PEMBIAYAAN SYARIAH
Mata kuliah :
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN REGULATOR
Oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
i
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................5
BAB II Tinjauan Pustaka / Landasan Teori.................................................................6
2.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan Syariah........................................................6
2.2 Tujuan Pembiayaan Syariah oleh Bank Syariah...............................................7
2.3 Jenis dan Akad Pembiayaan Syariah................................................................7
2.4 Manfaat Pembiayaan Syariah...........................................................................9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................8
3.1 Hasil................................................................................................................9
3.2 Pembahasan...................................................................................................10
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................12
4.1 Simpulan.......................................................................................................12
4.2 Saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pembiayaan untuk mensejahterakan masyarakat dengan produk pembiayaan
perbankan syariah itu sendiri
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Transaksi investasi yang didasarkan antara lain atas akad mudharabah atau
musyawarah
b. Transaksi sewa yang didasarkan antara lain atas akad ijarah atau akad ijarah dengan
opsi perpindahan hak milik(ijarah muntahiyah bit Tamlik)
c. Transaksi jual beli yang didasarkan antara lain atas akad murabahah, salam dan
istishna;
e. Transaksi multijasa yang didasarkan antara lain atas akad ijarah atau kafalah.
6
Mengenai perusahaan pembiayaan ini Ketua Bapepam-LK telah timbul kebijakan legislasi
berupa Peraturan Ketua Bapepam dan LK Nomor Per-03/BL/2007 tentang Kegiatan
Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah dan Peraturan Ketua Bapepam dan
LK Nomor Nomor Per04/BL/2007 tentang Akad-Akad Yang Digunakan Dalam Kegiatan
Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah.
7
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31/POJK.05/2014
tentangPenyelenggaraan Usaha Pembiayaan Syariah, yang menjelaskan bahwa
penyelenggaraankegiatan pembiayaan syariah wajib memenuhi prinsip
keadilan (‘adl), keseimbangan(tawazun), kemaslahatan (maslahah), dan
universalisme (alamiyah) serta tidakmengandung gharar, masyir, riba,
zhulm, riswah, dan obyek haram.Kegiatan usaha pembiayaan syariah meliputi:
b.Salam, yaitu jual beli suatu barang dengan pemesanan sesuai syarat-
syarattertentu dan pembayaran harga barang terlebih dahulu secara penuh;
2.Pembiayaan investasi;
a.Mudharabah, yaitu akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak dimana
pihakpertama (shahib mal) menyediakan seluruh modal, sedang pihak
kedua(mudharib) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara
merekasesuai dengan kesepakatan para pihak;
8
c.Mudharabah musytarakah, adalah bentuk Mudharabah dimana pengelola
dana(mudharib) turut menyertakan modal dalam kerjasama dimana keuntungan
danrisiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan para pihak;
3.Pembiayaan Jasa
c.hawalah atau hawalah bil ujrah, adalah pengalihan utang dari satu pihak
yangberutang kepada pihak lain yang wajib menanggung;
d.wakalah atau wakalah bil ujrah, adalah pemberian kuasa dari pemberi
kuasa(muwakkil) kepada penerima kuasa (wakil) dalam hal yang boleh
diwakilkan,dimana penerima kuasa (wakil) tidak menanggung risiko
terhadap apa yangdiwakilkan, kecuali karena kecerobohan.
2.4 Fungsi Pembiayaan Syariah
Ada beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syari’ah
kepada masyarakat penerimaan, diantaranya:
1. Meningkatkan daya guna uang
2. Meningkatkan daya guna barang
3. Meningkatkan peredaran uang
4. Menimbulkan kegairahan berusaha
5. Stabiltas ekonomi
6. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
7. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional
9
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
tersebut disediakan oleh lembaga perbankan, akan tetapi dewasa ini lembaga
perbankan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan akan dana tersebut. Dengan
alasan tersebut timbulah dana lembaga penyandang dana yang lebih dan moderat
dari bank yang hal-hal tertentu tingkat resikonya lebih tinggi dan inilah yang
sekarang dikenal dengan lembaga pembiayaan. Dari penerapan hal tersebut yang
sebagai contoh lembaga pembiayaan leasing dengan melakukan sewa beli
terhadap barang yang di jual kepada konsumen dengan berdasarkan perjanjian
antara kedua belah pihak yang sesuai dengan perjanjian klausul baku dengan
tempo waktu yang telah ditentukan atas kesepakatan dalam perjanjian tersebut.
Melalui pelaksanaan salah satu lembaga pembiayaan leasing tersebut dapat di
kaitkan dengan prinsip murabahah klausula baku sebagai akad yang diharapkan
dapat menajamin kepastian hukum kedua belah pihak dan juga menjamin
konsumen agar tidak mengalami kerugian yang tinggi akibat pembiayaan.
12
(shariah governance) dalam menjalankan bisnisnya. Karenanya, Dewan
Pengawas Syariah (DPS) memainkan peran yang penting dalam governance
structure perbankan syariah; (ii) karena potensi terjadinya information
asymmetry sangat tinggi bagi perbankan syariah maka permasalahan agency
theory j menjadi sangat relevan. Hal ini terkait dengan permasalahan tingkat
akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana nasabah dan pemegang
saham.
Dalam hal ini peranan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS)
sangatlah penting dalam sistem tata kelola keuangan syariah. DPS sendiri
diberikan wewenang dalam melalukan penasehatan dan pengawasan agar
lembaga keuangan syariah konsisten dalam menaati peraturan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Masalah yang terjadi ada pada SDM yang
dimiliki masih kurang mempuni dibandingan dengan Malaysia, dengan ini
diperlukan kualitas SDM untuk meningkatkan kualitas shariah
governance demi meningkatkan kinerja tata kelola dan kepercayaan
publik terhadapnya. Permasalahan lain yang timbul adalah belum selarasnya
visi dan kurangnya koordinasi antar pemerintah dan otoritas dalam
pengembangan perbankan syariah. Kedua, pengaturan dan pengawasan yang
masih belum optimal. Ketiga, Kurangnya support dan dukungan pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah, terutama jika dibandingkan
dengan negeri Jiran.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdurrahman Ali Basam, Syariah Hadis Pilihan Bukhari Muslim,
edisi Indonesia
Karim A. Adiwarman. 2004. Bank Islam, Analis Fiqih dan Keuangan: edisi 3.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Syafi’I Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Gema
Insani Pers. Jakarta.
Ali, Zainuddin. 2010. Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika
15