Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KEBIJAKAN MONETER

Dosen Pengampu : Dr. Agus Luthfi, M.Si

Disusun Oleh :

Rinda Yuliyantika (200810301032)

Denis Eka Irawati (200810301046)

Fernando Alvin Yulio (200810301026)

Faniar Datun Nikmah (200810301048)

Takbiratul Hasanah (200810301045)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunianya yang diberikam, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah
Perekonomian Indonesia. Adapun judul dari makalah ini yaitu “Kebijakan Moneter”.

Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah Perekonomian Indonesia, Bapak Dr. Agus Luthfi, M.Si yang
telah membimbing penulis. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang
tua yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan makalah ini.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan bisa menambah pengetahuan kita tentang
bagaimana kebijakan moneter yang ada di Indonesia. Besar harapan penulis agar makalah ini
dapat memberikan kontribusi yang positif dan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
kita. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar dalam
penyusunan makalah berikutnya bisa lebih baik lagi.

Jember, 7 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Moneter ........................................................................................... 3

2.2 Tujuan Kebijakan Moneter ................................................................................................. 4

2.3 Jenis-Jenis Kebijakan Moneter ........................................................................................... 6

2.4 Instrumen Kebijakan Moneter ............................................................................................ 8

2.5 Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia .......................................................................... 11

2.6 Landasan Undang-Undang Kebijakan Moneter ............................................................... 12

2.7 Dampak Kebijakan Moneter dalam Perekonomian Nasional .......................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu sistem perekonomian, salah satu cara untuk mengendalikan


keseimbangan ekonomi adalah melalui kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan
suatu usaha pemerintah dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan
sesuai dengan yang diinginkan. Kebijakan moneter merupakan suatu kebijakan yang
mempunyai tujuan untuk bisa mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) demi tercapainya tujuan ekonomi makro.

Kebijakan moneter yang diambil Bank Sentral/ Bank Indonesia (BI) tidak bisa secara
langsung mempengaruhi kegiatan ekonomi tapi memerlukanwaktu (time lag) dan melalui
suatu mekanisme transmisi tertentu yang dikenal dengan nama channels of monetary
transmission. Kebijakan moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi riil melalui berbagai
saluran (channel), di antaranya suku bunga, agregat moneter, kredit, nilai tukar, harga aset,
dan ekspektasi. Oleh karena itu, identifikasi transmisi kebijakan moneter merupakan hal yang
penting bagi pengambil kebijakan moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan moneter ?


2. Apa saja tujuan dari kebijakan moneter ?
3. Apa saja jenis-jenis kebijakan moneter ?
4. Bagaimana instrumen kebijakan moneter di Indonesia ?
5. Apa saja contoh kebijakan moneter di Indonesia ?
6. Bagaimana landasan Undang-Undang tentang kebijakan moneter di Indonesia ?
7. Apa saja dampak kebijakan moneter dalam perekonomian nasional ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebijakan moneter.


2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari kebijakan moneter.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kebijakan moneter.
1
4. Untuk mengetahui bagaimana instrumen kebijakan moneter di Indonesia.
5. Untuk mengetahui apa saja contoh kebijakan moneter di Indonesia.
6. Untuk mengetahui bagaimana landasan Undang-Undang tentang kebijakan moneter di
Indonesia.
7. Untuk mengetahui apa saja dampak kebijakan moneter dalam perekonomian nasional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan adalah rangkaian proses dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat
diterapkan pada pemerintahan, organisasi, dan kelompok sektor swasta serta individu.
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Hukum dapat memaksakan atau melarang
suatu perilaku ( misalnya suatu hukum yang mengharuskan membayar pajak), kebijakan
hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.

