Disusun Oleh :
Kelompok II
1. Riyan Juliantoro
2. Muhammad Refli Reynaldi
3. Lili Zuliawati
2021
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
Kelompok 2 ( Dua)
DAFTAR IS
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
C. Landasan Hukum..........................................................................................3
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian BPR Syariah
2
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dengan demikian, Bank
Perkreditan Rakyat Syari’ah dapat didefinisikan sebagai sebuah lembaga
keuangan sebagaimana Bank Perkreditan Rakyat yang konvensional, yang
operasionalnya memakai prinsip-prinsip syariah.
C. Landasan Hukum
1
Warkum Sumitro, (2004), Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, hal. 129
3
“Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan riba, orang yang member
makan riba, penulis dan saksi riba. Kemudian mereka bersabda: mereka semua
adalah sama (HR.Muslim)
Masih banyak pasal lain yang mengatur tentang perbankan syariah oleh
karena dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 telah dibahas bank syariah,
pemerintah mencabut dua peraturan pemerintah tersebut diatas dengan peraturan
pemerintah nomor 30 tahun 1998. Sebagai peraturan pelaksanaannya Bank
Indanesia mulai tahun 1999 banyak mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia yang
mengatur bank syariah. Ketentuan-ketentuan ini yang merupakan landasan hukum
berdirinya Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan Bank Umum Syariah seperti
Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah dan beberapa cabang syariah dari
bank konvensional, seperti BRI Syariah, BNI Syariah, BTN Syariah, Bank Jabar
Syariah dsb.
2
Burhanuddin Susanto, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, UII Press, Yogyakarta, hal.31
4
Pada tahun-tahun berikutnya, Bank Indonesia (BI) merevisi aturan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Ketentuan baru ini dibuat untuk memberikan
landasan hukum yang lebih jelas mengenai syarat dan tata cara pendirian BPRS.
Aturan baru ini tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009
tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yang mulai berlaku 1 Juli 2009.
Djazuli dan Yadi Janwari menjabarkan tiga tujuan diatas menjadi lima tujuan,
yaitu (Djazuli, 2002: 108)
4. Mengurangi urbanisasi.
3
Warkum Sumitro, (2004), Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, h.129-130
5
E. Kegiatan Usaha BPRS
2. Memberikan kredit.
6
Salam
Jual beli lainnya.
b) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip:
Mudharabah
Musyarakah
Bagi hasil lainnya
c) Pembiayaan lain berdasarkan prinsip:
Rahn
Qardh
3. Melakukkan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPR Syariah sepanjang
disetujui oleh Dewan Syariah Nasional.
1. Menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran
7
F. Produk-Produk BPR Syariah
Pada dasarnya, konsep dasar operasional BPR Islam, sama dengan konsep
dasar operasional pada Bank Muamalat Indonesia, yaitu: 1) Sistem Simpanan
murni (al-wadiah), 2) Sistem bagi hasil, 3) sistem jual beli dan marjin
keuntungan, 4) sistem sewa, dan 5) sistem upah (fee).5
Simpanan amanah
Bank menerima titipan amanah berupa dana infaq, shadaqah dan zakat.
Akan penerimaan titipan ini adalah wadi’ah yakni titipan yang tidak menanggung
resiko. Bank akan memberikan kadar profit dari bagi hasil yang didapat melalui
pembiayaan kepada nasabah.
Tabungan wadi’ah
8
akan memberikan kadar profit kepada nasabah yang dihitung harian dan dibayar
setiap bulan.
2. Penyaluran Dana
Pembiayaan mudharabah
Pembiayaan musyarakah
9
Proses jual beli antara bank dan nasabah, dimana bank menalangi lebih
dulu pembelian suatu barang oleh nasabah, kemudian nasabah akan membayar
harga dasar barang dan keuntungan yang disepakati bersama.
Pembiayaan murabahah
Pembiayaan Istishna’
Pembiayaan Al-Hiwalah
Penggambil alihan hutang nasabah kepada pihak ketiga yang telah jatuh
tempo oleh BPRS, dikarenakan nasabah belum mampu untuk membayar tagihan
yang seharusnya digunakan untuk melunasi hutangnya. Pembiayaan ini
menggunakan prinsip pengambil alihan hutang, dimana BPRS dalam hal ini akan
10
mendapatkan ujroh/ fee dari nasabah yang besar dan cara pembayarannya
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
7
Ibid. Hal. 99-100
11
Kendala bagi bank
Hukum syariah jika tetap
Produk syariah Hukum syariah
positif/perbankan berpegang kepada
produk syariah
Mudharabah Dana (modal) tidak Dijamin (liabilitas, Bank harus menanggun
boleh dijamin deposito/tabungan) semua kewajiban
musyarakah Bank boleh meminta tidak berbeda dengan
jaminan tergantung bank konvensional
resiko (asset)
murabahah Bank menjual Jika dilakukan jual Bank akan terkena
kepada nasabah beli harus ada akta pajak pembelian
jual beli
Tidak boleh Harus ada bukti Tanda terima barang
diwakilkan kepada penerimaan uang oleh oleh nasabah tidak bisa
nasabah yang nasabah dijadikan bukti
menganjukan
pembiayaaan untuk
membeli barang
Salam Setelah dibayar, Petani berhutang uang, Resiko harga gabah yang
petani berhutang harus mengembalikan fluaktif akan merugikan
gabah yang akan uang bank
diantar kemudian
Istisna Setelah dibayar Penjual berhutang uang, Jika barang itu pesanan
(sebagian), penjual harus mengembalikan bohir, bank beresiko
(nasabah berhutang uang tidak dibayar bila
barang yang akan terdapat cacat pada
diantar kemudian barang
Ijarah muntahia Syariah hanya Operating lease Bank sulit
bittamlik mengenal operating adalah produk mengeluarkan nasabah
lease. perusahaan jasa. yang menyewa dari
Finance & capital rumahnya
lease adalah produk
perusahaan keuangan
Jika ada opsi beli, Opsi bersifat Merugikan salah satu
maka itu hanya mengikat jika pihak bila opsi tidak
mengikat bila dimasukkan dalam dilaksanakan
diakadkan di akhir perjanjian
masa sewa (tidak
boleh dua
akad/kontrak
dijadikan satu)
12
yaitu adanya insentif bunga pada BPR Konvensional dan insentif bagi hasil pada
BPR Syariah.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi,
Yogyakarta: Ekonisia, 2008.
15