Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KEBIJAKAN PEMERINTAH”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO”
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
M.RISAI
221090500106

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUTOMO
Jl.Raya Serang Jakarta,Kel.Kalodran, Kec.Walantaka, Kota Serang Banten.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruhdalam kegiatan
perekonomian. Masing-masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh
dua variabel utama, yaitu pajak (tax) danpengeluaran pemerintah (goverment expenditure).
Sedangkan variabel utama dalamkebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga.
Berbicara tentangkebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan
kegiatanperekonomian empat sektor, dimana sektor-sektor tersebut diantaranya sektor rumah
tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar negeri. Ke-
empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing-masing dalam menciptakan pendapatan
dan pengeluaran.
Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan suasanaketidakpastiannya
sangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian menurun tajam. Akibatnya,
gambaran ekonomi dunia terlihat makinsuram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral
sudah menurunkan sukubunga sampai tingkat bunga yang terendah. Tingkat bunga yang
sedemikianrendahnya itu justru menyebabkan ruang untuk melakukan kebijakan moneter
menjadi terbatas, sehingga pilihan yang tersedia hanya pada kebijakan fiskal.
Menurut Mohamad Ikhsan, negara-negara yang tergabung dalam G-20 dalamkomunike
bersamanya baru-baru ini sepakat mendorong lebih cepat ekspansikebijakan fiskal minimal dua
persen dari produk domestik bruto untuk memulihkanperekonomian dunia. Meskipun secara
teoritis kebijakan fiskal dapat berfungsisebagai stimulus perekonomian, dalam pelaksanaannya
sering kali terdapathambatan. Hambatan ini dirasakan terutama di negara berkembang
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dibuat beberapa rumusan masalah yaitu antaralain:
1. Definisi kebijakan fiskal (fiskal policy).
2. Definisi kebijakan moneter.
3. Hubungan antara kebijakan fiskal dan moneter.
4. Peranan kebijakan moneter dan fiskal di Negara berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.2. Definisi Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy)


Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalamrangka
mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintahuntuk
membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakanpembangunan. Atau dengan kata
lain, Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakanekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baikdengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan inimirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang yang
beredar, namunkebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan
belanjapemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaranpemerintah
yang berhubungan erat dengan pajak.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secaraoptimal.
Kebijakan fiskal sangat berhubungan dengan pemasukan atau pendapatannegara, diantara
pendapatan negara antara lain misalnya, bea dan cukai, devisanegara, pariwisata, pajak
penghasilan, pajak bumi dan bangunan, impor dan lain-lain.
Sedangkan untuk pengeluaran negara misalnya, belanja persenjataan, pesawat, proyek
pemerintah, pembangunan sarana dan prasarana umum, atauprogram lain yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan fiskal dankebijakan moneter, memang keduanya sangat
menentukan pertumbuhan ekonomisuatu negara. Untuk mewujudkan perekonomian ke arah yang
lebih baik, pemerintah dapat menyusun kebijakan fiskal dengan instrumen utamanya
berupapajak. Kebijakan fiskal memegang peranan penting dalam meningkatkankesejahteraan
masyarakat.
Kebijakan fiskal mempunyai beberapa tujuan, antara lain meningkatkaninvestasi,
meningkatkan kesempatan kerja, memelihara stabilitas ekonomi internal (dalam negeri) dan
eksternal (luar negeri), serta mengendalikan tingkat inflasi.
Untuk mewujudkan tujuan kebijakan fiskal, pemerintah menggunakan alat-alatkebijakan
fiskal antara lain pajak, pinjaman publik, dan subsidi.
Pada sektor rumah tangga (RTK), dimana rumah tangga melakukanpembelian barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk konsumsi danmendapatkan pendapatan berupa gaji,
upah, sewa, dividen, bunga, dll dariperusahaan. Kegiatan ekonomi dengan pemerintah adalah
rumah tanggamenyetorkan sejumah uang sebagai pajak dan menerima penerimaan berupa gaji,
bunga, penghasilan non balas jasa, dll. Sedangkan dengan Dunia Internasionaladalah rumah
tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhikebutuhan hidup.
Pada sektor perusahaan, kegiatan ekonomi memiliki hubungan denganrumah tangga yaitu
perusahaan menghasilkan produk-produk berupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat dan memberikan penghasilan dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji,
deviden, sewa, upah, bunga. Sedangkan hubungan dengan pemerintah, perusahaan akan
membayar pajak kepada pemerintah dan menjual produk dan jasa kepada pemerintah. Sedangkan
hubungan dengan Dunia Internasional, perusahaan melakukan impor atas produkbarang maupun
jasa dari luar negri.
Pada sektor pemerintah, kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan rumah tangga
dimana pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional,
pembangunan, dan untuk hubungan dengan perusahaan, pemerintah mendapatkan penerimaan
pajak dari pengusaha dan pemerintah membeli produkdari perusahaan berdasarkan dana
anggaran belanja yang ada.
Pada sektor Dunia Internasional/Luar Negeri, dimana hubungan dengan rumah tangga
adalah duniainternasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga. Dan
untuk hubungan dengan perusahaan, dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-
bisnis perusahaan.
Negara Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi yang berlangsungsejak beberapa
tahun yang lalu. Dimana tingginya tingkat krisis yang dialami negerikita ini diindikasikan
dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak atasinflasi, terjadi penurunan tabungan,
berkurangnya investasi, semakin banyak modalyang dilarikan ke luar negeri, serta terhambatnya
pertumbuhan ekonomi. Kondisiseperti ini tak bisa dibiarkan untuk terus berlanjut dan memaksa
pemerintah untukmenentukan suatu kebijakan dalam mengatasinya. Kebijakan moneter
denganmenerapkan target inflasi yang diambil oleh pemerintah mencerminkan arah kesistem
pasar. Artinya, orientasi pemerintah dalam mengelola perekonomian telahbergeser ke arah makin
kecilnya peran pemerintah.
Kondisi ekonomi negara Indonesia pada masa orde baru sudah pernahmemanas. Pada
saat itu pemerintah melakukan kebijakan moneter berupacontractionary monetary policy dan
vice versa. Kebijakan tersebut cukup efektif dalam menjaga stabilisasi ekonomi dan ongkos yang
harus dibayar relatif murah. Kebijakan moneter yang ditempuh saat ini berupa open market
operationmemerlukan ongkos yang mahal. Kondisi ini diperparah dengan adanya kendalayang
lebih besar, yaitu pengaruh pasar keuangan internasional.
Pengaruh krisis ekonomi pada kebijakan fiskal, dimana berdasarkan AD/ARTpemerintah
negara Indonesia, sebagaimana yang dipublikasikan oleh BI, untuksemester pertama tahun
anggaran 2000 terlihat bahwa telah terjadi defisit anggaranyang disebabkan oleh peningkatan
pengeluaran untuk subsidi dan pembayaranbunga hutang. Meski sebenarnya terjadi peningkatan
penerimaan, namun ternyatabesarnya peningkatan penerimaan masih jauh lebih rendah
dibanding peningkatan pengeluaran. Dominasi kebijakan moneter dibanding kebijakan fiskal dan
deregulasisektor riil menyebabkan terjadinya kebijakan makro ekonomi yang tidak seimbang.
Dari semua unsur APBN hanya pembelanjaan negara atau pengeluaran negara danpajak yang
dapat diatur oleh pemerintah dengan kebijakan fiskal. Contoh kebijakanfiskal adalah apabila
perekonomian nasional mengalami inflasi, pemerintah dapatmengurangi kelebihan permintaan
masyarakat dengan cara memperkecilpembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta
kestabilan lagi. Carademikian disebut dengan pengelolaan anggaran.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintahyang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajakyang berlaku akan
berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan makakemampuan daya beli masyarakat akan
meningkat dan industri akan dapatmeningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak
akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran:
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif Anggaran Defisit adalah
kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebihbesar dari pemasukan negara
guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan jika
keaadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif Anggaran Surplus
adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannyalebih besar daripada
pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian
pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas(overheating) untuk menurunkan
tekanan permintaan.
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget) Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah
menetapkan pengeluaran samabesar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran
berimbang yakni terjadinyakepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal
inidilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsipemerintah
(G), jumlah transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterimapemerintah sehingga
dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dantingkat kesempatan kerja (N).
2.2. Definisi Kebijakan Moneter (monetary policy)
Kebijakan Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negarauntuk
mencapai tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuhatau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bungapinjaman, kapitalisasi untuk bank
atau bahkan bertindak sebagai peminjam usahaterakhir melalui persetujuan negosiasi dengan
pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yangbertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yangtinggi, stabilisasi harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yaknimenjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilanharga, serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang. Apabila kestabilandalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakaiuntuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama
kaliakan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhanekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilanharga. Untuk mencapai
tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaanbarang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh, dankelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antaralain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitusuku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempatterakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Adapun definisi lain dari Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalammengendalikan
keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yangdiinginkan melalui pengaturan
jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan
harga dan inflasi serta terjadinyapeningkatan output keseimbangan.
Dengan kata lain, kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral,
atau otoritas moneter suatu negara kontrol suplai uang, ketersediaan uang, dan biaya uang atau
suku bunga untuk mencapai menetapkan tujuanberorientasi pada pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakanmoneter,
yaitu antara lain:
1. Operasi Pasar terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara
mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (governmentsecurities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintah akanmembeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang
yangberedar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berhargapemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara laindiantaranya adalah SBI atau singkatan
dari Sertifikat Bank Indonesia danSBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang
yang beredar denganmemainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank
umum kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke
banksentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkantingkat
bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demimembuat uang yang
beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah
mengatur jumlah uang yang beredar denganmemainkan jumlah dana cadangan perbankan
yang harus disimpan padapemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah
menurunkan rasiocadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintahmenaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uangberedar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnyaseperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati
dalammengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar danmenghimbau agar
bank meminjam uang lebih ke bank sentral untukmemperbanyak jumlah uang beredar
pada perekonomian.
Kebijakan moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalamsuatu perekonomian,
yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokantotal uang. Kebijakan moneter
menggunakan berbagai alat untuk mengontrol salahsatu atau kedua, untuk mempengaruhi
hasil seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar dengan mata uang lainnya dan
pengangguran.
Dimana mata uang adalahdi bawah monopoli penerbitan, atau dimana ada sistem diatur
menerbitkan matauang melalui bank-bank yang terkait dengan bank sentral, otoritas moneter
memilikikemampuan untuk mengubah jumlah uang beredar dan dengan demikianmempengaruhi
tingkat suku bunga (untuk mencapai kebijakan gol).
Adalah penting bagi para pembuat kebijakan untuk membuat pengumumankredibel. Jika
agen-agen swasta (konsumen dan perusahaan) percaya bahwa para pembuat kebijakan
berkomitmen untuk menurunkan inflasi, mereka akanmengantisipasi harga di masa depan lebih
rendah daripada yang (bagaimanaekspektasi yang terbentuk adalah hal yang sama sekali berbeda,
misalnyamembandingkan ekspektasi rasional dengan ekspektasi adaptif).
Jika seorang karyawan berharap harga akan tinggi di masa depan, ia akanmembuat kontrak
upah dengan upah yang tinggi untuk mencocokkan harga-harga.Oleh karena itu, harapan upah
yang lebih rendah tercermin dalam perilaku penetapan upah antara karyawan dan majikan (upah
lebih rendah karena harga diharapkan lebih rendah) dan karena upah tersebut sebenarnya lebih
rendah tidakada demand pull inflasi karena karyawan menerima upah lebih kecil dan tidak
adabiaya tekanan inflasi karena majikan membayar kurang dari upah.
Untuk mencapai tingkat inflasi rendah, pembuat kebijakan harus memilikipengumuman
kredibel, yaitu agen-agen swasta harus percaya bahwa pengumumanini akan mencerminkan
kebijakan masa depan yang sebenarnya. Jika pengumumantentang target inflasi yang rendah
tingkat dibuat tetapi tidak diyakini oleh agen-agenswasta, penetapan upah akan mengantisipasi
tingkat inflasi yang tinggi dan upahakan semakin tinggi dan inflasi akan meningkat. Sebuah upah
yang tinggi akanmeningkatkan permintaan konsumen (demand pull inflation) dan biaya
sebuahperusahaan (cost push inflation), sehingga inflasi meningkat. Oleh karena itu,
jikapengumuman seorang pembuat kebijakan tentang kebijakan moneter yang tidakdapat
dipercaya, kebijakan tidak akan memiliki efek yang diinginkan.
Jika pembuat kebijakan percaya bahwa agen-agen swasta mengantisipasiinflasi yang rendah,
mereka memiliki insentif untuk mengadopsi kebijakan moneter ekspansionis (dimana manfaat
marjinal meningkatkan output ekonomi melampauibiaya marjinal inflasi), namun, dengan asumsi
agen-agen swasta memilikiekspektasi rasional, mereka tahu bahwa para pembuat kebijakan
memiliki insentif ini. Oleh karena itu, agen-agen swasta tahu bahwa jika mereka
mengantisipasiinflasi yang rendah, kebijakan ekspansionis akan diadopsi yang
menyebabkanpeningkatan inflasi. Akibatnya, (kecuali para pembuat kebijakan dapat
membuatpengumuman inflasi yang rendah mereka kredibel), agen-agen swastamengharapkan
inflasi yang tinggi. antisipasi ini dipenuhi melalui harapan adaptif (perilaku upah-setting), maka,
ada inflasi yang lebih tinggi (tanpa manfaat produksimeningkat). Oleh karena itu, kecuali
pengumuman kredibel dapat dibuat, kebijakanmoneter yang ekspansif akan gagal.
Pengumuman dapat dilakukan kredibel dalam berbagai cara. Salah satunyaadalah untuk
mendirikan bank sentral yang independen dengan target inflasi yangrendah (tapi tidak ada target
output). Oleh karena itu, agen-agen swasta tahu bahwainflasi akan rendah karena sudah diatur
oleh badan independen. Bank-bank sentraldapat diberikan insentif untuk memenuhi target
(misalnya, anggaran yang lebihbesar, bonus upah untuk kepala bank) untuk meningkatkan
reputasi dan sinyalkomitmen yang kuat untuk tujuan kebijakan. Reputasi merupakan elemen
pentingdalam pelaksanaan kebijakan moneter. Tapi gagasan reputasi tidak harus bingungdengan
komitmen.
Sementara bank sentral mungkin memiliki reputasi baik karena kinerja yangbaik dalam
melakukan kebijakan moneter, bank sentral yang sama tidak mungkintelah memilih bentuk
komitmen tertentu (seperti penargetan rentang tertentu untuk inflasi). Reputasi memainkan peran
penting dalam menentukan berapa pasar percaya pengumuman komitmen tertentu untuk tujuan
kebijakan tetapi keduakonsep tidak boleh berasimilasi. Juga, perhatikan bahwa di bawah
ekspektasirasional, tidak perlu bagi pembuat kebijakan untuk telah menetapkan reputasimelalui
tindakan kebijakan masa lalu sebagai contoh, reputasi kepala bank sentralmungkin berasal
sepenuhnya dari ideologi nya, latar belakang profesional, pernyataan publik, dll. Bahkan telah
berpendapat bahwa untuk mencegah beberapa patologi terkaitdengan inkonsistensi waktu
pelaksanaan kebijakan moneter (inflasi berlebihantertentu), kepala bank sentral harus memiliki
kebencian yang lebih besar untuk inflasi dari sisa ekonomi pada rata-rata. Oleh karena itu
reputasi bank sentral tertentu tidak perlu terikat pada kinerja masa lalu, melainkan untuk
pengaturankelembagaan tertentu bahwa pasar dapat digunakan untuk membentuk ekspektasi
inflasi.
Meskipun sering diskusi kredibilitas yang berkaitan dengan kebijakan moneter, makna yang
tepat dari kredibilitas jarang didefinisikan. Kurangnyakejelasan tersebut dapat berfungsi untuk
memimpin kebijakan jauh dari apa yangdiyakini paling menguntungkan. Misalnya, kemampuan
untuk melayani kepentinganumum adalah salah satu definisi dari kredibilitas sering dikaitkan
dengan banksentral. Keandalan dengan mana suatu bank sentral janjinya juga merupakandefinisi
umum. Sementara semua orang setuju kemungkinan besar bank sentraltidak boleh berbohong
kepada publik, perselisihan luas ada di bagaimana banksentral dapat melayani kepentingan
publik. Oleh karena itu, kurangnya definisi dapatmendorong orang untuk percaya bahwa mereka
mendukung satu kebijakan tertentukredibilitas ketika mereka benar-benar mendukung lain.
2.3. Jenis-jenis kebijakan moneter
Dalam prakteknya, untuk menerapkan semua jenis kebijakan moneter alatutama yang
digunakan adalah memodifikasi jumlah uang primer yang beredar. Otoritas moneter melakukan
hal ini dengan membeli atau menjual aset keuangan (biasanya kewajiban pemerintah). Ini operasi
pasar terbuka berubah baik jumlahuang atau likuiditas (jika bentuk cair kurang dari uang yang
dibeli atau dijual). Themultiplier effect perbankan cadangan fraksional memperkuat dampak dari
tindakantransaksi pasar konstan oleh otoritas moneter memodifikasi pasokan mata uang danini
dampak variabel pasar lain seperti suku bunga jangka pendek dan nilai tukar.
2.3.1. Inflasi penargetan
Berdasarkan pendekatan kebijakan target adalah untuk menjaga inflasi, dibawah
sebuah definisi tertentu seperti Indeks Harga Konsumen, dalam kisaran yangdiinginkan.
Target inflasi ini dicapai melalui penyesuaian berkala kepada BankSentral suku bunga
target. Tingkat bunga yang digunakan adalah umumnya tingkatantar bank di mana bank
meminjamkan kepada satu sama lain semalam untukkeperluan arus kas. Tergantung pada
negara ini tingkat bunga tertentu yang bisadisebut uang bunga atau sesuatu yang serupa.
Target suku bunga dipertahankan untuk jangka waktu tertentu menggunakanoperasi
pasar terbuka. Biasanya durasi bahwa target suku bunga dipertahankan konstan akan
bervariasi antara bulan dan tahun. Target suku bunga biasanyaditinjau secara bulanan atau
kuartalan oleh komite kebijakan.
Perubahan target suku bunga dibuat sebagai tanggapan terhadap berbagaiindikator
pasar dalam upaya untuk memperkirakan tren ekonomi dan dengan demikian pasar tetap
pada jalur untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Sebagai contoh, satu metode
sederhana inflation targeting disebut aturan Taylor menyesuaikan tingkat suku bunga
sebagai respon terhadap perubahan dalamtingkat inflasi dan kesenjangan output. Aturan
diusulkan oleh John B. Taylor dari Universitas Stanford.
Penargetan inflasi pendekatan untuk pendekatan kebijakan moneter inidipelopori di
Selandia Baru. Hal ini saat ini digunakan di Australia, Brazil, Kanada, Chile, Kolombia,
Republik Ceko, Selandia Baru, Norwegia, Islandia, Filipina, Polandia, Swedia, Afrika
Selatan, Turki, dan Inggris.

2.3.2. Harga Penargetan Tingkat


Harga penargetan tingkat mirip dengan inflation targeting kecuali
bahwapertumbuhan CPI dalam satu tahun atas atau di bawah target tingkat harga
jangkapanjang adalah offset pada tahun-tahun berikutnya sehingga tingkat harga
yangditargetkan tercapai dari waktu ke waktu, misalnya lima tahun, memberikan kepastian
lebih lanjut tentang masa depan kenaikan harga kepada konsumen. Dalam inflation
targeting apa yang terjadi pada tahun-tahun terakhir segera tidak diperhitungkan atau
disesuaikan dalam tahun berjalan dan masa depan.
2.3.3. Agregat Moneter
Pada tahun 1980-an, beberapa negara menggunakan pendekatan yangdidasarkan
pada pertumbuhan konstan dalam jumlah uang beredar. Pendekatan inidisaring untuk
memasukkan kelas yang berbeda dari uang dan kredit. Di AmerikaSerikat pendekatan
kebijakan moneter dihentikan dengan pemilihan Alan Greenspansebagai Ketua Fed.
Pendekatan ini juga kadang-kadang disebut monetarisme. Sementara kebijakan yang paling
moneter berfokus pada sinyal harga satu bentukatau lain, pendekatan ini difokuskan pada
jumlah moneter.
2.3.4. Nilai Tukar Tetap
Kebijakan ini didasarkan pada mempertahankan nilai tukar tetap dengan matauang
asing. Ada berbagai tingkat nilai tukar tetap, yang dapat peringkat dalamkaitannya dengan
cara kaku kurs tetap adalah dengan bangsa jangkar.
Di bawah sistem nilai fiat tetap, pemerintah daerah atau otoritas moneter menyatakan
nilai tukar tetap tetapi tidak aktif membeli atau menjual mata uang untukmempertahankan
tingkat. Sebaliknya, tingkat dipaksakan oleh-konvertibilitastindakan-tindakan non
(misalnya kontrol modal, impor/lisensi ekspor, dll). Dalam halini ada tingkat pasar gelap
tukar dimana perdagangan mata uang pada pasar nilaitidak resmi.
Di bawah sistem fixed-konvertibilitas, mata uang dibeli dan dijual oleh banksentral
atau otoritas moneter setiap hari untuk mencapai nilai tukar target. Tingkatmungkin target
tingkat tetap atau sebuah band tetap di mana nilai tukar dapatberfluktuasi sampai otoritas
moneter campur tangan untuk membeli atau menjualyang diperlukan untuk
mempertahankan nilai tukar dalam band. (Dalam kasus ini, nilai tukar tetap dengan tingkat
tetap dapat dilihat sebagai kasus khusus dari kurstetap dengan band-band di mana band-
band yang diatur ke nol).
Di bawah sistem nilai tukar tetap dikelola oleh suatu dewan mata uang setiapunit
mata uang lokal harus didukung oleh unit mata uang asing (mengoreksi nilaitukar). Hal ini
memastikan bahwa basis moneter lokal tidak akan mengembangtanpa didukung oleh mata
uang keras dan menghilangkan segala kekhawatirantentang berjalan di mata uang lokal
dengan mereka yang ingin mengkonversi matauang lokal ke mata uang (jangkar) keras.
Dalam dolarisasi, mata uang asing (biasanya dolar AS, maka istilah “dolarisasi”)
digunakan secara bebas sebagai media pertukaran, baik secaraeksklusif atau paralel dengan
mata uang lokal. Hal ini dapat terjadi karena penduduksetempat telah kehilangan iman
semua dalam mata uang lokal, atau mungkin jugakebijakan dari pemerintah (biasanya
untuk mengendalikan inflasi dan impor kebijakan moneter kredibel).
Kebijakan ini sering turun tahta kebijakan moneter dengan otoritas moneter asing
atau pemerintah sebagai kebijakan moneter di negara mengelompokkan
harusmenyelaraskan dengan kebijakan moneter dalam jangkar bangsa
untukmempertahankan nilai tukar. Tingkat dimana kebijakan moneter lokal menjadi
tergantung pada jangkar bangsa tergantung pada faktor-faktor seperti mobilitas modal,
keterbukaan, saluran kredit dan faktor ekonomi lainnya.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu
kebijakandalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah
suatukebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut
jugadengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakanmoneter, yaitu antara lain:
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government
securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan
membeli suratberharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang
beredar berkurang, makapemerintah akan menjual surat berharga
pemerintah kepada masyarakat. Suratberharga pemerintah antara lain
diantaranya adalah SBI atau singkatan dariSertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate).
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar
denganmemainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank
umum terkadangmengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam
ke bank sentral. Untukmembuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga banksentral, serta sebaliknya menaikkan
tingkat bunga demi membuat uang yangberedar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar
denganmemainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan
padapemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan
rasiocadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintah menaikkanrasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uangberedar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya sepertimenghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-
hati dalam mengeluarkankredit untuk mengurangi jumlah uang beredar
dan menghimbau agar bankmeminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan untuk
mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksiYang
mendekati full employment dan untuk mempertahankan tingkat harga barangdan jasa agar
inflasi dan deflasi tidak terjadi.
Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan
antarapendapatan negara yang sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhan
untukmenyediakan barang dan jasa serta membelanjai pengeluaran yang lainya lebihbesar.
Sedangkan kebijakan campuran adalah merupakan campuran dari dua kebijakan diatas
yang dilakukan dengan cara mengubah pengeluaran, pengenaanpajak ataupun jumlah uang
yang beredar secara bersama-sama.
2.3. Hubungan Antara Kebijakan Fiskal Dan Moneter
Sebagaimana kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhipasar uang dan
pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akanmenentukan tinggi rendahnya
tingkat bunga, dan tingkat bunga akanmemperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan
mempunyai pengaruhterhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya
permintaan danpenawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
Kondisidi pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerjaakan
menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanyaakan memiliki
umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balikterhadap permintaan agregat dan
upah harapan mempunyai umpan balik terhadappenawaran agregat dan pasar uang serta pasar
surat berharga.
2.4. Peranan kebijakan moneter dan fiskal di Negara berkembang
Walaupun alat-alat kebijakan fiskal yang tradisional tidak menciptakan hasilyang sama
efektifnya dengan di negara maju, bila kebijakan yang dijalankan denganmemperhatikan
keadaan di negara berkembang, maka kebijakan itu dapatmenjalankan peranan penting di
dalam usaha untuk mempercepat prosespembangunan. Pertama-tama, dengan menjalankan
kebijakan fiskal yang lebihberhati-hati (konsertif) daripada di negara maju, yaitu dengan
selalu menjaga agar pengeluaran pemerintah tetap dalam keadaan seimbang dan
menghindarimelakukan pengeluaran yang berlebihan, kebijakan tersebut dapat
mengurangikemungkinan terjadinya inflasi. Kedua, kebijakan fiskal dapat digunakan
untukmempengaruhi corak penggunaan sumber daya. Perbelanjaan pemerintah disuatusektor
akan dapat menggalakan penanaman modal yang lebih besar di sektor tersebut, sedangkan
pajak yang tinggi di suatu sektor akan membatasi gairah prapengusaha untuk menjalankan
kegiatan di sektor tersebut.
Kebijakan fiskal lainnya yang dapat digunakan untuk mempengaruhi corak penggunaan
sumber daya dalam perekonomian adalah dengan memberikan perangsang fiskal (fiscal
incentives) kepada perusahaan-perusahaan yang akanberusaha dalam beberapa bidang
kegiatan tertentu atau di daerah-daerah tertentu. Bentuk perangsang fiskal tersebut antara lain
adalah memberikan pinjaman modalyang bersyarat ringan, pembebasan sementara
pembayaran pajak, mempercepatdepresiasi baran-barang modal, dan mengurangi atau
membebaskan pajak impor barang-barang modal dan bahan-bahan mentah yang digunakan.
Akhirnya, kebijakan fiskal dapat digunakan untuk mempertinggi tingkatpenanaman modal.
Tujuan ini dapat dicapai dengan meningkatkan pajak di sektor-sektor tertentu, asal saja ini
tidak mengurangi perangsang untuk menaikan produksi.
Pendapatan pemerintah yang lebih tinggi ini memungkinkannya untuk
melakukanpembentukan modal yang lebih banyak. Di samping itu, tujuan tersebut bisa
puladicapai dengan memberikan berbagai jenis perangsang fiskal seperti yang barudijelaskan
diatas. Dengan demikian, perangsang fiskal memegang dua perananpenting dalam
pembangunan, yaitu sebagai alat meningkatkan efisiensi penggunaansumber daya dan
sebagai alat untuk memperbesar pembentukan modal.
Tugas kebijakan moneter di negara berkembang pada umunya jauh lebihberat dan rumit
jika dibandingkan dengan di negara maju. Ada beberapa faktor yangmenyebabkan hal ini
terjadi seperti tugas untuk menciptakan penawaran uang yangcukup sehingga
pertambahannya dapat selalu selaras dengan jalannyapembangunan yang memerlukan
disiplin kuat dikalangan penguasa moneter dan juga dipihak pemerintah. Bank sentral di
negara berkembang harus secara lebih telitidan berhati-hati mengawasi perkembangan
penerimaan valuta asing danmengawasi kegiatan dalam sektor luar negeri (ekspor dan
impor).
Akhirnya tugas kebijakan moneter adalah untuk membantu mempercepatproses
pembangunan dengan mengembangkan lebih lanjut badan-badan keuanganyang telah ada
dinegara berkembang. Pembangunan ekonomi memerlukan modal, dan modal tersebut antara
lain berasal dari masyarakat. Badan-badan keuangandapat membantu mempertinggi
pembentukan modal dalam suatu masyarakat, yaitudengan mendorong masyarakat
melakukan tabungan di dalam badan-badan keuangan, dan selanjutnya mengalirkan tabungan
ini kepada para pengusaha. Tabungan yang diciptakan ini memungkinkan para penguasaha
mendapatakanmodal yang diperlukan untuk mengembangkan kegiatan perdagangan
danmembangun industri-industri.
BAB III
PENUTUP

