Anda di halaman 1dari 33

TUGAS UTS RANGKUMAN MATERI

MATA KULIAH

PENGANTAR EKONOMI

Dosen Pengampu:

Ni Nyoman Putu Martin,D

Oleh:

Dita Purwati Ningsih (2210421032)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

A. Kebijakan-Kebijakan yang di ambil Pemerintah Terkait Ekonomoi.....................3

a. Definisi Kebijakan Fiskal...................................................................................4

b. Definisi Kebijakan Moneter...............................................................................7

c. Komponen-Komponen Kebijakan Fiskal.........................................................10

d. Instrumen Kebijakan Moneter..........................................................................12

B. Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Perekonomian Negara dan Dunia.


16

1. Inflasi dan Hyperinflasi....................................................................................16

a. Inflasi............................................................................................................16

b. Hiperinflasi...................................................................................................20

2. Kesejahteraan....................................................................................................22

3. Pengangguran...................................................................................................24

4. Pertumbuhan Ekonomi.....................................................................................26

C. KESIMPULAN....................................................................................................30

2
A. Kebijakan-Kebijakan yang di ambil Pemerintah Terkait
Ekonomoi
Kebijakan ekonomi pemerintahan adalah serangkaian tindakan,
keputusan, dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah suatu negara
untu mempengaruhi kondisi dan kinerja ekonomi negara tersebut. Tujuan dari
kebijakan ekonomi pemerintah adalah untuk mencapai berbagai sasaran
ekonomi yang diinginkan, seperti pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
stabilitas harga, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, dan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ekonomi pemerintahan dapat
mencangkup berbagai aspek sektor ekonomi, termasuk kebijakan fiskal, dan
kebijakan moneter.

Salah satu alat penting yang dgunakan pemerintah untuk mengatur


ekonomi negara adalah kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal bergantung pada
teori ekonomi John Maynard Keynes dan mencangkup kebijakan kontraktif
dan ekspansif serta berbagai instrument seperti perpajakan, pengeluaran,
investasi, dan pengelolaan utang. Dan kebijakan moneter yang mengatur
pasokan uang dan suku bunga untuk mencapai tujuan seperti pengendalian
inflasi atau pengangguran.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter mempunyai peran yang sangat


penting dalam menjaga stabilitas ekonomi sebagai penyeimbang permitaan
agregat dan penawaran agregat. Kebijakan fiskal dan moneter merupakan
bagian integral dari kebijakan makro ekonomi yang memiliki target yang
harus di capai baik dalam jangka pendek. Kebijakan fiskal dan moneter
umumnya di anggap sebagai kebijakan untuk mengelola sis permintaan akan
barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Kedua kebijakan ini masalah
pengelolaan permintaan dengan tujuan untuk mempertahankan produk
nasional suatu perekonomian atau yang mendekati tingkat kesempatan kerja

3
penuh (full employment) serta mempertahankan tingkat harga barang dan jasa
pada tingkat yang sudah tercapai sekarang.

Dalam pelaksanaanya kebijakan itu dapat di terapkan dengan serentak


atau salah satunya. Kebijakan dengan mengubah-ubah penetapan pajak atau
kebijakan fiskal dilakukan karena adanya keinginan pemerintah untuk
mengubah pendapatan pemerintah yang bersumber dari wajib pajak, yang
nntinya digunakan untuk mengubah kemampuan pemerintah dalam mendanai
programnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau kesejahteraan
masyarakat. Kebijakan moneter dengan mengubah-ubah jumlah uang beredar
atau suku bunga uang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
melalui peningkatan investasi dan produksi sehingga peningkatan ekonomi
dan diwujudkan. Oleh karena itu, kedua kebijakan ini sangat penting dalam
mempertahankan stabilitas ekonomi dan bahkan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi suatu negara.

a. Definisi Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka
mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip
dengan kebijakan moneter mengatur jumlah uang yang beredar, namun
kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja
pemerintah (Astuti, 2019). Pada umumnya pemerintah akan berusaha
menentukan target belanja negara, kemudian menentukan tingkat
pendapatanya paling tidak dapat menutup seluruh anggaran belanja yang telah
ditetapkan tersebut. Adapun pengeluaran pemerintah itu dapat dibedakan
menjadi pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa (exhaustive
expenditure), dan pengeluaran transfer (transfer expenditure) seperti subsidi,
bantuan bencana alam dan sebagainya. Kebijakan fiskal sangat berhubungan
dengan pemasukan atau pendapatan negara, diantara pendapatan negara
anatar lain misalnya, bea cukai, devisa negara, pwriwisata, pajak penghasilan,
pajak bumi dan bangunan, impor dan lain-lain.

4
Sedangkan untuk pengeluaran negara misalnya, belanja persenjataan
pesawat, proyek pemerintah, pembangunan sarana prasarana umum, atau
program lainya yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan
fiskal mempunyai beberapa tujuan, antara lain meningkatkan investasi,
meningkatkan kesempatan kerja, memelihara stabilitasi ekonomi internal
(dalam negeri) dan eksternal (luar negeri), serta mengendalikan tingkat
inflasi. Untuk mewujudkan tujuan kebjakan fiskal, pemerintah menggunakan
alat-alat kebijakan fiskal antara lain pajak, pinjaman public, dan subsidi.
Kegiatan ekonomi dengan pemerintah adalah rumah tangga menyetorkan
sejumlah uang sebagai pajak dan menerima penerimaan berupa gaji bunga,
penghasilan non balas jasa, dll. Sedangkan dengan dunia internasional adalah
rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Pada sektor perusahaan, kegiatan ekonomi memiliki
hubungan dengan rumah tangga yaitu perusahaan menghasilkan produk
produk berupa barang dan jasa yang di konsumsi oleh masyarakat dan
memberikan penghasilan dan keuntungan kepada rumah tangga berupa gaji,
deviden, sewa, upah, bunga. Sedangkan hubungan dengan pemerintah,
perusahaan akan membayar pajak kepada pemerintah dan menjual produk dan
jasa kepada pemerintah. Sedangkan hubungan dengan dunia internasional,
perusahaan melakukan impor atas produk barang maupun jasa dari luar
negeri. Keberhasilan perekonomian suatu negara biasanya di ukur dari
beberapa faktor, antara lain Produk Domestik Bruto (PDB), yaitu nilai barang
dan jasa yang di prodksi oleh suatu negara dalam setahun.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika
mengubah tariff pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika
pajak di turunkan maka kemapuan daya beli masyarakat akan meningkat dan
industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan
pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menrunkan output industri
secara umum.
Kebijakan anggaran/ politik anggaran:

5
1. Anggaran Defisit (Defist Budget)/ Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran Defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi
stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik digunakan
jika keadaan ekonomi sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (surplus budget)/ Kebijakan Fiskal
Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya
politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian
pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating)
untuk menurunkan tekanan permintaan.

