TINJAUAN MATERI
1
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001,
cet 1, hlm. 25-26
Bank BNI Syariah sebagai Bank milik Pemerintah yang sudah mendapat
kredibilitas yang baik dimata masyarakat untuk mengelola dana mereka, harus
selalu menginovasikan produk-produknya agar lebih diminati oleh masyarakat.
Saat ini dengan pangsa pasar yang sedemikian luas memberikan kemudahan
ekspansi bagi pelaku perbankan Indonesia untuk mengembangkan bisnis
perbankan. Oleh karena itu, seiring dengan maraknya pembangunan perumahan
atupun ruko, BNI Syariah mengambil kesempatan untuk menawarkan produk
Griya iB Hasanah. Praktik dalam BNI Syariah Cabang Semarang saat ini adalah
dengan pembiayaan murabahah yang pada umumnya murabahah ini diadopsi
untuk memeberikan pelayanan jangka pendek kepada para nasabah guna
pembelian barang meskipun mungkin nasabah tidak memiliki uang untuk
membayar.3
4
Adzikra Ibrahim pengertiandefinisi.com
Dalam mewujudkan arah kebijakan suatu perbankan yang sehat, kuat dan
efisien, sejauh ini telah didukung oleh enam pilar dalam Arsitektur Perbankan
Indonesia (API) yaitu, struktur perbankan yang sehat, sistem pengaturan yang
efektif, system pengawasan yang independen dan efektif, industri perbankan yang
kuat, infrastruktur pendukung yang mencukupi, dan perlindungan konsumen.
5
Edy Wibowo, Mengapa…, h. 33
6
Jundiani, Pengaturan Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Malang: UIN Malang Press, 2009,
Hlm. 64
Secara garis besar, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah terbagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penghimpunan dana (funding), produk
penyaluran dana (financing), dan produk jasa (service).9
7
http://www.ojk.go.id
8
Muh. Syafii Antonio, op.cit, hlm. 34
9
Nur Rianto, Lembaga...,h. 133
b. Prinsip Mudharabah
Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan dana atau
deposan bertindak sebagai shahibul mal (pemilik modal) dan bank
sebagai mudharib (pengelola). Bank kemudian melakukan
penyaluran pembiayaan kepada nasabah peminjam yang
membutuhkan dengan menggunakan dana yang diperoleh tersebut,
Selain itu, secara garis besar produk pendanaan dan pembiayaan bank
syari’ah di bagikan kedalam empat kategori yang dibedakan berasarkan tujuan
penggunaannya. Keempat kategori itu adalah:
a. Musyarokah
Musyarokah adalah kerja sama antara dua belah pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
konstribusi dana dengan keuntungan dan risiko usaha akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan.
11
Ahmadiono, Dasar-Dasar Bank Syari’ah (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 50
12
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. 2004), 102-103
13
Mia lasmi wardiah, Dasar-Dasar Perbankan (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 95
14
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah (Jakarta: Raja Wali Press, 2014), 42.
16
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan.100.
17
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, 46-52
18
Mia lasmi wardiah, Dasar-Dasar Perbankan. 96
4. Akad pelengkap.
Akad pelengkap ini merupakan upaya untuk mempermudah pelaksanaan
pembiayaan bank syari’ah. Pembiayaan yang dilakukan menggunakan akad-
akad ini tidak di orientasikan pada keinginan untuk memperoleh keuntungan.
Hanya saja, pihak bank dapat menetapkan biaya pengganti dari biaya yang
dikeluarkan bank.20Beberapa akad pelengkap itu adalah:
19
Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan
Syari’ah, (Jakarta: Sinar Grafika. 2012). 158
20
Ahmadiono, Dasar-Dasar Bank Syari’ah, 60
21
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), 108
23
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 104-105
24
Dwi Suwikno, Jasa-Jasa Perbankan Syari’ah. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010), 29
25
Ibid, h. 191