Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KEBIJAKAN PERBANKAN SYARIAH DALAM

PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH

A. Latar Belakang

Lembaga Perbankan merupakan inti perekonomian dari suatu negara yang

telah menjadi instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan

suatu negara. Dalam undang-undang No. 21 Pasal 1 Ayat (7) tahun 2008

tentang Perbankan Syariah dikatakan, bahwa perbankan syariah merupakan

perbankan yang kegiatatannya berdasarkan prinsip syariah atau hukum islam.

prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank

dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usha

atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip bagi hasil

(Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(Musyarakah), pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli untuk mendapatkan

keuntugan (Murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip

sewa murni tanpa opsi kepemilikian (Ijarah), atau dengann adanya opsi

pemindahan kepemilikan atas barang yang disewakan dari pihak bank kepada

pihak lain (Ijarah wa iqtina).1

Kehadiran bank berdasarkan prinsip syariah di Indonesia masih relatif

baru, yaitu pada awal tahun 1900-an, meskipun masyarakat indonesia

merupakan mmasyarakat muslin terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan

1
Rahmad Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah Teori Dan Praktik, (Bekasi:Gramata Publishing, 2014), hlm.
13

1
Bank Syariah di Indonesia dilakukan oleh Majeli2s Ulama Indonesia (MUI)

pada tanggal 18-20 Agustus 1990.

Dengan adanya kegiatan pembiayaan pada lembaga perbankan, baik bank

syariah maupun konvensional memberikan kemudahan kepada masyarakat

yang ingin menjalankan kegiatan usaha yanng terhalang dengan masalah

keuangan, sehingga dapat mendapat akses pinjaman dana dari bank, tentunya

dengan perhitunngan dan syarat tertentu yang telah di tetapkan oleh bank.

Secara teknis pembiayaan berdasarkan prinsip mudharabah ini merupakan

akad kerja sama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama adalah

(shahibul maal) yang menyediakan seluruh 100% modal, sedangkan pihak

lainya sebagai pengelola. keuntungan usaha secara mudharabah dibagi

menurut kesepakan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi

ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian disebabkan oleh kelalaian

dari si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan

yang dilakukan oleh si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian

tersebut. Dalam pengaplikasian kontrak pembiayaan mudharabah ini di dalam

perbankan, pihak bank memainkan peranan sebagai manager dalam

pengelolaan dan pengembangan modal untuk disalurkan ke berbagai lokasi

pengembagan modal. Pengelolaan modal dalam perbankan teraplikasikan

ketika pihak bank mmenerima berbagai dana titipan dan simpanan yang ada

2
Muhammad Syafii Antono, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2011), hlm. 25

2
untuk disalurkan ke berbagai usaha pengembangan modal yang bermacam-

macam. 3

Pembiayaan merupakan sebagian besar aset dari bank syariah sehingga

pembiyaan tersebut harus dijaga kualitasnya, sebagaimana diamanatkan pada

pasal 2 undang-Undang Perbankan Syariah, bahwa perbanka syariah dalam

melakukan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, demokrasi

ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.

Akan tetapi pelaksanaan pembiayaan mudharabah tidak selamanya

berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan dan disetujui dalam kontrak yang

telah disepakati oleh para pihak. Terdapat risiko dan kekhawatiran dari pihak

pemilik modal pada pembiayaan mudharabah ini, salah satu yang

dikhawatirkan tersebut adalah apabila pembiayaan yang diberikann bank

kepada nasabah tidak lancar dan menjadi pembiayaan yang bermasalah yang

menjadi sengketa antara bank dan nasabah.

Kasus pembiayaa bermasalah terjadinya tidak secara tiba-tiba, karena pada

umumnya sebelum mengalami pembiayaan bermasalah, terlebih dahulu akan

mengalami tahap bermasalah. Pada tahap ini bank syariah akan

memperingatkan secara kekeluargaan apabila tidak bisa maka akan diakad

ulang. Apabila pembiayaan memasuki tahap kemacetan maka pihak debitur

diangap telah melakukan wanprestasi yaitu tindakan melawan hukum.

3
Sri Astutik, Akad Mudharabah Dalam Perbankan Syariah, Tahun 2017

3
Diperlukan adanya langkah-langkah khusus yang dilakukan bank untuk

menyelamatkan dana pembiayaan dan langkah-langkah dalam menyelesaikan

sengketa pembiayaan bermasalah antara bank dengan nasabah guna encegah

risiko dalam pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh nasabah. Karena dana

yang ada pada bank tidak hanya berasal dari dana pemilik modal saja, tetapi juga

dana dari para nasabah yang menitipkan uangnya kepada bank. Maka sudah

sepantasnya bagi bank untuk menjaga dan mempertanggung jawabkan

kepercayaan dari nasabah tersebut. Serta bagaimana bentuk penyelesaian

pembiayaan Mudharabah bermasalah secara konkrit dan pasti yang bisa

ditempuh.4

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian yang berjudul “ANALISIS KEBIJAKAN PERBANKAN SYARIAH

DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BERMASALAH”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis merumuskan beberapa

masalah, antara lain sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan

mudharabah bermasalah di bank syariah ?

2. Apakah kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan oleh pihak bank

syariah dalam penyelesaian pembiayaan mudharabah bermasalah ?


4
Departemen Agama Republik Indonesia, Tajwid Dan Terjemah, (Bandung : CV. Penerbit Dipenogoro,
2010), hlm. 180

4
3. Bagaimana ekonomi islam menilai kebijakan yang diambil oleh bank

syariah dalam penyelesian pemmbiayaan mudharabah bermasalah ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya

pembiayaan mudharabah bermasalah di bank syariah ?

2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan apa saja yang dilakukan oleh

bank syariah dalam penyelesaian pembiayan mudharabah bermasalah.

3. Untuk mengetahui pandangan ekonomi islam mengenai kebijakan

bank syariah dalam usaha penyelesaian pembiayaan mudharabah

bermasalah.

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai

perbankan syariah khususnya mengenai jenis-jenis pembiayaan yang

di tawarkann oleh bank syariah kepada nasabah guna mengembangkan

usaha.

2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya pembaca

tentang kemungkinan terjadinya pembiayaan bermasalah dan

bagaimana cara menangani pembiayaan bermasalah tersebut.

3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber pengetahuan, rujukan

dn menambah literatur dalam penelitian untuk dijadikan pedoman atau

5
perbandingan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, serta

diharapkan dapat memberi refrensi bagi para penulis berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai