Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Instrumen Kebijakan Moneter Dan Faktor Penentu Keberhasilan


Kebijakan Moneter
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro
Dosen pengampu : Deasy Femayona Devi, SE., M.Ak

Disusun Oleh : Kelompok 3


1. Andriyani Aprilia
2. Husnul Hotimah
3. Khusnul Khotimah

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AL-KHAIRIYAH


CITANGKIL-CILEGON
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada allah SWT karena berkat hidayah dan taufiqnya
kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KEBIJAKAN
MONETER”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Teori Ekonomi
Makro”, makalah ini yang diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam
dunia Pendidikan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak
kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan mudah-
mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimba ilmu
sebanyak-banyaknya.

Cilegon, 21 November 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..…ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

Latar Belakang........................................................................................................................1

Tujuan.....................................................................................................................................1

Rumusan Masalah..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

Pengertian Kebijakan Moneter...............................................................................................2

Jenis-Jenis kebijakan Moneter................................................................................................2

Tujuan Kebijakan Moneter.....................................................................................................3

Fungsi Kebijakan Moneter.....................................................................................................4

Instrumen Kebijakan Moneter................................................................................................4

Faktor Penentu Keberhasilan Kebijakan Moneter................................................................7

Contoh Kebijakan Moneter…………………………………………………………………………8

BAB III PENUTUP....................................................................................................................9

Kesimpulan.............................................................................................................................9

Saran.......................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijakan
pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
merupakam laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang
secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang
lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan menggunakan
indicator-indikator makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang baik,
stabilitas harga umum yang terkendali, dan menurunnya tingkat pengangguran.
Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang kegiatannya
bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu melaksanakan
kebijakan moneter melalui pengelolaan atau pengaturan system perkreditan secara
dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat
daerah (resource base) yang akan digerakkan.
Kebijakan moneter tujuannya adalah untuk mencapai stabilisasi ekonomi. Berhasil
tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, pertama:
kuat tidaknya hubungan kebijakan moneter dengan kegiatan ekonomi tersebut, kedua:
jangka waktu perubahan kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.
B. Tujuan
Disusunnya makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam upaya
mengetahui dan memperdalam pengetahuan di bidang Teori ekonomi makro khususnya
yang berkaitan dengan materi kebijakan moneter.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang, maka terlihat pentingnya pemahaman
mengenai Apa yang dimaksud kebijakan moneter, apa tujuan dari kebijakan moneter,
Instrumen kebijakan moneter dan factor penentu keberhasilan kebijakan moneter.
Pemahaman tentang analisis kebijakan moneter akan menjadi lebih penting bagi
Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah menyangkut perilaku bank sentral
dalam penawaran uang dan pengaturan uang yang beredar pada suatu negara. Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga serta
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) juga tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang.
Menurut Boediono, Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah (Bank Sentral)
untuk mempengaruhi situasi makro yang diterapkan, yaitu dengan menyeimbangkan
jumlah uang beredar dengan persediaan barang sehingga inflasi dapat dikendalikan,
kesempatan kerja penuh dan pasokan lancar / distribusi barang.
Menurut Perry Warjiyo, Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas moneter atau
bank sentral dalam bentuk agregat moneter (monetary aggregates) untuk mencapai
pengembangan kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan mempertimbangkan siklus
kegiatan ekonomi, sifat ekonomi suatu negara, dan faktor ekonomi fundamental lainnya.
Menurut Nanga Muana, Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh
otoritas moneter dengan mengendalikan jumlah uang beredar (money supply) dan tingkat
bunga (interest rates) untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat (aggreagate
demand) dan mengurangi ketidakstabilan dalam perekonomian.

B. Jenis-Jenis kebijakan Moneter


Dalam prakteknya, untuk menerapkan semua jenis kebijakan moneter alat utama yang
digunakan adalah memodifikasi jumlah uang primer yang beredar. Otoritas moneter
melakukan hal ini dengan membeli atau menjual aset keuangan (biasanya kewajiban
pemerintah). Ini operasi pasar terbuka berubah baik jumlah uang atau likuiditas (jika
bentuk cair kurang dari uang yang dibeli atau dijual). The multiplier effect perbankan
cadangan fraksional memperkuat dampak dari tindakan. transaksi pasar Konstan oleh

