Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Ekonomir Mikro dengan judul “Kebijakan
Ekonomi”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak dengan memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan yang bauk yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumusan masalah.................................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................
A. Pengertian Kebijakan Ekonomi.............................................................................................
B. Kebijakan Ekonomi Di Indonesia..........................................................................................
C. Kebijakan Moneter dan Fiskal di Indonesia........................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................................
KESIMPULAN..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak bisa
lepas dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun sebagai satu kesatuan atau
dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi yang merupakan kesatuan dari setiap
individu disebut dengan negara.
Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu pengetahuan
sosial lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-individu yang terlibat dalam
organisasi yang disebut sebagai negara dapat memainkan perannya untuk mengatur sebuah
negara agar dapat mencapai tujuannya yang telah dicita-citakan melalui semua kebijakan,
termasuk kebijakan ekonomi.
Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan pemerintah
karena pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu, menyangkut semua kebijakan
yang bermuara kepada keberlangsungan negara itu sendiri. Setiap pemerintahan yang
sedang memimpin suatu negara tentu saja memiliki kebijakan ekonomi andalan untuk
menjamin perekonomian negara yang baik dan stabil demi tercapainya kemakmuran dan
kesejahteraan, karena sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi agar tercapainya kehidupan yang makmur dan sejahtera bagi rakyatnya.
Kebijakan ekonomi suatu negara juga tidak bisa dilepaskan dari paham atau sistem
ekonomi yang dipegang oleh pemerintahan suatu negara, seperti sistem ekonomi
Kapitalisme, Sosialisme, Campuran, maupun sistem ekonomi Islam. Tentu saja pemerintah,
sebagai pengendali perekonomian suatu negara, menganut salah satu sistem ekonomi
sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan ekonomi. Apapun sistem ekonomi yang
dipegang oleh suatu pemerintahan, sistem ekonomi itulah yang diyakini sebagai sistem
ekonomi terbaik bagi perekonomian negara yang dipimpin oleh suatu pemerintahan
tersebut walaupun nantinya dalam sistem ekonomi yang dipegang memiliki berbagai
kelemahan.
Dari berbagai sistem ekonomi yang ada, dengan segala kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki, sistem ekonomi Islam dianggap sebagai smart solution dari berbagai sistem
ekonomi yang ada karena secara etimologi maupun secara empiris, terbukti sistem ekonomi
Islam menjadi sistem ekonomi yang mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan
yang nyata dalam penerapannya pada saat zaman Rasullah Muhammad SAW dan pada
masa Khalifa Islamiyah karena sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang
berdasarkan pada nilai keadilan dan kejujuran yang merupakan refleksi dari hubungan
vertikal antara manusia dengan Allah SWT.
Makalah ini akan membahas mengenai Kebijakan dalam Sistem Ekonomi Indonesia,
yang mencangkup kebijakan harga dan peranan pemerintah, kebijakan fiskal dan moneter di
Indonesia, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
B. Rumusan masalah

1. Apa itu kebijakan ekonomi?


2. Apa itu kebijakan ekonomi fiscal dan moneter?
3. Bagaimana kebijakan ekonomi di Indonesia?
4. Bagaimana kebijakan ekonomi fiscal dan moneter di Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah berjudul Kebijakan dalam Sistem
Ekonomi Indonesia ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia


2. Sebagai media pembelajaran mengenai Kebijakan dalam Sistem Ekonomi
Indonesia
3. Sebagai bahan diskusi kelas pada perkuliahan Sistem Ekonomi Indonesia
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Ekonomi

Kebijakan ekonomi adalah tindakan pemerintah suatu negara dalam


menetapkan kebijakan atau keputusan di bidang ekonomi. Secara umum, kebijakan
ekonomi di suatu negara dibedakan menjadi kebijakan fiskal, kebijakan moneter,
kebijakan produksi, kebijakan perdagangan mancanegara dan
kebijakan ketenagakerjaan. Tujuan ditetapkannya kebijakan ekonomi adalah untuk
mencapai kemakmuran masyarakat di suatu negara. 
Kebijakan ekonomi dapat pula mencakup didalamnya sistem untuk
menetapkan sistem perpajakan, suku bunga dan anggaran pemerintah. Selain itu,
kebijakan ekonomi juga mencakup pasar tenaga kerja, kepemilikan negara,
dan otonomi daerah dari intervensi pemerintah ke dalam perekonomian Kadang kala
kebijakan semacam ini sering terpengaruh juga oleh lembaga-lembaga internasional
seperti Dana Moneter Internasional atau Bank Dunia serta keyakinan politik dari
pihak-pihak yang memegang kekuasaan negara saat itu Kebijakan fiskalSunting.

 Kebijakan fiskal merupakan kebijakan ekonomi yang berkaitan dengan pendapatan


negara oleh pemerintah Bentuk pendapatan negara ini adalah pajak bersih yang
diperoleh dari sektor rumah tangga. Pajak ini digunakan oleh pemerintah untuk
membiayai pengeluaran modal yang disebabkan oleh adminsitrasi publik untuk
urusan pemerintahan. Fungsi kebijakan fiskal secara umum terbagi menjadi tiga
yaitu :

a) fungsi penetapan sasaran anggaran


b) fungsi distribusi pendapatan dan subsidi
c) serta fungsi stabilisasi ekonomi makro.

Fungis alokasi anggaran bertujuan untuk tujuan pembangunan ekonomi. Fungsi


distribusi pendapatan dan subsidi dimaksudkan untuk upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsi stabilisasi ekonomi makro
dimaksudkan untuk mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan moneter

 Kebijakan moneter adalah sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank


sentral dalam bentuk pengaturan persediaan uang. Pihak yang dapat memberikan
kebijakan moneter ialah pemerintah suatu negara atau otoritas moneter Tujuan
kebijakan moneter adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kegiatan ekonomi Tujuan lain dari kebijakan moneter adalah mencegah terjadinya
inflasi dan meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan. Kebijakna moneter
termasuk kebijakan ekonomi makro. Penetapan kebijakan moneter memperhatikan
siklus kegiatan ekonomi, sistem perekonomian suatu negara, serta faktor-faktor
ekonomi yang mendasar. Strategi kebijakan moneter dilakukan berbeda-beda di
masing-masing negara.
B. Kebijakan Ekonomi Di Indonesia

A. Kebijakan Harga dan Peranan Pemerintah

Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki
fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilitas, alokasi, dan distribusi.
Adapun penjelasan dari fungsi tersebut adalah:
1)   Fungsi Stabilitas
Adalah fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilitasa ekonomi, sosial, politik, hukum,
pertahanan dan keamanan.
2)   Fungsi Alokasi
Adalah fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan
jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
3)   Fungsi Distribusi
Adalah fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.

Peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a) Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah
baik secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam
perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan
harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contoh pencemaran
lingkungan.
b)   Mekanisme pasar berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini
memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku
ekonomi yang melanggar. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekasnisme
pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi,
pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam
perekonomian sebagai pengendalian mekanisme pasar.
c) Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar
dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini khususnya
dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para pemasok monopoli produksi atau konsumsi
dan sebuah produk mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya
ekosistem lingkungan.
d) Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki fungsi yang
penting dalam kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan penyediaan barang
dan jasa. Barang dan jasa tersebut sangat diperlukan masyarakat dan disebut sebagai
kebutuhan publik. Kebutuhan publik meliputi dua macam barang, yaitu barang dan jasa
publik dan barang dan jasa privat.
 Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat
dinikmati bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu jalan raya, fasilitas
kesehatan, pendidikan, tranportasi, air minum dan penerangan. Dengan
pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara melakukan kegiatan ekonomi
secara langsung sehingga msyarakat dapat lebih cepat dan lebih murah dalam
memanfaatkan barang dan jasa tersebut.
 Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan penggunaannya
dapat dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain. Contoh: pembelian pakaian
akan menyebabkan hak kepemilikan dan penggunaan barang berpindah ke orang
yang membelinya. Barang ini umumnya diupayakan sendiri oleh masing-masing
orang.
Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak langsung
didalam kehidupan ekonomi adalah untuk menghindari timbulnya eksternalitas,
khususnya dampak sampingan bagi lingkingan alam dan sosial. Pada umumnya
sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu mengatasi dampak eksternalitas yang
merugikan seperti pencemaran lingkungan yang timbul karena persaingan antar
lembaga ekonomi. Misalnya, sebuah pabrik tekstil yang dalam pasar persaingan
sempurna. Menurut standar industri yang sehat, pabrik tersebut seharusnya
membangun fasilitas pembuangan limbah. Akan tetapi, mereka membuangnnya
kesungai. Jika pemerintah tidak mengambil tindakan tegas, dengan memaksa
pabrik tersebut membangun fasilitas pembuangan limbah pabrik akan semakin
banyak penduduk yang merasa dirugikan atas limbah atau polusi yang diakibatkan
adanya kegiatan dalam pabrik tersebut. Selain memberi peringatan tesebut,
pemerintah juga mengenakan pajak polusi untuk menandai kerugian-kerugian yang
lain.
Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian supaya
menanggulangani kegagalan pasar sehingga tidak adanya eksternalitas yang
merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni dengan
melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung.
 Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian
Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti kekuan harga, monopoli
dan eksternalitas yang merugikan maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam
perekonomian suatu negara. Perekonomian ini dapat dilakukan dalam bentuk
intervensi secara langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah intervensi
pemerintah secara langsung dan tidak langsung dalam menentukan harga pasar
untuk melindungi konsumen atau produsen melalui kebijakan penetapan harga
minimum (floor price) dan kebijakan penetapan harga maksimum (ceiling price).

a) Intervansi Pemerintahan secara Langsung


1) Penetepan Harga Minimun (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh pemerintah
bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk dasar pertanian.
Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang terlalu rendah. Hal ini
dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak yang membeli dengan harga
murah dan dijual kembali dengan harga mahal) yang membeli produk tersebut diluar
harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang
membeli, pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik)
kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga seperti ini
sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang pembentukan
harganya di luar harga minimum.
1. Penetapan Harga Maksimum (celing price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dilakukan
pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET dilakukan oleh
pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu besar diluar batasa daya beli
masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan harga diatas
harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara
lain harga obat-obatan di apotek, harag BBM, dan tarif angkutan atau transportasi
seperti tiket bus kota, tarif kereta api, dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya
penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong terjadinya
pasar gelap.

b) Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung


 Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengenakan
pajak yang berbeda-beda untuk berbagi komoditas. Misalnya untuk melindungi
produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan tarif pajak yang tinggi
untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan konsumen membeli produk dalam
negeri yang harganya relatif sangat murah.

C. Kebijakan Moneter dan Fiskal di Indonesia

1. Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy)


Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi
makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah
uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut di lakukan agar terjadi
kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.
Pengaturan jumlah uang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah
atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat di golongkan
menjadi dua, yaitu :
 Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu
kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
 Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).Kebijakan moneter dapat
dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara
lain:
a. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
b. Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities).
Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat
berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya
adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau
singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
c. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
d. Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat
jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank
sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang
beredar berkurang.
e. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
f. Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.
g. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
h. Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.

2) Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)


Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada
pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah.
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku
sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu
cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, denagn instrumen utamanya
perpajakan. Di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, kebijakan
moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti yang diharapkan. Dengan
demikian, peranan kebijakan fisikal dalam bidang perekonomian menjadi semakin
penting.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang
berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan
daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah
output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat
memengaruhi variabel-variabel berikut:
 Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
 Pola persebaran sumber daya
 Distribusi pendapatan

Dengan kebijaksanaan fiskalnya pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya


perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti keadaan dimana banyak
penganggura, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus defisit dan
sebagainya. Ada analisis yang dipakai dalam kebijakan fiskal, yaitu:

1) Analisis kebijaksanaan fiskal dalam sistem perpajakan yang sederhana


2) Dengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pengeluaran masyarakata untuk
konsumsi tidak lagi secara langsung ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan
nasional, akan tetapi oleh tinggi rendahnya pendapatan yang siap untuk di
belanjakan atau disposable income.
3) Analisis kebijaksanaan fiskal dalam system perpajakan yang Built-in Flexible
4) Yang dimaksud dengan system perpajakan yang built-in flexible adalah system
pemungutan pajak pendapatan, maksudnya adalah  untuk meratakan distribusi
pendapatan agar tidak terjadi ketegangan – ketegangan social. Dikatakan flexible
karena mengikuti pendapatan, apabila pendapatan besar maka jumlah pajak yang di
bayar besar dan begitu sebaliknya.
5) Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan
yang bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan yang bersifat ekspansif
dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi masalah pengangguran yang
tinggi. Tindakan yang diakukan pemerintah adalah dengan memperbesar
pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau
mengurangi tingkat pajak. Adapun kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk
kebijakan fiskal yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja
penuh atau menghadapai inflasi. Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi
pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat pajak. Kebijakan Anggaran atau
Politik Anggaran :
a) Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
b) Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untu membuat pengeluaran lebih
besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian.
Umumnya sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif.
c) Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar
daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika
perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)


Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar
dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran
serta meningkatkan disiplin.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah), memiliki
fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilitas, alokasi, dan distribusi.
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah.
Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi
makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang
yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut di lakukan agar terjadi kestabilan harga
dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_ekonomi#:~:text=Kebijakan%20ekonomi%20adalah%20tindakan
%20pemerintah,perdagangan%20mancanegara%20dan%20kebijakan%20ketenagakerjaan

http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-kebijakan-ekonomi-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai