MAKALAH
Oleh :
KHAIRUNNISA 90100121102
RAFIKA NUR ISNA 90100121103
NURANDINI PUTRI 90100121104
ALIF AKBAR KAMIL 90100121105
INSYIRAH NURRAHIMAH 90100121106
MUH. AZHAR 90100121107
Dosen Pengajar:
Muhammad Yusuf. Y.S.,S.E
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Mauhammad saw, keluarga dan para sahabatnya. Makalah
dengan judul: “Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal “ ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah pengantar ekonomi. Penulis menyadari
bahwa penyelesaian makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan dan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................ 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak
bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai
satu kesatuan atau dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang
merupakan kesatuan dari setiap individu disebut dengan negara.
Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu pengetahuan
sosial lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-individu yang terlibat
dalam organisasi yang disebut sebagai negara dapat memainkan perannya untuk
mengatur sebuah negara agar dapat mencapai tujuannya yang telah dicita-citakan
melalui semua kebijakan, termasuk kebijakan ekonomi.
Pentingnya perekonomian dibagi menjadi tiga bagian yang pertama,
pentingnya ilmu ekonomi untuk perseorangan (individu), kedua pentingnya ilmu
ekonomi untuk dunia usaha, dan ketiga, pentingnya ilmu ekonomi untuk bangsa dan
Negara.
Krisis global dapat membuat keadaan perekonomian di berbagai Negara sangat
menghawatirkan dan membuat tingkat perekonomian menerun tajam, yang
mengakibatkan suasana ketidakpastiannya sangat tinggi terhadap masa depan suatu
Negara yang mengalaminya. Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya krisis global
Negara Indonesia melakukan kebijakan-kebijakan yang bertujuan agar kondisi
perekonomian Indonesia pulih kembali.
Kebijakan yang akan dibahas yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah merupakan kebijakan di dalam bidang
perpajakan (penerimaan) dan pengeluarannya, sedangkan kebijakan moneter adalah
langkah-langkah yang dijalankan oleh Bank Sentral untuk mengawasi jumlah uang
1
yang berada di tangan masyarakat. Kedua kebijakan ini merupakan wahana utama bagi
peran aktif pemerintah dibidang ekonomi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, Adapun sub masalah
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dituangkan, maka tujuan penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.
Ada tiga instrument utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang
beredar: operasi pasar terbuka (open market operation), fasilitas diskonto (discount
rate), dan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio). Di luar tiga instrument
tersebut (yang merupakan kebijakan moneter bersifat kuantitatf), pemerintah dapat
melakukan imbauan moral (moral persuasion).
1) Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah.
Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah
antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2) Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4) Himbauan Moral (Moral Persuasion)
4
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan
jumlah uang yang beredar.
5
Perubahan tingkat dan komposisi pajak serta pengeluaran pemerintah dapat
memengaruhi variabel-variabel berikut:
a) Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
c) Distribusi pendapat
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar
dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat
baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif.
b. Anggaran surplus (surplus budget) kebijakan fiskal kontraktif
6
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang, yaitu terjadinya kepastian
anggaran serta meningkatkan disiplin.
Perubahan dalam tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat
berdampak pada variabel-variabel berikut dalam perekonomian:
a) Aggregate demand and the level of economic activity (Permintaan agregat dan
tingkat kegiatan ekonomi).
Kebijakan fiskal mengacu pada efek keseluruhan hasil anggaran pada kegiatan
ekonomi. Sikap yang tiga kemungkinan kebijakan fiskal yang netral, ekspansif, dan
kontraktif.
1) Sikap Netral
7
Sikap kontraktif kebijakan fiskal (G <T) terjadi ketika bersih dikurangi pengeluaran
pemerintah baik melalui pendapatan pajak yang lebih tinggi, mengurangi pengeluaran
pemerintah, atau kombinasi dari keduanya. Hal ini akan mengakibatkan defisit
anggaran yang lebih rendah atau surplus yang lebih besar daripada pemerintah
sebelumnya, atau surplus jika sebelumnya pemerintah memiliki anggaran berimbang.