Menurut Carl Friedrich kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
seseorang, pemerintah, atau kelompok dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya
hambatan-hambatan tertentu seraya dengan mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan
atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang meliputi langkah-langkah pemerintah yang


dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (merubah) penawaran
uang dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat. Kebijakan moneter ini di keluarkan oleh bank sentral untuk stabilitas
ekonomi seperti mengatur jumlah uang yang beredar. Adapun pengertian kebijakan moneter
menurut para ahli dan juga undang-undang:

1. Pengertian kebijkan moneter menurut UU Nomer 3 Tahun 2004


Kebijakan moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh
Bank Indonesia untuk mencapai dan memilihara kestabilan rupiah yang dilakukan
antara lain melalui pengendalian jumlah rupiah yang beredar (JJB) dan suku bunga
(BI Rate/Repo Rate). Menurut ahli ekonomi M. Natsir mengatakan bahwa kebijakan
moneter termasuk kedalam ekonomi makro juga memiliki sasaran-sasaran yang
sifatnya makro. Misalanya pertumbuhan ekonomi negara, persediaan lowongan kerja,
keseimbangan neraca pembayaran, dan stabilitas harga.
2. Menurut Muana Nanga
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter
3
dengan mengendalikan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga untuk
mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan mempengaruhi ketidakstabilan
ekonomi.
3. Menurut Boediono Moneter yang dimaksud dengan kebijakan moneter adalah
tindakan pemerintah melalui Bank Sentral untuk mempengaruhi dalam situasi makro
yang dilaksanakan yaitu dengan menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan
penawaran barang sehingga inflasi dapat dikendalikan, tercapainya kesempatan kerja
penuh dan kelancaran suplai atau distribusi barang.
4. Perry Warjiyo
Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam
bentuk agregat moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan ekonomi yang
dilakukan dengan memperhatikan siklus aktivitas ekonomi, sifat ekonomi suatu
negara dan faktor ekonomi fundamental lainnya.

2.2 Tujuan Kebijakan Moneter

Bank Indonesia memiliki tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain kestabilan terhadap
harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan
kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan
moneter (Inflation Targeting Framework) dan menganut sistem nilai tukar yang mengambang
(free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga
dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai
tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan
nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan


kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau
suku bunga) dengan tujuan menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip
Syariah. Jika dirangkum, maka tujuan kebijakan moneter diantaranya:

4
1. Stabilatas Ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi
berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus
barang/jasa dan arus uang berjalan seimbang.
2. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan
produksi biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi
upah maupun keselamatan kerja. Perbaikan upah dan keselamatan kerja akan
meningkatkan taraf hidup karyawan dan pada akhirnya kemakmuran dapat tercapai.
3. Kestabilan Harga
Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu.
Harga yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada
tingkat harga sekarang sama dengan tingkat harga yang akandatang, atau daya beli
uang dari waktu ke waktu adalah sama.
4. Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah
nilai barang yang di ekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk
mendapatkan neraca pembayaran yang seimbang, pemerintah sering menjalankan
kebijakan moneter. Contohnya adalah dengan cara melakukan devaluasi.
5. Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi
Menjaga stabilitas harga dari banyaknya jumlah uang yang beredar,
meningkatkan kesempatan kerja, memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca
pembayaran, jika negara mendevaluasi mata uang rupiah kemata uang asing.
Kebijakan moneter juga bukan sesuatu yang kaku dan statis, namun harus
terus berubah dan bergerak sesuai dengan kondisi ekonomi negara yang bersangkutan.
Berikut ini adalah tujuan dari kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah.
 Mengedarkan uang di masyarakat sebagai alat tukar, sekaligus mengendalikan
jumlah uang yang beredar.
 Mempertahankan keseimbangan kebutuhan likuiditas perekonomian dengan
stabilitas tingkat harga.
 Melakukan distribusi likuiditas optimal untuk mencapai petumbuhan ekonomi
yang diinginkan pada berbagai sektor.
5
 Membantu pemerintah dalam melaksanakan kewajiban yang tidak terealisasi
melalui sumber penerimaan yang normal.
 Menjaga kestabilan ekonomi dengan cara mempertahankan keseimbangan
antara kebutuhan barang dan jasa dengan ketersediaannya di masyarakat.
 Menjaga kestabilan harga yang dihasilkan dari interaksi antara jumlah uang
yang beredar di masyarakat dengan jumlah barang yang tersedia.
 Mencegah terjadinya inflasi.
 Peningkatan kesempatan kerja yang dapat dicapai melalui kestabilan ekonomi.
Dengan adanya kestabilan ekonomi, diharapkan pengusaha akan semakin
terdorong untuk berinvestasi sehingga memperluas kesempatan kerja pada
masyarakat.
 Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor untuk memperbaiki neraca
perdagangan negara.