Tujuan kebijakan fiskal adalah:

 Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu tujuan utama kebijakan fiskal adalah untuk
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Ketika
ekonomi berkembang dengan cepat, bisnis dan individu
cenderung mengalami peningkatan pendapatan. Ini pasti
meningkatkan kesejahteraan negara secara keseluruhan.
Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, antara lain dengan
menurunkan pajak. Ketika pajak dikurangi, konsumen akan
memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan, yang
menghasilkan peningkatan investasi dan pendapatan bisnis,
yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan
pemerintah juga dapat melakukan peningkatan pengeluaran
pemerintah. Karena pertumbuhan ekonomi dapat didorong oleh
peningkatan pengeluaran pemerintah.

6
 Pekerjaan
Tingkat pekerjaan yang tinggi juga merupakan tujuan umum
kebijakan fiskal. Mengurangi pajak adalah salah satu cara
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan ekspansi bisnis.
Tindakan ini juga dapat meningkatkan perekrutan dan jumlah
pekerjaan.
 Stabilitasi Ekonomi
Selain itu, tujuan lain dari kebijakan fiskal adalah untuk
memastikan stabilitas ekonomi dengan mengatasi perubahan
yang sering terjadi dalam ekonomi global, yang sering disebut
ekspansi (perkembangan cepat) dan perlambatan (penurunan).
Ini dapat dicapai oleh pemerintah dengan mengontrol
pertumbuhan ekonomi yang berlebihan, yang dapat
menyebabkan inflasi tinggi, dengan meningkatkan pengeluaran
dan mengurangi pajak. Saat ekonomi tumbuh terlalu cepat,
pemerintah juga dapat meningkatkan pajak dan mengurangi
pengeluaran.

b. Definisi Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dimaksudkan untuk
meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah-ubah jumlah
uang yang beredar dan atau mengubah permintaan akan uang (Suparmoko,
n.d.). Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai
pekerja penh atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga
pinjaman, kapasitas untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam
usaha terakhir melalui persetujuan negosiasi dengan pemerintah lain.
sebenarnya secara garis besar kebijakan moneter dibedakan menjadi dua
yaitu kebijakan uang ketat (tight money policy) dan kebijakan uang
longgar (easy money policy). Kebijakan uang ketat adalah kebijakan yang

7
dimaksud untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, sedangkan
kebijakan uang longgar adalah kebijakan yang dengan mudah dapat
memberikan kredit perbankan guna memperbanyak jumlah uang beredar.
Pada umumnya dikenal adanya 3 instrumen kebijakan moneter, yaitu
kebijakan pasar terbuka (open market operation), kebijakan suku bunga
diskonto (rediscount policy), dan kebijakan deking atau cadangan bank
sentral (reserve requirement). Ada satu kebijakan lagi yang di sebut
dengan kebijakan himbauan (persuasion policy) yaitu pemerintah
menghimbau masyarakat untuk lebih banyak berhemat dan menabung,
khususnya pada masa terjadi inflasi berat, atau masyarakat dihimbau untuk
meningkatkan konsumsi mereka pada saat perekonomian mengalami
deflasi.
Dengan kata lain, kebijakan moneter adalah proses dimana pemerintah,
bank sentral dan otoritas moneter suatu negara control suplai uang,
ketersediaan uang dan biaya uang atau suku bunga untuk mencapai
menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan stabilitasi ekonomi.

Jenis-jenis kebijakan moneter:

1. Inflasi penargetan
Berdasarkan pendekatan kebijakan target adalah untuk
menjaga inflasi, di bawah sebuah definisi tertentu seperti indeks
harga konsumen, dalam kisaran yang diinginkan. Target inflasi ini
dicapai melalui penyesuaian berkala kepada bank sentral suku
bunga target. Tingkat bnga yang digunakan adalah umumnya
tingkat antar bank dimana bank meminjamkan kepada satu sama
lain semalam untuk keperluan arus kas. Tergantung pada negara
ini tingkat bunga tertentu yang bisa disebut uang bunga atau
sesuatu yang serupa. Penargetan iflasi pendekatan untuk
pendekatan kebijakan moneter ini dipelopori selandia baru. Hal ini
data digunakan di Australia, brazil, kanada chile, Colombia.
Republic ceko, selandia baru, nowergia, islandia, dan Filipina.

8
2. Harga Penargetan Tingkat
Harga penargetan tingkat mirip dengan inflation targeting
kecuali bahwa CPI dalam satu tahun atas atau di bawah target
tingkat harga jangka panjang adalah offset pada tahun-tahun
berikutnya sehingga tingkat harga yang di targetkan tercapai dari
waktu ke watu, misalnya lima tahun, memberikan kepastian lebih
lanjut tentag masa depan kenaikan harga konsumen. Dalam inflasi
targeting apa yang terjadi pada tahun-tahun terakhr segera tidak
diperhitungkan atau disesuaika dalam tahun berjalan dan masa
depan.
3. Agregat moneter
Pada tahun 1980-an, beberapa negara menggunakan
pendekatan yang didasarkan pada pertumbuhan konstan dalam
jumlah uang beredar. Pendekatan ini disaring pada pertumbuhan
konstan dalam jumlah uang beredar. Pendekatan ini disaring untuk
memasukkan kelas yang berbeda dari uang kredit. Sementara
kebijakan yang paling moneter berfokus pada sinyal harga satu
bentuk atau lain, pendekatan ini difokuskan pada jumlah moneter.
4. Nilai Tukar Tetap
Kebijakan ini didasarkan pada mempertahankan nilai tukar
tetap dengan mata uang asing. Ada berbagai tingkat nilai tukar
tetap, yang dapat peringkat dalam kaitanya dengan cara kaku kurs
tetap adalah dengan bangsa jangkar. Di bwah sistem nilai uang
tukar tetap dikelola oleh suatu dewan mata uang setiap unit mata
uang lokal harus didukung oleh unit mata uang asing ( mengoreksi
nilai tukar). Hal ini memastikan bahwa basis moneter lokal tidak
akan mengembang tanpa didukung oleh mata uang kertas dan
menghilangkan segala kekhawatiran tentang berjalan di mata uang
lokal dengan mereka yang ingin mengkonversi mata uang lokal ke
mata uang (jangkar) keras. Kebijakan ini sering turun tahta
kebijakan moneter dengan otoritas moneter asing atau pemerintah

