Anda di halaman 1dari 3

MODUL XI PBS

Mata Pelajaran: Layanan Lembaga Keuangan Syariah

KEGUNAAN LAYANAN SYARIAH

Kegunaan dari Bank syariah adalah :


1. Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat.
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul
mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial
lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi
wakaf (wakif).
4. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PERBEDAAN BANK SYARIAH DAN BAK KONVENSIONAL

1. Cara Mendapatkan Keuntungan


Dalam kegiatan opersionalnya, baik bank konvesional maupun syariah sama-sama
membutuhkan keuntungan atas usaha yang dijalankan.
Meski demikian, kedua bank ini menerapkan perhitungan  yang berbeda dalam hal
keuntungan bisnis usaha.
Bank konvesional menjalankan usahanya dengan memberikan keuntungan dalam jumlah
tertentu dalam bentuk suku bunga bagi nasabahnya.
Suku bunga ini akan diatur berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah melalui
lembaga keuangan dan perbankan di mana besaran suku bunga harus menguntungkan pihak
bank.
Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan sistem bunga pada layanan mereka.
Bank ini dijalankan berdasarkan syariat Islam, sehingga bunga dilarang karena dianggap
tidak sesuai syariat.
Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan mendapatkan sejumlah keuntungan dari
sistem tersebut.

2. Sistem Operasional
Bank konvensional dijalankan berdasarkan standar opersional perbankan yang telah
ditetapkan pemerintah dan tunduk pada aturan hukum yang berlaku di Indonesia.
Hal ini diatur pemerintah melalui lembaga keuangan dan pihak lainnya yang dianggap
berkepentingan dengan masalah tersebut.
Sementara bank syariah tentunya mengikuti aturan syariat Islam.
Semua kegiatan operasional yang dijalankan akan dilakukan berdasarkan ketentuan yang
telah dikeluarkan melalui fatwa MUI yang diambil berdasarkan ketentuan syariat Islam.
3. Cara Mengelola Dana
Pengelolaan dana di bank konvesional bisa dilakukan pada berbagai lini bisnis yang dianggap
aman dan menguntungkan.
Selama pengelolaan dana ini tidak menyalahi aturan dan hukum yang berlaku maka pihak
bank memiiki kebebasan untuk menjalankan dan mengelola dana tersebut.
Bank juga memiliki sejumlah kewajiban kepada nasabahnya terkait dengan dana simpanan
dan investasi yang disetorkan ke bank yang bersangkutan.
Dalam bank syariah, dana nasabah yang diterima dalam bentuk titipan atau investasi tidak
bisa dikelola pada semua lini bisnis secara sembarangan.
Pengelolaan dan investasi yang dilakukan bank syariah harus berdasarkan syariat Islam, di
mana lini bisnis yang dipilih harus yang memenuhi aturan syariat Islam.

4. Metode Transaksi
Seluruh aturan serta kebijakan transaksi yang ditemui dalam bank konvesional telah diatur
dan dijalankan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.
Sementara pada bank syariah, secara khusus beberapa transaksi telah diatur berdasarkan
fatwa MUI, di antaranya adalah sebagai berikut:
 Akad al-Mudharabah (bagi hasil)
 Al-Musyarakah (perkongsian)
 Al-Musaqat (kerja sama tani)
 Al-Ba’i (bagi hasil)
 Al-Ijarah (sewa-menyewa)
 Al-Wakalah (keagenan)

5. Denda Keterlambatan
Nasabah pada bank konvesional dibebankan uang tambahan atau bunga apabila terlambat
melakukan pembayaran.
Besaran bunga ini akan makin bertambah, jika nasabah tidak mampu membayar pada periode
berikutnya.
Berbeda dengan bank konvesional, bank syariah tidak memiliki ketetuan beban uang
tambahan yang harus dibayarkan bagi nasabah yang melakukan keterlambatan pembayaran.
Namun, terdapat sanksi yang dikenakan bagi nasabah yang mampu membayar tetapi sengaja
menunda pembayaran.
Sanksi dapat berupa uang dengan jumlah sesuai dengan akad yang sudah disetujui dan
ditandatangani.
6. Proses Perjanjian
Pada proses perjanjian atau akad bank konvesional, nasabah cukup melakukan perjanjian
dengan hukum.
Sementara pada bank syariah, akad harus sesuai dengan hukum Islam.
Dalam bank syariah, akad harus menyertai rukun, seperti adanya:
 penjual,
 pembeli,
 barang,
 harga, serta
 ijab dan kabul.
Selain itu, syarat yang termasuk dalam kategori barang dan jasa harus halal, harga barang dan
jasa pun harus jelas, begitu juga dengan tempat penyerahannya.
Barang yang ditransaksikan juga harus dalam kepemilikan penjual.

Anda mungkin juga menyukai