2.3 Jenis-Jenis Kebijakan Moneter

1. Kebijakan Moneter Ekspansif


Jenis kebijakan moneter yang melakukan pengelolaan dan pengaturan
peredaran uang dalam aktivitas ekonomi disebut sebagai kebijakan moneter ekspansif.
Dalam hal ini, tujuan utamanya meningkatkan peredaran uang di masyarakat sehingga
roda perekonomian meningkat.
Wujud dari jenis kebijakan moneter ini melalui peningkatan pembelian
sekuritas pemerintah oleh Bank Indonesia, penurunan suku bunga, menurunkan
persyaratan cadangan untuk bank. Dampak kebijakan ini tak hanya merangsang
kegiatan bisnis atau daya beli konsumen, tetapi juga mengurangi tingkat
pengangguran.
Kebijakan Moneter Ekspansif sering disebut kebijakan uang Longgar (easy
money policy) ialah kebijakan yang mengatur jumlah uang yang dipasok dalam
perekonomian. Caranya dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas
pemerintah oleh bank sentral, dan menurunkan persyaratan cadangan untuk bank.
Kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat pengangguran dan merangsang
aktivitas bisnis atau kegiatan belanja konsumen.
Contohnya, kebijakan ekspansif biasa diterapkan untuk mengurangi angka
6
pengangguran karena ketersediaan uang dalam jumlah banyak akan merangsang
kegiatan bisnis sehingga pasar tenaga kerja semakin besar. Dengan otoritas fiskal,
bank sentral mengontrol nilai tukar mata uang dalam negeri (Rupiah) terhadap mata
uang asing. Contoh konkretnya, yaitu bank Indonesia menambah jumlah uang beredar
dengan mengeluarkan lebih banyak uang cetak. Mata uang Rupiah menjadi lebih
murah daripada mata uang negara lain.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan moneter kontraktif dimana kebijakan diambil sebagai langkah
mengurangi peredaran uang di masyarakat saat terjadi inflasi. Hal ini diwujudkan
melalui penjualan obligasi pemerintah, peningkatan suku bunga bank, dan
meningkatkan persyaratan cadangan untuk bank.
Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy). Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive policy) yang
disebut kebijakan uang ketat (tight money policy) ialah kebijakan mengurangi jumlah
uang yang beredar.
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah menurunkan tingkat inflasi. Tujuan
kebijakan moneter kontraktif adalah mengurangi jumlah uang beredar dalam
perekonomian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan suku bunga,
menjual obligasi pemerintah, dan menaikkan persyaratan cadangan untuk bank.
Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia Beberapa contoh monetary policy
yang telah diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut: Bank Indonesia (BI )
melakukan lelang sertifikatnya, atau bisa juga melalui pembelian surat berharga di
pasar modal. UBI dapat menurunkan suku bunga jika kondisi ekonomi sesuai dengan
ekspektasi. Sebaliknya, BI bisa menaikkan suku bunga bila ingin membatasi aktivitas
ekonomi sehingga aliran uang berkurang.
Ketika perekonomian mengalami resesi maka peredaran uang akan meningkat
sehingga aktivitas perekonomian meningkat. Contohnya adalah membeli sekuritas
(surat-surat berharga) Saat terjadi inflasi, BI akan mengurangi aliran uang ke
masyarakat dengan menjual surat berharga untuk mengurangi aktivitas ekonomi yang
berlebihan.
7
2.4 Instrumen Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang mengatur tingkat pertumbuhan


dan peredaran uang di dalam suatu negara. Variabel makro ekonomi utama yang diatur oleh
kebijakan moneter adalah inflasi dan pengangguran. Kebijakan moneter bisa membuat target
tentang tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai mata uang. Bank Sentral adalah aktor utama
dalam pelaksanaan kebijakan moneter secara langsung dan tidak langsung. Contoh dari
kebijakan moneter langsung adalah mencetak uang baru, membekukan saldo perusahaan
swasta/negara, merombak sistem perbankan, mengambil alih urusan perbankan/perkreditan,
dan masih banyak lagi. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, tujuannya mengatur jumlah uang yang beredar demi terjaganya stabilitas
harga, baik instrumen langsung maupun tidak langsung. Beberapa instrumen utamanya,
diantaranya:

1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)


Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur
melalui tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan
dana kepada bank Indonesia selaku bank sentral membuat peredaran jumlah uang
teratur.
Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan
suku bunga pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika
peredaran uang harus dikurangi.
Fasilitas Diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah pada
bank-bank umum yang meminjam uang kepada bank sentral. Ketika bank-bank umum
mengalami kondisi yang mengharuskan mereka untuk meminjam uang ke bank
sentral, pemerintah dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengatur jumlah uang
yang beredar.
2. Operasi Pasar Terbuka
Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau
pembelian surat-surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen
kebijakan moneter adalah operasi terbuka. Saat bank Indonesia ingin mengurangi
peredaran uang, maka pemerintah menjual surat berharga. Sebaliknya, ketika
peredaran uang harus ditingkatkan, maka pemerintah membeli surat berharga.
Operasi Pasar Terbuka (OPT) merupakan salah satu instrumen kebijakan
8
moneter tidak langsung yang sangat penting karena sifatnya yang sangat fleksibel
dibanding dengan instrumen lain. OPT dilakukan oleh pemerintah untuk
mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan menjual (open market selling) atau
membeli (open market buying) surat-surat berharga milik pemerintah.
a) Open Market Selling
Dilakukan ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan menjual surat-surat berharga yang beredar. Ketika pemerintah
menjual surat-surat tersebut ke masyarakat, maka uang yang digunakan
masyarakat untuk membeli surat tersebut akan masuk ke otoritas moneter.
Akhirnya, uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit.
b) Open Market Buying
Dilakukan ketika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang
beredar dengan cara membeli surat-surat berharga yang beredar. Ketika
pemerintah membeli surat berharga dari masyarakat, maka uang yang beredar
di masyarakat akan bertambah.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Ketika minimum cadangan wajib tersebut berkurang, maka bank memiliki
lebih banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sebaliknya
jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka pemerintah dapat
menambah jumlah minimum cadangan wajib bank sehingga bank memiliki uang yang
lebih sedikit untuk diedarkan.
Ketika minimum candangan wajib tersebut berkurang, maka bank memiliki
lebih banyak uang yang dapat diedarkan di masyarakat melalui pinjaman. Sebaliknya
jika pemeritnah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka pemerintah dapat
menambah jumlah minimum cadangan wajib bank sehingga bank memiliki uang yang
lebih sedikit untuk diedarkan.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia memiliki
wewenang dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku
bunga yang ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di
seluruh Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen
kebijakan moneter adalah penetapan suku bunga acuan.

