Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

MAKALAH

Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Program Studi

Ekonomi Islam Semester I Tahun 2021

Oleh :

KHAIRUNNISA 90100121102
RAFIKA NUR ISNA 90100121103
NURANDINI PUTRI 90100121104
ALIF AKBAR KAMIL 90100121105
INSYIRAH NURRAHIMAH 90100121106
MUH. AZHAR 90100121107

Dosen Pengajar:
Muhammad Yusuf. Y.S.,S.E

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Atas rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga

tercurahkan kepada Nabi Mauhammad saw, keluarga dan para sahabatnya. Makalah

dengan judul: “Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal “ ini dimaksudkan untuk

memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah pengantar ekonomi. Penulis menyadari

bahwa penyelesaian makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak.

Makassar, 28 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

C. Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Pengertian Kebijakan Moneter......................................................................... 3

B. Pengertian Kebijakan Fiskal ............................................................................ 5

C. Tujuan Kebijakan Moneter............................................................................... 8

D. Tujuan Kebijakan Fiskal .................................................................................. 9

E. Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal .......................... 10

F. Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal ...................................... 11

G. Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal ............. 14

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16

B. Saran ................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak
bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai
satu kesatuan atau dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang
merupakan kesatuan dari setiap individu disebut dengan negara.
Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu pengetahuan
sosial lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-individu yang terlibat
dalam organisasi yang disebut sebagai negara dapat memainkan perannya untuk
mengatur sebuah negara agar dapat mencapai tujuannya yang telah dicita-citakan
melalui semua kebijakan, termasuk kebijakan ekonomi.
Pentingnya perekonomian dibagi menjadi tiga bagian yang pertama,
pentingnya ilmu ekonomi untuk perseorangan (individu), kedua pentingnya ilmu
ekonomi untuk dunia usaha, dan ketiga, pentingnya ilmu ekonomi untuk bangsa dan
Negara.
Krisis global dapat membuat keadaan perekonomian di berbagai Negara sangat
menghawatirkan dan membuat tingkat perekonomian menerun tajam, yang
mengakibatkan suasana ketidakpastiannya sangat tinggi terhadap masa depan suatu
Negara yang mengalaminya. Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya krisis global
Negara Indonesia melakukan kebijakan-kebijakan yang bertujuan agar kondisi
perekonomian Indonesia pulih kembali.
Kebijakan yang akan dibahas yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah merupakan kebijakan di dalam bidang
perpajakan (penerimaan) dan pengeluarannya, sedangkan kebijakan moneter adalah
langkah-langkah yang dijalankan oleh Bank Sentral untuk mengawasi jumlah uang

1
yang berada di tangan masyarakat. Kedua kebijakan ini merupakan wahana utama bagi
peran aktif pemerintah dibidang ekonomi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, Adapun sub masalah

yang akan dibahas adalah:

1. Apa Pengertian dari Kebijakan Moneter?


2. Apa Pengertian dari Kebijakan Fiskal?
3. Apa Tujuan dari Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal?
4. Apa saja Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal?
5. Bagaimana Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal?
6. Bagaimana Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal?

C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dituangkan, maka tujuan penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami tentang Pengertian Kebijakan Moneter.


2. Memahani tentang Pengertian Kebijakan Fiskal.
3. Tujuan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal.
4. Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal.
5. Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal.
6. Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara
untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau
lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga
pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai
peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah
lain.
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh otoritas moneter
(Bank Sentral) untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui pengawasan uang
beredar atau suku bunga, atau kombinasi keduanya, usaha tersebut dilakukan agar
terjadi kesetabilan harga, dan inflasi, serta terjadinya peningkatan output
keseimbangan.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang.
Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan
moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer
pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan
harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi

3
dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.
Ada tiga instrument utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang
beredar: operasi pasar terbuka (open market operation), fasilitas diskonto (discount
rate), dan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio). Di luar tiga instrument
tersebut (yang merupakan kebijakan moneter bersifat kuantitatf), pemerintah dapat
melakukan imbauan moral (moral persuasion).
1) Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah.
Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah
antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2) Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan


memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya
menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3) Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4) Himbauan Moral (Moral Persuasion)

4
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan
jumlah uang yang beredar.

B. Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan
dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi, kebijakan
fiskal mempunyai tujuan yang sama persis dengan kebijakan moneter. Perbedaannya
terletak pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan moneter pemerintah
mengendalikan jumlah uang beredar, maka dalam kebijakan fiskal pemerintah
mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya.
Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar, namun kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan
belanja pemerintah. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan
berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli
masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan
sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan
output industri secara umum.
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk
mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa
pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan
men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang
yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.

5
Perubahan tingkat dan komposisi pajak serta pengeluaran pemerintah dapat
memengaruhi variabel-variabel berikut:
a) Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi

b) Pola persebaran sumber daya

c) Distribusi pendapat

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang


berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang
berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya
beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output.
Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan anggaran/politik anggaran sebagai berikut:
a. Anggaran defisit (deficit budget) kebijakan fiskal ekspansi

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar
dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat
baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif.
b. Anggaran surplus (surplus budget) kebijakan fiskal kontraktif

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih


besar daripada pengeluarannya. Sebaliknya, politik anggaran surplus dilaksanakan
ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekananan permintaan.

c. Anggaran berimbang (balanced budget)

6
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang, yaitu terjadinya kepastian
anggaran serta meningkatkan disiplin.
Perubahan dalam tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat
berdampak pada variabel-variabel berikut dalam perekonomian:
a) Aggregate demand and the level of economic activity (Permintaan agregat dan
tingkat kegiatan ekonomi).

b) The pattern of resource allocation (Pola alokasi sumber daya).

c) The distribution of income (Distribusi pendapatan).

Kebijakan fiskal mengacu pada efek keseluruhan hasil anggaran pada kegiatan
ekonomi. Sikap yang tiga kemungkinan kebijakan fiskal yang netral, ekspansif, dan
kontraktif.
1) Sikap Netral

Sebuah sikap netral menyiratkan kebijakan fiskal anggaran berimbang di mana G = T


(Pemerintah pengeluaran = Pajak pendapatan). Pengeluaran pemerintah sepenuhnya
didanai oleh penerimaan pajak dan hasil keseluruhan anggaran memiliki efek netral
pada tingkat kegiatan ekonomi.
2) Sikap Ekspansif

Sikap ekspansif kebijakan fiskal bersih melibatkan peningkatan pengeluaran


pemerintah (G> t) melalui pengeluaran pemerintah meningkat, penurunan pendapatan
pajak, atau kombinasi dari keduanya. Hal ini akan mengakibatkan defisit anggaran
yang lebih besar atau lebih kecil daripada surplus anggaran pemerintah sebelumnya,
atau defisit jika sebelumnya pemerintah memiliki anggaran berimbang. Ekspansioner
kebijakan fiskal biasanya berhubungan dengan defisit anggaran.
3) Sikap Kontraktif

