Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEBIJAKAN EKONOMI DALAM NEGERI

Dosen Pengampu :

Fermatika Oktavia Hanna, SE.,MM

Disusun Oleh : Kelompok 5

Nama Nim

Ani Mardaniyati 22301339

Denda Ripna Padela 22301333

Zifadilla Ramadhani 22301330

Muhammad Abdur Rahman Hilmi 22301329

Azizul Furqon Manali 22301351

FAKULTAS BUDAYA MANAJEMEN DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

MATARAM

TAHUN 2023/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah tentang Otonomi Daerah ini disusun sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini kami masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam
segi substansi maupun tata bahasa. Namun, kami tetap berharap agar
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan dengan
harapan sebagai masukan dalam perbaikan dan penyempurnaan pada
makalah kami berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.

Mataram, 9 Desember 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ ii

DAFTAR ISI......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang......................................................................... 4
2. Rumusan Masalah .................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Kebijakan Fiskal....................................................................... 6
B. Kebijakan Moneter.................................................................... 7
C. Inflasi dan kesempatan kerja.................................................... 9
D. Utang Negara , dampak positif dan negatif ............................ 10

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .............................................................................. 12
2. Daftar Pustaka.......................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kebijakan ekonomi adalalah kebijakan yang di ambil oleh
pemerintah di bidang ekonomi dengan tujuan untuk memacu roda
perekonomian masyarakat. Pemerintah di harapkan mampu untuk
memberikan pengarahan atau bimbingan terhadap masyarakat
tentang perekonomian, karena di negara kita masyarakat adalah mitra
pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian agar tujuan yang
di cita-citakan bangsa ini yaitu kesejahteraan rakyat yang adil dan
makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Arah kebijakan ekonomi diharapkan mampu mempercepat
pembangunan di bidang ekonomi, dan memberikan landasan yang
kuat bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan berdasarkan
sistem ekonomi kerakyatan.
Kehadiran lembaga pembiayaan membawa peran yang sangat
penting dalam membangun perekonomian masyarakat, khususnya
pada masyarakat menengah ke bawah. Lembaga pembiayaan
merupakan penyediaan dana atau barang modal kepada konsumen
untuk melakukan pembelian barang yang pembayaranya dilakukan
secara diangsur atau dibayar secara berkala oleh konsumen.
1. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah


pada penulisan makalah adalah :
1. Apa itu kebijakan ekonomi fiskal dan moneter?
2. Mengetahui infalasi dan kesempatan kerja yang ada di
dalam Negeri?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka


mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan
jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan
ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan
pendapatan dan belanja pemerintah.Kebijakan fiskal berhubungan erat
dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor publik. Kebijakan
fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara
untuk mengatur mobilisasi dana domestik, denagn instrumen
utamanya perpajakan. Di negara yangsedang berkembang seperti di
Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan
seperti yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fisikal
dalam bidang perekonomian menjadi semakin penting.Instrumen
kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah
tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak
diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat
dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya
kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan outputindustri secara umum. Perubahan tingkat dan
komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapatmemengaruhi
variabel-variabel berikut:

a) Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi

b) Pola persebaran sumber daya

c) Distribusi pendapatan dengan kebijaksanaan fiskalnya pemerintah


dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-
keadaan yang tidak diinginkan seperti keadaan dimana banyak
penganggura, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus
menerus defisit dansebagainya. Ada analisis yang dipakai dalam
kebijakan fiskal, yaitu

1. Analisis kebijaksanaan fiskal dalam sistem perpajakan yang


sederhanaDengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pengeluaran
masyarakata untuk konsumsi tidaklagi secara langsung ditentukan
oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional, akan tetapi olehtinggi
rendahnya pendapatan yang siap untuk di belanjakan atau disposable
income.

2. Analisis kebijaksanaan fiskal dalam system perpajakan yang Built-in


FlexibleYang dimaksud dengan system perpajakan yang built

-in flexible adalah system pemungutan pajak pendapatan, maksudnya


adalah untuk meratakan distribusi pendapatan agar tidak
terjadiketegangan

- ketegangan social. Dikatakan flexible karena mengikuti pendapatan,


apabila pendapatan besar maka jumlah pajak yang di bayar besar dan
begitu sebaliknya.Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif
maupun kontraktif. Kebijakanyang bersifat ekspansif maupun
kontraktif. Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan padasaat
perekonomian sedang menghadapi masalah pengangguran yang
tinggi. Tindakan yangdiakukan pemerintah adalah dengan
memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnyamenambah subsidi
kepada rakyat kecil) atau mengurangi tingkat pajak.

B. Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy)

Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan


keadaan ekonomi makroagar dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Usaha tersebut di lakukan agar terjadi kestabilan harga
daninflasi serta terjadinya peningkatan output
keseimbangan.Pengaturan jumlah uang beredar pada masyarakat
diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan moneter dapat di golongkan menjadi dua,yaitu

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive PolicyAdalah


suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive PolicyAdalah
suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar.
Disebut juga dengankebijakan uang ketat (tight money
policy).Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan
instrumen kebijakan moneter,yaitu antara lain:
a) Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar
terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual ataumembeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah
akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin
jumlah uangyang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga pemerintah kepadamasyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dariSertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan
atas Surat Berharga Pasar Uang.
b) Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah
pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat jumlah
uang bertambah, pemerintahmenurunkan tingkat bunga bank
sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demimembuat
uang yang beredar berkurang
c) Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio
cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar
dengan memainkan jumlahdana cadangan perbankan yang harus
disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlahuang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan
jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
d) Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah
kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan
jalanmemberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral
untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian

C. Inflasi dan Kesempatan kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi adalah


kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya
uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-
barang.
Menurut International Monetary Fund (IMF), inflasi merupakan
laju kenaikan harga selama periode waktu tertentu. Inflasi berupa
kenaikan harga barang atau kenakan biaya hidup di suatu negara.
Kenaikan harga yang dimaksud bisa terjadi secara keseluruhan, tetapi
bisa juga beberapa barang tertentu seperti makanan atau jasa.

Inflasi mewakili mahalnya barang atau jasa selama periode tertentu,


umumnya selama satu tahun.

 Penyebab Inflasi

Penyebab inflasi adalah jumlah uang yang beredar meningkat


sehingga harga barang ikut naik. Kebijakan moneter yang longgar
membuat peredaran uang terlalu besar dibanding ukuran
perekonomian.

Dengan banyaknya uang yang beredar, nilai unit mata uang akan
berkurang. Hal ini membuat harga naik, sementara daya beli
masyarakat turun. Hubungan antara jumlah uang dan inflasi
merupakan teori kuantitas uang.

Penyebab inflasi yang lain adalah karena permintaan dan penawaran.

Menurut Jain, dkk (2022), inflasi tarikan permintaan (demand pull


inflation) terjadi ketika permintaan akan suatu barang atau jasa tinggi
sementara pasokan dari barang atau jasa tersebut terbatas.

Sedangkan, inflasi tarikan biaya (cost push inflation) merupakan inflasi


yang disebabkan oleh penawaran akan suatu barang mengalami
penurunan sebagai akibat dari kenaikan biaya produksi suatu barang
atau jasa tertentu.

 Dampak Inflasi
Selain berdampak pada kebutuhan anggaran masyarakat, dampak
inflasi pada perekonomian sangatlah luas.

Dikutip dari Quicken Loans, terdapat beberapa dampak inflasi, yaitu:

1. Berkurangnya Daya Beli

Ketika terjadi inflasi, harga barang dan jasa akan naik sehingga uang
yang dimiliki masyarakat memiliki nilai riil yang lebih rendah.
Masyarakat perlu mengeluarkan lebih banyak uang untuk barang atau
jasa yang sama. Konsumen atau masyarakat dengan pendapatan
rendah atau pendapatan yang tetap selama inflasi akan mengalami
penurunan standar hidup. Masyarakat akan lebih hemat dalam
pengeluaran. Hal ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.

2. Suku Bunga Lebih Tinggi

Ketika terjadi inflasi, bank sentral akan meningkatkan suku


bunga acuan sebagai usaha untuk mengendalikan inflasi. Kenaikan
suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang bagi konsumen akan
meningkat sehingga belanja konsumen akan berkurang. Rata-rata
konsumen menggunakan pinjaman untuk pembelian besar, seperti
rumah atau kendaraan. Kenaikan suku bunga akan berdampak pada
konsumsi belanja rumah tangga. Hal ini akan menghambat laju
investasi dan perekonomian suatu negara.

