Disusun Oleh:
KELOMPOK V
Rezky Amalia Syam 105251103918
Rusman Diola 105251105318
Andi Muzizatun nisa 105251103818
Novitasari 105251104018
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini saya susun
sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam dengan judul “ konsep laba dan riba
serta implikasinya dalam ekonomi islam ”.Terima kasih saya sampaikan kepada dosen mata
kuliah Pengantar Ekonomi Islam yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.Demikianlah tugas ini saya susun semoga
bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Islam dan penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk pembaca.Tak
ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.
penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
A. Latar Belakang.................................................................................................2
B. Rumusan masalah............................................................................................4
C. Tujuan penulisan..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Nishab Zakat.................................................................................................5
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah dan persepsi mengenai riba begitu hidupnya di dunia Islam. Oleh
karenanya, terkesan seolah-olah doktrin riba adalah khas Islam. Orang sering lupa
bahwa hukum larangan riba, sebagaimana dikatakan oleh seorang Muslim Amerika
Cyril Glasse dalam buku ensiklopedinya, tidak diberlakukan di negeri Islam modern
manapun. Sementara itu, kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa di dunia
Kristenpun, selama satu milenium, riba adalah barang terlarang dalam pandangan
theolog, cendekiawan maupun menurut undang-undang yang ada.
Riba merupakan pendapatan yang di peroleh secara tidak adil. Riba telah
berkembang sejak zaman jahiliyah hingga sekarang ini. Sejak itu banyaknya masalah-
masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat dan telah menjadi tradisi bangsa arab
terhadap jual beli maupun pinjam-meminjam barang dan jasa. Sehingga sudah
mendarah daging, bangsa arab memberikan pinjaman kepada seseorang dan memungut
biaya jauh di atas dari pinjaman awal yang di berikan kepada peminjam akibatnya
banyaknya orang lupa akan larangan riba. Riba bukan cuma persoalan masyarakat
Islam, tapi berbagai kalangan di luar Islam pun memandang serius persoalan riba.
Kajian terhadap masalah riba dapat dirunut mundur hingga lebih dari 2.000 tahun
silam. Masalah riba telah menjadi bahasan kalangan Yahudi, Yunani, demikian juga
Romawi. Kalangan Kristen dari masa ke masa juga mempunyai pandangan tersendiri
mengenai riba.
berbeda dengan prinsip bagi hasil yang hanya memberikan nisbah bagi hasil bagi
deposannya. dampaknya akan sangat panjang pada transaksi selanjutnya. yaitu bila akad
ditetapkan di awal/persentase yang didapatkan penabung sudah diketahui, maka yang menjadi
sasaran untuk menutupi jumlah bunga tersebut adalah para pengusaha yang meminjam modal
dan apapun yang terjadi, kerugian pasti akan ditanggung oleh peminjam. berbeda dengan bagi
hasil yang hanya memberikan nisbah tertentu pada deposannya. maka yang di bagi adalah
keuntungan dari yang didapat kemudian dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh
kedua belah pihak.
B. Rumusan masala
1. Apa dasar-dasar pengukuran laba dalam islam
2. Apa sebab di haramkannya riba dan bagaimana menghindari riba dalam ekonomi
islam
3. Apa implikasinya dalam perekonomiana
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar-dasar pengukuran laba dalam islam
b. Al – Muqabalah,
yaitu perbandingan antara jumlah hak milik pada akhir periode
pembukuan dan hak – hak milik pada awal periode yang sama, atau dengan
membandingkan nilai barang yang ada pada akhir itu dengan nilai barang
yang ada pada awal periode yang sama. Juga bisa dengan membandingkan
pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan income
(pendapatan)
Contoh :
Tanggal 11 Juli 2002, Tuan Kamal mulai berdagang dengan modal Rp100.000.000 . Pada
akhir tahun , kekayaan / harta yang dimiliki Tuan Kamal sebagai berikut : uang tunai Rp
45.000.000, piutang Rp 50.000.000, dan sisa barang Rp 25.000.000.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara menghitung laba yang menjadi hakTuan Kamal.
Jawab :
Total Harta /kekayaan pada akhir tahun = Rp 45.000.000 + Rp 50.000.000 + Rp 25.
000.000 = Rp 120.000.000
Modal Pokok = Rp 100.000.000
Laba = Rp 120.000.000 - Rp 100.000.000 = Rp 20.000.000
2. Metode perbandiangan antara nilai barang yang ada di awal dan akhir tahun
Laba = ( nilai seluruh kekayaan di akhir tahun + nilai penjualan selama setahun) -
( nilai barang yang ada di awal tahun + biaya pembelian barang selama setahun) Metode ini
didasarkan pada pengukuran nilai kekayaan yang ada pada awal tahun dengan nilai barang
yang ada pada akhir tahun, dengan langsung menghitung nialai barang-barang yang dibeli dan
dijual dalam setahun. Metode ini cocok untuk perusahaan yang memakai system transaksi
tunai.
( Laba = Hak milik bersih akhir tahun - Hak milik bersih awal tahun.)
Yang dimaksud dengan hak kepemilikan bersih ( jaminan keuangan bagi si pemilik
perusahaan) ialah nilai barang –barang yang ada dikurangi dengan jumlah nilai permintaan
yang masih akan dikeluarkan atau dibayarkan perusahaan.
Penerapan metode ini harus menggunakan informasi yang lengkap terhadap barang –
barang perusahaan serta semua permintaan atau pesanan sejak awaltahun sampai akhir
tahun.
4. Metode perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran
Laba = Pendapatan ( pemasukan) - Pengeluaran ( Biaya )
Unsur unsur pendapatan dan biaya harus unsur – unsur yang halal , tidak mengandung unsur –
unsur yang dilarang ( haram).
B. Sebab-sebab di haramkannya riba dan cara menghindari riba dalam ekonomi islam
Secara etimologi,riba mengandung arti sebagai tambahan atau lebihan yang di gunakan
dengan maksud ini dalam ayat al-quran;”dan kamu lihat bumi ini kering,kemudian apabila
kami telah turunkan air di atasnya,hiduplah bumi itu dan suburlah serta menumbuhkan
berbagai macam tumbuhan yang indah.”2
Kata riba dalam bahasa arab dapat berarti tambahan meskipun sedikit di atas jumlah uang
yang di pinjamkan,sehinggah mencakup sekaligus riba dan bunga.
Sedangkan menurut terminologi ilmu fiqih, riba merupakan tambahan khusus yang dimiliki
salah satu pihak yang terlibat tanpa adanya imbalan tertentu. Para ahli ekonomi muslim
menyebutkan bahwa setiap transaksi kredit atau tawar menawar dalam bentuk uang atau
lainnya,di anggap sebagai transaksi riba apabila mengandung:
Salah satu dasar pemikiran utama yang sering di kemukakan oleh para cendekiawan
muslim adalah keberadaan riba(bunga)dalam ekonomi merupakan bentuk eksploitas social
dan ekonomi,yang merusak inti ajaran islam tentang keadaan social. Dari berbagai definisi
dapat di simpulkan bahwa riba adalah suatu kegiatan pemgembalian nilai tambah yang
2
Muhammad muslehuddin,system perbankan dalam islam,( Jakarta: PT rineka cipta 2004).hlm.79
memberatkan dari akad perekonomian, seperti jual beli utang piutang, dari penjualan
terhadap pembeli atau dari pemilik dana kepada peminjam dana baik di ketahui bahkan
tidak di ketahui, oleh pihak ke dua.3
Istilah riba telah di kenal dan di gunakan dalam transaksi-transaksi perekonomian oleh
masyarakat arab sebelum datangnya islam. Akan tetapi pada zaman itu riba yang berlaku
adalah yang merupakan tambahan dalam bentuk uang akibat penundaan pelunasan hutang.
Kegiatan transaksi yang mengandung riba merupakan kegiatan transaksi yang secara
tegas diharamkan bahkan pengharamannya telah menjadi aksioma dalam anaran islam.riba
merupakan transaksi yang mengandung unsur eksploitas terhadap para peminjam(debitor)
bahkan merusak akhlak dan moralitas manusia,pengharaman tersebut tidak hanya berlaku
pada agam islam saja,tetapi dalam agama-agama samawi juga melarang bahkan mengutuk
bagi sang pelaku.
Bahkan dalam al-quran dan as-sunnah allah dan rasulnya telah memperingati kita
semua tentang haramnya itu riba,sebagaimaa dalam sebuah hadist rasulullah membertikan
peringatan kepada kita tentang tujuh ;perkara yang dapat membinasakan salha satunya
adalah riba. Dan semua itu harus di hindari jika ia ingin agar Allah swt. Mengampuni
dosa-dosannya. Allah swt berfirman “ jika kamu menjauhi dosa –dosa besar diantara dosa-
dosa yang di larang kamu mengerjakan nya niscaya kami hapus kesalahan-
kesalahanmu(dosa-dosamu yang kecil)dan kami masukkan kamu ketempat yang
mulia(surga).4
1. Untuk memelihara harta benda orang muslim agar ia tidak makan dengan cara yang
bathil
2. Memberikan motifasi kepada orang muslim agar menginfestasikan hartanya pada
usaha-usaha yang di syariatkan agama islam dan tidak mengandung tipu daya serta
3
Hasanuddin, m ridwan, alamsyah,fiqih muamalah 1(samata-gowa: Gunadarma ilmu,2018)hlm.104-
105
4
Abdul aziz asy-syannawi,ketika harta berbicara,( Jakarta selatan: PUSTAKA AZZAM,2004) hlm.180
muslihat jauh dari segala unsur yang menyebabkan perpecahan,perselisihan,dan
permusuhan seperti sector pertanian industry dan perdagangan yang benar,mulia
dan besrih.
3. Menutup berbnagai cara yang menyebabkan permusuhan diantara seorang muslim
dengan saudaranya yang muslim dan untuk meredam benih perpecahan kebencian
dan permusuhan.
4. Menghindarkan orang muslim dari sesuatu yang menyebabkan kehancuran bila
ia ,memakan hasil riba ia menjadi seorang yang jahat dan aniyayah sedangkan
perbuatan aniyah itu adalah hukuman dan dampaknya.
5. Membuka pintu-pintu kebaikan di hadapan semua muslim agar mereka dapat
melakukan persiapan untuk akhirat mereka. Jika seorang memberikan pinjaman
tanpa bunga kepada saudaranya yang muslim, maka sesungguhnya ia telah
melepaskan saudaranyab itu dari satu kesulitan dari berbagai kesulitan dunia. Maka
allah pun akan memudahkan baginya satu kesulitan datri berbagai kesulitan yang
ada.
Untuk menghindari praktik riba kita harus paham apa yang dimaksud dan
bagaimana bisa terjadi riba. Secara bahasa, riba berarti kelebihan, ekspansi,
kenaikan, tambahan, atau pertumbuhan. Dalam praktiknya riba dapat diartikan
sebagai perolehan tidak sah, yang diperoleh dari ketidakserataan kuantitatif nilai-
nilai yang dipertukarkan di dalam transaksi apapun, yang bertujuan memengaruhi
pertukaran dua atau lebih jenis barang yang termasuk dalam genus yang sama, serta
diatur menurut sebab efisien yang sama. Untuk menghindari kesalahan dalam
memahami riba dalam praktiknya penting untuk diperhatikan ketentuan berikut.
Pertukaran uang dengan uang dalam mata uang yang sama harus dilakukan dengan
memenuhi dua ketentuan di atas. Harus setara dan dilakukan dengan tunai. Namun
jika barangnya sama, misalkan sama-sama uang, namun dalam basis yang sama
seperti dengan Rupiah dengan Dolar maka yang diharuskan adalah kontan saja.5
5
https://bincangsyariah.com/kalam/fikih-ekonomi-6-menghindari-riba/
C. Implikasi dari perekonomian
B. Saran
Penulis menyadari bahwa diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA
Al- maududi, Abul A’la. 2003. Bunga dan riba. Jakarta : Pustaka Qalami
Asy-syannawi Abdul Aziz. 2004. Ketika harta berbicara. Jakarta selatan : Pustaka
Azzam
https://bincangsyariah.com/kalam/fikih-ekonomi-6-menghindari-riba/