9
5. Imbauan Moral
Instrumen kebijakan moneter berupa imbauan moral dapat dilakukan oleh
bank sentral untuk mengontrol jumlah uang yang beredar melalui berbagai hal. Bank
sentral dapat mengimbau bank-bank umum untuk menurunkan atau menaikan suku
bunga pinjamannya.
Bank sentral juga dapat memberikan saran kepada bank-bank tersebut untuk
hati-hati dalam memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat ataupun membatasi
keinginannya untuk meminjam uang kepada bank sentral melalui Fasilitas Diskonto.
Selain 4 instrumen tersebut, Bank Indonesia memiliki beberapa instrumen kebijakan
moneter lainnya seperti:
 Kredit Langsung yaitu Bank Indonesia memberikan kredit secara langsung
kepada sektor, program, proyek, ataupun kegiatan yang sifatnya mendesak dan
harus diprioritaskan. Kredit langsung ini akan menambah jumlah uang yang
beredar di masyarakat karena digunakan untuk membiayai program ataupun
kegiatan yang diprioritaskan.
 Penetapan Uang Muka Impor dimana para importir diwajibkan membayar
sejumlah persentase tertentu sebagai uang muka untuk pembelian valuta asing
yang mereka perlukan untuk mengimpor barang dari luar negeri. Dengan
ditetapkannya instrumen ini, pemerintah dapat mengatur jumlah uang yang
beredar dari sisi impor dan dapat mengontrol devisa negara.
 Fasilitas Overdraft (Overdraft Window) dimana Bank Indonesia akan
menyediakan fasilitas pinjaman yang berjangka sangat pendek kepada bank-
bank yang mengalami kesulitan likuiditas (pencairan) jangka pendek. Suku
bunga yang diterapkan pada fasilitas ini lebih tinggi dibanding sumber
pinjaman lain sehingga dapat mengontrol jumlah uang yang beredar.
 Intervensi Rupiah dimana Bank Indonesia melakukan pinjam meminjam
dana secara langsung di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dalam jangka waktu
overnight sampai dengan 7 hari demi membantu instrumen kegiatan Operasi
Pasar Terbuka.
 Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah instrumen yang pada
awalnya dibuat oleh Bank Indonesia sebagai fasilitas untuk bank-bank syariah,
namun tidak menutup kemungkinan SWBI ini digunakan untuk membantu
10
operasi Pasar Terbuka. Pelaksanaan SWBI tidak dilakukan secara lelang
melainkan membuka window sehingga memiliki kemiripan dengan fasilitas
simpanan bank sentral. Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga
yang mereka tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya
pinjaman dalam perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan
berkurang.

2.5 Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia

Ada beberapa contoh kebijakan moneter di Indonesia yaitu sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kredit langsung oleh Bank Indonesia


Pemberian kredit langsung kepada berbagai sector atau proyek yang
memerlukan dana secara mendesak. Hal ini dapat meningkatkan jumlah uang yang
beredar karena harus membiayai kegiatan dengan segera.
2. Penyediaan Fasilitas Overdraft
Saat Bank Indonesia membantu bank umum yang mengalami kesulitan
likuiditas jangka pendek, maka hal ini termasuk contoh kebijakan moneter di
Indonesia melalui fasilitas over draft. Bantuan yang diberikan berupa pinjaman jangka
pendek dengan suku bunga tinggi. Hal ini diharapkan mampu mengontrol peredaran
uang agar tetap stabil.
3. Penerbitan Surat Utang Negara.
Dalam hal ini, pemerintah berusaha menghimpun dana dari masyarakat agar
uang yang beredar di masyarakat mengalami penurunan.
4. Program Intervensi Rupiah
Program intervensi rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara proses
pinjam meminjam dana secara langsung di pasar uang antar Bank dalam periode 7
hari. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung instrument kegiatan operasi pasar
terbuka.
5. Pengendalian Inflasi
Saat inflasi tinggi, artinya uang yang beredar terlalu banyak, sehingga bank
sentral akan mengambil kebijakan moneter dengan menarik uang yang beredar lewat
kebijakan kenaikan suku bunga. Saat suku bunga tinggi, otomatis akan menarik
masyarakat untuk menyimpan uangnnya di perbankan atau instrumen lainnya
11
ketimbang menggunakannya untuk konsumsi.
 Contoh Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam mengatasi dampak virus
covid-19 :
1. BI meningkatkan intensitas intevensi di pasar keuangan
Intensitas intervensi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
kepercayaan diri pasar karena Bank Indonesia akan selalu berada di pasar
untuk menjaga dan mengawasi pasar.
2. BI menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) valuta asing bank-bank
umum konvensional yang sebelumnya 8 persendari DPK sekarang 4
persendari DPK. Perry memperkirakan penurunan GWM valas akan
meningkatkan likuiditas valas di perbankan jumlahnya sebesar US$3,2
miliar. Kebijakan ini akan mempermudah perbankan untuk memasok
pasar valas.
3. BI menurunkan GWM rupiah sebesar 50 bps. Kebijakan ini ditujukan
kepada perbankan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor yang tentu
saja dalam pelaksanaan berkoordinasi dengan pemerintah. Setelah terjadi
Covid-19, eksportir dan importir kesulitan melakukan kegiatan. Tidak
hanya logistik distribusi, biasanya impor dari China kalau impor dari
negara lain biaya impor termasuk harga mahal. Dengan penurunan 50 bps
diharapkan mempermudah dunia usaha melakukan kegiatan ekspor impor
dengan biaya lebih murah. Penurunan GWM membiaya ekspor impor
sekaligus mengkompensasi kenaikan biaya perdagangan.
4. BI memperluas jenis dan cakupan under lying transaksi bagi investor
asing di dalam melakukan lindung nilai, termasuk domestic non-delivery
forward (DNDF). Perluasan bagi investor asing melepas SBN dan
memasukkan ke rekening di Indonesia atau rekening dalam rupiah, bisa
digunakan seperti underlying transaksi untuk membeli DNDF.
5. BI menegaskan investor global dapat menggunakan bank kustodian, baik
global maupun domestic dalam melakukan investasi di Indonesia.

2.6 Landasan Undang-Undang Kebijakan Moneter

Pelaksanaan kebijakan moneter di Indonesia dilaksanakan oleh bank sentral yaitu Bank
Indonesia. Untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan efisien
12
diperlukan sistem keuangan yang sehat, transparan, terpercaya, dan dapat
dipertanggungjawabkan yang didukung oleh sistem pembayaran yang lancar, cepat, tepat dan
aman, serta pengaturan dan pengawasan bank yang memenuhi prinsip kehati-hatian. Untuk
menjamin keberhasilan tujuan memelihara stabilitas nilai rupiah diperlukan Bank Sentral
yang memiliki kedudukan yang independen. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut dibuatlah Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral tidak sesuai
lagi dan perlu diganti dengan Undang-undang baru tentang Bank Indonesia.Undang-Udang
terbaru yang mengatur mengenai Bank Indonesia adalah UU NO. 23, LN 1999 / NO. 66,
TLN. NO. 3843, LL SETKAB : 55 HLM
Dasar hukum dari UU NO. 23, LN 1999 / NO. 66, TLN. NO. 3843, LL SETKAB : 55
HLM adalah sebagai berikut.
1) Pasal 5 ayat (1)
2) Pasal 20 ayat (1)
3) Pasal 23, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
4) Bab IV huruf A butir 1a Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia Nomor X/MPR/1998
5) Pasal 3 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XI/MPR/1998
6) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XVI/MPR/1998.
Dalam Undang-Undang ini diatur mengenai : Status, Tempat Kedudukan, dan Modal;
Tujuan dan Tugas; Tugas Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter; Tugas
Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran; Tugas Mengatur dan Mengawasi
Bank; Dewan Gubernur; Hubungan dengan Pemerintah; Hubungan Internasional;
Akuntabilitas dan Anggaran; serta Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif.
Seiring bejalannya waktu UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah
mengalami perubahan. UU No. 23 tahun 1999 diubah dengan UU No. 3 tahun 2004 dan UU
No. 6 tahun 2009, pada pasal 4 ayat 2 berbunyi bahwa Bank Indonesia adalah lembaga
negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-Undang. Pemberian
independensi tersebut, diimbangi dengan pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas.  UU
No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang telah diamandemen dengan UU No. 3
13
Tahun 2004 (sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia No.
6/2009) mengamanatkan akuntabilitas Bank Indonesia dalam pelaksanaan tugas, wewenang,
dan anggaran.  
Prinsip akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia diterapkan
dengan cara menyampaikan informasi langsung kepada masyarakat luas melalui media massa
pada setiap awal tahun, mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun
sebelumnya, serta rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter untuk
tahun yang akan datang. Informasi tersebut juga disampaikan secara tertulis kepada Presiden
dan DPR. Akuntabilitas juga terkait erat dengan independensi. Semakin besarnya
independensi yang diberikan kepada bank sentral menuntut pula pentingnya akuntabilitas.
Dasar hukum mengenai kebijakan moneter Bank Indonesia lainnya adalah Perpres
No.23/2017 tentang Tim Pengendalian Inflasi Nasional (TPIN). Keppres tersebut menaungi
mekanisme koordinasi pengendalian inflasi melalui pembentukan Tim Pengendalian Inflasi
Pusat (TPIP), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi, dan Tim Pengendalian
Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten/Kota. Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian No.10 Tahun 2017 tentang Mekanisme dan Tata Kerja TPIP, TPID Provinsi,
dan TPID Kabupaten/Kota, Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.148
tahun 2017 tentang Tugas dan Keanggotaan Kelompok Kerja dan Sekretariat Tim
Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.500.05-8135
Tahun 2017 tentang Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

