Anda di halaman 1dari 9

INFLASI: NILAI UANG DOMESTIK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Pada Mata Kuliah Ekonomi Mikro dan Makro

Dosen: Wiwik Damayanti, M.E.Sy

Di Susun Oleh :

1. Budiantoro 171130016
2. Cindy A. Julyana 171130047

Program Studi : Perbankan Syariah

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU
METRO LAMPUNG
1440 H/ 2018 M

i
ABSTRAK

Pekerjaan bisnis adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan


manusia. Kegiatan memenuhi kebutuhan hidup adalah kewajiban bagi seluruh
umat Muslim, dan harus selalu berada dijalan yang lurus. Oleh sebab itu, tujuan
utama dari pekerjaan bisnis adalah mencapai ridha Allah SWT. melalui aktivitas
duniawi, memenuhi kehidupan hidup kegiatan memenuhi kebutuhan hidup ini
merupakan kecenderungan alamiah dari diri manusia untuk hidup dalam
kenyamanan secara material, maka ajaran Islam mencela orang yang
meninggalkan dunia demi mengejar kehidupan abadi di akhirat, orang tersebut
hanya mengejar kepuasan spiritualitas saja.
Inflasi adalah penambahan uang pada peredarannya sehingga melampaui
dari jaminan, kemerosotan nilai mata uang (kertas) karena terlalu banyak beredar
dan menyebabkan melambungnya harga. Menurut Sudarsono dan Edilius dalam
Kamus Ekonomi Uang dan Bank, mengemukakan inflasi/Inflation adalah suatu
keadaan dimana harga-harga barang pada umumnya mengalami kenaikan yang
terutama disebabkan karena penawaran akan uang jauh melebihi permintaan akan
uang. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai
akibat suatu nilai uang tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah.
Misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang) yang sangat
besar atau ketidak stabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang bertambah
cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar
kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.

Kata Kunci: Inflasi, Nilai Uang Domestik

I. PENDAHULUAN
Pekerjaan bisnis adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Kegiatan memenuhi kebutuhan hidup adalah kewajiban bagi seluruh
umat Muslim, dan harus selalu berada dijalan yang lurus. Oleh sebab itu,
tujuan utama dari pekerjaan bisnis adalah mencapai ridha Allah SWT. melalui
aktivitas duniawi, memenuhi kehidupan hidup kegiatan memenuhi kebutuhan
hidup ini merupakan kecenderungan alamiah dari diri manusia untuk hidup
dalam kenyamanan secara material, maka ajaran Islam mencela orang yang
meninggalkan dunia demi mengejar kehidupan abadi di akhirat, orang
tersebut hanya mengejar kepuasan spiritualitas saja. 1
Dari latar belakang diatas, maka jelas sekali bahwa Allah melarang
umatnya untuk bekerja hanya untuk akhirat saja, tetapi diwajibkan untuk
berusaha didunia ini untuk bekerja. Maka daripada itu, disini penulis akan
1
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah, (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. iii.

1
menjelaskan makalah yang berjudul Inflasi: Stabilitas Nilai Uang Domestik
secara ringkas agar mudah untuk dimengerti bersama.

II. PEMBAHASAN
A. Definisi Inflasi
Inflasi adalah penambahan uang pada peredarannya sehingga
melampaui dari jaminan, kemerosotan nilai mata uang (kertas) karena
terlalu banyak beredar dan menyebabkan melambungnya harga.2
Menurut Sudarsono dan Edilius dalam Kamus Ekonomi Uang dan
Bank, mengemukakan inflasi/Inflation adalah suatu keadaan dimana
harga-harga barang pada umumnya mengalami kenaikan yang terutama
disebabkan karena penawaran akan uang jauh melebihi permintaan akan
uang.3
Sedangkan menurut penulis sendiri inflasi adalah melambungnya
harga barang-barang disuatu Negara dikarenakan menurunnya harga nilai
mata uang tersebut dikarenakan peredaran uang tidak sesuai dengan
permintaan uang sehingga terlalu banyak uang yang beredar dipasaran.

B. Sejarah Inflasi
Ema memberikan nilai pada suatu mata uang dan juga akseptabilitas
di tempat lain. Dalam hal ini, sejarah perekonomian Kerajaan Byzantium
menarik untuk dipelajari. Byzantium berusaha keras untuk
mengumpulkan emas dengan melakukan ekspor komoditasnya sebanyak
mungkin ke negara-negara lain dan berusaha mencegah impor dari
negara-negara lain agar dapat mengumpulkan uang emas sebanyak-
banyaknya.4
Tatapi apa yang kemudian terjadi, pada akhirnya orang-orang harus
makan, membeli pakaian, mengeluarkan biaya untuk transportasi, serta
juga menikmati hidup sehingga mereka akan membelanjakan uang

2
Suyadmi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Magelang: CV. Tidar Ilmu, tt), hlm. 274.
3
Sudarsono dan Edilius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hlm. 154.
4
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, Edisi Ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 133.

