Anda di halaman 1dari 13

KEBIJAKAN MONETER

Nama : Dewinta Aristawati


Nim : 1812000087

Jl. Perbanas, RT.16/RW.7, Kuningan, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi,


Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12940

Tahun Ajaran 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho dan rahmat-

nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEBIJAKAN

MONETER”, ini dapat selesai tepat waktu.

Meskipun saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan yang terbaik,

namun semua itu pasti masih ada kekurangan di dalam penyusunan makalah ini, saya

sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun guna

penyempurnaan dalam penyusunan makalah ini di masa yang akan datang.

Saya berharap makalah ini dapat berguna di dalam membangun generasi penerus bangsa

Indonesia.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2Rumusan Masalah .................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................... 3

2.1 Pengertian ................................................................................................................ 3

BAB III ISI..…………………………………………….……………………………….4

3.1Jenis-Jenis Kebijakan Moneter….…………………………………...…………4-5

3.2 Tujuan Kebijakan Moneter ...................................................................................5-6

3.3 Studi kasus ............................................................................................................6-7

3.4 Hasil analisis studi kasus ......................................................................................... 7

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................... 8

4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bskn sentral dalam bentuk
pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian
yang di inginkan. Dalam perkembangan sejarah peradaban manusia, peranan uang
dirasakan sangat penting. Hamper tidak ada satu pun bagian dari kehidupan ekonomi
manusia yang tidak terkait dengan keberadaan uang. Pengalaman menunjukan bahwa
jumalah uang yang beredar di luar kendali dapat menimbulkan konsekuensi atau
pengaruh yang buruk bagi perekonomian secara keseluruhan. Konsekuensi atau pengaruh
yang buruk dari kurang terkendalikannya perkembangan jumlah uang beredar tersebut
antara lain dapat dilihat pada kurang terkendalinya perkembangan variabel-variabel
ekonomi utama, yaitu tingkat produksi (output) dan harga.

Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong peningkatan harga
melebihi tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka panjang dapat mengganggu
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah uang beredar sangat
rendah, maka kelesuhan ekonomi akan terjadi. Apabila hal ini berlangsung terus menerus,
kemakmuran masyarakat secara keseluruhan pada gilirannya pengalami penurunan.
Kondisi tersebut antara lain melatar belakangi upaya-upaya yang dilakukan oleh
pemerintah atau otoritas moneter suatu negara dalam mengendalikan jumlah uang yang
beredar tersebut lazimnya disebut dengan kebijakan moneter, yang pada dasarnya
merupakan salah satu bagian intergal dari kebijakan ekonomi makro yang ditempuh oleh
otoritas moneter.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa saja jenis-jenis kebijakan moneter ?
3. Apa tujuan dari kebijakan moneter ?

1
1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis, dan tujuan dari kebijakan moneter yang
saya buat dalam makalah ini.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Dalam undang-undang Bank Indonesia No.23 tahun 1999 yang telah diubah dalam
UU No. 3 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa kebijakan moneter adalah kebijakan
yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian
jumlah uang beredar dan suku bunga (Amandemen Undang-Undang Bank Indonesia,
2004).

Kebijakan moneter (Monetary Policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah


atau otoritas moneter dengan menggunakan perubah jumlah uang beredar (money
supply) dan tingkat bunga (interest rates) untuk mempengaruhi tingkat permintaan
agregat (aggregate demand) dan mengurangi ketidakstabilan di dalam perekonomian
(Nanga, 2005:180).

Kebijakan moneter adalah semua tindakan atau upaya bank sentral untuk
mempengaruhi perkembangan variabel moneter (uang beredar, suku bunga, suku
bunga kredit, dan nilai tukar) untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Sebagai
bagian dari kebijakan ekonomi makro, maka tujuan moneter adalah untuk membantu
mencapai sasaran-sasaran makro ekonomi antara lain: pertumbuhan ekonomi,
penyediaan lapangan kerja, stabilitas harga, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Keempat sasaran tersebut merupakan tujuan akhir kebijakan moneter (Natsir, 2011).

3
BAB III

ISI

3.1 Jenis-jenis Kebijakan Moneter


Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya
beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami
resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy
money policy)
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan


moneter, yaitu antara lain :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika
ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari
Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar
Uang.

4
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadang-

kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk
membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral,
serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan
rasio.
4. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar
dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan
kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank
meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar
pada perekonomian.

3.2 Tujuan Kebijakan Moneter


Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang
Bank Indonesia.
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan
terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai
tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan
moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting
Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating).
Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem
keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar

5
untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan
nilai tukar pada level tertentu.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan
kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar
atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut
menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang
baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan
wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat
melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

3.3 Studi kasus


JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan
untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada posisi 4,75
persen. Kebijakan ini dinilai masih konsisten dengan upaya bank sentral menjaga
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Meskipun demikian, BI tetap mencermati
sejumlah risiko, baik dari sisi global maupun domestik. Risiko global yang dimaksud
antara lain kenaikan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate (FFR) lebih lanjut dan rencana
penurunan besaran neraca The Fed. (Baca: BI Waspadai Risiko-risiko Global Ini) Selain
itu, risiko lain adalah dampak pemilihan umum di Inggris. Penurunan harga komoditas,
terutama harga minyak dunia juga terus diwaspadai. Dari sisi domestik, risiko yang
diwaspadai BI adalah dampak penyesuaian komponen harga yang diatur pemerintah alias
administered prices terhadap inflasi dan berlanjutnya konsolidasi korporasi dan
perbankan. Lalu, bagaimana arah kebijakan BI ke depan, khususnya dari jalur suku
bunga? Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody
Budi Waluyo menerangkan, arah kebijakan BI masih netral. "Namun BI tetap
mengantisipasi risiko yang muncul, baik global maupun domestik," kata Dody dalam
konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/6/2017). Dody menjelaskan, suku bunga acuan BI
yang sebesar 4,75 persen saat ini merupakan posisi suku bunga yang masih ideal untuk
mencapai sasaran inflasi. BI menargetkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) pada
kisaran 3 sampai 5 persen pada tahun 2017. Dody menuturkan, BI tidak akan
menyesuaikan suku bunga acuan sepanjang tidak ada gangguan terhadap inflasi.

6
"Khususnya inflasi inti dan ekspektasi terhadap nilai tukar, apakah bergerak di luar
fundamentalnya," tutur Dody.

3.4 Hasil analisis studi kasus


Dari berita di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Dody, Gubernur BI memutuskan
untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate pada posisi 4,75
persen. Kebijakan ini dinilai masih konsisten dengan upaya bank sentral menjaga
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Dody menjelaskan, suku bunga acuan BI
yang sebesar 4,75 persen saat ini merupakan posisi suku bunga yang masih ideal untuk
mencapai sasaran inflasi

7
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bskn sentral dalam
bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan
perekonomian yang di inginkan. Didalam kebijakan moneter terdapat tujuan, jenis-
jenisnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
1. Perry Warjiyo, Solikin.2003. Kebijakan Moneter di Indonesia. Jakarta. Pusat
Pendidikan dan Studi ke Bank Sentralan(PPSK) BI.
2. Amandemen Undang-Undang Bank Indonesia. 2004. Jakarta: Sinar Grafika.
3. Nanga, Muana. 2005. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta:
Raja Grafindo Perkasa.
4. Natsir, M. 2011. Analisis Empiris Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan
Moneter Di Indonesia Melalui Jalur Suku Bunga (Interest Rate Channel) Periode
1990:2-2007:1. Kendari: Unhalu.
5. https://id.wikipedia.org/wiki/kebijakan_moneter ( diakses selasa, 11 Desember,
pukul 11.36 WIB )
6. https://ekonomi.kompas.com/read/2017/06/15/185941926/bi.kebijakan.moneter.
belum.perlu.diperketat. ( diakses selasa, 11 Desember 2018, pukul 10 25 WIB )

Anda mungkin juga menyukai