Anda di halaman 1dari 8

PERBANKKAN SYARIAH

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bank dan Lembabaga Keuangan

Dosen Pembimbing LAS Lina Ayu Safitri, SE , MM

Disusun oleh :

Melly Silvilany Sadeli (64212247)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BINASARANA INFORMATIKA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas
makalah perbankan Pertemuan enam yang membahas tentang Bank Syariah
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu, Dalam penyusunan makalah ini, ditulis
berdasarkan materi yang berkaitan dengan perbankan Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaannya.Akhir kata, semoga makalah ini dapat
membawa manfaat untuk pembaca.
PENDAHULUAN

Lantar belakang Sejarah Sistem Perbankan Syariah

Kehadiran perbankan syariah di Indonesia memang masih relatif baru yaitu pada awal
tahun 1990-an, namun diskusi akan hal ini telah dimulai pada awal tahun 1980-an.
Sedangkan prakarsa untuk mendirikan bank syariah di Indonesia dilakukan oleh
Majelas Ulama Indonesia (MUI) pada 18-20 Agustus 1990. Bank syariah pertama di
Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia yang akte pendiriannya ditadatangani
taggal 1 November 1991. Meski demikian sejarah awal mula kegiatan bank Syariah
yang pertama kali dilalukan di Pakistan dan Malaysia pada sekitar tahun 1940.
kemudian di Mesir pada tahun 1963 berdiri Islamic Rural Bank di desa It Ghamr
Bank, bank ini beroperasi dipedesaan dan masih berskala kecil Di Uni Emirat Arab,
baru tahun 1975 dengan berdiri Dubai Islamic Bank, Kemudian Di Kuawait tahun
1977 berdiri Kuwait Finance House yang beroperasi tanpa bunga. Pada tahun 1978
berdiri bank Syariah yang diberi nama Faisal Islamic Bank. Langkah ini kemudian
diikuti oleh Islamic International Bank for Invesment and Development Di Siprus
Tahun 1983 berdiri Faisal Islamic Bank of Kibris. Kemudian di Malaysia, didirikan
Islamic Malaysia Berhad (BIMB) dan pada tahun 1999 lahir Bank Bumi Putera
Muamalah. Di Iran sistem perbankan syariah mulai berlaku secara nasioanl pada
tahun 1983 sejak diberlakukannya Undang-Undang Perbankan Islam. Kemudian di
Turki didirikan Daar al-maal alIslami (1984) dan Faisal Finance Istitution (1985)
Pakistan merupakan Negara pelopor utama dalam melaksanakan sistem perbankan
syariah secara nasional. Pemerintah Pakistan mengkonversi seluruh sistem perbankan
di negaranya pada tahun 1985 menjadi sistem perbankan syariah. Sebelumnya pada
tahun 1979 beberapa institusi keuangan terbesar telah menghapus sistem bunga dan
mulai tahun itu juga pemerintah Pakistan memobilisasi pinjaman tanpa bunga,
terutama kepada petani dan nelayan.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Bank Syariah ?


2. Apa tujuan Bank Syariah ?
3. Apa perbedahan bank syariah dan konvesional
4. Apa saja produk Bank Syariah ?
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BANK SYARIAH

Bank Syariah merupakan lembaga perbankan yang dijalankan dengan prinsip


syariah. Dalam setiap aktivitas usahanya, bank syariah selalu menggunakan hukum-
hukum islam yang tercantum di dalam Al-Qur’an dan Hadist. Berbeda dengan bank
konvensional yang mengandalkan sistem bunga, bank syariah lebih mengutamakan
sistem bagi hasil, sistem sewa, dan sistem jual beli yang tidak menggunakan sistem
riba sama sekali.