1.3. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat penyusun simpulkan bahwa:

Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuanuntuk
mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksiYang mendekati
full employment dan untuk mempertahankan tingkat harga barangdan jasa agar inflasi dan
deflasi tidak terjadi.
Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikanantara pendapatan
negara yang sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhanuntuk menyediakan barang dan
jasa serta membelanjai pengeluaran yang lainyalebih besar. Sedangkan kebijakan campuran
adalah merupakan campuran daari duakebijakan bdiatas yang di lakukan dengan cara
mengubah pengeluaran, pengenaanpajak ataupun jumlah uang yang beredar secara bersama-
sama.
DAFTAR PUSTAKA

Heyne, PT, Boettke, PJ, Prychitko, DL (2002): Jalan Ekonomi Berpikir.Prentice Hall.

Larch, M. dan J. Nogueira Martins (2009): Kebijakan Fiskal Membuat di UniEropa – Sebuah

Kajian Praktek dan Tantangan kini. Routledge.

Rogoff, Kenneth,1985. “Komitmen optimal ke Target Moneter Intermediate”,Quarterly

Journal of Economics 100

Forder, James (Desember 2004). “” Kredibilitas “dalam Konteks: Apakah Bankers Tengah

dan ekonom Interpretasikan Jangka Waktu Berbeda”. Econ Jurnal.

Boediono (1997), Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No:2; EkonomiMakro, Edisi

Keempat, Yogyakarta, BPFE.

Boediono (1997), Seri Sinopsis Pengantar Ekonomi Moneter No:5; EkonomiMoneter, edisi

ketiga : Yogyakarta, BPFE.

Anda mungkin juga menyukai