9
sebagai kebijakan moneter di negara mengelompokkan harus
menyelaraskan dengan kebijakan moneter dalam jangkar bangsa
untuk mempertahankan nilai tukar.
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyaraat diatur
dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan mineter Ekspansif/ Monetary Expansive Policy adalah
suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang
beredar.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif/Monetary Contractive Policy
adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang
yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy).

c. Komponen-Komponen Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal juga dapat diartikan sebagai kebijakan pemerintah


yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran negara. Dengan kata lain
kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah
dalam upayanya mendapat anggaran dan kebijaksanaan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam membelanjakan anggranya tersebut untuk melaksanakan
pembangunan. Dalam kebijakan fiskal terdapat komponen-komponen yang
terdapat di dalam kebijakan tersebut. Secara umum,fiscalpolicy memiliki 4
komponen utama yang terdiri dari kebijakan perpajakan,pengeluaran,investasi
dan pengelolaan utang (Safuridar, 2018). Berikut penjelasan empat komponen
tersebut

1. Kebijakan Perpajakan
Kebijakan perpajakan merupakan salah satu kebijakan yang
diberlakukan dalam penentuan fiscalpolicy. Pajak merupakan salah satu
sumber pendapatan pemerintaha yang terbesar baik dari dari pajak
langsung maupun pajak tidak langsung penetapan kebijakan ini bertujuan

10
menjaga pajak progresif melalui keputusan pemberlakuan pajak.
Menaikkan tarif pajak dapat mengurangi daya beli masyarakat terdapat
barang/jasa dan berimbas pada penurunan produksi dan investasi.
Sebaliknya, jika tariff pajak diturunkan maka masyarakat memiliki
kesempatan untuk membelanjakan uangnya untuk meningkatkan inflasi.
2. Kebijakan Pengeluaran
Kebijakan yang berkaitan dengan pendapatan dan pengeluaran.modal
dalam negara diatur dalam kebijakan pengeluaran. Pengeluaran modal
dilakukan untuk berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan dan
sebagainya serta membayar kewajiban negara beserta bunga internal
maupun eskternalnya. Anggaran pemerintah sangat penting untuk
mewujudkan pengeluaran pemerintah yang efektif dalam suatu negara. Hal
ini bisa digunakan sebagai pelunasan terhadap pembiayaan deficit dalam
mengisi kesenjangan antara pendapatan dan belanja.
3. Kebijakan Investasi dan Disinvestasi
Agar pertumbuhan ekonomi berada dalam keseimbangan maka
optimalisasi investasi harus ditingkatkan. Pada beberapa tahun
kebelakang ini, arus modal internasional semakin meningkatkan dan
memberikan dampak yang cukup besar. Melalui arus modal internasional
ekonomi domestic dapat diintegrasikan secara baik dengan ekonomi
global.
4. Pengelolaan Utang atau Surplus
Apabila pendapatan yang diterima oleh pemerintah lebih besar
daripada anggaran yang dihabiskan maka negara tersebut mengalami
surplus. Namun jika terjadi kondisi sebaliknya maka negara tersebut
mengalami deficit atau kerugian. Pembiayaan terhadap difisit atau
kerugian dilakukan dengan melakukan pinjaman dari pihak asing atau
dengan mencetak uang.

11
d. Instrumen Kebijakan Moneter
Pohan (2008:38) menyatakan didalam pelakanaan kebijakan moneter,
bank sentral biasanya menggunakan beberapa piranti sebagai instrument
dalam mencapai sasaran. Diantara instrument itu adalah cadangan wajib
minimum (reserve requirement), operasi pasar terbuka (open market
operation), fasilitas diskonto (discount policy), dan imbauan (moral suasion).
Ditambhakan oleh syukuri (2010) kebijakan moneter dalam perekonomian
modern dilakukan melalui berbagai instrument, yaitu operasi pasar terbuka
(open market operation), penentuan tingkat bunga, ataupun penentuan
besarnya cadangan wajib dalam sektor perbankan. Kebijakan moneter dapat
menggunakan instrument baik langsung maupun tidak langsung. Instrument
langsung adalah innstrumen pengendalian moneter yang dapat secara
langsung mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank
sentral. Adapaun intrumen tidak langsung adalah instrument pengendalian
moneter yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi secara yang
diinginkan oleh bank sentral. Pada umunya instrument langsung digunakan
oleh negara-negara yang sedang berkembang sedangkan instrument tidak
langsung digunakan oleh negara-negara maju. Dalam proses perkembangan
tersebut, instrument kebijakan moneter yang digunakan juga berkembang
kearah yang lebih berdasar pada mekanisme pasar (marked based), yaitu
instrument tidak langsung, sejalan dengan berkembangnya pasar-pasar
keuangan dinegara tersebut.

 Instrument Langsung
1. Penetapan Suku Bunga
Penetapan suku bnga merupakan instrument langsung bank
sentral berupa penetapan tingkat suku bunga baik untuk pinjaman
mapun simpanan di dalam sistem perbankan. Rancangan penetapan
suku bunga dapat meliputi suku bunga tetap atau kisaran (spreads)
antara suku bunga pinjaman dan simpanan. Keefektifan instrument
langsung ini terletak pada kredibilitas sistem penegaakan dan

12
pengawasannya. Dengan semakin berkembang dan terintegrasinya
pasar keuangan domestic dengan pasar keuangan internasional serta
semakin berkembangnya produk-produk perbankan, perbankan dan
pelaku ekonomi memiliki alternative untuk menghindari kebijakan
peentapan suku bunga itu.
2. Instrument Lain
Terdapat pula beberapa instrument langsung yang pada masa lalu (di
Indonesia khususnya)pernah digunakan untuk mengendalikan uang
beredar atau money supply. Instrument-instrumen tersebut antara lain:
a) Pengguntingan Uang
Instrument ini merupakan instrument langsung yang
ditunjukan untuk mengurangi uang beredar. Instrumen ini
pernah digunakan di Indonesia pada tahun 1950 yang terkenal
dengan nama “Gunting Sjafruddi”. Dengan pengguntingan
uang, nilai pecahan uang yang terkena peraturan ini berkurang
seumlah presentase tertentu (misalnya tinggal 50%)
sedangkan sisanya diganti dengan surat berharga pemerintah
jangka panjang. Dari pengguntingan uang ini uang beredar
berkurang langsung secara besar presentase yang diganti
dengan surat berharga.
b) Pembersih Uang (money purge)
Instrument ini serupa tetapi tidak sama dengan
pengguntingan uang. Dengan pembersihan uang, nilai uang
diturunkan dengan presentase tertentu tanpa ada penggantian
untuk jumlah yang diturunkan tersebut. Penurunan nilai mata
uang ini dapat bervariasi. Indonesia pernah menurunkan
menjadi 10% pada tahun 1959, menjadi 3% pada tahun 946
(satu rupiah jepang menjadi tiga sen uang NICA), menjadi 1%
pada tahun 1949 (100 rupiah jepang menjadi satu rupiah ORI),
menjadi 0,1% pada tahun 1965% (1000 rupiah menjdi satu

13
rupiah). Efek pembersihan uang sama dengan pengguntingan
uang, yaitu sama penurunan jumlah uang beredar.
c) Penetetapan Uang Muka Impor
Ketetapan ini berlaku bagi para importer yang akan
melakukan transaksi pembelian dari luar negeri. Dengan
ketetapan ini para importer diwajibkan untuk membayar
sejumlah presentase tertentu sebagai uang muka untuk
engimpor barang yang mereka perlukan dari luar negeri. Oleh
karena itu importer harus menyerahkan uang muka lebih
dahulu, uang beredar dapat dikendalikan dari sisi impor oleh
bank sentral melalui instrument ini dengan menetapkan
presentase uang muka yang harus dibayarkan oleh importer.
 Instrument Tidak Langsung
1. Operasi Pasar Terbuka (open market operation) dengan operasi
terbuka, bank sentral dapat memengaruhi sasaran operasionalnya,
yaitu suku bunga atau jumlah uang beredar secara lebih efektif karena
sinyal arah kebijakan moneter dapat disampaikan melalui pasar terbua
yang pelaksanaanya dapat dilakukan secra terbuka dan pembentukan
suku bunganya ditentukan berdasarkan mekanisme pasar. Operasi
pasar terbuka dapat juga dilakukan atas dasar inisiatif bank sentral
dengan frekuensi dan kuantitas sesuai dengan yang diinginkan.
Operasi pasar terbuka berbentuk kegiatan jual beli surat berharga
(Sertifikat Bank Indonesia dan Surat Berharga Pasar Uang) oleh bank
sentral di pasar primer meupun pasar sekunder melalui mekanisme
lelang atau nonlelang.
2. Fasilitis Diskonto (discount policy)
Fasilitas diskonto adalah fasilitas kredit atau simpanan yang diberikan
oleh Bank Sentral kepada bank-bank dengan jaminan surat berharga
dan tingkat diskonto yang ditetapkan oleh bank sentral sesuai dengan
arah kebijakan moneter. Tinggi rendahnya tingkat diskonto akan
memengaruhi permintaan kredit dari bank. Dalam hal bank sentral

14
menginginkan terjadinya kenaikan suku bunga diskonto ada diatas
suku bunga pasar uang atau dibawa suku bunga pasar uang. Atau
dibawah suku bunga pasar uang. Jika bank sentral ingin menaikkan
suku bunga kredit, bank sentral akan menaikkan suku bunga diskonto
atau sebaliknya. Instrument ini berguna sebagai katup pengaman
dalam menjaga stabilitas di pasar uag, sehingga bank-bank diharapkan
untuk tidak sering menggunakan fasilitas ini. Pinjaman diatas suku
bunga intervensi bank sentral atau berupa simanan dengan suku bunga
dibawah pasar sehingga suku bunga diskonto menjadi patokan suku
bunga pinjaman tertinggi atau suku bunga simpanan terendah.
3. Cadangan Wajib Minimum (reserve requirement)
Cadangan wajib minimum adalah jumlah alat liquid minimum
yang wajib dipelihara oleh bank. Cadangan ini dikelompokan menjadi
2 yaitu cadangan primer dan cadangan sekunder.
a. Cadangan primer
Cadangan primer yang dikenala juga dapat reserve
requirement adalah instrument tidak langsung yang
merupakan ketentuan bank sentral yang mewajbkan
bank-bank memelihara sejumlah alat liquid sebesar
presentase tertentu dari kewajiban lancarnya.alat likuid
tersebut berupa uang kas dan rekening giro di bank
sentral.
b. Cadangan sekunder
Cadangan seknder merupakan fasilitas kredit
yangdiberikan oleh bank sentral kepada bank-bank
dengan jaminan surat-surat berharga dan tingkat
diskonto yang ditetapkan oleh bank sentral sesuai
dengan arah kebijakan moneter.
4. Imbuan (moral suasion)
Selain instrument diatas, bank sentral juga dapat melakukan
imbauan kepada bank-bank untuk melakukan keijakan tertentu.

15
Imbauan in bersifat tidak mengikat tetapi sebagai lembaga yang
kredibel imbauan bank sentral biasanya memiliki dampak yang cukup
efektif dalam kebijakan moneter.

B. Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Perekonomian


Negara dan Dunia.
Perekonomian suatu negara dan dunia pada umumnya sangat
dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Kebijakan
pemerintah memiliki peran sentral dalam membentuk dan mengelola aspek-
aspek kunci ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, stabilitas
keuangan, dan perdagangan internasional. Oleh karena itu, memahami
dampak kebijakan pemerintah terhadap perekonomian negara dan dunia
adalah hal yang sangat penting. Semua ini membutuhkan pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana kebijakan pemerintah berdampak pada
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas, serta bagaimana kebijakan tersebut
dapat disesuaikan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

1. Inflasi dan Hyperinflasi

a. Inflasi
Kebijakan pemerintah dapat memiliki dampak yang signifikan
terhadap tingkat inflasi dalam suatu negara. Inflasi adalah kenaikan
umum dan berkelanjutan dalam harga-harga barang dan jasa dalam
suatu perekonomian. Dampak kebijakan pemerintah terhadap inflasi
dapat bervariasi tergantung pada jenis kebijakan yang diterapkan. Di
Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab untuk
menghitung inflasi. BPS melakukan survei untuk mengumpulkan data
harga berbagai barang dan layanan yang mencerminkan pengeluaran
konsumen. Data ini kemudian digunakan untuk mengukur tingkat
inflasi dengan membandingkan harga saat ini dengan harga pada
periode sebelumnya.

16
Terjadinya Inflasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor berikut
ini :

1) Tekanan dari sisi penawaran (Cost Push Inflation) :


terjadi ketika inflasi muncul akibat tekanan dari sisi
penawaran atau naiknya biaya produksi. Beberapa
penyebabnya termasuk :
a) Depresiasi mata uang : Apabila nilai mata uang
suatu negara merosot terhadap mata uang asing,
harga produk impor akan meningkat, yang
mengakibatkan biaya produksi naik dan akhirnya
memicu inflasi.
b) Dampak inflasi global : Inflasi di negara-negara
mitra dagang atau di pasar global bisa
memengaruhi harga-harga impor, yang
berdampak pada naiknya biaya produksi dalam
negeri.
c) Kenaikan harga barang yang diatur Pemerintah :
Jika pemerintah mengatur harga komoditas
penting, kenaikan harga tersebut dapat
mengakibatkan peningkatan biaya produksi
secara keseluruhan.
d) Gangguan pasokan (Negative Supply Shocks) :
Bencana alam atau masalah dalam distribusi
barang dan jasa dapat mengurangi penawaran,
yang berpotensi meningkatkan harga.
2) Tekanan dari sisi permintaan (Demand Full Inflation) :
inflasi ini terjadi ketika tekanan berasal dari sisi
permintaan, yaitu ketika permintaan akan barang dan
jasa melebihi ketersediaannya. Dalam konteks
makroekonomi, hal ini dapat dilihat dari produski riil

17
yang melebihi kapasitas potensial atau permintaan total
yang melebihi kapasitas ekonomi, yang bisa mendorong
kenaikan harga.
3) Ekspektasi inflasi : dipengaruhi oleh persepsi dan
harapan masyarakat serta pelaku ekonomi terkait tingkat
inflasi di masa depan. Ada dua jenis ekspektasi inflasi :
a) Ekspektasi inflasi adaptif : ekspektasi inflasi
yang didasarkan pada pengalaman masa lalu atau
data historis.
b) Ekspektasi inflasi berorientasi ke depan
(Forward Looking) : ekspektasi inflasi yang
berdasarkan analisis dan proyeksi faktor-faktor
ekonomi serta kebijakan yang mungkin
memengaruhi inflasi di masa depan.

Dampak kebijakan pemerintah terhadap inflasi dapat bervariasi


tergantung pada jenis kebijakan yang diterapkan.

1) Kebijakan Moneter
- Tingkat suku bunga
Ketika pemerintah mengubah tingkat suku bunga
melalui bank sentral, ini dapat mempengaruhi inflasi.
Menurunkan suku bunga dapat merangsang belanja
dan investasi, yang dapat meningkatkan permintaan
agregat dan mendorong inflasi. Sebaliknya,
menaikkan suku bunga dapat mengurangi belanja
dan investasi, menurunkan permintaan agregat, dan
meredakan inflasi.
- Kebijakan uang kertas
Meningkatkan jumlah uang beredar dalam
perekonomian dapat memicu inflasi jika
pertumbuhan uang lebih cepat daripada pertumbuhan

18
ekonomi riil. Pemerintah dan bank sentral harus
menjaga keseimbangan yang tepat dalam
pertumbuhan uang untuk menghindari inflasi yang
tidak diinginkan.
2) Kebijakan Fiskal
- Belanja pemerintah
Jika pemerintah meningkatkan pengeluaran publik
secara besarbesaran, ini dapat meningkatkan
permintaan agregat dan mendorong inflasi jika
kapasitas produksi ekonomi tidak dapat
mengimbangi peningkatan permintaan.
- Kebijakan pajak
Mengubah tarif pajak dapat mempengaruhi daya beli
masyarakat. Pajak yang lebih rendah dapat
meningkatkan pengeluaran konsumen dan
mendorong inflasi jika kapasitas produksi terbatas.
3) Kebijakan Regulasi
- Regulasi harga
Pengaturan harga oleh pemerintah dapat
menghambat mekanisme pasar dan menciptakan
ketidakseimbangan antara penawaran dan
permintaan, yang dapat menyebabkan inflasi jika
harga ditetapkan di atas harga pasar.
- Regulasi sektor-spesifik
Kebijakan yang mengatur sektor tertentu, seperti
energi atau transportasi, dapat mempengaruhi biaya
produksi dan akhirnya harga barang dan jasa dalam
sektor tersebut meningkat.
4) Kebijakan Perdagangan
Perubahan dalam kebijakan perdagangan internasional,
seperti tarif dan kuota impor, dapat mempengaruhi harga

19
barang impor dan ekspor. Hal ini dapat berdampak pada
inflasi dalam negeri.

b. Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah kondisi di mana inflasi sulit untuk
dikendalikan. Ini akan menyebabkan lonjakan tiba-tiba dalam harga
barang di negara tersebut, menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Selain
itu, hiperinflasi juga mendorong masyarakat untuk menimbun barang-
barang karena mereka khawatir nilai mata uang akan terus merosot
dengan cepat. Negara yang mengalami hiperinflasi akan mengalami
depresiasi mata uang yang drastis, mengakibatkan tabungan di bank
kehilangan nilai dan membuat investasi di negara tersebut menjadi tidak
berharga.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan suatu negara


mengalami hiperinflasi. Berikut adalah penyebab-penyebab
hiperinflasi :

1) Pencetakan uang berlebihan untuk mengatasi defisit anggaran


negara : setiap negara membutuhkan anggaran untuk pembangunan,
yang dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti pajak, uatng luar
negeri, dan mencetak uang. Namun, jika suatu negara mencetak
uang dalam jumlah yang sangat besar, melebihi ketersediaan barang
dan jasa di negara tersebut, maka nilai mata uang negara akan
mengalami penurunan dan menyebabkan inflasi.
2) Kondisi sosial politik yang tidak stabil : konflik internal dan
ketidakstabilan di bidang sosial politik dapat menganggu ekonomi
suatu negara. Hal ini bisa mendorong terjadinya hiperinflasi.
Konflik internal ini bisa bermula dari berbagai faktor, termasuk
ketegangan antara masyarakat dan pemerintah. Dampaknya dapat
melibatkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum. Jika konflik

20
ini berlarut-larut, hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi
negara tersebut.
3) Terjadinya perang : perang di suatu negara dapat berdampak besar
pada kondisi ekonomi. Negara yang sedang berperang biasanya
akan mengabaikan aspek ekonomi dan produksi, karena fokusnya
terarah pada konflik tersebut. Selain itu, biaya perang yang besar
dapat merusak produktivitas sektor riil dan berdampak pada
pendapatan nasional negara tersebut.
Hyperinflasi juga tingkat inflasi yang sangat tinggi, sering
melebihi 50% per bulan. Ini dapat merusak perekonomian negara dan
dunia dengan cara berikut:

1) Penghancuran Nilai Mata Uang: Hyperinflasi mengakibatkan


penurunan nilai mata uang secara drastis. Orang kehilangan
kepercayaan pada mata uang lokal, yang mengganggu perdagangan
dan investasi.
2) Ketidakstabilan Sosial: Hyperinflasi dapat menyebabkan
ketidakstabilan sosial karena hilangnya daya beli masyarakat,
pengangguran, dan ketidakpastian ekonomi.
3) Kehancuran Tabungan dan Investasi: Nilai aset finansial seperti
tabungan dan investasi hancur, merugikan orang-orang yang
mengandalkan mereka untuk masa depan mereka.
4) Gangguan Ekonomi Global: Ketika negara besar mengalami
hyperinflasi, itu dapat memiliki efek domino pada perekonomian
global. Pasar internasional terganggu, dan inflasi dapat menyebar
ke negara-negara lain.

2. Kesejahteraan
Tujuan utama dari kebijakan ekonomi adalah untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mengurangi kemiskinan, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi negara berkembang seperti
Indonesia, ekonomi merupakan aspek yang sangat penting karena

21
bagaimana pengelolaan perekonomian suatu negara akan menjadi tolak
ukur kesejahteraan masyarakatnya. Semakin tinggi taraf ekonomi suatu
wilayah akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya pula.
Pemanfaatan potensi daerah sekitar merupakan cara untuk menaikkan taraf
ekonomi suatu wilayah.

Kesejahteraan adalah kondisi umum kesejahteraan fisik, ekonomi,


dan sosial masyarakat. Kebijakan pemerintah dapat memiliki dampak
signifikan terhadap kesejahteraan individu dan kelompok dalam
masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional. Berikut
beberapa dampak kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan:

a. Pengaruh Fiskal: Kebijakan fiskal seperti perubahan tarif pajak,


subsidi, dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi pendapatan
dan konsumsi masyarakat. Pajak yang lebih rendah dapat
meningkatkan pendapatan yang tersedia bagi individu dan perusahaan,
mendorong investasi dan konsumsi. Di sisi lain, peningkatan pajak
atau pemangkasan pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi
kesejahteraan jika tidak dikelola dengan baik.
b. Moneter dan Suku Bunga: Kebijakan moneter, seperti penentuan suku
bunga oleh bank sentral, dapat mempengaruhi tingkat investasi dan
konsumsi. Suku bunga yang rendah dapat mendorong pinjaman dan
investasi, sementara suku bunga yang tinggi dapat memperlambat
pertumbuhan ekonomi.
c. Regulasi dan Kebijakan Perdagangan: Kebijakan perdagangan, seperti
tarif dan hambatan perdagangan lainnya, dapat mempengaruhi sektor
ekonomi tertentu dan mungkin menguntungkan atau merugikan
produsen dan konsumen. Regulasi yang tepat dapat membantu
mendorong pertumbuhan sektor-sektor tertentu dan menciptakan
lapangan kerja, sementara regulasi yang berlebihan dapat membatasi
pertumbuhan ekonomi.

22
d. Kebijakan Ketenagakerjaan: Kebijakan yang terkait dengan pasar
tenaga kerja, seperti upah minimum, perlindungan pekerja, dan
pelatihan, dapat memengaruhi pendapatan dan keamanan pekerja.
Kebijakan yang mendukung peluang kerja yang lebih baik dan
pelatihan yang efektif dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja.
e. Kebijakan Keuangan Publik: Kebijakan yang mengatur pengeluaran
dan utang pemerintah dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi jangka
panjang. Utang publik yang berlebihan dapat mengakibatkan beban
bunga yang tinggi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
f. Dampak Global: Keputusan kebijakan dalam satu negara dapat
memiliki dampak yang signifikan pada ekonomi dunia, terutama dalam
era globalisasi. Contohnya adalah kebijakan perdagangan yang
proteksionis atau perubahan besar dalam tingkat suku bunga dapat
mempengaruhi mata uang dan perdagangan internasional.
g. Perlindungan Lingkungan: Kebijakan lingkungan yang baik dapat
menciptakan peluang ekonomi baru dalam sektor-sektor seperti energi
terbarukan dan teknologi ramah lingkungan, yang pada gilirannya
dapat menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

3. Pengangguran
Tingkat inflasi yang tinggi tidak akan mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional. Kenaikan biaya yang lebih lanjut akan membuat
kegiatan produksi menjadi tidak menguntungkan. Akibatnya, pemilik
modal seringkali lebih memilih untuk menggunakan uang mereka untuk
tujuan spekulatif, seperti membeli aset fisik seperti properti. Ini
mengurangi investasi yang produktif dan mengurangi aktivitas ekonomi
secara keseluruhan. Dampaknya, tingkat pengangguran juga akan
meningkat.
Pengangguran adalah salah satu dampak yang mungkin terjadi
akibat kebijakan pemerintah terhadap perekonomian negara dan dunia.

23
Dampak ini terutama berkaitan dengan kebijakan makroekonomi, seperti
kebijakan moneter, fiskal, dan perdagangan. Pengangguran dapat menjadi
masalah serius karena dapat mengakibatkan penurunan pendapatan,
mengganggu stabilitas sosial, dan menghambat pertumbuhan ekonomi
jangka panjang. Oleh karena itu, pemerintah sering kali berusaha untuk
mencapai keseimbangan yang tepat antara berbagai kebijakan untuk
menjaga tingkat pengangguran yang wajar dan stabil dalam perekonomian
negara dan dunia.
Berikut adalah beberapa cara bagaimana kebijakan pemerintah
dapat memengaruhi tingkat pengangguran:
a. Kebijakan Moneter:
Ketika bank sentral mengubah suku bunga, hal ini dapat berdampak
pada aktivitas ekonomi. Menurunkan suku bunga dapat mendorong
pinjaman dan investasi perusahaan, yang dapat menciptakan lapangan
kerja baru. Sebaliknya, menaikkan suku bunga dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi dan mengakibatkan pengurangan lapangan
kerja
b. Kebijakan Fiskal:
Kebijakan pengeluaran dan pendapatan pemerintah juga memainkan
peran dalam tingkat pengangguran. Defisit anggaran yang tinggi
(pengeluaran melebihi pendapatan) dapat menciptakan stimulus
ekonomi sementara yang mungkin menciptakan lapangan kerja
tambahan. Namun, kebijakan fiskal yang tidak seimbang atau boros
juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan mengakibatkan inflasi.
c. Kebijakan Perdagangan:
Kebijakan perdagangan internasional yang tidak tepat dapat
memengaruhi sektor-sektor tertentu dalam perekonomian, yang dapat
berdampak pada tingkat pengangguran. Misalnya, impor yang tinggi
dari luar negeri dapat merugikan industri lokal dan menyebabkan
penurunan lapangan kerja
d. Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan:

