Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS (BJT) TUGAS1

SEMESTER 2023/2024 Genap (2024.1) (2022.1)

Nama Mahasiswa : JENIFFER LAURENT BUDIJANTO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042489405

Tanggal Lahir : 05 AGUSTUS 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4482/Akuntansi Keuangan Syariah

Kode/Nama Program Studi : 83 /AKUNTANSI

Kode/Nama UPBJJ : 45/YOGYAKARTA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA

1 dari 3
NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Genap (2024.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : EKMA4482/Akuntansi Keuangan Syariah
Tugas :1

Soal 1.
Jelaskan faktor-faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional!

Soal 2.
Jelaskan teori sebab-sebab timbulnya perdagangan internasional!

Soal 3.
Jelaskan dampak factor devaluasi mata uang terhadap pelaku bisnis internasional!

2 dari 3
Jawaban Nomor 1
The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutiions(AAOIFI)
menjadi organisasi nirlaba internasional yang memiliki kompetensi untuk menyusun standar-
standar akuntansi keuangan danauditinguntuk bank dan Lembaga Keuangan Syariah di dunia.
AAOIFI merupakan lembaga internasional yang mengembangkan standar akuntansi, audit,
governance, dan etika terkait dengan kegiatan lembaga keuangan syariah dengan
memperhatikan kepatuhan terhadap prinsip syariah. Lembaga ini didirikan pada 1990 di
Algeria dan berkantor pusat di Manama, Bahrain. Saat ini, AAOIFI beranggotakan 155
anggota lembaga dari 40 negara yang meliputi bank sentral, lembaga keuangan syariah, dan
anggota lainnya dari industri keuangan dan bank syariah internasional. Selain itu, AAOIFI
juga mendapat jaminan implementasi atas standar yang dikeluarkan antara lain oleh negara
Bahrain, Jordan, Lebanon, Qatar, dan Sudan. AAOFI berfungsi untuk penyeragamaan
perlakuan akuntansi lembaga keuangan syariah global. Organisasi ini memiliki tujuan antara
lain: a.mengembangkan pemikiran akuntansi dan auditing yang relevan dengan lembaga
keuangan; b.menyamakan pemikiran di bidang akuntansi dan auditing yang relevan bagi
lembaga keuangan dan penerapannya melalui pelatihan, seminar, publikasi jurnal yang
merupakan hasil riset; c.menyajikan, mengumumkan, dan menginterpretasikan standar-standar
akuntansi dan auditing bagi lembaga-lembaga keuangan syariah; d.mereviewdan
mengamandemen standar-standar akuntansi danauditingbagi lembaga- lembaga keuangan
syariah.

Fungsi dan peran Bank Syariah dijabarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions) adalah sebagai berikut:

a.Manajer investasi, yaitu Bank Syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.

b.Investor, yaitu Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang dimiliki maupun dana
nasabah yang dipercayakan kepadanya. c.Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran,
Bank Syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana
lazimnya. d.Pelaksana kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, Bank Syariah juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola
(menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

3 dari 3
Jawaban Nomor 2

Sekilas, bank syariah dan konvensional tampak sama. Bahkan sebagian besar bank saat ini
memiliki cabang konvensional dan syariahnya sendiri. Meski demikian, keduanya tetap
berbeda lho! Selengkapnya tentang perbedaan bank syariah dan konvensional adalah sebagai
berikut:

1. Tujuan Pendirian
Latar belakang dan tujuan didirikan menjadi perbedaan bank syariah dan bank konvensional
pertama. Bank konvensional memiliki orientasi keuntungan dengan bebas nilai atau menganut
prinsip yang dimiliki oleh masyarakat umum.
Berbeda dengan bank syariah, tujuan pendiriannya tidak hanya berorientasi pada profit saja,
namun penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas keuangan perbankan dilakukan tidak
hanya melihat efek dunia saja, tetapi juga memperhatikan aspek akhirat juga.

2. Prinsip Pelaksanaan
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional berikutnya yaitu penerapan prinsip masing-
masing bank. Prinsip pelaksanaan antara bank syariah dan konvensional jelas berbeda.
Bank konvensional menggunakan prinsip konvensional dengan acuan peraturan nasional dan
internasional berdasarkan hukum berlaku. Sementara, prinsip bank syariah berdasarkan hukum
Islam mengacu dari Al-quran dan Hadist serta diatur oleh fatwa Ulama. Sehingga seluruh
aktivitas keuangannya menganut prinsip Islami.

3. Sistem Operasional
Sistem operasional juga menjadi perbandingan bank syariah dan bank konvensional. Pada bank
konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan penerapan suku bunga dan perjanjian
secara umum berdasarkan aturan nasional. Akad antara bank dan nasabah bank banyak
dilakukan berdasarkan kesepakatan jumlah suku bunga.
Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya. Menurut syariat
Islam, bunga masuk dalam kategori riba. Sehingga sistem operasional bank syariah
menggunakan akad bagi hasil atau nisbah. Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank
berdasarkan pembagian keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli.

4. Hubungan Antara Nasabah - Lembaga Perbankan


Peran nasabah dan lembaga perbankan juga mempengaruhi perbedaan bank syariah dan bank
konvensional. Dalam bank konvensional, hubungan antara nasabah dan lembaga perbankan
yaitu debitur dan kreditur. Nasabah bank konvensional berperan sebagai kreditur, sementara
perbankan berperan sebagai debitur.
Berbeda dengan bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi menjadi 4 jenis,
meliputi penjual-pembeli, kemitraan, sewa dan penyewa. Dalam penggunaan akad murabahah,
istishna, dan salam, pihak bank berperan sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.
Sementara akad musyarakah dan mudharabah memperlakukan hubungan kemitraan. Akad
ijarah memposisikan bank sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa.

