KEBIJAKAN FISKAL
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Pelajaran: Ekonomi
Disusun Oleh:
2. Veronika
4. Nadya Sani
KELAS XI IPS I
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
2.1 Definisi Kebijakan Fiskal.................................................................................................2
2.2 Peran Kebijakan Fiskal.....................................................................................................2
2.3 Fungsi Kebijakan Fiskal...................................................................................................3
2.4 Instrumen Kebijakan Fiskal..............................................................................................4
2.5 Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal.............................................................................................5
2.6 Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian........................................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
● Untuk mengetahui pengertian kebijakan fiskal.
● Untuk mengetahui peran kebijakan fiskal.
● Untuk mengetahui fungsi kebijakan fiskal.
●Untuk mengetahui intrumen kebijakan fiskal.
● Untuk mengetahui jenis-jenis kebijakan fiskal.
● Untuk mengetahui dampak kebijakan fiskal.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
Berikut uraian peran kebijakan fiskal perekonomian.
1) Meningkatkan Produksi Nasional (PDB) dan Pertumbuhan Ekonomi
Pada saat perekonomian mengalami kelesuan, jumlah produksi
nasional akan cenderung menurun. Kelesuan ekonomi disebabkan turunnya
daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat turun, barang dan/atau jasa
yang diproduksi akan dikurangi sehingga produksi nasional ikut turun. Saat
mengalami kelesuan ekonomi (resesi) pemerintah akan menambah jumlah
anggaran belanja untuk membeli barang dan/atau jasa. Anggaran yang telah
ditambahkan pemerintah dapat meningkatkan produksi suatu perusahaan
sehingga produksi nasional juga meningkat. Apabila produksi nasional
meningkat, pertumbuhan ekonomi juga terus meningkat.
2) Memperluas Kesempatan Kerja dalam Rangka Mengatasi pengangguran
dan Kemiskinan
Pengeluaran pemerintah yang dianggarkan untuk menyediakan sarana
prasarana social dan ekonomi bertujuan menciptakan lapangan kerja serta
meningkatkan usaha produktif. Dengan kebijakan fiskal, pemerintah dapat
memusatkan pembangungunan di daerah perdesaan. Pemerintah juga dapat
mendorong industry rumah tangga melaui pemberian modal atau pelatihan
bagi usaha mikro keci atau menengah (UMKM) agar pengangguran dan
kemiskinan berkurang. Selain pengadaan sarana dan prasarana untuk
pembangunan, pemeintah harus mengatasi laju pertumbuhan penduduk yang
tidak terkendali. Jika jumlah penduduk tidak dapat dikendalikan, akan
menambah angkatan kerja sehingga kesempatan kerja makin berkurang.
3) Menciptakan Pemerataan Distribusi Pendapatan
Penerimaan Negara yang optimal mengindikasikan dana untuk
melakukan pembangunan dalam kondisi cukup atau berlebihan. Apabila dana
pajak dapat dioptimalkan tentu akan mencukupi kebutuhan pembangunan
Indonesia, terutama pembangunan di daerah-daerah terpencil dan tertinggal.
Kemampuan keuangan daerah-daerah masih rendah. Sebagian besar daerah
masih mengandalkan dana pembangunan dari pemerintah pusat melalui
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
2.3 Fungsi Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal sangat berpengaruh terhadap seluruh kegiatan masyarakat.
Kebijakan fiskal tercemin dalam APBN yang merupakan sarana pemerintah untuk
mencapai tujuaan pembangunan. Fungsi kebijakan fiskal merupakan fungsi APBN.
Fungsi utama kebijakan fiskal yaitu ada 4 fungsi:
1) Fungsi Alokasi
Fungsi utama kebijan fiskal adalah menentukan dengan tepat
bagaimana dana akan dialokasikan. Hal ini erat kaitannya dengan masalah
perpajakan dan pengeluaran karena alokasi dana tergantung pada
pengumpulan pajak dan pemerintah menggunakan pendapatan untuk tujuan
tertentu. Anggaran nasional menentukan bagaimana dana dialokasikan. Ini
berarti bahwa jumlah tertentu dari dana disisihkan untuk tujuan khususyang
vi
ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini memiliki dampak ekonomi langsung pada
negara.
2) Fungsi Distribusi
Fungsi distribusi kebijakan fiskal adalah untuk menentukan lebih
spesifik bagaimana dana tersebut akan didistribusikan ke seluruh setiap
sekmen ekonomi. Fungsi distribusi berkaitan dengan sarana distribusi
kemakmuran, mengurangi kesenjangan, serta mewujudkan keadilan ekonomi
dan pembangunan. Distribusi kemakmuran dapat dicapai melalui pemerataan
distribusi pendapatan. Pemerataan distribusi pendapatan akan mengurangi
kesenjangan antara masyarakat golongan ekonomi atas dan masyarakat
golongan ekonomi bawah. Misalnya, pemerintah mungkin mengalokasikan 1
triliun terhadap progam-progam kesejahteraan social.
3) Fungsi Stabilisasi
Fungsi stabilisasi bertujuan mendorong terwujudnya stabilitas
fundamental perekonomian. Fungsi stabilisasi dimaksudkan untuk
memelihara keseimbangan ekonomi terutama kesempatan kerja yang tinggi,
tingkat harga barang pokok relative stabil, dan tingkat pertumbuhan ekonomi
yang mamadai.
4) Fungsi Pembangunan
Fungsi utama keempat kebijakan fiskal adalah pembangunan.
Pembangunan tampaknya menunjukan pertumbuhan ekonomi.
2.4 Instrumen Kebijakan Fiskal
Banyak kebijakan yang dapat ditempuh pemerintah untuk memperbaiki kelesuan
perekonomian nagara. Dewasa ini pemerintah mengadakan deregulasi dan
debirokratisasi diberbagai bidang dengan tujuan memperbaiki keadaan ekonomi
agar tercapai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Kebijakan deregulasi dan
debirokratisasi merupakan bagian dari kebijakan fiskal pemerintah. Instrumen
kebijakan fiskal adalah sistem perpajakan dan politik anggaran.
1) Sistem Perpajakan
Pemungutan pajak merupakan suatu sarana dalam kebijakan fiskal
untuk mengatur perekonomian. Pajak dapat didefinisikan sebagai
pemindahan sumber daya yang ada disektor rumah tangga dan dunia usaha
ke sector pemerintah melalui ekonisme pemungutan tanpa wajib memberi
balas jasa langsung. Pajak bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang
untuk kepentingan Negara bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan
menggunakan sarana perpajakan, pemerintah dapat mengatur kegiatan
ekonomi. Dengan menaiki tarikan pajak, pemerintah bermaksud memperkuat
kas pemerintah dan dapat memperbesar yang bersifat umum. Sebaliknya, jika
tarik pajak dikurangi, pemerintah bermaksud memberi kesempatan
perusahaan berinvestasi, sekaligus meningkatkan konsumsi. Sebagai
contohnya, konstribusi pajak dalam penerimaan Negara Indonesia selalu
berada di atas 70%.
2) Belanja Pemerintah
vii
Saat terjadi kelesuan perekonomian, pemerintah akan menaikan gaji
pegawai negeri. Kenaikan tersebut ditunjukan untuk meningkatkan agregat
masyarakat. Kestabilan jumlah permintaan agregat mampu mendorong
kestabilan produksi rumah tangga produsen (perusahaan) sehingga jumlah
output dalam perekonomian tetap terjaga.
Pemerintah kadang mengambil keputusan untuk menambah belanja
pemerintah (government spending) dengan cara menambah pembelian
barang dan/atau jasa bagi kebutuhan operasional pemerintah. Penambahan
anggaran belanja tersebut digunakan untuk mendorong laju pertumbuhan
output yang dihasilkan perusahaan. Jika perusahaan tetap berproduksi,
pengusaha tidak akan mengurangi jumlah pekerjaan.
3) Subsidi
Subsidi merupakan pembayaran yang dilakukan pemerintah kepada
perusahaan atau rumah tangga untuk mencapai tujuan tertentu sehingga
dapat memproduksi atau mengonsumsi suatu produk dengan harga
terjangkau. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya pengendalian
harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus menekan laju
inflasi. Saat akhirnya, jumlah produksi nasional juga berkurang. Menurunnya
jumlah produksi nasional akan menghambat pertumbuhan ekonomi.
4) Pinjaman Publik
Pemerintah membutuhkan dana untuk meningkatkan kualitas
perekonomian melalui pembangunan infrastruktur atau pengadaan barang.
Pendapatan pajak atau sumber pendapatan Negara lainnya kadang tidak
dapat memenuhi. Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil langkah
untuk meminjam dana yang disebut dengan pinjaman publik. Mekanisme
pinjaman public dilakukan dengan obligasi (surat berharga), baik obligasi
jangka pendek, menengah, maupun obigasi jangka panjang. Obligasi tersebut
dapat dibeli investor dalam negeri ataupun luar negeri. Selain itu, kebijakan
pinjaman public diperoleh pemerintah dengan menerbitkan surat berharga
berupa surat utang Negara (SUN). Masyarakat yang membeli atau
memegang surat berharga tersebut akan menerima pembayaran bung atau
kupon dari pemerintah. Pinjaman public ini dapat mengurangi ketergantungan
terhadap pinjaman luar negeri.
2.5 Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal
Ada dua jenis kebijakan fiskal yaitu ditinjau dari segi teori dan ditinjau dari aspek
perbandingan jumlah penerimaan dan pengeluaran. Penjelsan mengenai kebijakan
fiskal atau kebijakan anggaran ditinjau dari segi teori sebagai berikut.
1) Kebijakan Anggaran Pembiayan Fungsional (functional finance),
merupakan kebijakan pengaturan pengeluaran pemerintah dengan melihat
dampak tidak langsungterhadap pendapatan nasional yang bertujuan
memperluas kesempatan kerja.
2) Kebijakan Pengelolaan Anggaran (the finance budget approach),
merupakan kebijakan pengaturan pengeluaran pemerintah dari perpajakan
dan pinjaman untuk mencapai stabilitas ekonomi.
viii
3) Kebijakan Stabilisasi Anggaran otomatis (the stabilizing budget),
merupakan kebijakan pengaturan pengeluaran pemerintah dengan
memperhatikan biaya dan manfaat dari program yang dijalankan. Kebijakan
ini bertujuan menghemat dalam pengeluaran pemerintah.
4) Kebijakan Belanja Seimbang (balanced budget approach), merupakan
kebijakan penetapan pembelanjaan seimbang dalam jangka panjang, tetapi
akan ditetapkan deficit pada masa resesi dan surplus pada masa inflasi
Kebijakan fiskal atau kebijakan anggaran ditinjau dari aspek perbnadingan jumlah
penerimaan dan pengeluaran penjelasannya sebagai berikut.
1) Kebijakan Anggaran Seimbang, merupakan kebijakan dengan menyusun
penerimaan dan pengeluaran sama besar. Kebijakan ini menyebabkan
Negara tidak perlu berutang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jika
terjadi depresi (kelesuan ekonomi), Negara sebaiknya tidak menggunakan
kebijakan anggaran seimbang karena dapat memperburuk perekonomian.
2) Kebijakan Anggaran Defisit, merupakan kebijakan dengan menyusun
pengeluaran lebih besar daripada penerimaan yang berakibat Negara
mengalami defisit anggaran. Kebijakan ini diterapkan suatu Negara untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
3) Kebijakan Anggaran Surplus, merupakan kebijakan dengan menyusun
penerimaan lebihn besar daripada pengeluaran. Kebijakan ini diterapkan
untuk mencegah dan mengendalikan inflasi. Cara yang dilakukan adalah
mengurangi jumlah pengeluaran sehingga diharapkan jumlah barang atau
jasa yang di minta tidak bertambah dan meningkatkan tabungan pemerintah.
4) Kebijakan Anggaran Dinamis, merupakan kebijakan dengan cara
menambah jumlah penerimaan dan pengeluaran yang makin besar (tidak
statis). Anggaran dinamis di perlukan karena makin besar pengeluaran rutin
dan pembangunan yang di biayai Negara.
2.6 Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian
Kebijakan fiskal akan berpengaruh terhadap perekonomian melalui penerimaan dan
pengeluaran Negara. Dalam penghitungan penerimaan dan pengeluaran Negara
akan di peroleh anggaran surplus atau defisi APBN. Apabila anggaran dalam APBN
mengalami surplus, akan terjadi peningkatan kegiatan perekonomian yang besarnya
bergantung pada pengaruh anggaran surplus tersebut. Anggaran surplus tersebut
akan digunakan untuk membayar utang pemerintah dan program pembangunan
lainnya. Apabila terjadi defisit, pengeluaran pemerintah dapat dibiayai dengan
pinjaman luar negeri atau pun dalam negeri. Sumber sumber pinjaman dalam negeri
di peroleh dalam bentuk pinjaman perbankan dan non perbankan yang mencakup
penerbitan obligasi Negara dan privatisasi. Defisit yang di biayai dengan pinjaman
luar negeri akan menimbulkan tekanan inflasi jika pinjaman luar negeri di
pergunakan untuk membeli barang dan/atau jasa di dalam negeri.akan tetapi,jika di
pergunakan untuk membeli barang-barang impor tidak akan menimbulkan tekanan
inflasi.
Pengeluaran pemerintah yang disalurkan secara tepat,berdampak pada
meningkatnya perekonomian suatu Negara seperti pelaksanaan pembangunaan
ix
fasilitas public. Fasilitas penting lainnya juga dapat merata apabila alokasi
pengeluaran pemerintah tepat sasaran. Pengeluaran pemerintah lainnya juga
berdampak pada distribusi pendapatan yang meningkat melalui peningkatan gaji
pegawau negeri. Kebijakan fiskal perlu di perhatikan agar kegiatan ekonomi tetap
stabil dan tidak memicu krisis ekonomi.
x
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu tatanan Negara
sebagai penstabilan ekonomi. Pemerintahan menjalankan kebijakan fiskal adalah
dengan ,akses untuk memengaruhi jalannya perekonomian, atau dengan kata lain,
kebijakan fiskal pemerintah berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju
keadaan yang diinginkannya. Sehingga, dengan adanya kebijakan fiskal ini
pemerintah berharap dapat mengendalikan dan mengawasi keadaan ekonomi.
3.2 Saran
Kebijakan ekonomi pasti memiliki fenomena yang berdampak positif dan negatif,
salah satu dampak negatif yang sering terjadi adalah inflasi. Inflasi merupakan
fenomena yang timbul akibat banyaknya jumlah uang yang beredar, kenaikan biaya
produksi, besarnya tarikan permintaan dari konsumen, dan adanya inflasi tularan
dari luar negeri. Akibatnya akan mempengaruhi perekonomian didalam negeri dan
semakin bertambahnya pengangguran. Selain dampak negatif kebijakan ekonomi,
juga memiliki dampak positifnya, yaitu memudahkan pemerintah untuk mengatur
perekonomian dan anggaran pembelanjaan Negara sehingga, dengan kebijakan ini
maka hasil yang didapatkan digunakan untuk keperluan didalam negeri dan
keperluan rakyat.
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantiknya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari
para pembaca.
xi
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Retrieved November 19, 2020, from
https://www.scribd.com/document/457498934/Makalah-KEBIJAKAN-FISKAL#sidebar.
Alam, & Rudianto. (2016). Ekonomi SMA/MI Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Basuki. (2020). Modul Pembelajaran SMA Ekonomi Kelas XI. Direkrpt SMA, Direkrot Jenderal PAUD,
DIKDAS, DIKMEN.
Sari, K., & Novasari, Y. (2020). Ekonomi Untuk SMA/MI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Kelas XI.
Yogyakarta: PT Penerbit Intan Pariwara.
xii