Anda di halaman 1dari 33

SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

BAB I
Produk syariah

1. Pengertian Bank Islam (Bank Syariah)


Dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 pasal 1 pengertian bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
dengan bentuk’’ lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Istilah lain yang digunakan untuk sebutan bank islam adalah syariah,
menurut Ensiklopedi islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip
syariah islam.
Didalam oprasionalisasinya bank islam harus mengikuti atau berpedoman
kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah Saw,
bentuk-brntuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh
Rasul atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama yang
tidak menyimpang dari Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Sedangkan menurut Drs. H. Karnaen Perwata Atmadja pengertian bank


islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
islam yang tata cara opresionalnya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-
Qur’an dan Al-Hadist.

2. Sejarah Berdirinya Bank Islam (Bank Syariah)

Pada Zaman pra-Islam sebenarnya sudah ada bentuk-bentuk


perdagangan yang sekarang dikembangkan dalam bisnis modern. Bentuk-
bentuk itu misalnya al-Musyarokah, at-takaful, kredit kepemilikan barang
dan pinjaman dengan tambahan bunga. Bentuk” perdagangan tersebut telah
berkembang dijazirah arab khususnya berpusat dikota Makkah, Jeddah, dan
Madinah. Jazirah yang berada dijalur perdagangan Asia, Afrika, Eropa
kemungkinan besar telah dipengaruhi oleh bentuk-bentuk ekonomi mesir
purba, yunani kuno dan romawi 2500 tahun SM telah mengenal sistem
perbankan. Kemudian di Babilonia yang telah menjadi wilayah Irak juga
telah mengenal sistem perbankan hampir dari 2000 tahun SM.

Sikap umat terhadap larangan riba pada waktu itu sangat penuh.

0
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Ternyata kepatuhan umat terhadap larangan riba ini diarahkan kepada
kegiatan-kegiatan ekonomi yang tidak terlarang, dan terbukti mampu
mengantarkan umat islam kepada masa kejayaannya mulai sekitar tahun 633
masehi hingga ratusan tahun kemudian.

Pada masa Rasuullah secara umum bank adalah lembaga yang


melaksanakan tiga fungsi utama yang menerima simpanan uang,
meminjamkan uang dan memberikan jasa pengeriman uang. Didalam
sejarah perekonomian umat islam pembiayaan yang dilakukan dengan akad
yang sesuai syariah elah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman
Rasulullah. Praktek-praktek seperti ini : menerima penitipan harta,
meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan keperluan bisnis, serta
melakukan pengiriman uang telah lazim dilaksanakan sejak zaman
Rasulullah.3
Secara kolekif gagasan berdirinya bank islam ditingkat internasional
muncul dalam konferensi negara-negara islam se- Dunia, di Kualalumpur
Malaysia pada tanggal 21-27 april 1969 yang diikuti 19 Negara peserta
termasuk Indonesia. Konferensi tersebut memutuskan beberapa hal yaitu :
 Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi jika
tidak dia termasuk riba dan riba itu sedikit atau banyak hukumnya
haram.
 Diusulkan supaya bank islam yang bersih dari sistem riba dalam jangka
waktu secepat mungkin.
 Sementara menunggu berdirinya bank Islam, bank-bank yang
menerapkan bunga diperbolehkan beroperasi namun jika benar-benar
dalam keadaan darurat.

Oleh karena bunga secara hukum fiqih dikatagorikan riba yang


berarti haram, disejumlah Negara Islam dan berpenduduk mayoritas
islam mulai berfikir untuk mmendirikan lembaga bank alternatif non
ribawi. Usaha modern pertama untuk mendirikan bank pertama yang
tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahan tahun
1940-an, eksperimen lain yang dilakukan di Pakistan pada akhir tahun
1950-an dimana suatu lembaga perkreditan tanpa bunga didirikan
dipedesaan Negara itu.Namun pendirian bank syariah yang paling
sukses dan inovatif dimasa modern ini dilakukan di Mesir pada tahun
1963 dengan berdirinya Mitt Ghamr Local Saving Bank.

Di Indonesia, bank syariah pertama baru lahir tahun 1991 dan


beroperasi secara resmi tahun 1992. Padahal, pemikiran mengenai hal
ini sudah terjadi sejak dasawarsa 1970-an. Menurut Dawam Raharjo,
saat memberikan Kata Pengantar buku Bank Islam Analisa Fiqih dan

1
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Keuangan penghalangnya adalah faktor politik, yaitu bahwa pendirian
bank Islam dianggap sebagai bagian dari cita-cita mendirikan Negara
Islam.
Namun, sejak 2000-an, setelah terbukti keunggulan bank syariah
(bank Islam) dibandingkan bank konvensional antara lain, Bank
Muamalat tidak memerlukan suntikan dana, ketika bank-bank
konvensional menjerit minta Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
ratusan triliunan akibat negatif spread bank-bank syariah pun
bermunculan di Indonesia.

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat pada sajian
tabel di bawah ini.
Perbedaan Bank syariah Bank Konvensional
Hukum Syariah Islam berdasarkan Al- Hukum positif yang berlaku
Qur’an dan Hadist dan telah di Indonesia
difatwakan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI)
Investasi Usaha yang halal Semua sama saja
Orientasi Kuntungan (Profit Orientied) Kuntungan (Profit
dan kemakmuran dan Orientied) Semata
kebahagian dunia Akherat
Keuntungan Bagi Hasi Bunga
Hubungan nasabah Kemitraan Kreditur dan Debitur
dan Bank
Keberadaan Dewan Ada Tidak Ada
Pengawas