Contractionary fiscal policy is usually associated with a surplus. Kontraktif kebijakan
fiskal biasanya berhubungan dengan surplus.
Sedangkan Kebijakan fiskal dalam Negara berkermbang merupakan kebijakan
pemerintah dalam bidang pengeluaran dan pendapatannya dengan tujuan untuk
menciptakan tingkat kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi. Dalam menjalankan
kebijakan ini, tujuan yang ingin dicapai adalah mengusahakan agar keseluruhan
pengeluaran masyarakat dapat mencapai atau mendekati tingkat produksi maksimum
yang dapat diciptakan oleh masyarakat. Tingkat produksi yang paling maksimum yang
dapat diciptakan tersebut dinamakan pendapatan nasional pada tingkat kesempatan
kerja penuh atau pada kapasitas penuh.
Dalam keadaan dimana seluruh pengeluaran suatu perekonomian adalah lebih besar
dari kesanggupan maksimal perekonomian itu memproduksi barang-barang, inflasi
akan berlaku. Untuk mengelakkan terjadinya kenaikan harga-harga ini, tingkat
pengeluaran masyarakat perlu diturunkan.
8
Di bawah ini adalah tujuan dari dilakukannya Kebijakan Moneter:
1) Stabilitas Ekonomi
Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu.
Harga yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada
tingkat harga sekarang sama dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli
uang dari waktu ke waktu adalah sama.
4) Neraca Pembayaran Internasional
9
E. Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Macam-macam Kebijakan Moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu:
1) Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy
Kebijakan Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah
uang yang beredar.
2) Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy
3) The stabilizing budget : Stabilisasi anggaran yang otomatis, apabila model ini
gagal, maka pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya seperti dengan
menaikkan gaji PNS atau subsidi
10
Macam-macam Anggaran / Politik Anggaran:
a) Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar
dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat
baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
b) Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
11
usaha dan kegiatan pembangunan menyebabkan dari tahun ke tahun penawaran uang
harus ditambah.
Berarti salah satu tugas dari kebijakan moneter adalah untuk menyediakan
pertambahan penawaran uang yang cukup sehingga usaha-usaha pembangunan dapat
berjalan dengan lancar. Dan di negara berkembang kebijakan ini harus mencakup juga
kebijakan untuk mempengaruhi penawaran uang tunai dalam masyarakat, yaitu dengan
berusaha menarik uang tersebut dari tangan masyarakat, sehingga akan menurunkan
tingkat pengeluarannya. Salah satu caranya adalah dengan menarik uang tersebut
kedalam sistem bank, misalnya dengan cara memberikan bunga yang tinggi kepada
penyimpan deposito berjangka.
Langkah ini bukan saja dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga, tetapi
juga dapat membantu menyediakan tabungan untuk digunakan dalam penanaman
modal yang lebih produktif.
Tugas kebijakan moneter di negara berkembang pada umumnya jauh lebih
berat dan rumit jika dibandingkan dengan di negara maju. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan hal ini. Pertama, tugas untuk mnciptakan penawaran uang yang cukup
sehingga pertambahannya dapat selalu selaras dengan jalanya pembangunan yang
memerlukan disiplin kuat dikalangan penguasa moneter dan juga dipihak pemerintah.
Kekurangan modal dan terbatasnya pendapatan pemerintah seringkali menimbulkan
dorongan yang kuat bagi pemerintah untuk meminjam secara berlebihan pada bank
sentral. Jika dilakukan, lajunya pertumbuhan jumlah uang tunai akan menjadi lebih
cepat daripada yang diperlukan. Kenaikan harga-harga akan terjadi. Seperti telah
diuraikan sebelum ini, sifat dari penawaran baramg-barang di negara berkembang
adalah kurang elastis kalau dibandingkan denga di negara maju. Maka, pertambahan
penawaran uang yang terlalu cepat lebih mudah menimbulkan inflasi. Dengan
demikian peminjaman yang berlebihan oleh pemerintah pada bank sentral bukan akan
mendorong perluasan kegiatan ekonomi, tapi akan menaikkan tingkat harga barang-
barang.
12
Kedua, bank sentral di negara berkembang harus secara lebih teliti dan berhati-hati
mengawasi perkembangan penerimaanvaluta asing dan mengawasi kegiatan dalam
sektor luar negeri (ekspor dan impor). Kegiatan di sektor ini sangat mudah
menimbulkan inflasi di negar tersebut , karena harga bahan mentah yang diekspor
selalu naik turun. Maka, penerimaan dari kegiatan ekspor selalu perubahan yang tidak
teratur. Adakalanya tingkat kenaikannya besar sekali, dan adakalanya sangat merosot,
akibat dari naik turunnya pendapatan ekspor kepada kestabilan ekonomi dan
kelancaran pembangunan. Dari uraian itu dapat disimpulkan tentang pentingnya
menghindari akibat-akibatyang tidak menguntungkan tersebut. Sebagian dari tugas itu
dipikul oleh kebijakan moneter.
Akhirnya tugas kebijakan moneter adalah untuk membantu mempercepat
proses pembangunan dengan mengembangkan lebih lanjut badan-badan keuangan
yang telah ada dinegara berkembang. Pembangunan ekonomi memerlukan modal, dan
modal tersebut antara lain berasal dari masyarakat. Badan-badan keuangan dapat
membantu mempertinggi pembentukan modal dalam suatu masyarakat, yaitu dengan
mendorong masyarakat melakukan tabungan di dalam badan-badan keuangan, dan
selanjutnya mengalirkan tabungan ini kepada para pengusaha. Tabungan yang
diciptakan ini memungkinkan para pengusaha mendapatkan modal yang diperlukan
untuk mengembangkan kegiatan perdagangan dan membangun industri-industri.
Oleh karena itu, untuk melancarkan jalannya pembangunan perlulah digalakkan
perkembangan badan-badan keuangan dan pasar modal. Perkembangan ini akan
membantu usaha untuk menyediakan lebih banyak tabungan di dalam masyarakat yang
sedang berusaha mempercepat pembangunannya. Disamping itu, kebijakan moneter
harus menjalankan langkah-langkah yang menjamin agar modal atau tabungan yang
dikumpulkan dapat diarahkan penggunaannya kepada kegiatankegiatan yang lebih
produktif. Langkah- langkah ini akan membantu mempercepat proses pembangunan
ekonomi.
13
2. Peranan Kebijakan Fiskal
Walaupun alat-alat kebijakan fiskal yang tradisional tidak menciptakan hasil
yang sama efektifasnya dengan di negara maju, bila kebijakan yang dijalankan dengan
memperhatikan keadaan di negara berkembang, maka kebijakan itu dapat menjalankan
peranan penting di dalam usaha untuk mempercepat proses pembangunan. Pertama-
tama dengan menjalankan kebijakan fiskal yang lebih behati-hati (konservatif)
daripada negara maju, yautu dengan sealu menjaga agar pengeluaran pemerintah tetap
dalam keadaan seimbang dan menghindari melakukan pengeluran yang berlebihan,
kebijakan tersebut dapat mengurangi kemungkinan terjadinya inflasi. Kedua, kebijakan
fiskal dapat digunakan untuk mempengaruhi corak penggunanaan sumber daya.
Perbelanjaan pemerintah di suatu sektor akan dapat menggalakkan penanaman modal
yang lebih besar disektor tersebut, sedangkan pajak yang tinggi di suatu sektor akan
membatasi gairah para pengusaha untuk menjalankan kegiatan sektor tersebut.
Kebijakan fiskal lainnya yang dapat digunakan untuk mempengaruhi corak
penggunaan sumber daya dalam perekonomian adalah dengan memberikan
perangsangan fiskal (fiscal incentives) kepada perusahaan-perusahaan yang akan
berusaha dalam beberapa bidang kegiatan tertentu atau di daerah-daerah tertentu.