2.7 Dampak Kebijakan Moneter dalam Perekonomian Nasional

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan ) dan keseimbangan eksternal ( keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro. Kebijakan moneter akan memberikan pengaruh
yang besar terhadap perubahan kondisi ekonomi suatu negara dan bagaimana perkembangan
ekonomi makro kedepannya. Beberapa kebijakan makro lainnya saling mendukung terlebih
lagi pada masa pandemi sekarang ini yang sulit diperkirakan bagaimana arah ekonomi
negara, dan juga pengambilan kebijakan moneter yang harus mampu menstabilkan ekonomi
negara namun harus tetap sejalan dengan apa yang menjadi harapan masyarakat Indonesia

14
dan juga pemerintah. Sehingga mampu menjadi dampak yang positif bagi masyarakat.

Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang rendah
diangap sehat bagi perekonomian sebuah negara. Namun jika inflasi sudah sangat tinggi,
maka kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi hal tersebut. Selain itu, kebijakan
moneter akan mempengaruhi tingkat pengangguran dalam suatu negara. Kebijakan ekspansif
pada umumnya mengurangi pengangguran karena pasokan uang yang lebih tinggi dapat
merangsang kegiatan bisnis dan perluasan kerja.

Kebijakan moneter tentunya memiliki pengaruh positif dan negative bagi masyarakat
ataupun ekonomi negara. Pemerintah harus tanggap dalam merespon masalah-masalah
ekonomi yang muncul yang pastinya menyangkut kehidupan masyarakat. Efektifitas
kebijakan moneter akan berpengaruh sejauh mana kebijakan moneter ditempuh oleh
pemerintah (apapun bentuknya), dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian dan
masyarakat sebagai berikut:

1. Dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi


2. Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3. Dapat meningkatkan kesempatan kerja
4. Serta memberikan pengaruh pada kebijakan makro lainnya.
Menurut Milton Friedman meyakini bahwa ekspansi moneter dalam jangka panjang
tidak akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja tetapi hanya
akan meningkatkan inflasi. Masyarakat perlu paham mengenai dampak yang akan
ditimbulkan jika pemerintah memilih suatu kebijakan, karena nantinya yang akan merasakan
dari dampak kebjakan tersebut adalah seluruh masyarakat. Pemberlakuan kebijakan harus
benar-benar secara efektif karena agar mendapatkan dampak positif atau tujuan yang
diinginkan dari kebijakan tersebut. Namun, jika kebijakan tersebut tidak dilaksanakan secara
efektif maka dapat memicu terjadinya permasalahan. Kebijakan jual-beli surat berharga tentu
merupakan kebijakan yang diambil ketika terjadinya inflasi. Kebijakan menukarkan uang ke
dalam bentuk asset keuangan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga dapat
memperluas kesempatan kerja. Namun jika kebijakan terebut tidak dilakukan secara efektif
maka dapat memicu terjadinya capital fligh. Tingkat harga yang lebih rendah akan
menurunkan suku bunga, sedangkan suku bunga yang lebih rendah akan mendorong
pengeluaran untuk investasi. Apabila tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat
15
suku bunga, maka investor akan memindahkan sebagian dana mereka keluar negeri. Dari sisi
masyarakat tingginya suku bunga memang akan menambah keinginan masyarakat untuk
menyimpan dananya di bank, namun disisi lain, tingginya suku bunga tersebut akan
mengurangi niat dunia usaha yang mengambil kredit bagi pengembangan usahanya. Sehingga
butuh waktu recovery yang tidak sebentar untuk memulihkan ekonomi kita di era new normal
seperti saat ini. Banyak langkah atau aturan yang mesti di ambil pemerintah mau tidak mau
untuk menangani masalah pandemi.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2021). Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis, Tujuan dan Instrumennya.

https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/

kebijakan-moneter/amp/?

amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D

%3D#aoh=16363386971661&referrer=https%3A%2F

%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F

%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi%2Fkebijakan-moneter%2F

alfian, kalvin. (2020). Apa Dampak Kebijakan Moneter dalam Perekonomian Nasional?

https://yoursay.suara.com/news/2020/12/24/115157/apa-dampak-kebijakan-moneter-

dalam-perekonomian-nasional

Bank Indonesia. (1999). UNDANG-UNDANG TENTANG BANK INDONESIA.

https://www.dpr.go.id/jdih/index/id/424

Bank Indonesia. (2020). Tujuan Kebijakan Moneter.

https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/default.aspx

elearning.menlhk. (1979). PENGERTIAN KEBIJAKAN.

https://elearning.menlhk.go.id/pluginfile.php/845/mod_resource/content/1/

pengertian_kebijakan.html

Freycinetia Fitriani, F. (2020). Ini 5 Kebijakan Moneter Bank Indonesia Atasi Dampak Virus

Corona. https://finansial.bisnis.com/read/20200302/11/1207877/ini-5-kebijakan-

moneter-bank-indonesia-atasi-dampak-virus-corona-

Gramedia. (t.t.). Kebijakan Moneter: Pengertian, Jenis, Tujuan dan Instrumennya.

https://www.gramedia.com/literasi/kebijakan-moneter/

18
Kemenkeu. (t.t.). Kebijakan Fiskal dan Moneter Mengadapi Dampak Covid 19.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13017/Kebijakan-Fiskal-dan-Moneter-

Mengadapi-Dampak-Covid-19.html

Redaksi OCBC NISP. (2021). Kebijakan Moneter: Pengertian, Tujuan, Jenis, &

Instrumennya. https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/27/kebijakan-moneter-

adalah

SimulasiKredit.com. (2013). Apa itu Kebijakan Moneter? Definisi Kebijakan Moneter.

https://www-simulasikredit-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.simulasikredit.com/

amp/apa-itu-kebijakan-moneter-definisi-kebijakan-moneter/?

amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D

%3D#aoh=16363382326961&csi=1&referrer=https%3A%2F

%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F

%2Fwww.simulasikredit.com%2Fapa-itu-kebijakan-moneter-definisi-kebijakan-

moneter%2F

19

Anda mungkin juga menyukai