1. Perbedaan Hukum yang Digunakan


Seperti sudah disinggung di atas, bahwa perbedaan paling mencolok
antara bank syariah dan bank konvensional terletak pada hukum yang
digunakannya masing-masing. Bank syariah memiliki sistem yang
didasari pada syariat Islam yang berlandas Al-Qur’an, Hadist, dan
Fatwa Ulama (Majelis Ulama Indonesia), sementara bank
konvensional memiliki sistem yang dilandasi pada hukum positif yang
berlaku di Indonesia. Beberapa sistem transaksi pada bank syariah
yang menggunakan perspektif hukum Islam di antaranya al-
musyarakah (perkongsian), al-mudharabah (bagi hasil), al-musaqat
(kerja sama tani), al-ijarah (sewa-menyewa), al-ba’i (bagi hasil), dan
al-wakalah (keagenan).
2. Perbedaan Investasi
Perbedaan bank syariah dan bank konvensional pada hukum yang
mendasarinya juga menelurkan perbedaan pada setiap sistem yang
digunakan, misalnya dalam hal investasi. Pada bank syariah, seorang
2
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
akan diperkenankan meminjam dana apabila jenis usaha yang
diajukannnya adalah usaha yang halal dan baik, seperti pertanian,
peternakan, dagang, dan lain sebagainya. Sementara itu, pada bank
konvensional, seseorang boleh mengajukan pinjaman terhadap usaha-
usaha yang diizinkan atas hukum positif. Usaha yang tidak halal tapi
diakui hukum positif di Indonesia akan tetap diterima dalam pengajuan
pinjaman.
3. Perbedaan Orientasi
Orientasi yang ada pada sistem bank konvensional semata-mata adalah
orientasi keuntungan atau profit oriented. Sementara pada sistem bank
konvensional, orientasi yang digunakan selain orientasi keuntungan
juga memperhatikan kemakmuran dan kebahagiaan hidup dunia
akhirat atas kerjasamanya. Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal.
4. Pembagian Keuntungan
Sistem pembagian keuntungan antara bank konvensional dan bank
syariah juga berbeda. Bank konvensional menerapkan sistem bunga
tetap atau bunga mengambang pada setiap pinjaman yang diberikan
pada nasabah. Oleh karena itu, bank konvensional menganggap bahwa
usaha yang dijalankan oleh nasabah akan selalu untung. Hal ini
berbeda dengan sistem pembagian keuntungn yang diterapkan bank
syariah. Pada bank syariah, keuntungan dari penggunaan modal dibagi
sesuai dengan akad yang disepakati di awal. Bank syariah akan tetap
memperhatikan kemungkinan untung atau rugi usaha yang dibiayainya
tersebut. Jika dirasa tidak menguntungkan, bank syariah akan menolak
pengajuan pinjaman yang nasabahnya.
5. Hubungan Nasabah dan Bank
Dari segi sosial, perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional
juga terdapat pada hubungan antara bank dengan nasabahnya. Pada
bank syariah diterapkan sistem kemitraan, sementara pada bank
konvensional hubungan nasabah dan bank disebut kreditur dan debitur.
6. Perbedaan Pengawasan
Setiap sistem transaksi yang dilakukan bank syariah harus dibawah
pengawasan Dewan Pengawas. Dewan pengawas ini berisi
sekumpulan ulama dan ahli ekonomi yang menguasai pemahaman
fiqih muamalah. Sementara, di bank konvensional setiap sistem
transaksi tidak diawasi selain oleh hukum positif. Nah, itulah beberapa
hal yang membedakan bank syariah dan bank konvensional.
Sebetulnya masih ada banyak perbedaan bank syariah dan bank
konvensional lainnya, hanya saja keenam aspek itulah yang paling
mendasar. Semoga bisa menambah pengetahuan perbankan Anda.
Salam sehat selalu.1

1
http://danperbedaan.blogspot.co.id/2016/04/perbedaan-bank-syariah-dan-bank-konvensional.html(di
Askses pada 31 Juli 2017 Pukul 22.00)

3
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

3. PRODUK SYARIAH
Produk Syariah adalah produk keuangan bank syariah dan Lembaga
Keuangan syariah Bukan Bank yang dalam kegiatan oprasionalnya sesuai
dengan prinsip syariah yang bersumber pada Al quran, Hadits, Ijma’ dan
qiyas.

Produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:


I. Produk Penghimpunan Dana,
II. Produk Penyaluran Dana,
III. Produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada
nasabahnya.

4
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

BAB II
Produk penghimpun Dana

Pengertian penghimpunan dana adalah suatu kegiatan usaha yang


dilakukan bank untuk mencari dana kepada pihak deposan yang nantinya
akan disalurkan kepada pihak kreditur dalam rangka menjalankan fungsinya
sebagai intermediasi antara pihak deposn dengan pihak kreditur..

Dalam Bank Syariah, klasifikasi penghimpunan dana yang utama tidak


didasarkan atas nama produk melainkan atas prinsip yang digunakan.
Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional prinsip penghimpunan dana
yang digunakan dalam bank syariah ada dua yaitu prinsip wadiah dan
prinsip mudharabah. 2

Tujuan dari kegiatan penghimpunan dana adalah untuk memperbesar modal,


memperbesar asset dan memperbesar kegiatan pembiayaan sehingga
nantinya dapat mendukung fungsi bank sebagai lembaga intermediasi

Jenis-Jenis Penghimpiunan dana

1. Wadiah
Landasan Syariah QS Annisa (4) :58 :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya.”

Hadis Riwayat Dawud dan Al Tirmidzi :

“ Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi amanat kepadamu


dan janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu”

Wadiah adalah aqad antara pemilik dengan penyimpan, untuk menjaga


harta/modal dari kerusakan atau kerugian dan untuk keamanan harta.

Jenis-jenis Wadiah

2
http://joernalakuntansi.wordpress.com/2009/09/04/penyampaian-informasi-keuangan-dan-non-
keuangan-bank-syariah/

5
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

 Wadiah Yad Amanah (kepercayaan) dimana penerima titipan tidak


boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil kembalai
oleh penitip
 Wadiah Yad Dhamanah (simpanan yang dijamin) dimana titipan
yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan
oleh penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut
diperoleh keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan.

Biasanya bank syariah menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah


untuk produk tabungan dan giro.

Ciri-ciri Wadiah Yad Amanah

 Penerima titipan (costudian) adalah memperoleh kepercayaan


(trustee)
 Harta/modal/barang yang berada dalam titipan harus dipisahkan
 Harta dalam titipan tidak dapat digunakan
 Penerima titipan tidak mempunyai hak untuk memanfaatkan
simpanan
 Penerima titipan tidak diharuskan mengganti segala resiko kehilangan
atau kerusakan harta yang dititipkan kecuali bila kehilangan atau
kerusakan itu karena kelalaian penerima titipan atau bila status titipan
telah berubah menjadi Wadiah Yad Dhamanah

Ciri-ciri Wadiah Yad Dhamanah

 Penerima titipan adalah dipercaya dan penjamin barang yang


dititipkan
 Harta dalam titipan tidak harus dipisahkan
 Harta/modal/barang dalam titipan dapat digunakan untuk perdagangan
 Penerima titipan berhak atas pendapatan yang diperoleh dari
pemanfaatan harta titipan dalam perdagangan
 Pemilik harta/modal/ barang dapat menarik kembali titipannya
sewaktu-waktu

Perubahan Status dari Wadiah Yad Amanah menjadi Wadiah Yad


Dhamanah
Perubahan tersebut terjadi apabila :

6
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

 Harta dalam titipan telah dicampur


 Penerima titipan menggunakan harta titipan
 Penerima titipan membebankan biaya layanan kepada penitip

Konsep Bonus

 Penerima titipan (bank) tidak boleh menyatakan atau menjanjikan


imbalan atau keutungan apapun kepada pemegang rekening wadiah
 Pemilik harta titipan tidak boleh mengharapkan atau meminta imbalan
atau keuntungan atas rekening wadiah
 Setiap imbalan atau keuntungan yang dijanjikan sebelumnya dapat
dianggap riba, baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk lain
 Penerima titipan (bank) atas kehendaknya sendiri dapat memberikan
imbalan kepada pemilik harta titipan (pemegang rekening wadiah)

Fasilitas Yang diperoleh dari Tabungan Wadiah

 Menggunakan buku atau kartu ATM


 Minimum setoran saldo pertama dan saldo minimum yang harus
dipertahankan
 Tabungan tidak terbatas dapat ditarik sewaktu-waktu
 Tipe rekening :
- Rekening perorangan
- Rekening bersama atau beberapa individu
- Perkumpulan/kelompok yang tidak berbadan hukum
- Rekening perwalian, yang dioprasikan oleh orang tua wali atau wali
atas nama pemegang rekening (yang belum dewasa)
 Pembayaran bonus dilakukan denga mengkredit rekening tabungan

Fasilitas yang diperoleh dari Giro Wadiah

 Kepada pemegang rekening diberikan buku cek untuk


mengoperasikan rekening.
 Ada minimum setoran awal, dan diperlukan referensi bagi pemegang
rekening
 Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam dari BI
 Penarikan dana dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan
cek atau instruksi tertulis lainnya
 Tipe rekening :

7
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

 Rekening perorangan
 Rekening bersama atau rekening kelompok/perkumpulan
 Rekening perusahaan (Badan hukum)
 Servis lainnya :
 Cek khusus
 Instruksi siaga (standing instruction)
 Transfer dana secara otomatis
 Pemegang rekening menerima salinan rekening (account statement)
setiap bulan dengan rincian transaksi selama bulan yang
bersangkutan
 Bank dapat mengirim konfirmasi saldo kepada pemegang rekening
setiap akhir tahun atau setiap periode tertentu (yang lebih pendek)
bila dianggap perlu oleh bank atau atas permintaan pemegang
rekening

Mudharabah
Landasan Syariah QS Al-maidah (5):2 :

“ Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu”

Hadis nabi Riwayat Ibnu Abbas

Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah. Ia


mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengurangi lautan dan tida
menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak, jika persyaratan itu
dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan
itu yang ditetapkan Abbas itu didengar oleh rasulullah, beliau
membenarkannya (HR Thabrani dari Ibnu Abbas)

Mudaharabah disebut juga Muqarradah yang berarti bepergian untuk


urusan dagang Secara muammalah, Al-mudharabah adalah :
Akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha
(mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama. Keuntungan yang
diperoleh dibagai antara keduanya dengan perbandingan nisbah yang
disepakati sebelumnya.

Jenis Mudharabah

8
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

 Mudharabah Muthlaqah dimana pemilik (shahibul maal) dana


memberikan keleluasaan penuh kepada pengelola (mudharib) untuk
mempergunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik
dan menguntungkan. Namun pengelola tetap bertanggung jawab
untuk melakukan pengelolaan sesuai dengan kebiasaan usaha normal
yang sehat (uruf) (bank biasanya menggunakan produk tabungan dan
deposito untuk jenis ini)
 Mudharabah muqayyadah dimana pemilik dana menentukan syarat
dan pembatasan kepada pengelola dan pengguna dana tersebut
dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya. (untuk
jenis ini akan dibahas pada topik pembiayaan)

Ketentuan tabungan & deposito mudharabah mutlaqah

 Dalam transaksi ini nasabah beritndak sebagai shahibul maal atau


pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana
 Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan mengembangkannya termasuk didalamnya mudharabah
dengan pihak lain
 Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai bukan
piutang
 Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening
 Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dan
deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi
haknya
 Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
tanpa persetujuan yang bersangkutan

Fasiltas yang diperoleh untuk tabungan

 Menggunakan buku tabungan


 Setoran awal minimum berdasarkan kebijakan bank
 Setoran berikutnya tidak dibatasi dan waktu penarikan sesuai dengan
akad
 Bagi hasil dikreditkan pada rekening tabungan setiap akhir bulan
 Tipe tabungan :

9
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

 Rekening Perorangan
 Rekening bersama (dua atau lebih)
 Rekening organisasi yang tidak berbadan hukum
 Rekening perwalian yang dioperasikan orang tua/wali
 Rekening dijadikan jaminan pembiayaan
 Pengakhiran perjanjian tabungan terjadi bila tabungan ditutup

Fasilitas yang diperoleh untuk Deposito

 Menggunakan sertifikat deposito atau bilyet deposito


 Minimum jumlah investasi ditentukan oleh bank
 Mempunyai jangka waktu (1, 3,6,12, 24 bulan dst)
 Kontrak berakhir pada saat jatuh tempo, tetapi dapat diperpanjang
(ARO)
 Bagi hasil diberikan pada saat jatuh tempo, interim bagi hasil dapat
diberikan setiap periode yang diperjanjikan
 Nisbah bagi hasil ditetapkan dimuka. Bank dapat memberikan bagi
hasil melebihi tetapi tidak boleh kurang dari nisbah yang
diperjanjikan. Kelebihan bagi hasil atas nisbah dianggap bonus.
 Berdasarkan proyek khusus dimana bank ingin membiayai.
Penggunaan dana investasi khusus bersifat back to back
 Jumlah investasi tergantung pada proyek biasanya dalam jumlah besar
 Jangka waktu investasi mengikuti jangka waktu proyek
 Pembayaran keuntungan tergantung pada kemajuan/penerimaan
keuntungan oleh proyek
 Nisbah bagi hasil ditetapkan kedua belah pihak, biasanya tergantung
pada tingkat kelayakan proyek yang dibiayai.

10
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

BAB III
Produk Penyaluran Dana

Penyaluran Dana
Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi ke dalam tiga kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu:
 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan
dengan prinsip jual beli (Ba’i)
 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan
dengan prinsip sewa.(Ijarah)
 Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna
mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi
hasil.(Syirkah)

1) JUAL BELI (Ba’i)


Menurut bahasa, ialah suatu bentuk akad penyerahan sesuatu dengan
sesuatu yang lain. Menurut syara’, ialah memiliki sesuatu harta (uang)
dengan mengganti sesuatu atas dasar ijin syara’, atau sekedar ingin
manfaatnya saja yang diperbolehkan syara’.3
Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Prinsip jual-beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan


kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan
bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual.

a. Pembiayaan Murabahah
Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal sebagai murabahah.
Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual-beli di
mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli
bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati
harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam

3
Ahmad, Mustaq Dr. Etika Bisnis dalam Islam. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta:2001

11
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
akad jual-beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama
berlakunya akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan
cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang
diserahkan segera setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara
tangguh.
Contoh:
Tuan Ahmad sebagai pengusaha kayu, mengajukan permohonan
pembiayaan murabahah guna pembelian kayu seharga Rp. 200.000.000,-.
Setelah dievaluasi oleh bank syariah, usahanya layak dan permohonannya
disetujui, maka mengangkat Tuan Ahmad sebagai wakil bank syariah untuk
membeli kayu dengan dana dan atas namanya kemudian menjual kayu
tersebut kembali kepada Tuan Ahmad ( sebagai pengusaha) sejumlah Rp.
240.000.000,- dengan jangka waktu 3 bulan dan dibayar lunas pada saat
jatuh tempo. Asumsi penetapan harga jual Rp. 240.000.000,- telah dilakukan
dengan cara:
a. Tawar menawar harga jual antara Tuan Ahmad dengan bank.
b. Harga jual yang disetujui tidak akan berubah selama jangka waktu 3 bulan
walaupun dalam masa tersebut terjadi perubahan harga atau perubahan
tingkat bunga dibank konvensional.

b. Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan
belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan
pembayaran dilakukan tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara
nasabah sebagai penjual. Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun
dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan barang
harus ditentukan secara pasti.

Ketentuan umum Salam:


- Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas
seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya. Misalnya jual beli 100
kg mangga harum manis kualitas “A” dengan harga Rp5000 / kg, akan
diserahkan pada panen dua bulan mendatang.

12
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
- Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan
akad maka nasabah (produsen) harus bertanggung jawab dengan cara antara
lain mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti barang
yang sesuai dengan pesanan.
- Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya
sebagai persediaan (inventory), maka dimungkinkan bagi bank untuk
melakukan akad salam kepada pihak ketiga (pembeli kedua) seperti bulog,
pedagang pasar induk atau rekanan. Mekanisme seperti ini disebut dengan
paralel salam.
Gambaran Ba’i Salam

Contoh Ba’i Salam :


Seorang yang bernama hendak membeli mangga 100 kg mangga harum
manis kualitas “A” dengan harga Rp5000 / kg, dimana uang terlebih dulu
diserahkan , sedangkan mangga nya akan diserahkan pada panen dua bulan
mendatang

c. Istishna
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)
pembayaran. Skim istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan
pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
Ketentuan umum:
Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu
dan jumlah. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad
istishna dan tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi
perubahan dari kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad
ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.

13
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Skema Akad/Transaksi Istisna’ Pada LKS

Jika dalam pembuatan barang yang dipesan oleh nasabah, LKS membuat
sendiri maka skema transaksi akad istisna’ adalah sebagai berikut :

Penjelasan Skema :

 Nasabah memesan barang kepada Bank Syariah untuk pembuatan


suatu barang konstruksi
 Bank syariah membuat barang pesanan, kemudian menyerahkan
barang kepada nasabah
 Nasabah melakukan pembayaran kepada bank syariah.

Jika untuk memenuhi pesanan nasabah tersebut bank syariah memesan lagi
kepada pihak lain atau kontraktor. Akad antara nasabah dan bank syariah
sebagai penjual harus terpisah dengan akad bank syariah sebagai pembeli
dengan kontraktor. Skema yang digunakan adalah istisna’ paralel sebagai
berikut :

Penjelasan Skema :

14
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
 Nasabah memesan barang kepada Bank Syariah untuk pembuatan
suatu barang konstruksi
 Bank Syariah memesan barang yang dipesan nasabah kepada
kontraktor
 Kontraktor menyerahkan barang kepada bank syariah
 Bank syariah melakukan pembayaran kepada kontraktor
 Bank syariah menyerahkan barang pesanan kepada nasabah
 Nasabah melakukan pembayaran kepada bank syariah.

2) Prinsip Sewa (Ijarah)


Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahaan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya
kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah
muntahhiyah bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya
kepemilikan). Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.
Sebelum masuk pada contoh ijarah, anda harus memahmi terlebih dahulu
apa itu yang dimaksud dengan ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik
(IMBT).

 Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa
dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

 IMBT adalah ijarah yang membuka kemungkinan perpindahan


kepemilikan atas objek ijarah pada akhir periode.

Dalam ajaran islam, ada 3 syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan
prinsip sewa dalam menyalurkan dana di Bank syariah atau lembaga
keuangan syariah.

1. Harus jelas, seperti nama penyewanya harus dijelaskan.


2. Harus Realistis, seperti harga-Nya harus sesuai dengan ketentuan.
3. Harus sesuai dengan kaidah, maksudnya ialah dalam sistem teransaksi
menyewa dalam suatu barang, yang bisa terjadi antara Bank syariah
dengan Perusahaan dan perorangan, Bank syariah dengan perorangan,
dan transaksi sewa antara orang dengan orang.

15
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Contoh Ijarah:

Contoh ijarah dibawah ini merupakan contoh ijarah paralel, yaitu ijarah
yang memiliki hubungan antara Bank syariah-Perusahaan & perorangan.

Pak Budi yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya Rp-
200.000.000, membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjamg operasinya,
lalu pak Budi mendatangi dan mengajukan permohonan kepada Bank
syariah untuk menyewa alat-alat berat tersebut.permohonannya tersebut
disetujui oleh Bank syariah, dan Bank syariah akan menyewa alat-alat berat
tersebut yang dibutuhkan oleh Pak Budi. maka pak Budi akan membayar
sewa alat-alat berat tersebut kepada Bank syariah selama 2 Tahun, biaya
(sewa) perbulannya adalah Rp- 9.000.000. jadi, total yang harus dibayar pak
Budi selama 2 tahun adalah 216.000.000."

keterangan:
Biaya proyek pembangunan jalan raya: Rp-200.000.000
Biaya sewa 1 bulan: Rp- 9.000.000
Jadi, total biaya sewa dalam 2 tahun: Rp- 216.000.000
(16.000.000 tersebut merupakan keuntunagn hasil sewa Bank syariah)

Contoh Ijarah yang lain, yaitu Contoh Ijarah antara Orang dengan orang:

 Pak Ali ingin berlibur keluar kota selama 2 minggu, pak budi menyewa
mobil kepada Adira selama 2 bulan. penyewaan dalam satu hari adalah
sebesar Rp-300.000, dan penyewaan satu bulan Rp-7.500.000,00. Total
penyewaan yang harus dibayar Pak Ali selama dua bulan adalah Rp-
15.000.000.

2.) Contoh IMBT( Ijarah Muntahiya Bittamlik):


IMBT dalam islam, terdapat dua bagian ijarah, yaitu barang dan jasa.
Berikut ini contoh dari IMBT yang bagian Barang:
 Andi ingin membeli sebuah Ruko untuk membuka usaha Toko Baju,
dengan harga Ruko Tesebut adalah 60.000.000, tetapi Andi hanya
memiliki uang Rp-15.000.000, Andi mendatangi Bank syariah untuk
pembiayaan usahanya tersebut dengan melakukan transaksi Ijarah
IMBT. setelah dievakuasi usaha Andi tersebut disetujui oleh Bank
syariah, dan Bank syariah akan membeli Ruko tersebut, kemudian Bank
syariah menyewa Ruko tersebut kepada Andi. jadi, Andi harus
membayar sewa Ruko kepada Bank syariah sebesar Rp-
5.500.000/bulannya. jadi total biaya sewa yang harus dibayarkan oleh
Andi selama satu Tahun adalah Rp-66.000.000. pada masa sewa itu
sudah habis, Ruko tersebut beralih kepemilikannya menjadi milik Adi.

16
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Keterangan:
Harga satu Ruko : Rp-60.000.000
Biaya sewa 1 bulan: Rp-5.500.000 x 12 (Bulan) = Rp-66.000.000
jadi, Total sewa selama 1 tahun : 66.000.000
(6.000.000 tersebut adalah keuntungan sewa yang dari Bank syariah)

Contoh IMBT yang bagian Jasa:

 Budi ingin membuat resepsi pernikahannya, yang biaya resepsinya


sebesar Rp-40.000.000, budi hanya memiliki uang Rp-15.000.000, Budi
mendatangi dan mengajukan permohonan kepada Bank syariah untuk
pembiayaan resepsi pernikahannya tersebut, dengan melakukan transaksi
IMBT. setelah dievakuasi, Bank syariah menyetujui permintaan Budi,
dan Bank syariah akan menyewa tempat resepsi pernikahan yang
dibutuhkan oleh Andi. jadi, Andi akan membayar sewa tersebut kepada
Bank syariah sebesar Rp- 3.700.000/bulan, jadi total sewa yang harus
dibayar Andi selama satu tahun adalah Rp- 44.400.000

Keterangan:
Biaya sewa resepsi: Rp- 40.000.000
Biaya sewa 1 bulan :Rp- 3.700.000
Total pembiayaan sewa 1 tahun: Rp- 44.400.000
(4.400.000 merupakan keuntungan hasil sewa yang didapatkan oleh Bank
syariah selama satu tahun)

1) PRINSIP BAGI HASIL (Syirkah)


Kata syirkah dalam bahasa Arab berasal dari kata syarika (fi’il mâdhi),
yasyraku (fi’il mudhâri’), dan mashdar (kata dasar)nya ada tiga wazn
(timbangan), boleh dibaca dengan salah satunya, yaitu: syirkatan /
syarikatan /syarakatan; artinya persekutuan atau perserikatan.
Adapun menurut istilah para ulama fikih, syirkah adalah suatu akad kerja
sama antara dua orang atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan kerugian akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan.

Dasar Hukum Syirkah:

Syirkah hukumnya diperbolehkan atau disyari’atkan berdasarkan Al-


Qur’an, Al-Hadits dan ijma’ (konsensus) kaum muslimin. Dan berikut ini
kami sebutkan dalil-dalilnya, di antaranya:

A. Al-Qur’an:

17
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Firman Allah Ta’ala: “Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang
yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang
saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” (QS. Shaad: 24)

Dan firman-Nya pula: “Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.”
(QS. An-Nisa’: 12)

Kedua ayat di atas menunjukkan perkenanan dan pengakuan Allah akan


adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja dalam surat An-
Nisa’ ayat 12 perkongsian terjadi secara otomatis karena waris, sedangkan
dalam surat Shaad ayat 24 terjadi atas dasar akad (transaksi).

B. Hadits:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah azza wa


jalla berfirman: “Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama
salah satunya tidak mengkhianati pihak lainnya. Kalau salah satunya
berkhianat, Aku keluar dari keduanya.” (HR. Abu Daud no.3383, dan Al-
Hakim no.2322).

C. Ijma’:

Ibnu Qudamah berkata: “Kaum muslimin telah berkonsensus terhadap


legitimasi syirkah secara global walaupun terdapat perbedaan pendapat
dalam beberapa elemen darinya.” (Al-Mughni V/109).

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan prinsip bagi hasil adalah:

a. Musyarakah
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau
syarikah atau serikat atau kongsi). Transaksi musyarakah dilandasi adanya
keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang
mereka miliki secara bersama-sama. Termasuk dalam golongan musyarakah
adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana
mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik
yang berwujud maupun tidak berwujud.

Ketentuan umum:
- Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan
dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.

18
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah tidak boleh
melakukan tindakan seperti:
- Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.
- Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modal
lainnya.
- Memberi pinjaman kepada pihak lain.
- Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh
pihak lain.
- Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila:
 Menarik diri dari perserikatan
 Meninggal dunia,
 Menjadi tidak cakap hukum
- Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek
harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan
kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal.
- Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek
selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah
disepakati untuk bank.

Contoh Pembiayaan Musyarakah:

Pak Albino ingin membuka Bisnis Rumah Makan, modal yang dimiliki
Pak Albino hanya RP-20.000.000. Sedangkan modal yang dibutuhkan
sebesar Rp-80.000.000.Pak Albino pergi ke Bank syariah untuk meminta
bantuan pendanaan sebesar Rp-60.000.000 dengan persetujuan bagi
hasilnya yaitu 60 % untuk Bank syariah dan 40 % untuk Pak Albino dalam
jangka waktu 2 Tahun.

Persetujuan bagi hasil diatas merupakan kesepakatan kedua belah pihak,


yaitu antara Bank syariah dengan Pak Albino.

19
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

b. Mudharabah
Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam
produk perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk
kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul
maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan
kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari shahibul maal dan keahlian
dari mudharib.

Ketentuan umum
- Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal;
harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan
nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap,
harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.
- Hasil dan pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan
dengan dua cara:
 (Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing)
 (Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing)

20
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
- Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap bulan
atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung
seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah,
seperti penyeleweng-an, kecurangan dan penyalahgunaan dana.
- Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak
mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika nasabah cidera janji
dengan sengaja misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda
pembayaran kewajiban, dapat dikenakan sanksi administrasi.

Contoh dari Mudharabah:

Pak Deva ingin membuka usaha jasa Fotocopy, Print, dan alat-alat tulis,
karena tidak memiliki modal Pak Deva pergi ke BPRS (Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah) untuk meminta bantuan pemodalan, Pak Deva memintak
bantuan pendanaan sebesar RP-30.000.000 dengan persetujuan bagi hasilnya
yaitu 60 % untuk BPRS dan 40 % buat pak Deva.

Persetujuan bagi hasil diatas merupakan kesepakatan kedua belah pihak,


yaitu antara BPRS dengan Pak Deva.

21
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

Akad Mudharabah dibagi menjadi tiga jenis yaitu

1) Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah Mutlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahib al-mal
(penyedia dana) dengan mudharib (pengelola) yang cakupannya sangat luas
dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.
Penyedia dana melimpahkan kekuasaan yang sebesar-besarnya kepada
mudharib untuk mengelola dananya. Jadi bank memiliki kebebasan penuh
untuk menyalurkan dana modal ini ke bisnis manapun yang diperkirakan
menguntungkan.
Penerapan umum dalam produk ini adalah:
a. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan
tata cara pemberitahuan keuntungan atau pembagian keuntungan secara
resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah
tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
b. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tabungan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
c. Tabungan Mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai
dengan perjajian yang disepakati namun tidak diperkenankan mengalami
saldo negatif.
d. Untuk tabungan Mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan.
Sebagai bukti penyimpanan serta kartu ATM dan atau alat penarikan
lainnya kepada penabung.

Skema prinsip Mudharabah Mulaqoh

22
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

2. Mudharabah Muqayyadah (On Balance Sheet)


Mudharabah muqayyadah on balance sheet adalah akad Mudharabah yang
disertai pembatasan penggunaan dana dari shahib al-mal untuk investasi-
investasi tertentu.
Jenis Mudharabah ini merupakan simpanan khusus di mana pemilik dana
dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank.
Karakteristik jenis simpanan ini adalah:
a. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata
cara pemberitahuan keuntungan atau pembagian keuntungan secara resiko
yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai
kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
b. Pemilik dana wajib menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti
oleh bank, wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana
simpanan khusus.
c. Sebagai tanda bukti simpanan, bank menerbitkan bukti simpanan khusus.
Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya.
Contoh pengelolaan dana dapat diperintahkan untuk:
a) Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya.

23
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
b) Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa
pinjaman, tanpa jaminan; atau
c) Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa
melalui pihak ketiga.
Skma Mudharabah Mutlaqoh On Balance Sheet

3. Mudharabah Muqayyadah (Off Balance Sheet)


Jenis Mudharabah ini merupakan penyaluran dana Mudharabah langsung
kepada pelaksanaan usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara
(arranger) yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana
usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus
dipatuhi oleh bank dalam mencari bisnis (pelaksana usaha). Karakteristik
jenis simpanan ini adalah:
a. Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak.
Sedangkan antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi
hasil
b. Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak
yang diamanatkan oleh pemilik dana.
c. Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus.
Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus
dicatat pada pos tersendiri dalam rekening administratif.

24
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Dalam lembaga keuangan akad tersebut diterapkan untuk proyek yang
dibiayai langsung oleh dana nasabah, sedangkan lembaga keuangan hanya
bertindak sebagai wakil yang mengadministrasikan proyek itu

Skema Mudharabah Muqayyadah (Off Balance Sheet)

3. JASA PERBANKAN SYARIAH


Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan
kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan.
Jasa perbankan tersebut antara lain berupa :

1). SHARF (Jual Beli Valuta Asing)


Valuta asing dalam istilah bahasa Inggris dikenal dengan money changer
atau foreign exchange, sedangkan dalam istilah Arab disebut al-sharf.
Dalam kamus al-Munjid fi al-Lughah disebutkan bahwa al-sharf berarti
menjual uang dengan uang lainnya. Al-Sharf yang secara harfiyah berarti
penambahan, penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli. Dengan
demikian al-Sharf adalah perjanjian jual beli satu valuta dengan valuta
lainnya.4 Valas atau al-sharf secara bebas diartikan sebagai mata uang yang

4 Sutan Remy Sjahdiyni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia (Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti, 1999) 87

25
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara
lain.5
Pada prinsipnya jual-beli valuta asing sejalan dengan prinsip sharf. Jual beli
mata uang yang tidak sejenis ini, penyerahannya harus dilakukan pada
waktu yang sama (spot). Bank mengambil keuntungan dari jual beli valuta
asing ini.
Skema sharf

2). IJARAH (Sewa)


Ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa
(ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa (mu’ajjir)
dengan penyewa (musta’jir) tanpa didikuti pengalihan kepemilikan barang
itu sendiri.6
Ijarah adalah akad antara bank (mu’ajjir) dengan nasabah (mutta’jir) untuk
menyewa suatu barang/objek sewa milik bank dan bank mendapat imbalan
jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa
oleh nasabah.
Landasan syariah akad ini adalah fatwa DSN-MUI No.09 /DSN-
MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Ijarah.
Aplikasi Ijarah di Lembaga Keuangan Syariah
Bank-bank Islam yang mengoperasikan produk ijarah, dapat melakukan
leasing, baik dalam bentuk operting lease maupun financial lease. Akan
tetapi, pada umumnya bank-bank tersebut lebih banyak menggunakan Ijarah
Muntahiya bit-Tamlik, karena lebih sederhana dari sisi pembukuan. Selain
itu, bank pun tidak direpotkan untuk mengurus pemeliharaan aset, baik pada
saat leasing maupun sesudahnya

5 Heli charisma berlianta, Mengenal valuta asing (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), 4-5

6 Andri Soemitra,MA. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”. Jakarta: Kencana 2009 Ed.1 Cet.1 h.349

26
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Skema Ijarah

3). PEGADAIAN SYARIAH


Pegaadaian syariah sendiri berasal dari prinsip Islam yang dikenal
dengan sebutan Rahn, yang berarti tetap atau lama. Dengan kata lain,
penahanan suatu barang dalam jangka waktu tertentu. Beberapa ahli juga
menyatakan bahwa rahn juga berarti menjadikan barang yang memiliki nilai
harta sebagai jaminan pada utang-piutang.

Perbedaan Utama antara Pegadaian Syariah dengan Konvensional


Perbedaan pegadaian syariah dengan pegadaian konvensional sendiri hanya
berbeda dalam pembiayaannya.

Kalau pegadaian konvensional memberikan bunga sebagai pembiayaan atas


manfaat yang digadaikan, maka pegadaian syariah menggunakan
pembiayaan bersifat ijarah. Ijarah sendiri adalah perjanjian akad kredit
antara bank (mu’ajjir) dengan nasabah (mutta’jir) untuk menyewa barang
atau objek sewa dimana bank memperoleh imbalan jasa, hingga objek sewa
dibeli kembali oleh nasabah.

Dalil dari prosesi sewa-menyewa ini sudah tertera di Al-Qur’an dan Hadits
sehingga bagi masyarakat Muslim tidak perlu lagi khawatir akan
kehalalannya apabila ingin menggadaikan barang.

27
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Produk Pegadaian Syariah
Untuk memperoleh manfaat dari pegadaian syariah ini, Anda dapat
menggunakan beberapa produk pegadaian syariah, yaitu Rahn, Arrum,
produk logam mulia, dan produk amanah. Berikut penjelasan mengenai
masing-masing produk.

1. Rahn
Singkatnya, produk pegadaian syariah ini memberikan skim pinjaman
dengan syarat penahanan agunan, yang bisa berupa emas, perhiasan, berlian,
elektronik, dan kendaraan bermotor.

Untuk penyimpanan barang selama digadai, nasabah harus membayar


sejumlah sewa yang telah disepakati bersama antara pihak pegadaian dan
nasabah.
Uang sewa ini mencakup biaya penyimpanan serta pemeliharaan barang
yang digadai. Proses pelunasan sewa ini dapat dibayar kapan saja selama
jangka waktu yang telah ditetapkan. Kalau tidak menyanggupi, maka barang
akan dilelang.

2. Arrum
Seperti produk rahn, produk Arrum ini juga memberikan skim pinjaman.
Biasanya, pinjaman ini diberikan kepada pengusaha mikro dan UKM
dengan menjaminkan BPKB motor atau mobil, dengan kata lain, barang
bergerak.

Seperti halnya rahn, biaya gadai yang dibebankan kepada nasabah


merupakan biaya penyimpanan, perawatan, dan sejumlah proses kegiatan
penyimpanan lainnya, dengan jumlah yang telah disepakati antara pegadaian
dan nasabah. Meskipun demikian untuk jumlah pembayaran tertentu,
nasabah juga dapat mengagunkan emas sebagai jaminan pinjaman.

