Anda di halaman 1dari 13

"KEBENARAN dan SIKAP ILMIAH; KERANGKA BERPIKIR ILMIAH"

Dibuat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


”Filsafat Ilmu”

Dosen Pengampu: Drs.H.Ramlan Thalib,M.M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Mahmudatul Husna (20.04.07000)
Mariyatul Kiftiyah (20.04.07003)
Munawarah R (20.04.07013)
NIkamah (20.04.07026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM(PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM(STAI)
RASYIDIAH KHALIDIYAH(RAKHA)
AMUNTAI

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat dan karunia-
Nya,kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Filsafat Ilmu tepat waktu.Tidak lupa
shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita,Nabi Muhammad SAW. Penulisan
makalah berjudul "KEBENARAN dan SIKAP ILMIAH; KERANGKA BERPIKIR ILMIAH"
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen filsafat umum,bapak Drs.H.Ramlan


Thalib,M.M.Pd yang telah membimbing penyelesaian makalah.Kami juga berterimakasih
Kepada para pihak yang mendukung penulisan makalah.Kami berharap agar makalah ini mampu
memberikan sudut pandang baru bagi pembaca.

Kami menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan,terutama pada bagian isi.Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.Apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,kami memohon ma'af.

Demikian kata pengantar ini kami sampaikan,semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Amuntai, 08 April 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah ...............................................................1

B.Rumusan Masalah..........................................................................1

C.Tujuan Pembelajaran......................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangka Berpikir Ilmiah...........................................2

B. Pembagian Berpikir.......................................................................3

C. Sarana Berpikir Ilmiah...................................................................4

D. Prosedur Berpikir Ilmiah...............................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................7

B. Saran..............................................................................................8

Daftar Pustaka....................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia mempunyai akal yang membedakannya dengan makhluk lainnya, seperti hewan dan
tumbuhan. Akal yang dimilikinya membuat manusia mempunyai kemampuan untuk mencapai
tujuan hidup dalam kehidupannya. Kemampuan manusia bukanlah hal yang dapat dilakukan
dengan begitu saja, tetapi telah melalui proses pengalaman. Pengetahuan yang diperoleh melalui
pengalaman menyebabkan manusia terus mengembangkan pengetahuannya.

Untuk mengembangkan pengetahuannya tersebut dibutuhkan juga sarana. Sarana yang baik
memungkinkan manusia akan memperoleh pengetahuan baru melalui aktivitas berpikir yang
benar. Sarana ini bersifat pasti, sehingga aktivitas atau kegiatan ilmiah tidak akan maksimal
tanpa sarana berpikir ilmiah tersebut. Sarana berpikir ilmiah membantu manusia menggunakan
akalnya untuk berpikir dengan benar dan menemukan ilmu yang benar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan karangka berpikir ilmiah?

2. Apa saja pembagian berpikir ilmiah itu?

3. Apa saja sarana berpikir ilmiah tersebut ?

4. Bagaimanakah prosedur berpikir ilmiah ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian karangka berpikir ilmiah.

2. Mengetahui pembagian berpikir ilmiah.

3. Mengetahui sarana berpikir ilmiah.

4. Mengetahui bagaimana prosedur berpikir ilmiah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangka Berpikir Ilmiah

Kerangka adalah sesuatu yang menyusun atau menopang yang lain, sehingga sesuatu yang
lain dapat berdiri, dan Berpikir merupakan gerak akal dari satu titik ke titik yang lain. Atau bisa
juga gerak akal dari pengetahuan yang satu ke pengetahuan yang lain. Pengetahuan pertama kita
adalah ketidaktahuan (kita tahu bahwa kita sekarang tidak mengetahui sesuatu), pengetahuan
yang kedua adalah tahu (kemudian kita mengetahui apa yang sebelumnya tidak kita tahu).

Wajar kemudian ada juga yang mendefinisikan berpikir sebagai gerak akal dari tidak tahu
menjadi tahu. Tapi yang penting (inti pembahasannya) adalah adanya gerak akal.