5. Kesepakatan Formal
Proses transaksi dalam lembaga perbankan harus ada kesepakatan atau perjanjian formal antara
nasabah dan pihak bank. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ditinjau dari
kesepakatan formal yaitu bank konvensional melakukan perjanjian secara hukum nasional.
Berbeda pada bank syariah melakukan akad dengan memperhatikan hukum Islam juga.

4 dari 3
Beragam jenis akad transaksi dalam bank syariah mulai dari mencari keuntungan hingga
layanan jasa sosial. Tidak hanya itu, dalam melaksanakan perjanjian, terdapat beberapa rukun
dan syarat sah yang harus ditunaikan untuk mengesahkan akad tersebut.

6. Pengawas Kegiatan
Perbedaan bank syariah dan konvensional juga ditinjau dari pengawas kegiatannya. Meskipun
keduanya sama-sama diatur oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan,
tetapi pihak yang mengawasinya berbeda.
Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam aktivitasnya. Sementara struktur
pengawasan bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya dewan pengawas syariah,
dewan syariah nasional, dan dewan komisaris bank.

7. Proses Pengelolaan Dana


Karena bank syariah menerapkan prinsip Islam, maka berpengaruh juga terhadap kebijakan
pengelolaan dana. Sehingga perbedaan bank syariah dan bank konvensional selanjutnya yaitu
proses pengelolaan dana.
Pada bank konvensional, pengelolaan dana dapat dilakukan dalam seluruh lini bisnis
menguntungkan di bawah naungan Undang-Undang. Sementara, uang nasabah dalam bank
syariah harus dipergunakan sesuai aturan Islam. Bank syariah harus mengelola dana nasabah
pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Akibatnya, uang nasabah tidak boleh
diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha bertentangan dengan nilai Islam, seperti
perusahaan rokok, narkoba, dan sebagainya.

8. Sistem Bunga
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional paling menonjol terlihat dari penerapan sistem
bunga. Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan dasar dan keuntungan. Sementara,
bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil atau nisbah. Bagi hasil
diperoleh dari pembagian keuntungan antara bank dan nasabah.

9. Pembagian Keuntungan
Keuntungan perbankan merupakan perbedaan bank syariah dan konvensional. Pada bank
syariah, keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa, dan kemitraan dengan
nasabah. Tetapi bank konvensional mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang dibebankan
pada nasabah.

10. Pengelolaan Denda


Terakhir, perbandingan bank syariah dan bank konvensional adalah pengelolaan denda. Ketika
Anda terlambat melakukan pembayaran dalam bank konvensional, terdapat denda yang
dibebankan kepada nasabah. Bahkan besaran bunga bisa semakin meningkat, bila nasabah tidak
membayar hingga batas waktu ditetapkan.
Sementara itu, bank syariah tidak memiliki aturan beban denda bagi nasabah saat terlambat
atau tidak bisa membayar. Sebagai gantinya, bank akan melakukan perundingan dan
kesepakatan bersama. Meskipun beberapa bank syariah ada yang menetapkan denda pada kasus
tertentu, tetapi uang denda dari nasabah tidak dinikmati oleh pihak bank melainkan
dianggarkan sebagai dana sosial.

5 dari 3
Jawaban Nomor 3

Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal-hal berikut:

1. Tepat Waktu
Jika terdapat penundaan yang tdak semestnya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akankehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat
relatif antara pelaporantepat waktu dan ketentuan informasi andal. Dalam usaha mencapai
keseimbangan antara relevansi dankeandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan
pertimbangan yang menentukan.

2. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat


Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala yang dapat terjadi
(pervasive)daripada suatu karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi
seharusnya melebihi biayapenyusunannya. Namun demikian, secara substansi evaluasi biaya
dan manfaat merupakan suatu proses pertimbangan (judgement process). Biaya tidak harus
dipikul oleh mereka yang menikmati manfaat.Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pemakai
lain disamping mereka yang menjadi tujuan penyampaian informasi (Nurhayati & Wasilah,
2019: 74).

6 dari 3
Jawaban Nomor 4
Pengukuran unsur laporan posisi keuangan syariah merupakan tahapan dalam menetapkan besaran
jumlah atau nominal uang yang dapat diakui dan dicatat dalam laporan posisi keuangan. Paling tidak
ada 3 (tiga) dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk entitas syariah yaitu:

1. Biaya historis
Aset dicatat berdasarkan pengeluaran kas yang dibayar untuk memperoleh sebuah aset pada saat
perolehan.

2. Biaya kini
Aset dicatat berdasarkan jumlah kas yang dibayar jika aset yang sama diperoleh sekarang. Dapat
diartikan bahwa dasar pengukuran biaya kini (current cost) didasarkan harga pasar saat ini.

3. Nilai realisasi/penyelesaian
Aset dicatat berdasarkan jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang dengan cara menjual aset dalam
pelepasan normal (orderly disposal).

SUMBER REFERENSI:
EKMA4482/Akuntansi Keuangan Syariah

https://www.ocbc.id/id/article/2021/08/20/perbedaan-bank-syariah-dan-bank-
konvensional#:~:text=Bank%20umum%20menggunakan%20suku%20bunga,keuntungan%20antara%2
0bank%20dan%20nasabah.&text=Keuntungan%20perbankan%20merupakan%20perbedaan%20bank%
20syariah%20dan%20konvensional.

7 dari 3

Anda mungkin juga menyukai