang nilainya.

Anda mungkin juga menyukai