Ilmiah adalah sesuatu hal/penyataan yang bersifat keilmuan yang sesuai dengan hukum-hukum
ilmu pengetahuan. Atau sesuatu yang dapat dipertanggung jawabkan, dengan menggunakan
metode Ilmiah (Prosedur atau langkah-langkah sistematis yang perlu diambil guna memperoleh
pengetahuan yang didasarkan atas uji coba hipotesis serta teori secara terkendali). Satu hal yang
menjadi garis bawah adalah “ kebenaran ilmiah tidak mutlak, melainkan bersifat sementara,
relatif, metodologis, pragmatis, dan fungsionalis, dan pasti Epistemologis” .

Dengan demikian dalam kacamata dunia Ilmiah berdasarkan metode ilmiah, ilmu pengetahuan
sebagai hasil fikir manusia akan terus bertambah tanpa mengenal batas akhir. Permasalahan
Berfikir Ilmiah sudah tentu tidak terlepas dari kajian filsafat ilmu, karena ia merupakan bagian
dari pengetahuan ilmiah.

B. Pembagian Berpikir

Akal Merupakan Salah Satu Unsur Kejiwaan Di Samping Rasa . Berpikir dapat Dilihat Secara
Alamiah Dan Ilmiah.

1. Berpikir Alamiah
Pola Penalaran Berdasarkan Kebiasaan Sehari-Hari Dari Pengaruh Alam Sekelilingnya.
Misalnya penalaran tentang panasnya api yang dapat membakar.

2. Berpikir Ilmiah

Pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat. Berpikir ilmiah adalah
landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah. Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik
diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan
ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal
yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah
yang baik tak dapat dilakukan. Metode berpikir ilmiah memiliki peranan penting dalam
membantu manusia untuk memperoleh pengetahuan cakrawala baru dalam menjamin eksistensi
kehidupan manusia. Dengan menggunakan metode berfikir ilmiah, manusia terus
mengembangkan pengetahuannya.

Ada 4 cara manusia memperoleh pengetahuan:

1. Berpegang pada sesuartu yang telah ada (metode keteguhan)

2. Merujuk kepada pendapat ahli

3. Berpegang pada intuisi (metode intuisi)

4. Menggunakan metode ilmiah

Dari ke empat itulah, manusia memperoleh pengetahuannya sebagai pelekat dasar kemajuan
manusia. Namun cara yang ke empat ini, sering disebut sebagai cara ilmuan dalam memperoleh
ilmu. Dalam praktiknya, metode ilmiah digunakan untuk mengungkap dan mengembangkan ilmu,
melalui cara kerja penelitian.

Cara kerja ilmuan dengan penelitian ilmiah, muncul sebagai reaksi dari tantangan yang dihadapi
manusia. Pemecahan masalah melalui metode ilmiah tidak akan pernah berpaling. Penelitian
ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah, memegang peranan penting dalam membantu
manusia untuk memecahkan setiap masalah yang di hadapinya. Ilmuan biasanya bekerja dengan
cara kerja sistematis, berlogika dan menghindari diri dari pertimbangan subjektif. Rasa tidak
puas terhadap pengetahuan yang berasal dari paham orang awam, mendorong kelahiran filsafat.
Filsafat menyelidik ulang semua pengetahuan manusia untuk mendapat pengetahuan yang hakiki.

Ilmuan mempunyai falsafah yang sama, yaitu dalam penggunaan cara menyelesaikan masalah
dengan menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah selalu digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya. Penggunaan metode ilmiah tertentu dalam kajian tertentu, dapat
memudahkan ilmuan dan pengguna hasil keilmuannya dapat memudahkan melakukan
penelusuran.

Dalam ilmu pengetahuan ilmiah, “ tidak ada” kebenaran yang sekedar berada di awang-awang
meskipun atas nama logika. Setiap kebenaran ilmiah, senantiasa diperkuat bukti-bukti empirik
dan indrawi, bahkan sesuatu kebenaran tersebut telah teruji. Kebenaran ilmiah yang meskipun
dikuasai oleh relativitasnya, selalu berpatokan kepada beberapa hal mendasar, yaitu:

1. Adanya teori yang dijadikan dalil utama dalam mengukur fakta-fakta aktual.

2. Adanya data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas dalam dokumen
tertentu.

3. Adanya pengelompokkan fakta dan data yang signifikan.

4. Adanya uji validitas.

5. Adanya penarikan kesimpulan yang operasional

6. Adanya fungsi timbal balik antara teori dan realitas.

7. Adanya pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji.

8. Adanya pembatasan wilayah penelitian yang proporsional.

Ciri-ciri tersebut merupakan “ citra” ilmu pengetahuan dan metode ilmah. Oleh karena itu,
menurut Juhaya S. Pradja (1997), metode ilmiah dimulai dengan pengamatan-pengamatan,
kemudian memperkuat diri dengan pengalaman dan menarik kesimpulan atas dasar pembuktian
yang akurat.

Langkah metode ilmiah berpijak pada pertanyaan di seputar pada 3 hal, yaitu:
a. Kemana arah yang hendak dituju ?

b. Bagaimana dan kapan mulai bergerak ?

c. Mampukah melakukan langkah dan gerakan yang sesuai dengan maksud yang ditargetkan;
benarkah telah mulai bergerak ?

Metode ilmiah dimulai dengan usaha untuk konsisten dalam berfikir ilmiah. Dalam kerangka
berfikir ilmiah, logika merupakan metode meluruskan pemikiran, baik dalam pendekatan
deduktif maupun induktif. Metode ilmiah pun harus berpedoman pada paradigma tentang
kebenaran indrawi yang positif, karena hal itu akan lebih membuktikan relevansi antara teori dan
realitas secara apa adanya.

C. Sarana Berpikir Ilmiah

1. Hakekat dan sarana berfikir Ilmiah

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam
berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanya diperlukan sarana
yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir
ilmiah ini seyogyanya kita telah menguasai langkah-langkah dalam kegiatan langkah tersebut.
Dengan jalan ini maka kita akan sampai pada hakekat sarana yang sebenarnya sebab sarana
merupakan alat yang membantu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana
ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kaitan kegiatan ilmiah secara menyeluruh .

Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah ini merupakan bidang studi tersendiri. Dalam
hal ini kita harus memperhatikan 2 hal, yaitu :

a. Sarana ilmiah bukan merupakan kumpulan ilmu, dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu
merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti
diketahui, salah satu diantara ciri-ciri ilmu umpamanya adalah penggunaan induksi dan deduksi
dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam
mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih jelas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai
metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuaannya yang berbeda dengan sarana berpikir
ilmiah.

b. Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah
ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan
pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam
hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk
mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metode ilmiah .

Jelaslah bahwa mengapa sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda
dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuaannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah
adalah membantu proses metode ilmiah dan bahkan merupakan ilmu tersendiri. Untuk dapat
melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa,
logika, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam
seluruh proses berpikir ilmiah dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain .
Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan
induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan
induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif ini sedangkan
statistik mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Proses pengujian dalam kegiatan
ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan
pengumpulan fakta untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan. Kemampuan berpikir
ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula. Salah
satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing
sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah.

2. Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah

Sarana ilmiah mempunyai fungsi yang khas, sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan
dalam kaitan kegiatan ilmiah secara keseluruhan.

Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembangkan
materi pengetahuannya pada dasarnya ada tiga :

1) Bahasa ilmiah
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses
berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana
komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan,
syarat-syarat :

1. Bebas dari unsur emotif

2. Reproduktif

3. Obyektif

4. Eksplisit

2) Matematika dan logika

Mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak
kembali kebenarannya.

Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif sifat:

1. Jelas, spesifik dan informatif

2. Tidak menimbulkan konotasi emosional

3. Kuantitatif

3). Statistika

Mempunyai peranan penting dalam berpikir induktifuntuk mencari konsep-konsep yang berlaku
umum.

Statistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif sifat :

1. Dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian

2. Untuk menentukan hubungan kausalitas antar faktor terkait

D. Prosedur Berpikir Ilmiah


Prosedur berfikir ilimiah modern, masih selalu tetap menggunakan kaidah keilmuan barat
yang hanya melandaskan fikirannya pada penalaran rasional dan empiris. Metode ilmiah adalah
ekspresi tentang cara berfikir menurut kaidah ilmiah. Melalui metode ini, diharapakan dapat
menghasilkan karakteristik tertentu yang diminta pengetahuan ilmiah. Karakteristik yang
dimaksud bersifat rasional (deduktif) dan teruji secara empiris. Metode ilmiah dengan demikian
adalah pengggabungan antara cara berfikir deduktif dalam membangun tubuh pengetahuan.
Prosedur ilmiah mencakup 7 langkah, yaitu:

1. Mengenal adanya suatu situasi yang tidak menentu. Situasi yang bertantangan atau kabur yang
menghasilkan penyelidikan.

2. Menyatakan masalah-masalah dalam istilah spesifik

3. Merumuskan suatu hipotesis

4. Merancang suatu metode penyelidikan yang terkendali dengan jalan pengamatan atau
percobaan

5. Mengumpulkan dan mencatat data kasar, agar mempunyai suatu pernyataan yang mempunyai
makna dan kepentingan

6. Melakukan penegasan yang dapat dipertanggung jawabkan

7. Melakukan penegasan terhadap apa yang disebut dengan metode ilmiah.

Permasalahan akan menentukan ada atau tidaknya ilmu. Tanpa ada masalah, maka tidak
akan ada ilmu. Langkah pertama suatu penelitian adalah mengajukan sesuatu yang dianggap
sebagai masalah. Sesuatu yang dianggap sebagai masalah apabila terdapat pertentangan antara
harapan akan sesuatu yang seharusnya, dengan kenyataan yang sebenarnya ada.

Permasalahan dalam ilmu pengetahuan, memiliki 3 ciri:

1. Dapat di komunikasikan dan dapat menjadi wacana publik

2. Dapat diganti dengan sikap ilmiah

3. Dapat ditangani dengan metode ilmiah


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpikir ilmiah merupakan cara berpikir yang memilki dan menggunakan cara dan aturan
tertentu dimulai dari adanya sebuah masalah sampai pada langkah terakhir dengan sebuah
penarikan kesimpulan.
Tidak semua berpikir bisa dikatakan berpikir ilmiah,karena bagaimanapun juga berpikir
ilmiah juga harus menggunakan metode atau cara serta aturan tertentu yang telah ditetapkan.
Setiap manusia berhak untuk berpikir namun hanya manusia yang memilki ilmu pengetahuan
yang bisa berpikir baik rasional dan kritis dalam memahami dam memecahkan permasalahan.
Proses berpikir ilmiah itu melalui beberapa tahapan atau rangkaian kerangka berpikir
ilmiah, dengan menggunakan pedoman atau kerangka berpikir ilmiah tentunya akan
menghasilkan suatu pengetahuan yang berguna bagi manusia lainnya atau masyarakat pada
umumnya, bukanlah orang yang paling bermanfaat dimuka bumi adalah manusia yang
bermanfaat bagi manusia lainnya. Dengan Fungsinya sebagai khalifah fil ardi maka untuk
mengawal alam jagad raya ini manusia harus memaksimalkan otak dan pikirannya didalam
memikirkan dan menalar sesuatu dengan pedoman, acuan atau kerangka berpikir ilmiah.
Sehingga bisa menjaga alam jagad raya ini dengan baik dan benar.

B.Saran

Dalam makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat didalamnya,
baik dari segi penulisan, susunan kata, bahan referensi, dan lainnya. Oleh karena itu penulis
mengharapkan masukan dari pihak pembaca sebagai pengetahuan untuk mewujudkan perubahan
yang lebih baik di masa yang akan datang.Demikianlah makalah yang sederhana ini kami susun
semoga dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Akhirnya saya merasa kerendahan hati sebagai manusia yang mempunyai banyak sekali
kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA

https://manawalog.blogspot.com/2019/04/materi-kerangka-berfikir-ilmiah.html?m=1

https://gaulsantriindonesia.blogspot.com/2017/02/makalah-kerangka-berfikir-
ilmiah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai