Anda di halaman 1dari 13

Manajemen Persediaan dalam Perspektif Keuangan Syariah

Dosen Pembimbing :
Munadiati, M.Sh

Disusun oleh :
Alfira Auliana
Nim : 4032019079
Ananda Yahya Ayyash
Nim : 4032019077

Program Studi :
Manajemen Keuangan Syariah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta nikmat-Nya kepada kami sehingga dapat meyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas perkuliahan dari mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah yang berjudul manajemen
Persediaan dalam Perspektif Keuangan Syariah.

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih dan
bermanfaat terutama bagi kami sendiri dan para pembaca, kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masi jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan
dari pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai kita semua.

Langsa, 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

A. Definisi Persediaan.............................................................................2
B. Fungsi Persediaan...............................................................................2
C. Tujuan Pengelolaan Persediaan..........................................................3
D. Jenis – Jenis Persediaan.....................................................................4
E. Pendekatan Manajemen Persediaan....................................................4
F. Konsep Manajemen Persediaan dalam Islam.....................................7
G. Persediaan dalam Perbankan Syariah.................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................9

Kesimpulan.................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,
untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari peralatan atau mesin. Persediaan dapat
berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi ataupun suku
cadang.
Sebagai salah satu asset penting dalam perusahaan – karena bisanya mempunyai nilai
yang cukup besar serta mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi –
perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan penting untuk
mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi persediaan?


2. Apa fungsi persediaan?
3. Apa tujuan pengelolaan persediaan?
4. Apa jenis-jenis persediaan?
5. Bagaiman pendekatan manajemen persediaan?
6. Bagaimana konsep manajemen persediaan dalam islam?
7. Bagaiman persediaan dalam perbankan syariah

C. Tujuan  
              
Tujuannya untuk mengetahui berbagai hal tentang persediaan diantaranya tentang
definisi persediaan, tujuan pengelolaan persediaan, jenis-jenis persediaan, bagaimana
pendekatan manajemen persediaan, bagaimana konsep manajemen persediaan dalam islam
dan bagaimana persediaan dalam perbankan syariah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Persediaan
Dalam perusahaan, persediaan merupakan faktor yang perlu diperhatikan, menurut Handoko
persediaan merupakan suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumber
daya - sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan. Permintaan tersebut meliputi bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi
ataupun produk final (produk jadi).
Hartono juga mendefinisikan bahwa persediaan merupakan barang atau bahan yang disimpan
yang digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya untuk proses produksi, perakitan,
untuk dijual kembalidan sebagai suku cabang dari sebuah mesin.  Sedangkan Assauri
mengemukakan bahwa persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan dalam proses produksi
yang diselesaikan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.
Dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan bahwa persediaan merupakan bahwa atau
barang yang disimpanyang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk
digunakan dalam proses produksi, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu
peralatanatau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam
proses, barang jadi ataupun suku cadang.
Persediaan sangat penting bagi suatu perusahaan, karena persediaan menghubungkan satu
operasi ke operasi selanjutnya yang berurutan dalam pembuatan suatu barang untuk
kemudian disampaikan ke konsumen.persediaan dapat dioptimalkan dengan mengadakan
perencanaan produksi yang lebih baik, serta manajemen persediaan yang optimal.
Sistem pengendalian persediaan adalah serangkaian kebijakan pengendalian untuk
menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga kapan pesanan untuk menambah persediaan
harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus dilakukan. Dengan kata lain, sistem ini
menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu
yang tepat.
B. Fungsi Persediaan
Handoko menyebutkan bahwa persediaan memiliki tiga fungsi, yaitu:
1.         Fungsi Decoupling
Persediaan diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada pengadaannya
dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman saja. Persediaan barang dalam proses diadakan
agar departemen dan proses individual perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang
2
jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para pelanggan.
Persediaan dapat digunakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak
dapat diperkirakan disebut dengan fluctuation stock.
2.         Fungsi Economic Lot Sizing
Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumberdaya
dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya perunit. Persediaan ini perlu
mempertimbangkan penghematan, karena perusahaan membeli dalam jumlah yang besar
dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.
3.         Fungsi Antisipasi
Persediaan memiliki fungsi antisipasi terhadap fluktuasi pelangan atau konsumen yang tidak
dapat diramalkan bedasarkan pengalaman – pengalaman masa lalu atau permintaan musiman
sehingga perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories).
C. Tujuan Pengelolaan Persediaan
Pengelolaan persediaan adalah kegiatan dalam memperkirakan jumlah persediaan (bahan
baku dan penolong) yang tepat, dengan jumlah yang tidak terlalu besar dan tidak pula kurang
atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan. Dari pengertian tersebut, maka
tujuan pengelolaan persediaan adalah sebagai berikut:
1.    Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat (memuaskan
konsumen)
2.    Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisanpersediaan yang mengakibatkan terhentinya proses produksi, hal ini dikarenakan
alasan:
a.    Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi langka sehinga sulit untuk
diperoleh.
b.    Kemungkinan supplier terlambat mengirimkan barang yang dipesan.
3.    Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
4.    Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat
mengakibatkan biaya menjadi besar.
5.    Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran, karena
mengakibatkan biaya menjadi besar.
            Dari beberapa tujuan pengendalian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pengendalian persediaan adalah untuk menjamin tercapainya persediaan sesuai kebutuhan.