Bentuk perangsang fiskal tersebut antara lain adalah memberikan pinjaman modal yang
bersyarat ringan, pembebasan sementara pembayaran pajak mempercepat depresiasi
barang-barang modal dan mengurangi atau membebaskan pajak impor barang barang
modal dan bahan-bahan mentah yang digunakan. Dengan demikian yaitu sebagai alat
meningkatkan efisiensi penggunan sumber daya dan sebagai, memperbesar jumlah
pembentukan modal.
14
(goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu
GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor –
sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah
dan sektor dunia internasional/luar negeri. Keempat sektor ini memiliki hubungan
interaksi masing – masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.
Kebijakan fiskal akan mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan negara dan
pengeluaran negara. Disamping pengaruh dari selisih antara penerimaan dan
pengeluaran (defisit atau surplus), perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber
penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran negara.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang
dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan
tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat
agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan
penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan
menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan
kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan.
Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik
terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap
penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam
suatu perekonomian, yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total
uang.
· Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan
dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
· Tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada umumnya
adalah keseimbangan intern (Internal Balance) dan keseimbangan ekstern (External
Balance). Dan tujuan kebijakan fiskal, antara lain meningkatkan investasi,
meningkatkan kesempatan kerja, memelihara stabilitas ekonomi internal (dalam
negeri) dan eksternal (luar negeri), serta mengendalikan tingkat inflasi. Untuk
mewujudkan tujuan kebijakan fiskal, pemerintah menggunakan alat-alat kebijakan
fiskal antara lain pajak, pinjaman publik, dan subsidi.
· Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. Kebijakan moneter
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) Kebijakan Moneter Ekspansif/Monetary
Expansive Policy, (2) Kebijakan Moneter Kontraktif/Monetary Contractive Policy.
Sedangkan Kebijakan fiscal dapat dogolongkan menjadi empat, yaitu: (1) Functional
finance : Pembiayaan pemerintah yang bersifat fungsional, (2) The managed budget
approach : Pendekatan pengelolaan Anggaran, (3) The stabilizing budget : Stabilisasi
anggaran yang otomatis, dan (4) Balance budget approach : Pendekatan Anggaran
Belanja berimbang.
· Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. Kebijakan moneter masih
tetap besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi. Salah satu tugas dari
16
kebijakan moneter adalah untuk menyediakan pertambahan penawaran uang yang
cukup sehingga usaha-usaha pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Kebijakan
fiskal lainnya yang dapat digunakan untuk mempengaruhi corak penggunaan sumber
daya dalam perekonomian adalah dengan memberikan perangsangan fiskal (fiscal
incentives) kepada perusahaan-perusahaan yang akan berusaha dalam beberapa bidang
kegiatan tertentu atau di daerah-daerah tertentu.
· Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal. Sebagaimana
kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat
berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya
tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan
fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang
pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di
pasar barang dan jasa.
B. Saran
Materi mengenai Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal ini diharapkan akan lebih
dimengerti karena disertai pemahaman mengenai bagaimana kebijakan-kebijakan itu
dapat mempengaruhi perekonomian di suatu wilayah atau Negara. Dan hubungan
antara kebijakan moneter dan fiskal mempunyai umpan balik antara permintaan dan
penawaran pasar. Sehingga memudahkan pembaca dalam memahami kebijakan
tersebut dalam suatu wilayah atau Negara.
17
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Sahid. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Kebijakan Moneter dan Fiskal. 2008.
Sinar Press: Bandung
Boediono. Kebijakan Fisikal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. 2003. Jakarta:
Kompas
Farida, Ai Siti. Sistem Ekonomi Indonesia. 2011. Bandung: Pustaka Setia,
Hartono, Tono. Mekanisme Ekonomi. 2006. Bandung: Remaja Rosdakarya
Marsuki. Analisis perekonomian Nasional & Internasional. 2010. Mitra Wacana
Media: Jakarta
Pratama Rahardja, Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) 2008
Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi. 2011. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Subandi. Sistem Ekonomi Indonesia. 2014. Bandung: AlfaBeta,
Tambunan, Tulus T.H. Perekonomian Indonesia. 2011. Bogor: Galia Indonesia.
18