3. Program Amanah
Skim pinjaman dari program ini sama dengan produk Arrum, tapi pinjaman
ini biasanya difungsikan untuk nasabah yang ingin memiliki kendaraan
bermotor. Program amanah ini mensyaratkan uang muka yang disepakati
untuk kendaraan bermotor ini, biasanya berjumlah minimal 20%.

28
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
4. Program Produk Mulia
Berbeda dengan produk lainnya yang memberikan pinjaman berjangka,
program produk mulia merupakan produk yang berfungsi untuk melayani
investasi jangka panjang untuk nasabah.

Untuk program produk mulia, ada beberapa pelayanan yang diberikan oleh
pegadaian syariah. Nasabah dapat membeli emas batangan secara langsung
di gerai-gerai pegadaian syariah atau menabungkan emas yang dimiliki di
pegadaian, dengan kata lain dititipkan dengan biaya sewa yang ditentukan.

Tabungan emas ini bisa berupa saldo, bisa juga dicetak berbentuk fisik
dengan biaya yang telah ditentukan. Selain itu, adapula konsinyasi emas,
yaitu layanan titip-jual. Anda menitipkan emas Anda kepada pegadaian
untuk dijual kembali oleh pegadaian.
Hasil penjualan emas tersebut akan diberikan kepada nasabah dengan
prinsip bagi hasil (mudharabah) antara pegadaian dan nasabah. Setelah itu,
emas fisik yang dimiliki oleh nasabah akan dikembalikan kembali kepada
nasabah.

Skema Pegadain Syariah

4). ASURANSI SYARIAH


29
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem di mana para peserta saling
menanggung risiko (sharing of risk) dengan menghibahkan sebagian atau
seluruh kontribusi melalui dana tabarru’, yang akan digunakan untuk
membayar klaim, atau jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian
peserta. Peranan perusahaan di sini adalah sebagai pemegang amanah dalam
mengelola dan menginvestasikan dana dari kontribusi peserta. Perusahaan
bertindak sebagai pengelola operasional saja, bukan sebagai penanggung
seperti pada asuransi konvensional.

Beberapa Akad yang digunakan dalam Asuransi Syariah diantaranya adalah:

1. Akad Tabarru ’ digunakan diantara sesama peserta. Setiap peserta


memberikan hibah berupa kontribusi (premi) melalui dana tabarru’
yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena
musibah. Perusahaan asuransi berfungsi sebagai pengelola dana hibah
tersebut.
2. AkadTijarah adalah Akad antara Peserta (secara kolektif atau secara
individu) dengan Perusahaan dengan tujuan komersial.
3. Akad Wakalah bil Ujrah digunakan sebagai dasar peserta
menyerahkan pengelolaan keuangan kepada perusahaan asuransi,
yaitu suatu akadTijarah yang memberikan kuasa kepada perusahaan
sebagai wakil peserta untuk mengelola dana Tabarru’dan/atau
dana investasi peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan
dengan imbalan berupa Ujrah (fee).
4. Akad Mudharabah digunakan dalam pengelolaan investasi, yaitu
suatu akad Tijarah yang memberikan kuasa kepada perusahaan
sebagai mudharib untuk mengelola investasi dana Tabarru’ dan/atau
dana investasi peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang
diberikan dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya
telah disepakati bersama.7

Berikut perbedaan antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah.


PRINSIP KONVENSIONAL SYARIAH
Konsep Transfer risiko dari Sharing risiko antara satu peserta
peserta kepada penanggung dengan peserta lainnya (sharing
(transfer of risk) of risk)
Akad Jual beli Tolong-menolong
Kepemilikan Dana premi seluruhnya menjadi Dana dari peserta sebagian akan
dana milik perusahaan sehingga menjadi milik peserta, sebagian
perusahaan bebas menggunakan lagi untuk perusahaan sebagai
dan menginvestasikannya pemegang amanah dalam
mengelola dana tersebut
Sumber Dari rekening perusahaan Dari rekening tabarru’ yang

7
https://www.asuransiastra.com/knowledge-post/tentang-asuransi-syariah.(Diakses 31 Juli 2017 pukul
20.00)

30
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH
pembayaran sebagai konsekuensi penanggung merupakan dana milik peserta
klaim terhadap peserta
Investasi & Bebas di instrumen investasi apa Instrumen investasi berbasis
hasil investasi pun. Hasil investasi seluruhnya syariah. Hasil investasi dapat
menjadi milik perusahaan dibagi antara peserta dan
pengelola
Surplus Menjadi milik perusahaan Dapat dibagikan ke dalam dana
underwriting* sepenuhnya tabarru’, peserta, dan perusahaan
dalam bentuk hadiah (waad to
allocate surplus)
Dewan Tidak ada Ada untuk mengawasi
Pengawas manajemen, produk dan investasi
Syariah dana agar dikelola sesuai dengan
prinsip syariah

Skema Asuransi syariah

31
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
SMK PRODUKTIF PERBANKAN SYARIAH

Daftar Pustaka

BUKU
 Ahmad, Mustaq Dr. Etika Bisnis dalam Islam. Pustaka Al-Kautsar.
Jakarta:2001
 Sutan Remy Sjahdiyni, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam
Tata Hukum Perbankan Indonesia (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti,
1999) 87
 Heli charisma berlianta, Mengenal valuta asing (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2005), 4-5
 Andri Soemitra,MA. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”.
Jakarta: Kencana 2009 Ed.1 Cet.1 h.349

INTERNET
 https://www.asuransiastra.com/knowledge-post/tentang-asuransi-
syariah.(Diakses 31 Juli 2017 pukul 20.00)
 http://danperbedaan.blogspot.co.id/2016/04/perbedaan-bank-syariah-
dan-bank-konvensional.html(di Askses pada 31 Juli 2017 Pukul
22.00)
 http://joernalakuntansi.wordpress.com/2009/09/04/penyampaian-
informasi-keuangan-dan-non-keuangan-bank-syariah/

32
PRODUK PERBANKAN SYARIAH DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Anda mungkin juga menyukai