INFLASI DI INDONESIA
1
Eva Misfah Bayuni, 2 Popon Srisusilawati
1,2,
FakultasSyariah, Universitas Islam Bandung, Jl. Ranggagading No. 8 Bandung 40116
email :1evambayuni@gmail.com ; 2Po2nss@gmail.com
Abstrak : Bank Indonesia menggunakan instrumen-instrumen moneter yang akan mencapai sasaran
operasional yang berdampak pada sasaran utama kebijakan moneter di Indonesia yaitu inflasi.Sistem
moneter ganda yang diterapkan di Indonesia, membuat instrumen-instrumen moneter konvensional
berjalan beriringan dengan instrumen moneter syariah. Tujuan pada penelitian ini menjelaskan
instrumen moneter menurut syariah di Indonesia dan mengetahui besaran kontribusi instrumen
moneter dalam syariah terhadap pengendalian inflasi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini yaitu metode regresi simultan dengan menggunakan software Eviews 9. Hasil
penelitian yang didapatkan; Pengendalian Inflasi di Indonesia menurut Syariah yaitu dengan
menggunakan intrumen-instrumen moneter yang sesuai dengan industri perbankan syariah di
Indonesia. Kontribusi instrumen-instrumen moneter syariah terhadap pengendalian inflasi di
Indonesia masih sangat kecil. Hal ini berdasarkan hasil pengolahan pada penelitian ini bahwa
instrumen moneter syariah hanya beberapa model yang berkontribusi. Nilai kontribusi yang
dihasilkan pun sangat kecil dengan skala penilaian R Squared berkisar sangat lemah dan atau lemah.
Abstract : Bank Indonesia uses monetary instruments that will achieve operational targets that impact
the main targets of monetary policy in Indonesia, namely inflation. The dual monetary system
implemented in Indonesia, making conventional monetary instruments go hand in hand with Sharia
monetary instruments. The purpose of this research is to explain monetary instruments according to
syariah in Indonesia and to know the magnitude of monetary instrument contribution in sharia against
inflation control in Indonesia. The research method used in this research is simultaneous regression
method by using software Eviews 9. Result of research obtained; Inflation Control in Indonesia
according to Sharia is by using monetary instruments in accordance with the sharia banking industry
in Indonesia. The contribution of sharia monetary instruments to inflation control in Indonesia is still
very small. It is based on the results of processing in this study that syariah monetary instruments are
only a few models that contribute. The resulting contribution value is very small with the Squared R
scoring scale ranging from very weak and / or weak.
Gambar.1.1
Koordinasi Pengendalian Inflasi di Indonesia
Gambar 1.2.
Instrumen-Instrumen Operasi Moneter
21
EISSN:2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Eva Misfah Bayuni : Kontribusi Instrumen Moneter Syariah..
Nama
No. Judul Penelitian Objek Penelitian Tahun
Peneliti
1. Masyitha Analisis Pengaruh Instrumen Instrumen Moneter 2013
Mutiara Moneter Syariah dan Konvensional Syariah dan
Ramadhan; Terhadap Penyaluran Dana ke Konvensional dan
Irfan Syauqi Sektor Usaha Mikro Kecil dan Penyaluran Dana ke
Beik Menengah (UMKM) di Indonesia Sektor Usaha Mikro
Kecil dan Menengah
(UMKM) di Indonesia
2. Tia Efektivitas Instrumen Moneter Instrumen Moneter 2013
Enggistiani Syariah Terhadap Kinerja Syariah SBIS, PUAS
Junandi Perbankan Syariah Di Indonesia terhadap Kinerja
dengan Metode VAR/VECM Perbankan Syariah.
3. Wulan Asnuri Pengaruh Instrumen Kebijakan Instrumen Moneter 2013
Moneter Syariah dan Ekspor Syariah, SBIS, Ekspor
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan
Di Indonesia Ekonomi
4. Eva Misfah Analisis Pengaruh Instrumen SBIrate, SBISreturn, 2009
Bayuni; Moneter Terhadap Stabilitas Besaran Moneter dan
Ascarya Besaran Moneter Ganda Di Indeks Harga
Indonesia Konsumen (IHK)
Variabel Informasi
- Langsung - Sk. Bunga PUAB - Stabilisasi Harga
- Tidak Langsung
b. Pendekatan
Instrumen Sasaran Sasaran Sasaran
Kuantitas
Operasional Antara Akhir
27
EISSN:2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Eva Misfah Bayuni : Kontribusi Instrumen Moneter Syariah..
langsung seperti tingkat suku bunga, bank, melakukan ekspansi atau kontraksi
plafon kredit (credit ceiling), ketentuan penawaran uang atau kredit, dan
rasio likuiditas (statutora liquidity ratio), meimplementasikan kebijakan moneter,
dan tingkat diskonto. Pada awalnya serta sekaligus menjaga kepentingan
instrumen-instrumen tersebut sangat publik.