3. Penyusutan Nilai Uang

Ketika harga semakin mahal, dampak inflasi akan dirasakan


oleh semua orang. Orang-orang tentu perlu membeli makanan dan
listrik, tetapi dengan peningkatan harga, pemenuhan kebutuhan hidup
semakin sulit. Nilai uang tunai yang disimpan dalam bentuk tabungan
atau investasi juga akan memiliki nilai yang rendah. Tabungan dan
investasi bisa habis untuk memenuhi kebutuhan pokok dan perputaran
uang tidak berjalan. Hal ini dapat berdampak pada industri maupun
pada perekonomian.

4. Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Dengan berkurangnya nilai uang, masyarakat dan industri


bisnis akan lebih berhati-hati dalam pengeluaran dan investasi.
Penurunan permintaan konsumen dapat mengancam produksi barang
dan jasa.Perekonomian di kancah pasar global juga akan terhambat
dengan kurangnya daya saing ekonomi. Harga dalam negeri naik
sehingga barang dari negara inflasi menjadi mahal. Hal ini dapat
mengurangi ekspor dan dapat mengganggu persaingan pasar
internasional.

5. Tindakan Anti-Inflasi Dapat Menyebabkan Resesi

Pemerintah dan bank sentral perlu mengambil tindakan anti-


inflasi ketika inflasi tinggi. Mereka dapat menaikkan suku bunga atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Namun, hal tersebut dapat
berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Menaikkan suku
bunga akan membuat konsumen mengurangi belanjanya karena biaya
pinjaman lebih mahal. Hal tersebut akan menghambat bahkan
menyebabkan penurunan output ekonomi, yang disebut dengan
resesi.

 Jenis-Jenis Inflasi

Setelah mengetahui apa itu inflasi, detikers juga perlu tahu


jenis-jenis inflasi dalam ekonomi.

A. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya


Inflasi dapat dibedakan jenisnya menurut tingkat keparahannya.

Menurut laman resmi Universitas Medan Area, berikut ini adalah jenis
inflasi berdasarkan tingkat keparahannya.

Inflasi ringan: inflasi di bawah 10% setahun

Inflasi sedang: inflasi antara 10% hingga 30% setahun

Inflasi berat: inflasi antara 30 % hingga 100% setahun

Inflasi sangat berat: inflasi di atas 100% setahun

B. Jenis Inflasi Berdasarkan Tempat Asalnya

Jenis inflasi juga bisa dibedakan berdasarkan asal munculnya inflasi


tersebut.

1. Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)

Inflasi dari dalam negeri bisa terjadi ketika biaya produksi dan
permintaan masyarakat dalam negeri meningkat sehingga
keseimbangan harga tidak bisa dicapai.

2. Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation)

Inflasi dari luar negeri terjadi karena harga barang impor


meningkat. Barang-barang dari luar negeri mengalami kenaikan harga
sehingga konsumen dalam negeri juga perlu membayar lebih.
kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi
para angkatan kerja yang mencari pekerjaan atau sebuah keadaan
yang memperlihatkan jumlah lapangan kerja yang masih kosong dan
siap diisi para pencari kerja.

Adapun angkatan kerja adalah sebagian penduduk atau mereka


yang sudah bekerja, sedang mencari pekerjaan, pengangguran,
ataupun mereka yang sewaktu-waktu siap untuk bekerja (biasanya 15
tahun ke atas). Dikutip dari e-Modul Ekonomi Ketenagakerjaan terbitan
Kemdikbud yang disusun oleh Nola Kristiana Tiwow, S.Pd,
Kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam Pasal 27 ayat 2 UUD
1945 yang berbunyi "tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak".

Kesempatan kerja memiliki dua pengertian, yaitu:

Dalam arti sempit, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya tenaga


kerja yang mempunyai kesempatan untuk bekerja,

Dalam arti luas, kesempatan kerja adalah banyak sedikitnya faktor-


faktor produksi yang mungkin dapat ikut dalam proses produksi

 Faktor- faktor yang Memengaruhi Kesempatan Kerja

Mengutip dari e-Modul Ekonomi Ketenagakerjaan Kelas XI terbitan


kemdikbud yang disusun oleh Ahmadi, S.Pd, berikut adalah beberapa
faktor yang memengaruhi kesempatan kerja:

1.Adanya kesempatan kerja yang tersedia (demand for labor)

2.Tingkat pendidikan, pengetahuan, keahlian dan keterampilan

3.Usia tenaga kerja dan jumlah angkatan kerja yang tersedia

4.Besarnya permintaan total masyarakat

5.Jumlah investasi yang dilakukan perseorangan dan badan usaha


swasta

6.Kebijakan pajak dan kemampuan pemerintah dalam melaksanakan


pembangunan ketenagakerjaan
7.Ekspor dan impor

8.Kerjasama dengan negara lain, untuk kesempatan kerja di luar


negeri

Terbukanya kesempatan kerja merupakan salah satu indikator


terjadinya pembangunan ekonomi. Jika ketersediaan kesempatan
kerja tidak seimbang dengan peningkatan penduduk usia kerja makan
akan menimbulkan permasalahan yang disebut pengangguran.

D.Utang Negara, Dampak Positif dan Negatif

Utang negara adalah jumlah uang yang dipinjam oleh


pemerintah dari pihak lain, baik dalam negeri maupun luar negeri,
untuk membiayai pengeluaran yang melebihi pendapatan yang
diperoleh dari pajak dan sumber pendapatan lainnya. Ini bisa
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembangunan
infrastruktur, program kesehatan, pendidikan, atau untuk mengatasi
defisit anggaran. Utang ini umumnya harus dikembalikan bersama
dengan pembayaran bunga sesuai dengan perjanjian yang telah
ditetapkan.

 Dampak positif dari utang negara:


a) Pembiayaan Pembangunan: Utang negara bisa digunakan
untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan proyek-proyek
pembangunan lainnya yang mungkin tidak bisa segera dibiayai
oleh pendapatan pemerintah.
b) Stimulus Ekonomi: Utang bisa menjadi sumber stimulus
ekonomi dalam situasi di mana pemerintah membutuhkan dana
tambahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
menciptakan lapangan kerja.
c) Keseimbangan Anggaran: Utang dapat membantu menjaga
keseimbangan anggaran pemerintah di mana pengeluaran
melebihi pendapatan dalam jangka pendek.
 Dampak negatif dari utang negara:
a) Bea Bunga dan Pembayaran Utang: Utang memerlukan
pembayaran bunga dan pengembalian pokoknya, yang dapat
menghabiskan sebagian besar pendapatan pemerintah,
membatasi dana untuk program-program lain.
b) Resiko Keuangan: Tingginya utang bisa meningkatkan risiko
keuangan negara jika tidak dikelola dengan baik, dapat
mempengaruhi nilai mata uang, menaikkan suku bunga, atau
menurunkan kepercayaan investor.
c) Ketergantungan Eksternal: Utang yang besar dapat membuat
negara lebih tergantung pada investor atau kreditur asing,
sehingga mengurangi kedaulatan keputusan ekonomi suatu
negara.

Penting untuk memperhatikan bahwa manfaat dan risiko dari utang


negara tergantung pada bagaimana utang itu dipergunakan, diatur,
dan dikelola oleh pemerintah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka


mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan
jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Kebijakan moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan


keadaan ekonomi makroagar dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Usaha tersebut di lakukan agar terjadi kestabilan harga
daninflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi adalah


kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang
(kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-
barang.

Inflasi dari luar negeri terjadi karena harga barang impor meningkat.
Barang-barang dari luar negeri mengalami kenaikan harga sehingga
konsumen dalam negeri juga perlu membayar lebih. kesempatan kerja
adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi para angkatan kerja
yang mencari pekerjaan atau sebuah keadaan yang memperlihatkan
jumlah lapangan kerja yang masih kosong dan siap diisi para pencari
kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Boedoino,Keterangan Menteri Keuangan tentang Rencana Kerja Pemerintah Kerangka Ekonomi

Makro dan Pokok-Pokok Kebijkan Fsikal RAPBN, 2005

Boediono.Kebijakan Fisikal: Pemikiran, Konsep dan Implementasi , Jakarta : Kompas , 2003.

M.L Jhingan .Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan , Jakarta : Rajawali Pres , 2003

Noprin . Ekonomi Moneter , Yogyakarta ; BPEFE , 1987.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5818920/kesempatan-kerja-pengertian-dan-faktor-
yang-memengaruhinya/amp

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5818920/kesempatan-kerja-pengertian-dan-faktor-
yang-memengaruhinya

Anda mungkin juga menyukai