3
D. Jenis-jenis Persediaan
Handoko membedakan jenis-jenis persediaan menurut fungsinya menjadi tiga,
yaitu:
1.        Batch Stock atau Lot Size Inventory
Merupakan persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahan dan barang
dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi dalam hal ini
pembelian atau pembuatan dilakukan untuk jumlah besar, sedangkan penggunaan atau
pengeluaran dalam jumlah kecil. Terjadinya persediaan karena pengadaan barang/bahan yang
dilakukan lebih banyak dari yang dibutuhkan.
2.        Stock atau Lot size Inventory ini antara lain:
a.     Memperoleh potongan harga pada saat harga pembelian.
b.    Memperoleh efisiensi produksi karena adanya operasi atau proses produksi yang lebih
lama.
c.     Adanya penghematan di dalam biaya angkutan.
3.        Fluctuation Stock
Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen
yang tidak bisa ditebak . dalam hal ini perusahaan mengadakan persediaan untuk dapat
memenuhi permintaan konsumen, apabila tingkat permintaan menunjukkan keadaan yang
tidak beraturan atau tidak tetap dan fluktuasi permintaan tidak dapat diramalkan lebih dahulu.
Jadi apabila terdapat fluktuasi permuntaan yang sangat besar, maka persediaan ini
(fluctuation stock) dibutuhkan sangat besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya
permintaan tersebut.
4.        Anticipation Stock
Merupakan persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun untuk menghadapi
penggunaan atau permintaan yang meningkat. Di samping itu, Anticipation Stock ini
dimaksudkan juga untuk menjaga kemungkinan sulitnya diperoleh bahan-bahan,
sehingga  tidak mengganggu jalannya produksi atau menghindari kemacetan produksi.
E.       Pendekatan Manajemen Persediaan
1.        Pendekatan Tradisional
Operasi pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang lebih menekankan biaya
persediaan, pendekatan ini memeproduksi komponen produksi dalam jumlah besar dengan
maksud untuk mengantisipasi kalau terjadi sesuatu. Biaya yang terdapat dalam pendekatan
tradisional ini adalah
4
Ø  Biaya pemesanan (ordering cost)
Merupakan biaya-biaya yang timbul dari pemesanan bahan baku sampai dengan barang
digudang persediaan atau seluruh pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari
luar.
Ø  Biaya penyimpanan (carrying cost atau holding cost)
Merupakan biaya yang timbul akibat penyimpanan barang sebagai persediaan sepanjang
waktu tertentu.
Ø  Biaya persiapan atau penyetelan ( setup cost)
Merupakan biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapt digunakan untuk
memeproduksi produk atau kompenen tertentu. Biaya ini keluar jika perusahaan
memeproduksi bahan-bahan dasar dalam pabrik sendiri, maka perusahan akan menhadapi
biaya ini untuk memproduksi kompene tertentu,
Ø  Biaya kekurangan persediaan (shortage cost)
Merupakan biaya yang timbul apabila ada permintaan terhadap barang yang kebetulan tidak
tersedian di gudang atau stock out. Untuk barang tertentu, pelanggan dpat diminta menunda
pembelianya atau pelanggan diminta untuk menunggu. Dalam hal ini shortage cost yang
timbul adalah biaya ekstra untuk memebuat lagi barang yang dipesan sehingga proses
produksi akan terganggu dan akan menimbulkan kerugian karena perusahaan kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan atau akan kehilangan pelanggan karena
konsumen akan berlalih pada para pesaing.
a.         Metode Economic Order Quantity
Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk barang yang
diproduksi sendiri. Model EOQ bisa digunakan untuk menemukan kuantitas pesanan
perssediaan yang meminumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya
kebalikanya atau (inverse cost) pemesanan persediaan.
Rumus EOQ
Dimana :
D : Penggunaan atau perminataan yang diperkirakan per periode waktu
S : Biaya pemesanan (persiapan pesanan dan penyiapan mesin) per pesanan
H : Biaya simpanan
Economic order quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan,
model     EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat
meminimalkan biaya penyimpanan  dan biaya pemesanan persediaan.

5
Dalam kegiatan normal model economic order quantity memiliki beberapa karakteristik
anatara lain:
Ø  Jumlah barang yang dipesan pada setiap pemesanan selalu konstan
Ø  Permintaan konsumen, biaya pemesanan, biaya transportasi dan waktu antara pemesanan
barang sampai barang tersebut dikirim dapat diketahui secara pasti dan bersifat konstan
Ø  Harga perunit barang konstan dan tidak mempengaruhi jumlah barng yang akan dipesan
nantinya. Dengan asumsi ini maka harga beli menjadi tidak relevan untuk menghitung EOQ,
karena ditakutkan pada nantinya harga barang ikut dipertimbangkan dalam pemesanan barang
Ø  Pada saat pemesana barang , tidak terjadi kehabisan barang atau back order yang
menyebabkan perhitungan menjadi tidak tepat.
Ø  Pada saat penentuan jumlah pemesanan barang kita tidak boleh mempertimbangkan biaya
kualitas barang
Ø  Biaya penyimpanan per unit pertahun konstan
Dengan adanya hal diatas maka persediaan pengaman merupakan suatu sarana pencegah
terjadinya kekurangan persediaan. Persediaan pengaman yang paling optimal adalah jumlah
yang menghasilkan biaya pelling rendah dalam suatu periode  
Reorder Point (ROP) yaitu batas/ titik jumlah pemesanan kembali. ROP berguna untuk
mengetahui kapan suatu perusahaan mengadakan pemesanan. Terjadi apabila jumlah
persediaan yang terdapatdalam stok berkurang terus sehingga harus ditentukan berapa banyak
bats minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi
kekurangan persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang.
Ditambah dengan persediaan pengaman ( safety stock ) yang bisaanya mengacu kepada
probabilitas atau kemungkinan terjadi kekurangan stock selama masa tenggang ( lead time)
Dalam penentuan/ penetapan reorder point haruslah diperhatikan factor-faktor sebagai berikut
:
Ø  Penggunaan barang selama tenggang waktu mendapatkan barang (procurement lead time)
Ø  Besarnya safety stock
Reorder point dapat ditetapkan dengan cara sebagai berikut
Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan oresentase tertentu.
Menetapka jumlah penggunaan selama lead time dan dotambah dengan presentase tertentu.
Misalnya ditetapkan bahwa safety stock sebesar 50 % dari prnggunaan selama lead time dan
ditetapkan bahwa lead timenya adlah 6 hari, sedangkan kebutuhan barang setiap harinya
adalah 3 unit/ hari.
   ROP    = (6×3) + 50% (6×3)

6
               = 18+9
               = 27 unit
Dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan penggunaan selam
periode tertentu sebagai safety stock, misalkan kebutuhan selama 4 hari.
   ROP    = (6×3) + (4×3)
               =18 + 12
               = 30 unit
2.        Pendekatan Just In Time (JIT)
Just In Time (JIT) adalah suatu system yang memusatkan pada eliminasi aktivitas
pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan
hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi tepat waktu dan tempat yang tepat.
Pendekatan JIT ini akan meminimalkan total biaya penyimpana dan perseiapan hingga
menekan biaya-biaya itu sampai nol. Pendekatan ini dikenal dengan pengelolaan aktivitas
(activity management) atau lebih menekankan pada tujuan strategis perusahaan suoaya lebih
komperatif
Keuntungan dan kelemahan system Just In Time (JIT)
a.         Keuntungan Just In Time
Ø  Seluruh system yang ada diperushaan dapat berjalan lebih efisien
Ø  Pabrik mengeluarkan biaya lebih sedikit untuk memepekerjakan staff
Ø  Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau di return kembali.
Ø  Kertas kerja dapat lebih simple
Ø  Penghematan yang dilakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi,
misalnya dengan menggunakan profit tambahan.
b.         Kelemahan Just In Time
Satu kelemahan sisitem ini adalah bahwa tingkst order ditentukan oleh data permintaan
historis. Jika permintaan naik melebih dari rata-rata perencanaan historis, maka persediaan
akan habis dan akak memepengaruhi tingkat pelayanan konsumen
F.        Konsep Manajemen Persediaan dalam Islam
Setiap individu maupun kelompok selalu memerlukan persediaan yang memadai agar tidak
dihadapkan dengan resiko jika suatu saat tidak dapat memenuhi keinginannya terutama dalam
hal perusahaan. Aplikasi manajemen persediaan pada hakikatnya juga berkaitan dengan
perbuatan SDM perusahaan yang bersangkutan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam Islam, yakni
1.        Menyimpan Kelebihan setelah Kebutuhan Primer Terpenuhi

7
Dalam hal ini Islam menganjurkan bagi kita untuk mempunyai skala prioritas, sehingga kita
harus mengutamakan memenuhi kepentingan yang diprioritaskan terlebih dahulu
2.        Menyimpan Kelebihan untuk Menghadapi Kesulitan
Ketika dalam kondisi longgar, kita harus dapat menyisihkan dana untuk menghadapi krisis
yang tidak terduga pada masa yang akan datang atau sebagai persediaan di masa mendatang
3.        HakHartaKeturunansebagaiGenerasiMenadatang
Dalam konsep Islam, kedua orang tua harus menyadari bahwa generasi mendatang memiliki
hak dan harta mereka sehingga mereka tidak dianjurkan berlebih-lebihan dan mengabaikan
kelangsungan hidup generasi mendatang.
4.        TidakMenimbundanMemonopoliHartaKekayaan
Islam mengharapkan penimbunan harta dalam bentuk apapun. Oleh karena itu kita harus
mengembangkannya untuk member kesempatan kepada pihak lain yang kekurangan atau
kesulitan modal untuk melakukan usaha dan juga sebagaiama jariyah dengan cara:
Ø  Bisnisswastaperniagaandanproduksibarangataujasa
Ø  Penanaman modal (investasi) mudharabahdenganpihak lain.
Ø  Perserikatanusahapatungan(musyarakah)
Ø  Penitipandalambentukgiromaupuntabunganpada Bank Syariah.
Ø  Kerjasamalainnyadalampengembangan modal.
5.        Pengembangan Harta dilakukan dengan Usaha yang Baik dan Halal
Keharusan pengembangan modal atau perniagaan harta harus dilakukan pada bidang yang
baik dan halal, jauh dari riba dan hal-hal yang menimbulkan kerusakan.
G.      Persediaan dalam Perbankan Syariah
Dalam perbankan syariah menggunakan pendekatan just in time (JIT) yang merupakan
system yang dikembangkan atas dasar perbaikan dari kekurangan system tradisional
Persediaan dalam perbankan syariah meruipakan aktivas non-kas yang tersedia untuk:
1.      Dijual dengan akad murabahah.
2.      Diserahkan sebagian modal bank dalam akad mudharabah atau musyarakah.
3.      Disalurkan dalam akad salam atau salam parallel.
4.      Aktiva istishna’ yang telah selesai, tetapi belum diserahkan bank kepada pembeli
terakhir.
Hal yang tidaktermasukdalampengertianpersediaan di bank syariahadalah:
1.      Aktiva istishna’  dalam penyeselesaian.
2.      Aktiva tetap yang digunakan oleh bank
3.      Aktiva ijarah.

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Di simpulkan bahwa persediaan merupakan bahwa atau barang yang disimpanyang
akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses
produksi, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatanatau mesin.
Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi
ataupun suku cadang.
Handoko menyebutkan bahwa persediaan memiliki tiga fungsi, yaitu:Fungsi Decoupling,
Fungsi Economic Lot Sizing, Fungsi Antisipasi
Metode EOQ digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk barang yang
diproduksi sendiri. Model EOQ bisa digunakan untuk menemukan kuantitas pesanan
persediaan yang meminumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya
kebalikanya atau (inverse cost) pemesanan persediaan

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah Analisis Fiqih dan Keuangan.Yogyakarta:UPP STIM


YKPN,2014
Yudiana,Fetria Eka.2013.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Yogyakarta:penerbit ombak

10

Anda mungkin juga menyukai