2
otoritas moneter memodifikasi pasokan mata uang dan ini dampak variabel pasar lain
seperti suku bunga jangka pendek dan nilai tukar.
Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy)
Kebijakan moneter ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah
jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran
dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat). Kebijakan ini
diterapkan pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan moneter
ekspansif ini disebut juga sebagai kebijakan moneter longgar (easy monetary policy).
Penerapan kebijakan ini seperti :
a. Politik diskonto (penurunan tingkat suku bunga)
b. Politik pasar terbuka (pembelian surat-surat berharga, misalnya saham dan
obligasi)
c. Politik cash ratio (penurunan cadangan kas)
d. Politik kredit selektif (pemberian kredit longgar)
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Kontractive Policy)
Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan yang dilakukan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi. Kebijakan moneter kontraktif disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy).  Kebijakan ini dapat diterapkan berupa :
a. Politik diskonto (peningkatan suku bunga)
b. Politik pasar terbuka (penjualan surat berharga)
c. Politik cash ratio (peningkatan cadangan kas)
d. Politik kredit selektif (pengetatan pemberian kredit)
C. Tujuan Kebijakan Moneter
1. Menjaga kestabilan ekonomi, artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang
dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
2. Menjaga kestabilan harga, artinya harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara
jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.
3. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam
perekonomian.
4. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan
stabilitas tingkat harga.

3
5. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi
yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
6. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi
melalui sumber penerimaan yang normal.
7. Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil, pengusaha akan
mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya
investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja
masyarakat.
8. Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke
dalam negeri atau sebaliknya.

D. Fungsi Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter merupakan instrumen penting pada setiap negara untuk menjaga
kondisi perekonomiannya agar tetap stabil. Secara umum, fungsi dari kebijakan moneter
adalah:
1. Menjaga iklim investasi dalam sebuah negara.
2. Meningkatkan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
3. Menjaga stabilitas terhadap mata uang asing.
4. Menjaga keseimbangan antara ketersediaan barang dengan permintaan masyarakat.
5. Mengendalikan laju inflasi dan mencegah aktivitas ekonomi yang berlebihan.

E. Instrumen Kebijakan Moneter


Terdapat 4 instrumen pokok kebijakan moneter :
1. Politik Pasar Terbuka
Politik pasar terbuka merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral
dalam rangka menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menjual atau membeli surat-surat berharga pemerintah (government securities). Surat-
surat berharga pemerintah diantaranya adalah SBI (Sertifikat Bank Indonesia), SBPU
(Surat Berharga Pasar Uang), saham, dan obligasi.
Jika pemerintah  ingin mengurangi jumlah uang yang beredar  maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Dengan

4
menjual SBI, uang dari masyarakat akan tertarik masuk ke bank sehingga diharapkan
jumlah uang beredar berkurang. SBI hanya dijual oleh bank sentral. 
Namun,  jika pemerintah ingin menambah jumlah uang beredar maka
pemerintah akan membeli surat berharga. Dengan membeli SBI, pemerintah akan
mengeluarkan uang kepada masyarakat dalam pembeliannya sehingga terjadilah
penambahan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
2. Politik  Diskonto (Discount Rate)
Politik diskonto adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank sentral dalam
pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat suku bunga.
Tingkat bunga pada tiap-tiap bank umum  akan dipengaruhi oleh tingkat bunga bank
sentral. Bank umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus
meminjam ke bank sentral.
Jika pemerintah akan menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah
menurunkan tingkat suku bunga bank sentral. Dengan begitu, minat masyarakat untuk
menabung di bank pun berkurang. Sehingga, jumlah uang yang beredar bertambah.
Selain itu, juga mengakibatkan suku bunga kredit turun dan mengakibatkan
masyarakat banyak tertarik untuk mengajukan pinjaman ke bank.
Serta sebaliknya, jika pemerintah akan mengurangi jumlah uang yang beredar
maka pemerintah akan menaikkan tingkat bunga. Sehingga, hasrat masyarakat untuk
menabung di bank pun tinggi yang mengakibatkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat berkurang. Selain itu, kenaikan suku bunga tabungan akan meningkatkan
suku bunga kredit. Dengan naiknya suku bunga kredit, masyarakat akan enggan untuk
mengajukan kredit.
3. Politik Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan atau menurunkan
cadangan minimum yang harus dipenuhi oleh bank umum dalam mengedarkan atau
memberikan kredit kepada masyarakat.
Ketika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar maka
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Jika bank sentral menurunkan
cadangan kas, berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang yang beredar. Dalam
hal ini bank-bank umum diberi kesempatan untuk dapat mengedarkan uang lebih
banyak.

