Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MENEJEMEN PERBANKAN SYARI’AH

Dosen Pengampu : Idwal B., MA

Disusun Oleh ;

Cindy Fattika Sari


Nim : 2111140119

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS


EKONOMI BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
FATMAWATI SUKARNO BENGKULU 2023
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank merupakan lembaga perantara keuangan yang seharusnya mampu


melakukan mekanisme pengumpulan dana secara seimbang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Untuk mencapai hal itu, maka perlunya ada kejelasan
sistem operasional perbankan. Munculnya banyak lembaga keuangan yang
beroperasi berdasarkan prinsip syariah ahkir- akhir ini merupakan suatu
fenomena yang menarik untuk dicermati. Dengan diberlakukannya Undang-
Undang No.10 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 1 ayat 3 menetapkan
bahwa salah satu bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan atau
melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh bank Indonesia. Semakin banyak bank-bank yang
menggunakan sistem bagi hasil (Bank Syariah), maka di Indonesia memberikan
sebuah.

Adanya sistem bagi hasil yang sesuai dengan hukum Islam serta
kepercayaan yang merupakan unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan,
dapat mengobati sebagian besar masyarakat yang tahu akan keberadaan
lembaga keuangan berlandaskan prinsip- prinsip ekonomi Islam. Produk-
produk pembiayaan bank syariah khusunya pada bentuk pembiayaan, ditujukan
untuk menyalurkan investasi dan simpanan masyarakat ke sektor rill dengan
tujuan produktif dalam bentuk investasi bersama (investement financing) yang
dilakukan bersama mitra usaha (kreditor) menggunakan pola bagi hasil
(mudharabah dan musyarakah) dan dalam bentuk investasi sendiri (trade
financing) kepada yang membutuhkan pembiayaan menggunakan pola jual beli
(murabahah, salam, dan istishna), dan pola sewa (ijarah dan ijarah muntahiyah
bittamlik), pola pinjaman, digunakan untuk dana talangan menggunakan pola
(qardh) .
Dari sekian banyak produk pembiayaan bank syariah tersebut, penulis
tertarik pada pola akad yang menggunakan akad musyarakah pada pembiayaan
modal kerja, dan pembiayaan investasi. Pada umumnya modal kerja digunakan
pada beragam modal kerja usaha seperti untuk pembiayaan tenaga kerja,
kontaktor proyek, usaha-usaha perdagangan, bahan baku, dan sebagainya dapat
dipenuhi dengan pembiayaan berpola bagi hasil dengan akad musyarakah.

Musyarakah adalah suatu perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam
suatu proyek dimana masing- masing pihak berhak atas segala keuntungan
yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing- masing . Produk bank yang
menggunakan prinsip bagi hasil, terutama yang berasal dari deposito dan
investasi menghasilkan nisbah bagi hasil yang sangat sedikit, sebagian besar ini
dipengaruhi dari praktek penerapan pembiayaan itusendiri.

Dan Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai


Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-fee banking.Peristilahan
dengan menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari asal asul sistem
perbankan syariah itu sendiri. Bank syariah adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan
Bank Tanpa Bunga adalah lembaga keuangan/ perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi
SAW. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keunagan yang usaha
pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasianya disesuaikan dengan
prinsip syariat Islam.

Sistem lembaga keuangan, atau yang lebih khusus lagi disebut sebagai
aturan yang menyangkut aspek keuangan dalam sistem mekanisme keuangan
suatu Negara, telah menjadi instrument penting dalam memperlancar jalannya
pembangunan suatu bangsa Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama
Islam tentu saja menuntut adanya sistem baku yang mengatur dalam kegiatan
kehidupanya. Termasuk diantaranya kegiatan keuangan yang dijalankan oleh
setiap umat. Hal ini berarti bahwa sistem baku termasuk dalam bidang
ekonomi.

Perkembangan ekonomi Islam saat ini di Indonesia mengalami


pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah
Bank Indonesia tahun 2012, secara kuantitas Perbankan Syariah terus
mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Di Indonesia Bank Syariah yang
pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI).1
Bank syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respons dari
kelompok ekonom dan praktisi perbankan Muslim yang berupaya
mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia
jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan
prinsip-prinsip syariah Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan
praktik riba, kegiatan maisir (spekulasi) dan gharar (ketidakjelasan).1

B. Rumusan Masalah

1) Bagaiman Pengertian Menejemen Perbankam Syari ‘ah ?


2) Bagaimana Pengertian Landasan Hukum Islam Dan Hukum
Positif,Sejarah Perkembangan ?
3) Bagaimana Lembaga Keuangan Syari’ah Masa Rasullulah dan
Khulafaurrasyidin ?
4) Bagaimana Aqad-aqad dalam Perbankan Syari’ah ?
5) Bagaimana Penetapan Marjin Dan Bagi Hasil Dalam Bank Syari’ah ?
6) Apa Saja Produk-produk Dalam Perbankan Syari’ah ?
7) Bagaimana Sistem Oprasional Bank Syari’ah ?
8) Bagaimana Menejemen Dana Dan Likuitditas Bank Syari’ah ?
9) Bagaimana Menejemen Pemasaran Dalam Perbankan Syari’ah ?
10) Bagaimana Menejemen Resiko Dalam Perbankan Syari’ah ?
11) Bagaimana Penerapan Pola Menejemen Dalam Perbankan Syari’ah ?

1
Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2009), hal. 8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menejemen Perbankan Syari’ah
1) Penegertian Perbankan Syari’ah
Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang perbankan syariah, yang dimaksud bank syariah adalah segala sesuatu
yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya.1 Pada dasarnya bank syariah sama dengan bank umum,
yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktifitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara
mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan.2 Hanya saja bank
syariah dalam menjalankan aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun
dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas
dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil.2

Bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip syariah atau prinsip agama


Islam. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak dikenal istilah bunga
dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun peminjam. Di bank ini
jasa bank yang diberikan disesuaikan dengan prinsip syariah sesuai dengan
hukum Islam. Prinsip syariah yang diterapkan oleh bank syariah adalah
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah) prinsip jual beli barang
dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah muntahhiyah bittamlik).3

2
Totok Budisantoso, Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, Salemba
Empat, Jakarta, 2006, hlm. 153
3
Kasmir, Op.Cit., hlm. 25
Menurut Kasmir sebagaimana dikemukakan Suparno prinsip operasi
perbankan syariah didasarkan atas:

a. Prinsip keadilan. Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas


dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang
disepakati bersama antara bank dan nasabah.

b. Prinsip kemitraan. Bank syariah menempatkan nasabah penyimpanan


dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang
sama dan sederajat dengan mitra usaha.

c. Prinsip keterbukaan. Melalui laporan keuangan bank yang terbuka


secara kesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan
dana dan kualitas manajemen bank.

d. Universalitas. Bank dalam mendukung operasionalnya tidak


membedakan suku, agama, ras, dan golongan agama dalam
masyarakat dengan prinsip islam sebagai rahmatal lil ‘alamiin.

B. Landasan Hukum Islam Dan Hukum Positif,Sejarah Perkembangan


Secara etimologi, hukum adalah sebuah kumpulan aturan, baik berupa
hasil pengundangan formal maupun dari kebiasaan, yang mana sebuah negara
atau masyarakat mengaku terikat sebagai anggota atau subyeknya.4

Secara terminologi (istilah) hukum adalah doktrin Allah yang


berhubungan dengan orang mukallaf baik berupa tuntutan (perintah, larangan),
anjuran untuk melakukan atau anjuran untuk meninggalkan atau takhyir
(kebolehan unuk memilih antara melakukan dan tidak melakukan), atau wad’i
(menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang.5

4
Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, bagian pertama, (Jakarta: Logos, 1997), 12
5
Ach. Fajrudin Fatwa dkk., Ushul Fiqh dan Kaidah Fiqhiyyah, (Surabaya : IAIN SA Press, 2013),
33

Anda mungkin juga menyukai