B. TUJUAN BANK SYARIAH

Tujuan bank syariah sebagaimana dijelaskan dalam pasal 3 UU perbankan syariah


bertujuan “menunjang pelaksanaan pembangunan nasioanal dalam rangka
meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahtraan rakyat.”Selain itu
tujuan bank syariah yaitu

a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat Islam untuk bermuamalah secara Islam,


khususnya bermuamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar
dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha lainnya yang mengandung
unsur gharar (tipuan).
b. Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan meratakan
pendapatan melalui kegiatan investasi.
c. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan
program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank
syariah didalam mengatasi kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang
lebih menonjol kebersamaannya dari siklus usaha yang lengkap.
d. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah
akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi.
e. Untuk menyelamatkan ketergantungan ummat islam terhadap bank non
syariah.1

C.MANFAAT DARI BANK SYARIAH

Manfaat bank syariah sendiri untuk mengurangi dampak negatif yang timbul
dimasyarakat. Karena tujuan pencarian investor yang akan membuka usaha dengan
modal dari bank berbasis syariah akan di seleksi sesuai kriteria. Karena tidak akan
diperbolehkan investasi yang hukumnya diharamkan dan membawa kemaksiatan. Dan
ini sangat jelas mendatangkan pahala bagi umat muslim karena telah menghindari riba
yang biasa di praktekan oleh bank-bank konvensiona

D. PERBEDAHAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVESIONAL


Dalam dunia perbankan Indonesia, dikenal dua jenis bank yaitu Bank Syariah dan
Bank Konvensional. Masyarakat Indonesia masih awam dengan keberadaan dua bank
tersebut, tanpa disadari bahwa keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan keduanya

1
beragam. Misalnya,dalam hal suku bunga bank. Di samping itu, pelayanan kedua
bank tersebut juga berbeda.
1. Keuntungan Bank Syariah vs Konvensional
Kedua bank sama-sama memberikan keuntungan bagi
nasabahnya. Hanya saja pemberian keuntungan kedua Bank ini
berbeda bentuk. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank
Konvensional merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan memberi keuntungan berupa suku bunga
kepada nasabahnya. Sementara itu, dalam Bank Syariah, pemberian
suku bunga sama sekali dihindarkan.
Bank Syariah : Keuntungan berasal dari pendekatan bagi hasil
(al-mudharabah).
Bank Konvensional : Keuntungan berasal dari suku bunga
dengan jumlah nominal tertentu. Selain itu, nasabah memperoleh
keuntungan bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan
pemegang saham di antaranya adalah memperoleh spread yang optimal
antara suku bunga simpanan dan suku bunga
pinjaman (mengoptimalkan interest difference).
2. Pengelolaan Dana
Perbedaan kedua bank ini juga terjadi dalam hal pengelolaan
dana. Bank memiliki caranya masing-masing untuk mengelola dana
nasabah agar terus berputar. Bahkan pemutaran keuangan dapat
melalui produk apa saja. Bisa dari tabungan, deposito hingga giro.
Akan tetapi, pada bank syariah, pegelolaan keuangan ini tak bisa
sembarangan.
Bank Syariah : Pengelolaan keuangan dalam bentuk titipan
maupun investasi. Segala pengelolaan yang berasal dan diinvestasikan
pada kegiatan bisnis yang melanggar hukum Islam, seperti
perdagangan barang-barang haram, perjudian (maisir), dan manipulatif
(ghahar) sangat diharamkan.
Bank Konvensional : Pengelolaan keuangan bisa berasal dari
sumber manapun tanpa harus mengetahui dari mana atau kemana uang
tersebut disalurkan, selama debitur bisa membayar cicilan dengan
rutin.
3. Proses Transaksi Perbankan
Proses transaksi serta perjanjian yang terjadi di kedua bank
menujukkan perbedaan. Dalam Bank Syariah, transkasi dilakukan
sesuai prinsip Syariah Islam. Sementara pada Bank Konvensional
semua transaksi dan perjanjian berdasarkan hukum yang berlaku di
Indonesia.
Bank Syariah : Transaksi berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist
dan telah difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jenis
transaksinya antara lain akad al-mudharabah (bagi hasil), al-
musyarakah (perkongsian), al-musaqat (kerja sama tani), al-ba’i (bagi
hasil), al-ijarah (sewa-menyewa), dan al-wakalah (keagenan).
Bank Konvensional : Transaksi berdasarkan pada hukum yang
berlaku di negara Indonesia.
4. Promosi dan Cicilan
Dua hal tersebut merupakan daya tarik bank dalam menjaring nasabah.
Dan keduanya memiliki taktik masing-masing dalam memberian
promosi dan juga cicilan. Apabila Bank Konvensional gemar menebar
promosi dan cicilan yang menggiurkan misalnya cicilan 0% diberikan
bagi nasabah yang memiliki tabungan di bank tertentu atau suku bunga
tetap saat ingin membeli rumah. Nah, Bank Syariah juga memiliki
caranya sendiri dalam memberikan promosi dan cicilan.
Bank Syariah : Program cicilan diterapkan dengan jumlah tetap
berdasarkan keuntungan yang sudah disetujui antara pihak bank dan
nasabah saat akad kredit. Sementara untuk pemberian promosi harus
tersampaikan dengan jelas, tidak ambigu, dan transparan.
Bank Konvensional : Hampir setiap bulan memberikan promosi
yang berbeda-beda dan bertujuan menarik nasabah untuk
menggelontorkan uangnya di bank tersebut. Promosinya sangat
beragam seperti pemberian suku bunga tetap atau fixed rate selama
periode tertentu, sebelum akhirnya memberikan suku bunga
berfluktuasi atau floating rate kepada nasabah.

5. Sistem Bunga
Terdapat perbedaan dalam hal pemberian sistem bunga. Tentu
seperti dijelaksan di poin sebelumnya bahwa Bank Syariah sangat
mengesampingkan pemberian bunga karena tak sesuai dengan hukum
Islam.
Bank Syariah : Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh
semua agama termasuk agama Islam. Maka itu, Bank Syariah tidak
menganut sistem ini.

Bank Konvensional : Penentuan suku bunga dilakukan pada waktu akad dengan
pedoman harus selalu menguntungkan pihak bank. Besarnya persentase didasarkan
pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan. Jumlah pembayaran bunga tidak
mengikat meskipun jumlah keuntungan berlipat ganda saat keadaan ekonomi sedang
baik

E. PRODUK DAN SYARIAH

Al-wadia’ah dapat diartikan sebagai simpanan murni dari satu pihak kepihak lain,
baik indvidu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si
penitip kehendaki. Akan tetapi dewasa ini agar uang yang dititipkan tidak mengangur
begitu saja, oleh penyimpan uang titipan tersebut (bank syariah) digunakan untuk
kegiatan perekonomian. Tentu saja penggunaan harus terlebih dahulu meminta izin
dengan catatan akan mengembalikan secara utuh.

1. Pembiayaan bagi hasil, dapat dilakukan dalam 4 akad utama:


a. Al Musyarakah: Kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Masing masing pihak memberikan dana ataa
amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan
ditanggung bersama sesuai kesepakatan
b. Al Mudharabah, akad kerjasama dimana pihak pertama menyediakan
modal dan pihak lain menjadi pengelolanya. Keuntungan dibagi
menurut kesepakatan yang ditungkan dalam kontrak
c. Al Muza’arah, Merupakan kerjasama pengelolaan pertanian antara
pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan
kepada penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan
bagian tertentu dari bagi hasil panen.
d. Al Musaqah, merupakan bagian dari al Muza’arah yaitu penggarap
hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharan dengan
menggunakan dana dan pelatanan mereka sendiri. Imbalan tetap
diperloleh dari persentaso hasil panen pertanian
e. Bai’al Murabahah, kegiatan jual beli pada harta pokok dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus
terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah
keuntungan yang diinginkan.

3.Bai’as-salam, Pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan


pembayaran dilakukan dimuka. Prinsip yang dianut adalah harus diketahui dulu
jenis, kualitas dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran dalam bentuk
uang.
4.Bai’Al-istihna, bentuk khusus dari Bai’as-salam krn itu ketentuannya sama.
Adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen. Kedua belah pihak
harus menyetujui atau sepakat lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran.

5.Al-Ijarah (leasing), Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan emindahan kepemilikan atas barang
itu sendiri.