24
Kebijakan pemerintah yang mendukung pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja dapat meningkatkan keterampilan pekerja dan membuat
mereka lebih siap untuk pekerjaan yang tersedia, mengurangi tingkat
pengangguran struktural
e. Kebijakan Ketenagakerjaan:
Regulasi tenaga kerja, seperti hukum ketenagakerjaan dan upah
minimum, juga dapat memengaruhi tingkat pengangguran. Regulasi
yang terlalu ketat atau biaya tenaga kerja yang tinggi dapat membuat
perusahaan enggan merekrut lebih banyak karyawan.
f. Kebijakan Ekonomi Makro:
Kebijakan makroekonomi yang bijak, seperti stimulus selama resesi
atau kebijakan pengendalian inflasi, dapat mempengaruhi tingkat
pengangguran secara signifikan.

4. Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah perlu mempertimbangkan dampak jangka pendek dan
jangka panjang dari kebijakan-kebijakan ini terhadap pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas. Kebijakan yang bijak dan seimbang dapat
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menciptakan
lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun,
kebijakan yang tidak tepat atau ekstrem dapat memiliki dampak negatif
yang signifikan terhadap perekonomian negara dan, dalam beberapa kasus,
berdampak pada ekonomi global.

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan berkelanjutan dalam


nilai produk domestik bruto (PDB) suatu negara dari waktu ke waktu.
Kebijakan pemerintah memiliki peran penting dalam memengaruhi
pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Secara umum, kontribusi hukum dalam pertumbuhan pembangunan
ekonomi nasional Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

25
a. Sebagai Alat Pengendalian Sosial : Hukum berfungsi sebagai alat
pengendalian sosial yang dapat membentuk perilaku masyarakat. Ini
terjadi karena hukum menciptakan aturan yang harus diikuti oleh
individu dan kelompok dalam masyarakat. Aturan hukum ini
membantu dalam mencapai ketertiban dan keadilan dalam kehidupan
sosial dan ekonomi.
b. Sebagai Alat Pengendalian Pembangunan : Hukum juga digunakan
sebagai alat pengendalian dalam pembangunan ekonomi. Hukum
mengatur peraturan yang berkaitan dengan investasi, perdagangan,
dan bisnis. Ini membantu menciptakan lingkungan yang stabil dan
dapat diandalkan bagi pengusaha dan investor, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
c. Sebagai Sarana Penegak Keadilan : Hukum adalah sarana untuk
menegakkan keadilan dalam masyarakat. Ini berarti bahwa hukum
harus diterapkan secara adil dan setiap individu memiliki hak dan
kewajiban yang harus dihormati. Ini menciptakan lingkungan yang
berkeadilan dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan.
d. Sebagai Sarana Pendidikan Masyarakat : Hukum dapat digunakan
sebagai sarana pendidikan masyarakat. Melalui edukasi hukum,
masyarakat dapat memahami hak-hak dan kewajiban mereka, serta
bagaimana aturan hukum memengaruhi kehidupan mereka. Ini dapat
membantu meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dan
mendorong ketaatan terhadap hukum.
e. Sebagai Sarana Kontrol Pembangunan : Hukum dapat digunakan
sebagai alat kontrol dalam pembangunan ekonomi. Ini berarti hukum
dapat digunakan untuk mengatur pembangunan agar berlangsung
secara tertib dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Hal ini
penting untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang
diinginkan.

26
Berikut adalah penjelasan rinci tentang bagaimana kebijakan pemerintah
memengaruhi pertumbuhan ekonomi:
a. Kebijakan Moneter:
- Suku Bunga:
Bank sentral dapat mengubah suku bunga untuk
memengaruhi pinjaman dan investasi. Menurunkan suku
bunga biasanya mendorong pinjaman dan pengeluaran,
yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya,
menaikkan suku bunga dapat mengendalikan inflasi tetapi
juga dapat memperlambat pertumbuhan.
- Kontrol Suplai Uang:
Bank sentral juga dapat mengendalikan jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian. Menambah suplai uang bisa
memacu aktivitas ekonomi dan pertumbuhan
b. Kebijakan Fiskal:
- Pengeluaran Publik:
Pemerintah dapat mempengaruhi pertumbuhan melalui
tingkat pengeluaran publiknya. Meningkatkan pengeluaran
untuk infrastruktur atau proyek-proyek stimulus dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, mengurangi
pengeluaran dapat mengurangi pertumbuhan.
- Kebijakan Pajak:
Perubahan dalam sistem pajak, seperti pemotongan pajak
atau peningkatan tarif, dapat mempengaruhi insentif bisnis
dan individu untuk berinvestasi dan bekerja
c. Kebijakan Perdagangan:
- Tarif dan Kuota:
Kebijakan perdagangan, seperti pengenaan tarif atau kuota
impor, dapat memengaruhi sektor-sektor ekonomi tertentu.
Kebijakan yang mendukung perdagangan bebas dapat

27
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan
memungkinkan akses pasar yang lebih luas.
d. Kebijakan Regulasi:
- Regulasi Bisnis:
Regulasi yang membatasi atau mempermudah berbisnis
dapat memengaruhi pertumbuhan. Regulasi yang terlalu
berat dapat menghambat investasi, sementara regulasi yang
tepat dapat melindungi konsumen dan mendorong
pertumbuhan sektor-sektor tertentu.
e. Kebijakan Pendukung Ketenagakerjaan:
- Pendidikan dan Pelatihan:
Investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja dapat
meningkatkan produktivitas dan keterampilan tenaga kerja,
yang pada gilirannya mendukung pertumbuhan ekonomi.
f. Kebijakan Ekonomi Makro:
- Stimulus Selama Krisis:
Selama resesi atau krisis ekonomi, pemerintah sering
mengambil langkah-langkah stimulus, seperti program
infrastruktur besarbesaran, untuk merangsang pertumbuhan
dan menciptakan lapangan kerja.
g. Kebijakan Investasi Infrastruktur
- Investasi dalam proyek-proyek infrastruktur besar-besaran,
seperti jalan raya, pelabuhan, dan jaringan transportasi,
dapat memberikan dorongan signifikan kepada
pertumbuhan ekonomi.

28
C. KESIMPULAN
Kebijakan ekonomi pemerintahan adalah serangkaian tindakan,
keputusan, dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah suatu negara
dengan tujuan untuk mempengaruhi kondisi dan kinerja ekonomi negara dan
untuk mencapai berbagai sasaran ekonomi yang diinginkan. Kebijakan fiskal
adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan
dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara
mengubah-ubah jumlah uang yang beredar dan atau mengubah permintaan
akan uang.

Dalam kebijakan fiskal terdapat komponen-komponen yang terdapat


di dalam kebijakan tersebut. Secara umum,fiscalpolicy memiliki 4 komponen
utama yang terdiri dari kebijakan perpajakan,pengeluaran,investasi dan
pengelolaan utang. Sedangkan instrument kebijakan moneter terdiri dari yaitu
instrument tidak langsung, sejalan dengan berkembangnya pasar-pasar
keuangan dinegara tersebut. Instrumen langsung terdiri dari penetapan suku
bunga, pengguntingan uang, pembersihan uang, dan penetapan uang muka
impor. Sedangkan instrumen tidak langsung terdiri dari operasi pasar terbuka,
fasilitas diskonto, cadangan wajib minimun dan imbuan.

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah


negara untuk mencapai tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai
pekerja penh atau lebih sejahtera. Jenis-jenis kebijakan moneter diantaranya
adalah inflasi penargetan, harga penargetan tingkat, agregat moneter, dan nilai
tukar tetap. Selain itu, kebijakan moneter dapat dibagi menjadi dua yaitu
kebijakan montere ekspansif atau monetary expansive policy, dan kebijakan
moneter kontraktif atau monetary contractive policy. Kebijakan moneter dapat
menggunakan instrument baik langsung maupun tidak langsung. Instrument
langsung dapat tediri dari penetapan suku bunga dan instrument lain seperti

29
pengguntingan uang, penetapan uang muka impor dan pembersihan uang.
Sedangkan instrument tidak langsung dapat terdiri dari operasi pasar terbuka,
fasilitas diskonto, cadangan wajib minimum, dan imbauan.

Perekonomian suatu negara dan dunia pada umumnya sangat


dipengaruhi oleh kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Dampak tersebut
diantaranya adalah inflasi dan hiperinflasi, pengangguran, kesejahteraan dan
pertumbuhan ekonomi. Inflasi adalah kenaikan umum dan berkelanjutan
dalam harga-harga barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Faktor
terjadinya inflasi diantaranya adalah tekanan dari sisi penawaran, tekanan dari
sisi permintaan, dan ekspektasi inflasi. Dampak kebijakan pemerintah
terhadap inflasi dapat bervariasi tergantung pada jenis kebijakan yang
diterapkan. Hiperinflasi adalah kondisi di mana inflasi sulit untuk
dikendalikan. Ini akan menyebabkan lonjakan tiba-tiba dalam harga barang di
negara tersebut, menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Hiperinflasi dapat
menghancurkan ekonomi dunia dengan cara penghancuran nilai mata uang,
ketidakstabilan sosial, kehancuran tabungan dan investasi dan gangguan
ekonomi global.

Kesejahteraan adalah kondisi umum kesejahteraan fisik, ekonomi, dan


sosial masyarakat. Kebijakan pemerintah dapat memiliki dampak signifikan
terhadap kesejahteraan individu dan kelompok dalam masyarakat, baik di
tingkat nasional maupun internasional. Beberapa kebijakan pemerintah yang
dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan adalah pengaruh fiskal, moneter dan
suku bunga, regulasi dan kebijakan perdangan, kebijakan ketenagakerjaan,
kebijakan keuangan publik, dampak global, dan perlindungan lingkungan.
Pengangguran adalah salah satu dampak yang mungkin terjadi akibat
kebijakan pemerintah terhadap perekonomian negara dan dunia. Dampak ini
terutama berkaitan dengan kebijakan makroekonomi, seperti kebijakan
moneter, fiskal, dan perdagangan. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
berkelanjutan dalam nilai produk domestik bruto (PDB) suatu negara dari
waktu ke waktu. Secara umum, kontribusi hukum dalam pertumbuhan

30
pembangunan ekonomi nasional Indonesia dapat diuraikan sebagai alat
pengendali sosial, pengendali pembangunan, penegak keadilan, sarana
pendidikan masyarakat dan sarana kontrol pembangunan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 22 Oktober 2020. “Dampak Kebijakan Pemerintah Pada Pertumbuhan


Ekonomi.” Diakses pada 28 September 2023, dari
https://hukum.blog.unisbank.ac.id/dampak-kebijakan-pemerintah-pada-
pertumbuhan-ekonomi/

Alula. 29 November 2022. “Mengenal Hiperinflasi: Penyebab, Dampak & Cara


Mengatasi Hiperinflasi.” Diakses pada 28 September 2023, dari
“https://landx.id/blog/mengenal-hiperinflasi-penyebab-dampak-cara-
mengatasi-hiperinflasi/

Amin, N. (2019). Dampak Kebijakan Fiskal. STIE Syariah Bengkalis, 73-75.

Astuti, S. (2019). INSTRUMEN DAN KOMPONEN KEBIJAKAN FISKAL


ISLAM. Resume Ekonomi Makro.

Dr. M. Suparmoko, M. (1994). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta:


BpfeYogyakarta. Ulva Rahmi, N. M. (2022). Dampak Kebijakan Ekonomi
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Bandung: Widina Bhakti Persada
Bandung.

Indonesia, Bank.2020. “Inflasi.” Diakses pada 28 September 2023, dari


https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx

Kurniawan, P. dan Sri Budhi, M. K. 2015. Pengantar Ekonomi Mikro dan


Makro.Surabaya: Penerbit Andi.

Rahmi, Ulva, dkk. 07 Desember 2022. “DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI


TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT”. Diakses pada 28
September 2023, dari
https://repository.penerbitwidina.com/publications/558643/dampak-
kebijakan-ekonomi-terhadap-kesejahteraan-masyarakat

Safuridar. (2018). Peranan Instrumen Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi di Aceh. Samudra Ekonomika, 2.

Suparmoko. (n.d.). Pengantar Ekonomi Makro.

32
Priyono, Zainudin. Teori Ekonomi. Surabaya: Dharma Ilmu.2012

Zega, Yedin Arianto,dkk. 28 Desember 2022. “ANALISA KEBIJAKAN


PEMERINTAH TERKAIT ANCAMAN PENGANGGURAN PASCA
KENAIKAN INFLASI.” Diakses pada 28 September 2023, dari
https://jmi.rivierapublishing.id/index.php/rp/article/view/108/243

33

Anda mungkin juga menyukai