Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Ganjil 2022/2023 Mata Kuliah
Bank dan Lembaga Keuangan
DISUSUN OLEH:
Daftar Isi………………………………………………………………….....…
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan……….……………………………………………….
BAB II ISI
2.1 Moneter
A. Pengertian Kebijakan Moneter…………………………........…………
B. Tujuan Kebijakan Moneter ………………………………………….....
C. Instrumen Kebijakan Moneter………………………………………….
2.2 Perbankan
A. Pengertian dan Sejarah Bank……………………………………………
B. Jenis-Jenis Perbankan…………………………………………………....
C. Kegiatan Usaha Bank.…………………………………………………....
D. Aspek Hukum Perbankan Syariah……………………………………...
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………..……………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
diantaranya:
1. Apa itu Kebijakan Moneter?
2. Apa saja tujuan dari Kebijakan Moneter?
3. Seperti apa Instrumen Kebijakan Moneter?
4. Apa itu perbankan?
5. Apa aspek hukum dari kegiatan perbankan di Indonesia?
6. Apa aspek hukum perbankan Syariah di Indonesia?
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah
kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada
inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia
menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran
utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan
menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran
kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan
sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan
kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang
berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.
Kebijakan Fiskal
• Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan
(berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan
moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara
mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen
utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat
dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi
variabel-variabel berikut:
- Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
- Pola persebaran sumber daya
- Distribusi pendapatan
Dengan lebih banyak uang dalam ekonomi dan lebih sedikit pajak yang
harus dibayar, permintaan konsumen untuk barang dan jasa meningkat.
Hal ini, pada gilirannya, menghidupkan kembali bisnis dan mengubah
siklus dari stagnan menjadi aktif.
Untuk alasan ini, fine tuning ekonomi melalui kebijakan fiskal saja bisa
menjadi hal yang sulit, jika tidak mungkin, berarti mencapai tujuan
ekonomi. Jika tidak dipantau secara ketat, garis antara ekonomi produktif
dan yang terkena inflasi bisa mudah kabur.
B. JENIS-JENIS PERBANKAN
• Bank sentral
Bank sentral adalah suatu institusi nasional yang
bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau
nilai suatu mata uang yang berlaku di suatu negara. Di
Indonesia sendiri, Bank Sentral dikenal dengan nama Bank
Indonesia (BI). Tugas Bank sentral:
- Melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter.
- Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
- Mengatur dan mengawasi kinerja bank-bank.
• Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tugas
Bank umum:
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan.
- Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk
pinjaman.
- Menawarkan jasa-jasa keuangan seperti kartu kredit,
ATM, transfer uang antar Bank dan melayani
penyimpanan barang berharga.
• Bank asing
Bank asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintahan negara
asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri
secara utuh. Contohnya: Bank Citibank
• Bank pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh
sahamnya dimiliki oleh pemerintah . Contoh Bank
Pemerintah Indonesia; Bank Mandiri, Bank Negara
Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank
Tabungan Negara (BTN).
• Bank Swasta
Bank swasta adalah bank dimana sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun
didirikan oleh swasta. Bank swasta dibedakan menjadi dua,
yaitu bank swasta nasional devisa dan bank swasta
nasional non devisa. Contohnya: Bank BCA, Bank
Danamon.
• Bank Koperasi
Bank milik koperasi adalah jenis bank yang kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh
• Bank Konvensional
Bank konvensional adalah jenis bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional. Bank konvensional
pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-
produk untuk menyerap dana masyarakat, menyalurkan
dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan
kredit, pelayanan jasa keuangan, dan jasa-jasa lainnya.
• Bank Syariah
Bank Syariah merupakan jenis perbankan yang segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit
usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
a. Aspek Filosofis
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, keberadaannya sesungguhnya merupakan tuntutan
untuk memenuhi ketentuan Pasal 49 Undang-Undang No. 3
Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama, khususnya perubahan
lembaga peradilan agama menyangkut (kompetensi) yang harus
diemban oleh peradilan agama dalam memenuhi amanat
Undang-undang. Peradilan Agama dengan Undang-undang
No.3 Tahun 2006 mempunyai kewenangan untuk
menyelesaikan perkara bagi umat Islam meliputi hukum
keluarga (Nikah, Waris, Zakat) dan ekonomi syariah yang
mencakup bank syariah, lembaga keuangan mikro syariah,
reksadana syariah, obligasi syariah, Asuransi syariah, reasuransi
syariah, surat berjangka menengah syariah, Securitas syariah,
Pegadaian syariah, DPLK syariah, dan bisnis syariah.
c. Aspek Sosiologis
Berdasarkan aspek politik hukum lahirnya Undang-undang
Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008, masih menyisakan
pekerjaan rumah di antaranya tahap yuridis, tahap kelembagaan
dan tahap mekanik.
- Tahap yuridis, memfokuskan pada bagaimana hukum
yang tertulis dapat berjalan dan ditegakan di tengah-
tengah masyarakat untuk mencapai keadilan.
3.1 KESIMPULAN