5
Sebaliknya, ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar
maka pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib. Hal ini terjadi karena dengan
naiknya cadangan kas berarti bank umum harus lebih banyak menahan uang tunai
untuk tidak diedarkan.
4. Kebijakan Kredit Selektif
Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
dalam pemberian atau tidaknya suatu kredit. Kredit selektif ini dilakukan dengan cara
menentukan syarat-syarat kredit yang dikenal dengan 5C. Pada saat pemerintah ingin
menambah jumlah uang yang beredar maka pemerintah akan melonggarkan
pemberian kredit. Namun, jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang
beredar maka pemerintah akan mengetatkan pemberian kredit.
Selain instrumen di atas, ada beberapa instrumen lain yang dipergunakan oleh
pemerintah dalam melaksanakan kebijakan moneter, diantaranya :
1. Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Imbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan cara memberi imbauan kepada para pelaku ekonomi. Contohnya,
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar.
2. Politik Saneering
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7
tentang Bank Indonesia. Kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral dengan
cara pengguntingan (pemotongan) uang disebut dengan politik saneering.
Politik saneering diterapkan ketika terjadi hiperinflasi. Instrumen ini pernah
dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965. Pada saat itu, dilakukan  pemotongan
uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1. Hal ini dilakukan untuk menyehatkan kembali nilai
uang yang sudah jatuh.
3. Devaluasi
Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah
terhadap mata uang asing.
4. Revaluasi
Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang
dalam negri terhadap mata uang asing.

6
F. Faktor Penentu Keberhasilan Kebijakan Moneter
Untuk menentukan tingkat keberhasilan kebijakan moneter, Bank Sentral
menggunakan 3 indikator, yaitu;
1. Uang Beredar (Monetary Targeting)
2. Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)
3. Target Inflasi (Inflation Targeting)

Penjelasan dalam tabel berikut :

7
G. Contoh Kebijakan Moneter

Setelah membahas berbagai aspek mengenai instrumen kebijakan moneter, berikut ini
beberapa contoh kebijakan moneter.

Contoh pertama dapat dilihat ketika kondisi tingkat kegiatan atau tindakan ekonomi
suatu negara masih berada di harapan atau belum sesuai dengan target. Dengan kondisi
ini, biasanya negara akan menurunkan suku bunga sehingga warga akan mulai dan
semakin banyak yang meminjam ke bank. Dengan pinjaman dari bank tersebut, maka
akan dapat meningkatkan nilai investasi yang ada di masyarakat.

Contoh lain yang mungkin terjadi adalah ketika inflasi di suatu negara terjadi, maka
biasanya Bank Sentral akan menaikkan cadangan kasnya. Dengan melakukan kebijakan
tersebut, maka uang yang beredar dapat dikurangi. Namun, saat negara mengalami
kondisi sebaliknya, Bank Sentral akan memilih untuk segera menurunkan cadangan
kasnya agar peredaran uang dapat bertambah. Dengan demikian,  masyarakat akan
tertarik dan terdorong untuk meminjam uang ke bank.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah yang menyangkut tentang
pengaturan jumlah uang yang beredar dan penawaran uang pada suatu negara. Terdapat
dua jenis kebijakan moneter, yaitu kebijakan moneter ekspansif (easy moneter policy) dan
kebijakan moneter konstraktif (tight moneter policy). Dalam penerapan kebijakan
moneter, pemerintah memakai beberapa instrumen antara lain politik diskonto,
politik cash ratio, politik kredit selektif, politik pasar terbuka, politik saneering, revaluasi,
dan devaluasi.
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi suatu negara.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia bersama pemerintah membuat keputusan dengan
menggunakan instrumen kebijakan moneter dalam mengatasi masalah perekonomian
yang ada di Indonesia. Semua itu diupayakan agar tercapainya stabilisasi ekonomi, antara
lain kesempatan kerja, kestabilan harga, dan neraca pembayaran Internasional.

B. Saran

Kami selaku pembuat makalah menyadari akan kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan, maupun penyusunan makalah ini. Maka dengan ini kami mengharapkan kritik
dan saran kepada pembaca, khususnya Dosen kami supaya dalam pembuatan selanjutnya
kami dapat menyusun lebih baik dari sebelumnya.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Bernanke, Ben (2006). “Agregat Moneter dan Kebijakan Moneter di Federal Reserve:
Sebuah   Perspektif Sejarah” . Federal .
BM Friedman ,(2001) “Kebijakan Moneter,” Abstrak. ” Ensiklopedi Internasional & Perilaku
Ilmu Sosial”. hal 9976-9984.
Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Universitas Sumatra Utara: Medan.
1961-2006″ :. Federal Reserve Bank of St Louis Review (89 171
Rogoff, Kenneth , 1985. “Komitmen optimal ke Target Moneter Intermediate”, Quarterly
Journal of Economics 100, hal 1169-1189
Adiningsih, Sri. 2000. “Perkembangan Moneter Perbankan Indonesia“. PT. Gramedia,
Jakarta.
Boediono, “Merenungkan Kembali Mekanisme Transmisi Moneter di Indonesia”,Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia, Volume 1, Nomor 1, Juli 1998.

10

Anda mungkin juga menyukai