efektif karena perekonomian Sudan yang Instrumen moneter syariah yang
mempunyai karakteristik yaitu sistem digunakan oleh Sudan dalam Ascarya
finansial yang non-kompretitif, pasar (2007) dalam operasional bank sentralnya
model primer dan sekunder yang belum adalah sebagai berikut:
berkembang, serta kelangkaan mpodal. 1. Central Bank Musharaka Certificates
Namun karena instrumen-instrumen (CMCs)
langsung tersebut mengakibatkan distorsi 2. Goverment Musharaka Certificates
dari lokasi sumber daya bank, interferensi (GMCs)
terhadap mekanisme harga, pembatasan 3. Goverment Investment Certificates
kredit, serta mislokasi dan distorsi dari (GICs)
kompetisi akibat penerapan batasan- 4. Foreign Exchange
batasan pada manajemen aset bank. Pada Selain itu, dalam Ascarya (2007)
akhirnya, BOS lebih memilih untuk dijelaskan pula instrumen moneter syariah
memakai instrumen-instrumen tidak yang digunakan oleh negara dengan sistem
langsung seperti RR dan OMO. moneter ganda yaitu Pakistandan
Pada tahun 1984, setelah Malaysiadalam operasional bank
diperkenalkannya syariah Islam di Sudan, sentralnya, sebagai berikut:
BOS mengeluarkan arahan dan perintah 1. Mudharaba Certificate
kepada seluruh bank yang beroperasi di 2. Participation Term Certificate (PTCs)
sudan agar menjalankan prinsip-prinsip 3. Certificate of Musharika (COMs)
perbankan yang sesuai dengan syariat 4. Term Finance Certificate (TFCs)
Islam dalam aktivitas kesehariannya.
Akibatnya, BOS dihadapkan pada Di Malaysia, (Ascarya, 2007)
permasalahan subsitusi instrumen moneter penggunaan ba’I al ‘inah (jual beli dengan
konvensional dengan instrumen moneter janji akan membelinya kembali)
yang sesuai dengan syariat Islam untuk diperbolehkan. Penggunaan akad ba’i al
dapat mempertahankan perannya sebagai inah mendorong semakin banyaknya
pengawas dan pemberi arahan bagi bank-
31
EISSN:2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Eva Misfah Bayuni : Kontribusi Instrumen Moneter Syariah..
terjadinya inflasi ini. Ketiga faktor 2. Politik pasar terbuka (pembelian surat-
tersebut yaitu sebagai berikut: surat berharga, misalnya saham dan
a. Korupsi dan administrasi yang obligasi)
buruk, 3. Politik cash ratio (penurunan
b. Pajak yang berlebihan, cadangan kas)
c. Dan peningkatan sirkulasi mata 4. Politik kredit selektif (pemberian
uang fulus. kredit longgar).
Dalam melaksanakan kebijakan Kebijakan Kontranktif (Monetary
moneter, Bank Indonesia menganut sebuah Contractive Policy) adalah kebijakan yang
kerangka kerja yang dinamakan Inflation dilakukan dalam rangka mengurangi
Targeting Framework (ITF). Kerangka jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini
kerja ini diterapkan secara formal sejak dilakukan pada saat perekonomian
Juli 2005, setelah sebelumnya mengalami inflasi. Kebijakan moneter
menggunakan kebijakan moneter yang kontraktif disebut juga dengan uang ketat
menerapkan uang primer (base money) (tight money policy).
sebagai sasaran kebijakan moneter. Ada 1. Politik pasar terbuka (penjualan surat
dua jenis kebijakan moneter yang berharga, misalnya saham dan
dilakukan di Indonesia, kebijakan obligasi)
ekspansif dan kebijakan kontraktif. 2. Politik cash ratio (peningkatan
Kebijakan Ekspansif (Monetary cadangan kas)
Expansive Policy) adalah suatu kebijakan 3. Politik kredit selektif (pengetatan
dalam rangka menambah jumlah uang pemeberian kredit)
yang beredar. Kebijakan ini dilakukan Kedua jenis kebijakan moneter
untuk mengatasi pengangguran dan tersebut akan dilakukan untuk
meningkatkan daya beli masyarakat mengendalikan inflasi di Indonesia. Pada
(permintaan masyarakat). Kebijakan ini pelaksanaan kebijakan ekspansif dan
diterapkan pada saat perekonomian kontraktiflah instrumen-instrumen moneter
mengalami resesi atau depresi. Kebijkan akan berperan penting. Kecuali pada jenis
moneter ekspansif ini disebut juga sebagai kebijakan moneter yang berkaitan dengan
kebijakan moneter longgar (easy monetary tingkat bunga, instrumen-instrumen
policy). moneter syariah aktif diterapkan untuk
1. Politik diskonto (penurunan tingkat mengendalikan inflasi.
suku bunga)
Hasil pengolahan menunjukkan nilai 149% secara parsial. Sama halnya dengan
significancy 0,0007 dimana < 0,05 dimana M2 terhadap Inflasi, meskipun nilai
H0 ditolak. Artinya, Terdapat kontribusi kontribusi yang dihasilkan oleh persamaan
SBIS terhadap Inflasi. Hasil juga ini cukup besar, yang perlu diperhatikan
menunjukkan R-Squared sebesar 0,182504 adalah kekuatan kontribusinya yang sangat
atau 18% yang artinya variabel SBIS lemah, sehingga hal tersebut tidak cukup
memiliki kontribusi yang sangat lemah berpengaruh bagi persamaan ini.
terhadap Inflasinamun dengan nilai
kontribusi cukup besar 1,489154 atau
33
EISSN:2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Eva Misfah Bayuni : Kontribusi Instrumen Moneter Syariah..
35
EISSN:2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Eva Misfah Bayuni : Kontribusi Instrumen Moneter Syariah..
37
EISSN:2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Eva Misfah Bayuni : Kontribusi Instrumen Moneter Syariah..