Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
1920.02.1.018
EKONOMI SYARIAH VA
2021
i
KATA PENGANTAR
Rasa syukur serta terimakasih saya panjatkan kepada dosen pengampu yang
telah memberikan arahan terhadap materi dan penulisan makalah sehingga penulis
mampu mengerti tahapan yang harus dikerjakan.
Terlepas dari semua materi yang tersaji, saya sadar betul bahwasanya masih
banyak kekurangan yang sekiranya masih perlu dipelajari dan diperbaiki lebih baik
lagi. Untuk itu saya harap para pembaca mampu memahami maksud yang
disampaikan dalam tulisan, serta pembaca mampu mengemukakan pendapat agar
dikemudian hari saya mampu menyelesaikan makalah lebih baik lagi. Terimakasih.
Hormat saya,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................10
PENUTUP..................................................................................................................10
Kesimpulan..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ekonomi uang merupakan hal yang sangat penting, ekonomi itu
sendiri adalah aktivitas mengelola keuangan dan modal dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Dalam ekonomi konvensional mengenal istilah
atau konsep Time Value of Money yang secara sederhana dapat diartikan
uang memiliki nilai untuk masa yang akan datang. Namun, islam lebih
mengenal uang sebagai flow concept artinya uang harus selalu berputar dalam
perekonomian tidak boleh dibiarkan menganggur dalam waktu yang lama
karenanya dalam ekonomi islam lebih mengenal konsep Economic Value of
Time yaitu waktu memiliki nilai ekonomi, konsep ini sesuai dengan ajaran
islami yang efisien dan adil karena tidak mendasar pada penerapan metode
bunga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu economic value of time?
2. Bagaimana opini pakar tentang value of time?
3. Apa perbedaan economic value of time dengan time value of money?
4. Bagaimana kritik terhadap teori time value of money?
5. Bagaimana riba dalam prespektif ekonomi islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang apa itu economic value of time
2. Untuk mengetahui opini pakar tentang value of time
3. Untuk mengetahui perbedaan economic value of time dengan time value
of money
4. Untuk mengetahui kritik terhadap teori time value of money
5. Untuk mengetahui riba dalam prespektif ekonomi islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Economic Value of Time
Economic Value of time memiliki arti memaksimumkan nilai ekonomis suatu
dana dalam periode waktu tertentu. Dasar perhitungan pada kontrak berbasis
economic value of time yaitu nisbah bagi hasil, yang relatif lebih adil dalam
perhitungan kontrak yang bersifat pembiayaan bagi hasil. Teori economic value of
time dikembangkan pada abad ke-7 Masehi.Pada saat digunakannya emas dan perak
sebagai alat tukar. Logam ini diterima sebagai alat tukar disebabkan nilai
intrinsiknya, bukan karena mekanisme untuk dikembangkan selama periode itu,
sehingga hubungan debitur/ kreditur yang muncul bukan karena akibat transaksi
dagang langsung, namun jelas merupakan transaksi “permintaan uang”.
Ekonomi Islam tidak mengenal bunga, karena bunga sesungguhnya masuk ke
dalam kategori riba.Islam juga tidak mengenal konsep nilai waktu uang. Di mata
Islam yang bernilai adalah waktu itu sendiri, atau nilai ekonomis waktu.Penghargaan
Islam atas waktu tercermin dari banyaknya sumpah Allah yang terdapat dalam Al-
Quran yang menggunakan terminologi waktu. (Misalnya surah Al-‘Asr ayat 1-3,
surah Ad-Dhuha, ayat 1, surah Luqman ayat 34, untuk menyebut beberapa
diantaranya). Begitu pula masalah riba, sangat sering disinggung oleh Al
Qur’an.Antara lain terdapat dalam surah Ar-Rum ayat 39, surah An-Nisa ayat 160,
surah Al-Imran ayat 130 dan surah Al-Baqarah ayat 275-276. Dalam pandangan
Islam, waktu bagi semua orang adalah sama kuantitasnya, yaitu 24 jam dalam sehari,
7 hari dalam sepekan. Akan tetapi nilai waktu antara satu orang dengan orang lain
yang berbeda kualitasnya, yaitu bagaimana seseorang memaksimalkan nilai waktu
tersebut. Jadi faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang itu
bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.1
1
Ridan Muhtadi and others, ‘KONSEP WAKTU PADA SISTEM TIME VALUE OF MONEY DAN
ECONOMIC VALUE OF TIME; PERSPEKTIF ISLAM’, Вестник Росздравнадзора, 6.1 (2017).
2
Economic value of time adalah sebuah konsep dimana waktulah yang memiliki
nilai ekonomi, bukanlah uang memiliki nilai waktu. Economic value of time memiliki
arti memaksimumkan nilai ekonomis suatu dana pada periodik waktu. Ajaran Islam
menganjurkan orang yang beriman untuk selalu menabung. Juga, investasi tidak
memerlukan hasil tertentu di masa depan. Profitabilitas suatu investasi di masa depan
sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik yang dapat diprediksi maupun yang
tidak dapat diprediksi. Faktor-faktor yang dapat diprediksi atau diperhitungkan
adalah: modal saham, nisbah yang disepakati, dan jumlah putaran modal. Sementara
faktoryang tidak dapat diprediksi adalah pendapatan (laba usaha), meskipun tidak
dapat dihitung secara pasti kasus per kasus. (Antonio: 2001: 75). Berdasarkan uraian
di atas, masalah nilai waktu uang yang dirumuskan dalam bentuk bunga dalam
mekanisme investasi menurut Islam tidak dapat diterima. Oleh karena itu, perlu
dipikirkan bagaimana cara mengganti formula yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Muhammad (2005) menyatakan bahwa hubungan antara formula tersebut dapat
ditemukan dalam formula investasi menurut perspektif Islam sebagai berikut.2
Y= (QR) vW
Dimana :
Y = Pendapatan
R = Return usaha
2
Iskandar Muda and Abdul Nasser Hasibuan, ‘Public Discovery of the Concept of Time
Value of Money with Economic Value of Time’, in Emerald Reach Proceedings Series,
2018, I <https://doi.org/10.1108/978-1-78756-793-1-00050>.
3
Oleh karena itu, jika teori time value of money tidak berlaku untuk ekonomi
Islam, rumus di atas dapat digunakan. Karena ekonomi Islam adalah ekonomi bagi
hasil. Mekanisme ekonomi yang digunakan dalam ekonomi bagi hasil adalah rasio
bagi hasil aktual dan profitabilitas bisnis. Inilah makna ajaran Islam yang mendorong
penggunaan konsep ekonomi value of time. Dengan kata lain, waktu memiliki nilai
ekonomis, bukan uang dengan nilai sementara.3
Khan (1991) menolak konsep positive time preference, sebab penerimaan konsep
diskonto dapat mendorong interest (bunga) dan membuka pintu belakang bagi
masuknya kembali riba.Sedangkan argumen tentang efisiensi yaitu, ditentukan oleh
faktor penentunya. Misalnya: Proses manajerial, sehingga faktor diskonto bukan
merupakan penentu suatu efisiensi.4
Vogel dan Hayes (1998) menyimpulkan bahwa sampai saat ini konsep time value
of capital tidak ditolak sepenuhnya dalam hukum Islam (fiqh). Faktor diskonto yang
digunakan sebagai cost of capital tergantung dari aset dan resiko yang dikandungnya.
Islam tidak membolehkan pinjam-meminjam dengan bunga, namun Islam
membolehkan pinjam-meminjam dengan basis profit sharing. Dengan alasan seperti
yang terjadi dalam ba’i as-salam dan ba’i mu’ajjal, dalam sejarah Islam jenis jual-beli
ini dibolehkan. Dalam prakteknya dimana harga komoditi boleh berbeda dengan
harga spot-nya dengan adanya perlibatan waktu dalam proses pertukaran. Secara
sederhana, terkadang ini dianggap bentuk pengakuan time value of money atau
adanya tingkat diskonto.
3
Agus Alimuddin, ‘PERAN UANG DALAM PRODUKSI (Telaah Economic Value of Time
Sebagai Penunjang Faktor Produksi)’, Adzkiya : Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syariah, 8.1
(2020) <https://doi.org/10.32332/adzkiya.v8i1.1871>.
4
Sanford E. DeVoe and Jeffrey Pfeffer, ‘Time Is Tight: How Higher Economic Value of Time
Increases Feelings of Time Pressure’, Journal of Applied Psychology, 96.4 (2011)
4
Antonio (2001) menyatakan ada dua perbedaan mendasar untuk membedakan
antara investasi dengan membungakan uang, yaitu: Pertama, Investasi adalah
kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan dengan unsur
ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan kembaliannya (return) tidak pasti dan
tidak tetap.Kedua, membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang
mengandung resiko karena perolehan kembaliannya berupa bunga yang relatif pasti
dan tetap.
5
Muda and Hasibuan, I.
5
Perbedaan Time value of money dengan Economic Value of Time
6
Tim Penulis, Ekonomi Syariah, and V A Angkatan, ‘Tim Penulis Ekonomi Syariah VA
Angkatan 2018’, 2018.
6
Dalam ekonomi Islam riba tidak diperbolehkan, karena praktik riba ini sama
saja dengan mengambil harta tambahan dari orang lain. Tambahan harta tersebut
tidak hanya dari pinjam meminjam tetapi ada juga dari jual beli, transaksi yang
menguntungkan satu pihak, dan transaksi lainnya yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam (batil). Praktik riba ini juga tidak di perbolehkan karena riba juga dapat
membebani orang yang dalam kesulitan padahal Islam adalah ajaran yang tidak
membebani umatnya, Islam juga menjelaskan bahwa sesuatu yang didapatkan
tidak sesuai dengan ajaran Islam itu haram.7
Praktik riba ini juga harta yang di dapat tidak mendapat manfaat, bahkan
Allah akan membinasakan orang yang melakukan praktik riba di dunia, dan
kelak di hari akhir Allah akan menyiksanya akibat harta tersebut. Bahkan orang
yang memakan harta riba yang hartanya berlimpah ruah hingga tidak dapat di
hitung, tapi tidak ada satupun dari mereka dari kerberkahan dan kenikmatan dari
harta tersebut. Adapun jenis-jenis riba antara lain :8
.Riba qardh, Penambahan suatu manfaat dengan jumlah tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berutang (muqtaridh)
Riba jahiliyah, Penambahan jumlah hutang dari jumlah pokok yang
dipinjam dikarenakan si peminjam tidak mampu membayar utang tepat
pada waktunya
Riba fadhl, Penambahan manfaat dari pertukaran antarbarang yang
sejenis karena kadar atau takaran yang berbeda (baik kualitas, jumlah
maupun berat dan ukuran) dari kedua barang yang dipertukarkan tersebut.
Riba nasi'ah, Penambahan manfaat karena penangguhan penyerahan atau
penerimaan suatu barang yang dipertukarkan. Barang yang diserahkan
saat ini mengalami perbedaan, perubahaan atau penambahan dengan
barang yang diserahkan kemudian.
7
Penulis, Syariah, and Angkatan.
8
Achmad Saeful and Sulastri, ‘Riba Dan Bunga Bank Dalam Perspektif Islam’, Madani
Syari’ah, 4.1 (2021).
7
Saat ini, setiap orang dituntut untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi
seperti jual beli, berbisnis, dan semua kegiatan ini dirancang untuk memenuhi
kebutuhan esensial. Salah satunya mengacu pada dunia perbankan baik bank
syariah maupun tradisional, tetapi ketika kebanyakan orang mendengar tentang
bank tradisional, mereka akan tertarik bahkan jika bunganya menyamai aset
tambahan (riba).
Konsep ini adalah: Dimana pelanggan tidak merasa rugi, bahkan jika
perusahaan merugi, pelanggan juga mendapatkan keuntungan tambahan. Dan
jika seseorang meminjam uang untuk bisnis, entah itu untung atau rugi,
peminjam harus terus membayar ekstra, dan mungkin ada lebih banyak lagi jika
Anda tidak membayarnya tepat waktu.9
Dalam Islam sudah di dijelakan bahwa transaksi yang mengandung riba tidak di
perbolehkan, di Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 39 sudah di jelaskan bahwa:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,
maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”
Riba ini juga ada efek apabila tetap dilakukan terus menerus, efek ini adalah:
a) Riba dapat menimbulkan rasa permusuhan dan mengurangi rasa
kekeluargaan antar individu karena melemahnya nilai sosial,
b) menimbulkan tindak kedzoliman dan eksploitasi terhadap pihak yang
lemah (perekonomiannya).
9
Risanda Alirastra Budiantoro, Riesanda Najmi Sasmita, and Tika Widiastuti, ‘Sistem
Ekonomi (Islam) Dan Pelarangan Riba Dalam Perspektif Historis’, Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 4.01 (2018)
8
c) Menumbuhkan rasa malas bagi seorang yang telah memiliki dana modal,
karena dapat memutarkan uang miliknya tanpa harus melakukan suatu
usaha.
d) Bertambahnya orang-orang yang menyimpan atau menimbun hartanya
hanya karena menunggu bertambahnya interest rate atau kenaikan suku
bunga
e) Menimbulkan sifat elitim dan jauh dari kehidupan bermasyarakat padahal
manusia merupakan makhluk social
f) Membuat manusia lupa akan kewajiban hartanya seperti infak, sedekah
dan zakat.
BAB III
PENUTUP
9
Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah dipelajari, maka dapat diambil kesimpulan, berikut:
3. Time Value of Money didefinisikan sebagai keadaan uang saat ini lebih baik dari
pada nilai masa depan. Karena uang itu dapat diinvestasikan sekarang. Jadi, jika
Anda meminjamkan ke pihak lain, Anda dapat menarik keuntungan. Dua alasan
ekonomi konvensional menggunakan Time Value of Money dapat dibantah oleh
logika ekonomi: adanya inflasi dan preferensi konsumsi saat ini dari pada
konsumsi masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
‘(DOC) Time Value of Money vs Economic Value of Time | Mauizhotul Hasanah -
Academia.Edu’
<https://www.academia.edu/14542877/time_value_of_money_vs_economic_val
ue_of_time> [accessed 3 November 2021]
10
Alimuddin, Agus, ‘PERAN UANG DALAM PRODUKSI (Telaah Economic Value
of Time Sebagai Penunjang Faktor Produksi)’, Adzkiya : Jurnal Hukum Dan
Ekonomi Syariah, 8.1 (2020) <https://doi.org/10.32332/adzkiya.v8i1.1871>
Budiantoro, Risanda Alirastra, Riesanda Najmi Sasmita, and Tika Widiastuti, ‘Sistem
Ekonomi (Islam) Dan Pelarangan Riba Dalam Perspektif Historis’, Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 4.01 (2018)
DeVoe, Sanford E., and Jeffrey Pfeffer, ‘Time Is Tight: How Higher Economic Value
of Time Increases Feelings of Time Pressure’, Journal of Applied Psychology,
96.4 (2011)
Muda, Iskandar, and Abdul Nasser Hasibuan, ‘Public Discovery of the Concept of
Time Value of Money with Economic Value of Time’, in Emerald Reach
Proceedings Series, 2018, I
Penulis, Tim, Ekonomi Syariah, and V A Angkatan, ‘Tim Penulis Ekonomi Syariah
VA Angkatan 2018’, 2018
Saeful, Achmad, and Sulastri, ‘Riba Dan Bunga Bank Dalam Perspektif Islam’,
Madani Syari’ah, 4.1 (2021)
11