2
(kekayaan) yang dikumpulkannya tadi sehingga ahirnya malah menaikkan
tingkat harga komoditasnya sendiri. Spanyol setelah era Conquistadores
juga mengalami hal yang sama, begitu juga dengan Inggris setelah perang
dengan Napoleon. Pada masa kini, terutama setelah era kapitalisme
dimulai, masalah yang sama tetap menjadi perbedaan para ekonom dan
otoritas keuangan.5
Apa yang menyebabkan semua itu terjadi, tidak ada satu sebab utama
yang dapat disalahkan. Semuanya adalah akibat gabungan dari penurunan
produksi pertanian, pajak yang berlebihan, depopulasi, manipulasi pasar,
high labor cost, pengangguran, kemewahan yang amat berlebihan, dan
sebab-sebab yang lainnya, seperti perang yang berkepanjangan,embargo
dan pemogokan pekerja.6

C. Teori Inflasi Konvensional


Secara umum, inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari
barang/komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu.7 Inflasi
dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan
nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komoditas.
Definisi inflasi oleh para ekonomi modern adalah kenaikan yang
menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit
penghitungan moneter) terhadap barang-barang/komoditas dan jasa.8
Sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan nilai unit
penghitungan moneter terhadap barang-barang atau komoditas diatas dan
jasa didefinisikan sebagai deflasi (deflation).9 Inflasi diukur dengan
tingkat inflasi (rate of inflation) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga
secara umum.
Umumnya, otoritas yang bertanggung jawab dalam mencatat statistik
perekonomian suatu negara menggunakan Consumer Price Index atau
CPI dan Producer Price Index atau PPI sebagai pengukur tingkat inflasi.

5
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, hlm. 133.
6
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, hlm. 134.
7
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, hlm. 135.
8
Douglas Greenwald, ed, Encyclopedia of Economic, (New York: McGraw-Hill, Inc,
2002), hlm. 510.
9
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, hlm. 135.

3
Hanya saja, kedua metode pengukuran tersebut mempunyai kelemahan-
kelemahan, yang salah satunya adalah karena menggunakan kumpulan
yang mewakili sebuah subset dari seluruh barang dan jasa yang
diproduksi oleh keseluruhan perekonomian, sehingga index harga tersebut
tidak merefleksikan secara akurat seluruh perubahan harga yang terjadi.
Selain itu, CPI dan PPI juga kurang dapat mengakomodasi barang dan
jasa yang baru diciptakan walaupun kelompok dari subset barang dan jasa
yang dipakai sebagai pengukur pada CPI dan PPI tersebut selalu direvisi
dari waktu ke waktu.10
Untuk mengetahui apa dan bagaimana inflasi, perlu dipahami bahwa
uang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut dalam perekonomian
diantaranya adalah:
1. Media pertukaran
2. Pengukur nilai
3. Unit perhitungan dan akuntansi
4. Penyimpan nilai
5. Instrumen terms of payment.11

Sedangkan menurut Sadono Sukirno, dalam bukunya Makro Ekonomi


(2011), menyebutkan fungsi uang diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk melancarkan kegiatan tukar menukar
2. Untuk menjadi satuan nilai
3. Untuk ukuran bayaran yang ditunda
4. Sebagai alat penyimpan nilai.12

D. Teori Inflasi Islam


Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian karena:

10
S.E. Landsburg & L.J. Feinstone, Macro Economics, (New York: McGraw-Hill, Inc,
2007), hlm. 32.
11
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, hlm. 136.
12
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar, Edisi Ketiga, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm. 268.

4
1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap
fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan
fungsi dari unit penghitungan.
2. Melemahkan semangat menabung dari sikap terhadap menabung dari
masyarakat (turunnya Marginal Propensity to Save)
3. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-
primer dan barang-barang mewah (naiknya marginal propensity to
Consume)
4. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yang
menumpukan kekayaan seperti: tanah, logam mulia, mata uang asing
dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti: pertanian,
industri, perdagangan, transportasi, dan lainnya.13
Selain itu, inflasi juga mengakibatkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan akuntansi seperti:
1. Apakah penilaian terhadap aset tetap dan aset lancar dilakukan dengan
metode biaya historis atau metode biaya aktual
2. Pemeliharaan modal riil dengan melakukan isolasi keuntungan
inflasioner
3. Inflasi menyebabkan dibutuhkannya koreksi dan rekonsiliasi operasi
(index) untuk mendapatkan kebutuhan perbandingan waktu dan
tempat.14

E. Masalah Inflasi (Kenaikan Harga)


Masalah lainnya yang terus menerus mendapatkan perhatian
pemerintah adalah masalah inflasi. Tujuan jangka panjang pemeritah
adalah menjaga agar tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang
sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan
pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai. Yang paling penting
untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi tetap rendah.15

13
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, hlm. 139.
14
Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, hlm. 139.
15
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar, hlm. 333.

5
Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud
sebagai akibat suatu nilai uang tertentu yang berlaku di luar ekspektasi
pemerintah. Misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai
uang) yang sangat besar atau ketidak stabilan politik. Menghadapi
masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun
langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat
diwujudkan kembali.
Uraian mengenai kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi yang
dilakukan dalam makalah ini terutama menerangkan tentang bentuk
kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah inflasi yang bertambah
cepat tingkatnya.
Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga
yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan menjadi tiga bentuk diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Inflasi tarikan permintaan
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang
dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat
pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran
yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
2. Inflasi desakan biaya
Juga inflasi ini terutama berlaku dalam masa perekonomian
berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat
rendah. Apabila perusahaan-perusahaan masih menghadapi
permintaan yang bertambah, mereka akna berusaha menaikan
produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi
kepada pekerjaan dan mencari pekerjaan baru dengan tawaran
pembayaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan biaya
produksi meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan
harga-harga berbagai barang.
3. Inflasi diimpor
Inflasi ini dapat juga bersumber dari kenaiakn harga-harga barang
yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor

6
yang mengalami kenaikan harga mempunyai peranan yang penting
dalam kegiatan pengeluaran perusahaan-perusahaan. Satu contoh
yang nyata dalam hal ini adalah efek kenaikan harga minyak dalam
tahun 1970an kepada perekonomian negara-negara barat dan negara-
negara pengimpor minyak lainnya.16

F. Efek Buruk Inflasi


Kenaikan harga-harga yang tinggi dan terus-menerus bukan saja
menimbulkan beberapa efek buruk keatas kegiatan ekonomi, tetapi juga
kepada kemakmuran individu dan masyarakat.
Inflasi yang tinggi tingkatanya tidak akan menggalakan
perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan
kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal
biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi.
Antara lain tujuan ini dicapai dengan membeli harta-harta tetap seperti
tanah, rumah dan bangunan.
Oleh karena itu, pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan
investasi yang bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang dan
tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak
pengangguran akan wujud.
Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas
perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang ini tidak
dapat bersaing di pasaran internasional. Maka ekspor akan menurun.
Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi
sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor menjadi relatif
rendah.
Maka lebih banyak impor akan dilakukan. Ekspor yang menurun dan
diikutipula oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidak seimbangan
dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan
memburuk.17

16
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar, hlm. 333-336.
17
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar, hlm. 338-339.

7
III. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa
Inflasi adalah penambahan uang pada peredarannya sehingga melampaui dari
jaminan, kemerosotan nilai mata uang (kertas) karena terlalu banyak beredar
dan menyebabkan melambungnya harga.
Menurut Sudarsono dan Edilius dalam Kamus Ekonomi Uang dan
Bank, mengemukakan inflasi/Inflation adalah suatu keadaan dimana harga-
harga barang pada umumnya mengalami kenaikan yang terutama disebabkan
karena penawaran akan uang jauh melebihi permintaan akan uang.
Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau wujud
sebagai akibat suatu nilai uang tertentu yang berlaku di luar ekspektasi
pemerintah. Misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai
uang) yang sangat besar atau ketidak stabilan politik. Menghadapi masalah
inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah
yang bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Makro Islam, Edisi Ketiga, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2011).

Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah,


(Bandung: Alfabeta, 2009).

Douglas Greenwald, ed, Encyclopedia of Economic, (New York: McGraw-


Hill, Inc, 2002).

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi: Teori Pengantar, Edisi Ketiga, (Jakarta:


Raja Grafindo Persada, 2011).

Sudarsono dan Edilius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004).

Suyadmi, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Magelang: CV. Tidar Ilmu, tt).

S.E. Landsburg & L.J. Feinstone, Macro Economics, (New York: McGraw-
Hill, Inc, 2007).

Anda mungkin juga menyukai