6.Al-Wakalah, menyerahkan atau mendelegasikan atau pemberian mandat dari


satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan yang
telah disepakati oleh si pemberi mandate.

7. Al-Kafalah, jaminan yang diberkan penanggung kepada pihak ketiga untuk


memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung

8.Al-Hawalah, Pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain
yang wajib menangungnya.

9. Ar-Rahn, Kegaiatan menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai


jaminan atas pinjaman yang diterimany

F. PENILAI DAN KESEHATAN BANK SYARIAH

Bank Umum Syariah wajib melalukan penilaian tingkat kesehatan bank secara
triwulan, meliputi :

1. Permodalah (Capital)
2. Kualitas asset ( Asset Quality)
3. Rentabilitas (Earning)
4. Likuiditas (Liquidity)
5. Sensitivitas terhadap resiko pasar ( Sensitifity to market risk)
6. Manajemen (Management

G.Rahasia Bank

Karena kegiatan usaha bank adalah mengelola uang masyarakat, maka bank wajib
pula menjaga kepercayaan yang diberikan. Dengan kata lain bank harus menjaga
rahasia tentang keadaan keuangan nasabah. Kewajiban menjaga rahasia bank gugur
apabila: 1. Untuk kepentingan perpajakan 2. Untuk penyelesaian piutang bank yang
sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang Negara / Panitia Urusan Piutang
Negara. 3.

Untuk kepentingan peradilan 4. Dalam rangka tukar menukar informasi antar ban
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah Bank syariah diatas dapat tarik kesimpulan bahwasanya
dengan melihat perkembangan bank syariah di atas, sangatlah cerah.Pada saat
terjadinya krisis di Negara kita ini, bank syariah mampu berdiri dengan gagahnya.Dan
disisi lain kita lihat bahwasanya bank syariah itu adalah bank yang berlandaskan
alquran dan hadist. Artinya bank syariah itu adalah bentuk layanan keuangan beretika
dan bermoral yang prinsip dasarnya bersumber dari Syariah (ajaran islam).dr hal
tersebut penting dari Syariah adalah larangan terhadap bunga (Riba), baik
nominal,sederhana atau bunga berbunga, berbunga tetap maupun berbunga
mengambang.maksud lainnya mencakup penekanan pada kontrak yang adil,
keterkaitan antara keuangan dengan produktivitas, keinginan untuk
membagi keuntungan dan larangan terhadap judi serta berbagai ketidak pastian
lainnya.Walaupun bank syariah memiliki keuntungan seperti yang disebutkan diatas,
namun dalam realitasnya bank syariah masih menghadapi beberapa kendala dan
kelemahanyang memang harus diakui perlu pembenahan dan peningkatan secara
kualitas dan kuantitas antara lain: Masalah jaringan kantor layanan, Masih terbatasnya
pemahaman masyarakat mengenai kegiatan usaha jasa keuangan syariah, dan lain-
lainnya

SARAN

Bank syariah masih memiliki beberapa kekurangan yaitu seperti masih kurangnya
pemahaman masyarakat tentang bank syariah. Dan masih banyak lagi. Tapi jangan
khawatir, karena seiring dengan waktu semua kekurangan yang dimilikinya, bank
syariah akan berusaha dan berupaya akan menutupi dan bahkan menghilangkan
semua kekurangan itu. Itu semua menjadi tugas kita bersama-sama baik itu
pemerintah maupun masyarakat luas. Walaupun Negara kita ini bukanlah 100%Islam,
tapi jangan khawatir bagi umat nonmuslim untuk menggunakan layanan bank syariah
karena bank syariah (islam) membawa rahmat untuk semua orang tidakdiperuntukkan
bagi umat Islam saja, dan karena itu ekonomi Islam bersifat inklusif

Daftar Pustaka

 Hari Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah


 http://ib-bloggercompetition.kompassiana.com/2kenali-bank-syariah-dan-
ketahui-manfaatnya.
 5 Perbedaan Bank Konvensional dan Syariah (msn.com)

Anda mungkin juga menyukai