7
Sikap kontraktif kebijakan fiskal (G <T) terjadi ketika bersih dikurangi pengeluaran
pemerintah baik melalui pendapatan pajak yang lebih tinggi, mengurangi pengeluaran
pemerintah, atau kombinasi dari keduanya. Hal ini akan mengakibatkan defisit
anggaran yang lebih rendah atau surplus yang lebih besar daripada pemerintah
sebelumnya, atau surplus jika sebelumnya pemerintah memiliki anggaran berimbang.
Contractionary fiscal policy is usually associated with a surplus. Kontraktif kebijakan
fiskal biasanya berhubungan dengan surplus.
Sedangkan Kebijakan fiskal dalam Negara berkermbang merupakan kebijakan
pemerintah dalam bidang pengeluaran dan pendapatannya dengan tujuan untuk
menciptakan tingkat kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi. Dalam menjalankan
kebijakan ini, tujuan yang ingin dicapai adalah mengusahakan agar keseluruhan
pengeluaran masyarakat dapat mencapai atau mendekati tingkat produksi maksimum
yang dapat diciptakan oleh masyarakat. Tingkat produksi yang paling maksimum yang
dapat diciptakan tersebut dinamakan pendapatan nasional pada tingkat kesempatan
kerja penuh atau pada kapasitas penuh.
Dalam keadaan dimana seluruh pengeluaran suatu perekonomian adalah lebih besar
dari kesanggupan maksimal perekonomian itu memproduksi barang-barang, inflasi
akan berlaku. Untuk mengelakkan terjadinya kenaikan harga-harga ini, tingkat
pengeluaran masyarakat perlu diturunkan.

C. Tujuan Kebijakan Moneter


Tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada umumnya
adalah keseimbangan intern (Internal Balance) dan keseimbangan ekstern (External
Balance). Kebijakan intern biasanya diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja
yang tinggi dan dipertahankannya laju inflasi yang rendah. Sedangkan keseimbangan
ekstern dipertahankan agar neraca pembayaran internasional (Balance of Payment)
seimbang dalam arti bahwa neraca pembayaran internasional tidak deficit dan surplus.

8
Di bawah ini adalah tujuan dari dilakukannya Kebijakan Moneter:
1) Stabilitas Ekonomi

Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi


berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan. Artinya, pertumbuhan arus
barang/jasa dan arus uang berjalan seimbang.
2) Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja akan meningkat bila produksi meningkat. Peningkatan


produksi biasanya diikuti dengan perbaikan nasib para karyawan ditinjau dari segi upah
maupun keselamatan kerja. Perbaikan upah dan keselamatan kerja akan meningkatkan
taraf hidup karyawan dan pada akhirnya kemakmuran dapat tercapai.
3) Kestabilan Harga

Kestabilan harga ditandai dengan stabilitas harga barang dari waktu ke waktu.
Harga yang stabil menyebabkan masyarakat percaya bahwa membeli barang pada
tingkat harga sekarang sama dengan tingkat harga yang akan datang, atau daya beli
uang dari waktu ke waktu adalah sama.
4) Neraca Pembayaran Internasional

Neraca pembayaran dapat dikatakan dalam keadaan seimbang apabila jumlah


nilai barang yang diekspor sama dengan nilai barang yang diimpor. Untuk
mendapatkan neraca pembayaran yang seimbang, pemerintah sering menjalankan
kebijakan moneter. Contohnya adalah dengan cara melakukan devaluasi.
D. Tujuan Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal mempunyai beberapa tujuan, antara lain meningkatkan
investasi, meningkatkan kesempatan kerja, memelihara stabilitas ekonomi internal
(dalam negeri) dan eksternal (luar negeri), serta mengendalikan tingkat inflasi. Untuk
mewujudkan tujuan kebijakan fiskal, pemerintah menggunakan alat-alat kebijakan
fiskal antara lain pajak, pinjaman publik, dan subsidi.

9
E. Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Macam-macam Kebijakan Moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu:
1) Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy

Kebijakan Moneter Ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah
uang yang beredar.
2) Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy

Kebijakan Moneter Kontraktif adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi


jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan “kebijakan uang ketat” (tight money
policy).

Macam-macam Kebijakan Fiskal


Berikut ini adalah macam-macam kebijakan fiskal yang meliputi:
1) Functional finance : Pembiayaan pemerintah yang bersifat fungsional

2) The managed budget approach : Pendekatan pengelolaan Anggaran

3) The stabilizing budget : Stabilisasi anggaran yang otomatis, apabila model ini
gagal, maka pemerintah dapat meningkatkan pengeluarannya seperti dengan
menaikkan gaji PNS atau subsidi

4) Balance budget approach : Pendekatan Anggaran Belanja berimbang, namun


bila terlambat penyesuaian (Perubahan Anggaran Keuangan), maka
kepercayaan masyarakat akan hilang.

10
Macam-macam Anggaran / Politik Anggaran:
a) Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar
dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat
baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
b) Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih


besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakanketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating)untuk
menurunkan tekanan permintaan.
c) Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar


dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya
kepastiananggaran serta meningkatkan disiplin.

F. Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal


1. Peranan Kebijakan Moneter
Dengan adanya kelemahan-kelemahan ini bukanlah berarti bahwa kebijakan
moneter tidak dapat digunakan sama sekali di negara berkembang. Kebijakan moneter
masih tetap besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi. Tapi, bentuk
kebijakan yang harus dilaksanakan haruslah disesuaikan dengan masalah-masalah
yang sebenarnya dihadapi. Karena uang tunai (uang kertas dan uang logam) merupakan
bagian terbesar dari penawaran uang, maka kebijakan moneter bukan saja harus
ditunjukkan untuk mempengaruhi penawaran yang diciptakan oleh sistem bank, tetapi
harus pula meliputi usaha untuk mempengaruhi penawaran uang tunai dalam
masyarakat. Pertambahan penduduk dan pendapatan masyarakat sebagai akibat dari

11
usaha dan kegiatan pembangunan menyebabkan dari tahun ke tahun penawaran uang
harus ditambah.
Berarti salah satu tugas dari kebijakan moneter adalah untuk menyediakan
pertambahan penawaran uang yang cukup sehingga usaha-usaha pembangunan dapat
berjalan dengan lancar. Dan di negara berkembang kebijakan ini harus mencakup juga
kebijakan untuk mempengaruhi penawaran uang tunai dalam masyarakat, yaitu dengan
berusaha menarik uang tersebut dari tangan masyarakat, sehingga akan menurunkan
tingkat pengeluarannya. Salah satu caranya adalah dengan menarik uang tersebut
kedalam sistem bank, misalnya dengan cara memberikan bunga yang tinggi kepada
penyimpan deposito berjangka.
Langkah ini bukan saja dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga, tetapi
juga dapat membantu menyediakan tabungan untuk digunakan dalam penanaman
modal yang lebih produktif.
Tugas kebijakan moneter di negara berkembang pada umumnya jauh lebih
berat dan rumit jika dibandingkan dengan di negara maju. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan hal ini. Pertama, tugas untuk mnciptakan penawaran uang yang cukup
sehingga pertambahannya dapat selalu selaras dengan jalanya pembangunan yang
memerlukan disiplin kuat dikalangan penguasa moneter dan juga dipihak pemerintah.
Kekurangan modal dan terbatasnya pendapatan pemerintah seringkali menimbulkan
dorongan yang kuat bagi pemerintah untuk meminjam secara berlebihan pada bank
sentral. Jika dilakukan, lajunya pertumbuhan jumlah uang tunai akan menjadi lebih
cepat daripada yang diperlukan. Kenaikan harga-harga akan terjadi. Seperti telah
diuraikan sebelum ini, sifat dari penawaran baramg-barang di negara berkembang
adalah kurang elastis kalau dibandingkan denga di negara maju. Maka, pertambahan
penawaran uang yang terlalu cepat lebih mudah menimbulkan inflasi. Dengan
demikian peminjaman yang berlebihan oleh pemerintah pada bank sentral bukan akan
mendorong perluasan kegiatan ekonomi, tapi akan menaikkan tingkat harga barang-
barang.

12
Kedua, bank sentral di negara berkembang harus secara lebih teliti dan berhati-hati
mengawasi perkembangan penerimaanvaluta asing dan mengawasi kegiatan dalam
sektor luar negeri (ekspor dan impor). Kegiatan di sektor ini sangat mudah
menimbulkan inflasi di negar tersebut , karena harga bahan mentah yang diekspor
selalu naik turun. Maka, penerimaan dari kegiatan ekspor selalu perubahan yang tidak
teratur. Adakalanya tingkat kenaikannya besar sekali, dan adakalanya sangat merosot,
akibat dari naik turunnya pendapatan ekspor kepada kestabilan ekonomi dan
kelancaran pembangunan. Dari uraian itu dapat disimpulkan tentang pentingnya
menghindari akibat-akibatyang tidak menguntungkan tersebut. Sebagian dari tugas itu
dipikul oleh kebijakan moneter.
Akhirnya tugas kebijakan moneter adalah untuk membantu mempercepat
proses pembangunan dengan mengembangkan lebih lanjut badan-badan keuangan
yang telah ada dinegara berkembang. Pembangunan ekonomi memerlukan modal, dan
modal tersebut antara lain berasal dari masyarakat. Badan-badan keuangan dapat
membantu mempertinggi pembentukan modal dalam suatu masyarakat, yaitu dengan
mendorong masyarakat melakukan tabungan di dalam badan-badan keuangan, dan
selanjutnya mengalirkan tabungan ini kepada para pengusaha. Tabungan yang
diciptakan ini memungkinkan para pengusaha mendapatkan modal yang diperlukan
untuk mengembangkan kegiatan perdagangan dan membangun industri-industri.
Oleh karena itu, untuk melancarkan jalannya pembangunan perlulah digalakkan
perkembangan badan-badan keuangan dan pasar modal. Perkembangan ini akan
membantu usaha untuk menyediakan lebih banyak tabungan di dalam masyarakat yang
sedang berusaha mempercepat pembangunannya. Disamping itu, kebijakan moneter
harus menjalankan langkah-langkah yang menjamin agar modal atau tabungan yang
dikumpulkan dapat diarahkan penggunaannya kepada kegiatankegiatan yang lebih
produktif. Langkah- langkah ini akan membantu mempercepat proses pembangunan
ekonomi.

13
2. Peranan Kebijakan Fiskal
Walaupun alat-alat kebijakan fiskal yang tradisional tidak menciptakan hasil
yang sama efektifasnya dengan di negara maju, bila kebijakan yang dijalankan dengan
memperhatikan keadaan di negara berkembang, maka kebijakan itu dapat menjalankan
peranan penting di dalam usaha untuk mempercepat proses pembangunan. Pertama-
tama dengan menjalankan kebijakan fiskal yang lebih behati-hati (konservatif)
daripada negara maju, yautu dengan sealu menjaga agar pengeluaran pemerintah tetap
dalam keadaan seimbang dan menghindari melakukan pengeluran yang berlebihan,
kebijakan tersebut dapat mengurangi kemungkinan terjadinya inflasi. Kedua, kebijakan
fiskal dapat digunakan untuk mempengaruhi corak penggunanaan sumber daya.
Perbelanjaan pemerintah di suatu sektor akan dapat menggalakkan penanaman modal
yang lebih besar disektor tersebut, sedangkan pajak yang tinggi di suatu sektor akan
membatasi gairah para pengusaha untuk menjalankan kegiatan sektor tersebut.
Kebijakan fiskal lainnya yang dapat digunakan untuk mempengaruhi corak
penggunaan sumber daya dalam perekonomian adalah dengan memberikan
perangsangan fiskal (fiscal incentives) kepada perusahaan-perusahaan yang akan
berusaha dalam beberapa bidang kegiatan tertentu atau di daerah-daerah tertentu.
Bentuk perangsang fiskal tersebut antara lain adalah memberikan pinjaman modal yang
bersyarat ringan, pembebasan sementara pembayaran pajak mempercepat depresiasi
barang-barang modal dan mengurangi atau membebaskan pajak impor barang barang
modal dan bahan-bahan mentah yang digunakan. Dengan demikian yaitu sebagai alat
meningkatkan efisiensi penggunan sumber daya dan sebagai, memperbesar jumlah
pembentukan modal.

G. Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam
kegiatan perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal
dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah

14
(goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu
GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor –
sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah
dan sektor dunia internasional/luar negeri. Keempat sektor ini memiliki hubungan
interaksi masing – masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.
Kebijakan fiskal akan mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan negara dan
pengeluaran negara. Disamping pengaruh dari selisih antara penerimaan dan
pengeluaran (defisit atau surplus), perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber
penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran negara.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang
dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan
tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat
agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan
penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan
menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan
kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan.
Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik
terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap
penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
· Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam
suatu perekonomian, yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total
uang.
· Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk
mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan
dengan cara mengubah-ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
· Tujuan kebijakan moneter seperti halnya kebijakan ekonomi pada umumnya
adalah keseimbangan intern (Internal Balance) dan keseimbangan ekstern (External
Balance). Dan tujuan kebijakan fiskal, antara lain meningkatkan investasi,
meningkatkan kesempatan kerja, memelihara stabilitas ekonomi internal (dalam
negeri) dan eksternal (luar negeri), serta mengendalikan tingkat inflasi. Untuk
mewujudkan tujuan kebijakan fiskal, pemerintah menggunakan alat-alat kebijakan
fiskal antara lain pajak, pinjaman publik, dan subsidi.
· Macam-macam Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. Kebijakan moneter
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) Kebijakan Moneter Ekspansif/Monetary
Expansive Policy, (2) Kebijakan Moneter Kontraktif/Monetary Contractive Policy.
Sedangkan Kebijakan fiscal dapat dogolongkan menjadi empat, yaitu: (1) Functional
finance : Pembiayaan pemerintah yang bersifat fungsional, (2) The managed budget
approach : Pendekatan pengelolaan Anggaran, (3) The stabilizing budget : Stabilisasi
anggaran yang otomatis, dan (4) Balance budget approach : Pendekatan Anggaran
Belanja berimbang.
· Peranan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. Kebijakan moneter masih
tetap besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi. Salah satu tugas dari

16
kebijakan moneter adalah untuk menyediakan pertambahan penawaran uang yang
cukup sehingga usaha-usaha pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Kebijakan
fiskal lainnya yang dapat digunakan untuk mempengaruhi corak penggunaan sumber
daya dalam perekonomian adalah dengan memberikan perangsangan fiskal (fiscal
incentives) kepada perusahaan-perusahaan yang akan berusaha dalam beberapa bidang
kegiatan tertentu atau di daerah-daerah tertentu.
· Hubungan antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal. Sebagaimana
kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat
berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya
tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan
fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang
pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di
pasar barang dan jasa.
B. Saran
Materi mengenai Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal ini diharapkan akan lebih
dimengerti karena disertai pemahaman mengenai bagaimana kebijakan-kebijakan itu
dapat mempengaruhi perekonomian di suatu wilayah atau Negara. Dan hubungan
antara kebijakan moneter dan fiskal mempunyai umpan balik antara permintaan dan
penawaran pasar. Sehingga memudahkan pembaca dalam memahami kebijakan
tersebut dalam suatu wilayah atau Negara.

17
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Sahid. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Kebijakan Moneter dan Fiskal. 2008.
Sinar Press: Bandung
Boediono. Kebijakan Fisikal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. 2003. Jakarta:
Kompas
Farida, Ai Siti. Sistem Ekonomi Indonesia. 2011. Bandung: Pustaka Setia,
Hartono, Tono. Mekanisme Ekonomi. 2006. Bandung: Remaja Rosdakarya
Marsuki. Analisis perekonomian Nasional & Internasional. 2010. Mitra Wacana
Media: Jakarta
Pratama Rahardja, Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi (Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) 2008
Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi. 2011. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Subandi. Sistem Ekonomi Indonesia. 2014. Bandung: AlfaBeta,
Tambunan, Tulus T.H. Perekonomian Indonesia. 2011. Bogor: Galia Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai