Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEBIJAKAN FISKAL

KELOMPOK 2
Nama : 1. Hilman Ferdiansyah
2. Julia Ade Irma
3. Nurul Resma Alyani

ARS UNIVERSITY
2022
Antapani, Jl. Terusan Sekolah No.1-2, Cicaheum, Kec. Kiaracondong,
Kota Bandung, Jawa Barat 40282
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho ALLAH
SWT. Karena tanpa rahmat dan ridhonya, kami tidak dapat menyeselesaikan
tugas ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada Bapak Adi Suparwo,SE.,MM selaku dosen pengampu Ekonomi
Makro yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dlam pembuatan data-data dalam pembuatan
tugas ini. Dalam tugas ini kami menjelaskan tentang “KEBIJAKAN FISKAL”.
Mungkin dalam pembuatan tugas ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui,maka dari itu kami mohon saran dan keritik dari teman-teman maupun
dosen. Demi tercapainya tugas yang sempurna.

Bandung, 20, Oktober, 2022


BAB II

PEMBAHASAN
1. Kebijakan Fiskal

Pengertian Kebijakan Fiskal mengutip buku Kebijakan Fiskal dan Moneter: Teori
dan Empirikal (2011) Karya Wayan Sudirman, Kebijakan Fiskal adalah
penyesuaian dalam pendapatan dan pengeluaran Ekonomi yang di kehendaki
yang umumnya di tetapkan dalam rencana pembangunan. Berdasarkan buku
Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro (2000) karya Nopirin, kebijakan
Fiskal adalah suatu kebijakan Ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
Perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran Pemerintah. Menurut Ibrahim (2013:193), Kebijakan Fiskal adalah
kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan pengaturan kinerja Ekonomi
melalui Mekanisme penerimaan dan pengeluaran Pemerintah. Kebijakan Fiskal
merupakan kebijakan Pemerintah dalam mengatur setiap pendapatan dan
pengeluaran Negara yang di gunakan untuk menjaga stabilitas Ekonomi dalam
rangka mendorong pertumbuhan Ekonomi (Rozalinda,2015:137). Kebijakan
Fiskal adalah kebijakan yang mengatur belanja dan pajak Negara yang
berdampak pada kondisi Ekonomi secara Makro. Ekonomi Makro yang dimaksud
misalnya Agrerat permintaan pasar, jumlah tenaga kerja dan pengangguran,
pertumbuhan Ekonomi, dan Inflasi. OJK juga mendefinisikan kebijakan Fiskal
sebagai kebijakan yang membahas Pajak, penerimaan lain, utang-piutang, dan
pengeluaran pemerintah dengan tujuan tertentu seperti menunjang kestabilan
Ekonomi, keseimbangan Monteter, peningkatan pembangunan Ekonomi, dan
perluasan tenaga kerja. Berdasarkan penegertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kebijakan Fiskal memiliki dua instrumen utama yaitu belanja dan
pendapatan Negara dalam hal ini adalah pajak. Pemikiran tentang Fiskal pertama
kali dikemukakan oleh ahli Ekonomi asal Inggris, John Maynard Keynes pada
akhir tahun 1800-an. Beliau meyakini bahwa Pemerintah berperan terhadap
perkembangan Ekonomi suatu Negara terutama dalam hal Ekspansi dan
Kontraksi pada siklus bisnis. Keynes juga meyakini bahwa Pemerintah mampu
memanipulasi pengeluaran Konsumen dan Insvestor agar tidak terjadi Kontraksi
yang berlebih sehingga aktivitas Ekonomi dapat berjalan stabil. Dampak
pemikiran Ekonomi Keynes juga terbukti saat terjadi depresi besar di Dunia pada
awal tahun 1900-an. Dimana sebelumnya banyak Negara yang memegang prinsip
Ekonomi Laissez-Faire. Prinsip tersebut meyakini bahwa Pemerintah tidak boleh
Mengintervasi Kapitalisme dalam Ekonomi pasar bebas. Dengan ideologi
Ekonomi Keynes, pada saat itu Presiden Amerika ke 32 saat itu, Franklin D.
Roosevelt berhasil menumbuhkan Ekonomi sebesar 10,8% pada tahun 1934.

TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL


1.Meningkatkan Potensi SDM dan Menurunkan Angka Pengangguran

Tahukah kamu, salah satu masalah terbesar dalam Perekonomian kita adalah
tingginya jumlah pengangguran pada usia produktif. Kebijakan Fiskal dapat
menangani masalah tersebut melalui program peningkatan kualitas SDM
masyarakat. Dengan meningkatkan kualitas SDM, diharapkan tenaga kerja usia
produktif memiliki keahlian dan kompetensi yang memadai serta mampu
bersaing di dunia kerja baik Nasional maupun Internasional. Hal ini secara tidak
langsung mampu menaikan taraf Ekonomi Negara.

2.Menjaga Stabilitas Harga

Kamu pasti pernah bukan, melihat berita tentang kenaikan harga komoditas,
mulai dari yang esensial seperti harga bahan bakar, sampai hal-hal terdekat kita
seperti harga bahan masakan. Naik turunya harga tersebut bisa terjadi melalui
berbagai faktor, mulai dari tingkat permintaan pasar, sampai cara-cara yang tidak
dibenarkan seperti penimbunan stok sehingga menyebabkan kelangkaan. Salah
satu tujuan utama dalam kebijakan Fiskal yakni untuk menumpas praktik-praktik
kecurangan yang menganggu stabilitas harga, sehingga komoditas tetap
terjangkau bagi masyarakat.

3.Memacu Pertumbuhan Ekonomi Negara

Dalam Tujuan Utamanya, Selain untuk menjaga keseimbangan Perekonomian


Negara, kebijakan Fiskal juga berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan
Ekonomi. Kebijakan Fiskal diharapkan menelurkan banyak inovasi baru dalam
bidang perekonomian sebagai solusi untuk meningkatkan dan juga memegang
Peranan selaku pemangku kebijakan.

4.Mendorong Laju Investasi

Salah satu tranksaksi terbesar dalam perekonomian yakni nilai investasi yang
masuk ke negara. Melalui kebijakan Fiskal, laju investasi dapat didorong untuk
meningkatkan perekonomian dan kepercayaan para investor akan stabilnya
Perekonomian suatu Negara. Dengan iklim investasi yang baik, investor akan
tertarik untuk mengucurkan dana investasi, sehingga Negara juga bisa menarik
nilai pajak yang lebih banyak.

5.Mewujudkan Keadilan Sosial

Kebijakan Fiskal juga berperan dalam program peningkatan kesejahteraan dan


perlindungan sosial. Contoh myata dari hal tersebut yakni Program pemulihan
Ekonomi Nasional yang dicetuskan oleh Kementrian Keuangan agar masyarakat
Ekonomi bawah dan rentan, mampu bertahan dari dampak Pandemi Covid-19.
Dengan demikian, kestabilan Ekonomi tetap terjaga, dan masyarakat dapat
merasakan dampaknya secara langsung.
JENIS-JENIS KEBIJAKAN FISKAL
1.Kebijakan Fiskal Ekspansif (Expansionary Fiscal Policy)

Kebijakan Fiskal Ekspansif dilakukan dengan menaikan belanja negara dan


menurunkan tingkat Pajak. Nah, kebijakan Fiskal jenis ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami penurunan daya beli masyarakat, dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Tujuannya adalah untuk mendorong Pertumbuhan
ekonomi yang sehat. Contoh kebijakan Fiskal Ekspansif ialah seperti yang terjadi
saat ini, dimana BKF sepanjang tahun 2020-2021 menerapkan kebijakan Fiskal
Ekspansif. Dimana Ekspansif berarti defisit belanja Pemerintah tetap besar untuk
menjaga Perekonomian sepanjang Pandemi covid-19.

2.Kebijakan Fiskal Kontraktif (Contractionary Fiscal Policy)

Kebijakan Fiskal Kontraktif Adalah Kebijakan menurunkan belanja Negara dan


menaikan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli
masyarakat dan mengatasi inflasi. Caranya dengan membuat pemasukan lebih
besar daripada pengeluarannya. Kebijakan jenis ini dikeluarkan saat
perekonomian pada kondisi Ekspansi yang mulai memanas (Overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.

Contoh dari kebijakan Fiskal tersebut yakni saat ibu Menteri Keuangan RI Sri
Mulyani mengeluarkan kebijakan untuk menaikan tarif Pajak Penghasilan Orang
Pribadi (PPH OP) menjadi 35% khusus bagi orang berpenghasilan tinggi.

3.Stabilitas Anggaran (The Stabilizing Budget)

Stabilitas anggaran merupakan kebijakan yang mengatur pengeluaran Pemerintah


dengan mempertimbangkan besarnya biaya dan manfaat dari berbagai program
ataupun penekanan pengeluaran Pemerintah yang harus bermanfaat dan memiliki
biaya relative dari berbagai program.
Artinya, hubungan belanja Pemerintah dengan penerimaan pajak secara langsung
digunakan untuk memperkecil ketidakstabilan Ekonomi dengan menyesuaikan
anggaran. Tujuan kebijakan ini adalah untuk menghemat pengeluaran
pemerintah.

4.Pendekatan Anggaran Belanja Berimbang (Balanced Budget Approach)

Anggaran belanja seimbang merujuk kepada Anggaran yang disesuaikan dengan


keadaan atau kondisi perekonomian negara, dengan kata lain pemerintah harus
menyeimbangkan pengeluarannya dengan pendapatan Negara. Hal ini bertujuan
agar Anggaran Defisit dapat digunakan dalam jangka panjang, sementara
Anggaran Surplus akan digunakan dalam masa Inflasi. Kegagalan dalam
mempertimbangkan keseimbangan Anggaran jangka Panjang dapat
menimbulkan hilangnya kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah. Untuk
mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan pendekatan
kepada masyarakat untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah.

Instrumen Kebijakan Fiskal


Instrumen kebijkan Fiskal yakni sektor-sektor dalam Perekonomian yang
dimanfaatkan pemerintah untuk menjaga Stabilitas Perekonomian Makro.

a. Pengeluaran Belanja, nilai belanja negara yang dapat dikurang dan


ditambahkan sesuai dengan kebutuhan agar terjadi keseimbangan antara
pengeluaran dan pendapatan, jika pembayaran negara defisit maka
pemerintah bisa mengurangi pengeluaran di sektor tertentu.
b. Pajak, pajak menjadi instrument kebijakan yang paling penting, pasalnya
pajak dapat meningkatkan dan menurunkan daya beli masyarakat dengan
cara menurunkan pajak untuk meningkatkan produksi barang dan jasa
sehingga akan meningkatkan daya beli masyarakat.

Kedua instrumen ini terdapat dalam sebuah Neraca yang disebut APBN
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

Susunan Dan Struktur APBN


Struktur dan susunan APBN sejak 1999 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,
karena disusun berdasarkan prinsip anggaran tidak seimbang (Anggaran Defisit),
di mana sumber penerimaan dan sumber pembiayaan dipisahkan dengan tegas
pada pos-pos yang berbeda.

Anggaran defisit lazim digunakan oleh negara yang mengacu pada government
Financial Statistik (GFS), seperti Jepang. Dalam APBN sebelumnya, pos untuk
menutup defisit berasal dari utang Luar Negeri (Disebut : Penerimaan
Pembangunan) yang dibukukan pada pos penerimaan. Dalam APBN tahun 1999,
utang Luar Negeri dimasukan pada pos pembiayaan defisit.

Struktur APBN
A. Pendapatan Negara dan Hibah

- Penerimaan Pajak

- Penerimaan Bukan Pajak

B. Belanja Negara

- Belanja Pemerintah Pusat


- Anggaran Belanja untuk Daerah

C. Keseimbangan Primer

D. Surplus/Defisit Anggaran

E. Pembiayaan

Struktur APBN
Sejak APBN 2000 saldo anggaran keseluruhan defisit dibiayai melalui :

A. Pembiayaan Dalam Negeri

- Perbankan Dalam Negeri

- Non Perbankan Dalam Negeri

B. Pembiayaan Luar Negeri Bersih

- Penarikan Pinjaman Luar Negeri

- Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri

APBD
APBD adalah rencana keuangan tahunan peerintah daerah yang dibahas dan
disetujui Bersama oleh pemerintah daerah, DPRD.

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Pemerintahan dan


kemampuan pendapatan daerah

Struktur APBD
A. Pendapatan Daerah

- PAD (Pendapatan Asli Daerah) Pajak, Retibusi,


- Dana pertimbangan DAK, DAU

- Lain-lain pendapatan daerah yang sah

B. Belanja Daerah

- Belanja Pegawai

- Belanja Subsidi

C. Pembiayaan Daerah

- Pinjaman

- Penerimaan Piutang

Obligasi Publik
Obligasi Publik adalah penerbitan obligasi atau surat utang bagi warga negara
sebagai investasi, contohnya Surat Berharga Negara (SBN) Obligasi akan
ditawarkan dan dibeli oleh masyarakat yang memiliki dana, lalu negara akan
mencicil utang tersebut beserta bunga pinjaman.

Kebijakan Fiskal Dari Jumlah Penerimaan Dan


Pengeluaran
A. Anggaran Dinamis

Mempunyai ciri dimana anggaran selalu meningkat daripada angggaran pada


tahun sebelumnya. Hal tersebut dilakukan dengan upaya meningkatkan
pendapatan serta melakukan penghematan dalam sisi pengeluaran. Sehingga
tabungan dari Pemerintah bisa meningkat dengan cepat.
B. Anggaran Defisit

Mempunyai ciri dimana anggaran disusun dari jumlah pengeluaran lebih besar
dibandingkan oleh pendapatan Negara. Hal ini biasanya diatasi dengan beberapa
kebijakan yang berlaku, seperti : Menciptakan Uang baru, melakukan pinjaman
atau Hutang (Dalam/Luar Negeri).

Mulai Tahun 2000, APBN di Negara Indonesia disusun dengan menggunakan


format Anggaran Defisit yang dimana akan dibiayai dengan sumber-sumber
pembiayan Dalam Negeri.

C. Anggaran Surplus

Mempunyai ciri dimana jumlah pendapatan lebih besar dibandingkan dengan


jumlah pengeluaran Total Oleh Pemerintah.

D. Anggaran Seimbang

Dalam hal ini, anggaran akan disusun dengan jumlah total pendapatan sama
dengan jumlah pengeluaran total sehingga nantinya Stabilitas Ekonomi bisa
terjaga.

Fungsi Kebijakan Fiskal


Fungsi Kebijakan Fiskal diatur dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Pasal
3 ayat 4 tentang Keuangan Negara, yaitu Fungsi Otoritas, Perencanaan,
Pengawasan, Alokasi, Stabilitas, Dan Distribusi.
A. Fungsi Otoritas

Adalah ketika anggaran Negara menjadi pedoman untuk mencari pendapatan dan
belanja untuk tahun yang bersangkutan.

B. Fungsi Perencanaan

Merujuk Ketika anggaran Negara menjadi dasar bagi Manajemen dalam


merencanakan anggaran tahun yang bersangkutan.

C. Fungsi Pengawasan

Terjadi ketika Anggaran Negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.

D. Fungsi Alokasi

Yaitu ketika anggaran Negara dialokasikan untuk tujuan mengurangi tingkat


pengangguran dan pemborosan Sumber Daya, serta menambah Efisiensi dan
Efektifitas Perekonomian Negara.

E. Fungsi Stabilitasi

Yaitu ketika Anggaran Pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan


mengupayakan keseimbangan Fundamental Perekonomian.

F. Fungsi Distribusi

Yaitu ketika kebijakan Negara membuat kebijakan anggaran dengan adil dan rasa
kepatutan.
Manfaat Dari Diberlakukannya Kebijakan Fiskal
Sudah umum dipahami jika tanggung jawab dari pemerintah adalah untuk
menjaga serta menjalankan dengan baik perekonomian Negara. Dengan kondisi
perekonomian yang baik dan stabil, rakyat mampu mendapatkan taraf hidup yang
lebih sejahtera. Sebaliknya jika kondisi Ekonomi Negara sedang kacau, yang
menerima dampak Negatifnya sudah pasti Masyarakatnya juga. Agar
Perekonomian Negara dapat pulih dari keterpurukan, Dikeluarkan kebijakan
Fiskal oleh Pemerintah. Alasan utamanya karena kebijakan tersebut mampu
memberikan beragam manfaat yang dibutuhkan Negara dan Masyarakat. Berikut
Ulasannya.

A. Dapat Menumbuhkan Kondisi Ekonomi Yang Lebih Baik

Manfaat utama dari kebijakan Fiskal adalah membuat Ekonomi Negara


bertumbuh kearah yang lebih baik. Hal ini tentu dilakukan untuk kebaikan
Negara.

B. Pengalokasian Sumber Daya Yang Lebih Efektif Dan Tepat Sasaran

Saat melakukan Kebijakan Fiskal. Pemerintah akan mengelola jumlah uang kas
yang masuk untuk kebutuhan Internal yang lebih penting dan berpengaruh positif
pada Masyarakat Luas. Kebutuhan Internal tersebut bisa meliputi pemberian
Fasilitas Publik, Jaminan Sosial yang lebih memadai, dan lain sebagainya. Yang
penting adalah pengeluaran yang dilakukan oleh Pemerintah hanya pada hal-hal
yang Krusial dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan Masyarakatnya.
Dengan begitu, Rakyat tetap bisa menjalankan Aktivitas Rutinnya seperti biasa
dan tetap menjadi Produktif.

C. Menstabilkan Kondisi Ekonomi Negara Jangka Pendek

Kondisi perekonomian Dunia yang tidak Stabil dan Fluktuatif membuat


Pemerintah harus Proaktif merencanakan Kebijakan Fiskal yang dianggap perlu
untuk Diaplikasikan. Salah satu contoh Ketidakstabilan kondisi Ekonomi Negara
adalah saat harga pangan atau suatu Komoditas mengalami Krisis dan harganya
melambung tinggi. Alhasil, daya beli Konsumen akan kebutuhan tersebut
menjadi berkurang dan Pemerintah perlu Menstabilkan harganya kembali.
Pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan berupa penurunan Pajak dari penjualan
Komoditas tersebut sehingga harga jualnya menjadi sedikit lebih terjangkau.
Dalam kasus yang berbeda, yang mana kondisi Ekonomi Negara sedang kacau
karena Inflasi berskala besar, Pemerintah dapat membatasi pembelanjaan Negara.
Jika jumlah uang yang beredar di Masyarakat terlalu banyak, Kebijakan Fiskal
yang dikeluarkan Pemerintah adalah menaikan pajak yang dibebankan kepada
masyarakat.

D. Pemerintah Mampu Melakukan Pengembangan Pada Pembangunan


Jangka Panjang Negara

Melalui Pembangunan Berjangka Panjang tersebut, Pertumbuhan Ekonomi yang


diharapkan dapat tercapai. Dengan begitu, masyarakat dapat memiliki kondisi
Ekonomi yang lebih Stabil, Fasilitas, serta Insfrastruktur Publik yang lebih
memadai.

Contoh Kebijakan Fiskal Yang pernah Diterapkan


Pemerintah Indonesia
Dalam beberapa kurun waktu belakangan, Pemerintah Indonesia telah beberapa
kali menerapkan Kebijakan Fiskal untuk meredam terpaan Kondisi Ekonomi
Dunia. Kebijakan Ekonomi tersebut terbukti berhasil membuat Ekonomi
Indonesia bergerak ke arah yang Positif dan lebih Kondusif.
A. Tax Amnesty

Contoh Kebijakan Fiskal pertama yang dilakukan pemerintah adalah pada saat
Presiden Jokowi merencanakan Program Amnesti Pajak di tahun 2017 lalu.
Banyaknya laporan penunggakan Pajak dan Individu yang tidak melaporkan
jumlah kekayaan kala itu membuat Pemerintah memutuskan untuk meluncurkan
Program Tax Amnesty.

Dihilangkannya Sanksi Administrasi, Pidana, dan juga denda keterlambatan


pembayaran pajak mampu membuat pemasukan Negara meningkat hingga 130
Triliun Rupiah. Ini adalah sebuah bukti nyata mengapa kebijakan tersebut perlu
dilakukan Oleh Sebuah Negara.

B. Relaksasi Pajak

Relaksasi pajak adalah kebijakan Pemerintah yang mengacu pada upaya yang
dilakukan suatu Negara untuk menarik investor dalam rangka mendorong
aktivitas Ekonomi. Relaksasi pajak berlangsung selama tahun 2020 hingga 2021
untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini juga menjadikan kompetisi
Antarnegara untuk meyakinkan Investor masuk dan menanamkan modal di
Negaranya serta tidak berpindah ke Negara lain.

C. Subsidi Bahan Bakar Minyak

Pengurangan jumlah Subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak), Yang seringkali


dilakukan Oleh Pemerintah belakangan terkakhir juga merupakan Contoh
Kebijakan Fiskal lainnya. Meski Harga jual Bahan Bakar menjadi lebih mahal
dan tidak Stabil, Pemerintah mampu mengalokasikan Dana yang dimiliki untuk
kebutuhan lain yang lebih penting dan mendesak. Dengan begitu, Kualitas hidup
Masyarakat luas akan menjadi lebih berdaya.
Penutup
A. Kesimpulan

Kebijakan Ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu Tatanan
Negara sebagai Penstabilan Ekonomi Pemerintah. Menjalankan Kebijakan Fiskal
adalah dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya Perekonomian, atau
dengan kata lain Kebijakan Fiskal Pemerintah berusaha mengarahkan jalannya
Perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya. Sehingga dengan adanya
Kebijakan Fiskal ini Pemerintah berharap dapat mengendalikan dan mengawasi
keadaan Ekonomi.
Daftar Pustaka

(Ani Sri Rahayu S,IP,M.AP.) Sumber buku pengantar Kebijakan Fiskal

(Ruangguru) Kebijakan Fiskal Kontraktif

(Sumber Buku Pengantar Kebijakan Fiskal) Stabilitas Anggaran

(Sumber buku Pengantar Kebijkan Fiskal) Pendekatan Anggaran Belanja


Berimbang.
‫ا َ ْل َح ْم ُد هلِله َر ِّ ه‬
‫ب اْلعَالَ هم ْي‬

‫‪SELESAI & TERIMA KASIH‬‬

Anda mungkin juga menyukai