Anda di halaman 1dari 3

A.

Kebijakan Fiskal

1.Pengertian Kebijakan Fiskal

Setiap negara memiliki APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). APBN menggambarkan
penerimaan dan pengeluaran negara dalam periode waktu tertentu. APBN disusun sebagai pedoman
penerimaan dan pengeluaran negara dalam rangka melaksanakan kegiatan pemerintah. Pada
gilirannya kegiatan pemerintah akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran
masyarakat.

2. Tujuan Kebijakan Fiskal

Seperti telah disinggung pada sub bab di atas, kebijakan fiskal yang ditetapkan pemerintah bertujuan
untuk menjaga kestabilan ekonomi. Lebih lanjut kebijakan tersebut dimaksudkan untuk tetap
mempertahankan laju ekonomi yang layak tanpa adanya pengangguran yang berarti dan
ketidakstabilan tingkat harga-harga umum.

A. Mencegah Pengangguran

Kegagalan dalam mencapai kesempatan kerja penuh (full employment) tidak hanya mengakibatkan
tidak tercapainya pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang optimum. Tingginya tingkat
pengangguran akan meresahkan perorangan maupun masyarakat yang mengalaminya.

B. Stabilitas Harga

Penurunan yang sangat tajam pada tingkat harga umum pasti akan menimbulkan pengangguran. Bila
harga barang-barang sangat murah, sektor usaha swasta akan kehilangan harapan untuk
mendapatkan keuntungan. Akibatnya mudah ditebak, jumlah investasi akan berkurang dan
pengangguran pun akan meningkat.

3. Bentuk-bentuk Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal umumnya dibagi atas tiga kategori.

A. Kebijakan Berkaitan dengan Pembelian/Belanja Pemerintah atas Barang dan Jasa

Pembelian pemerintah atau belanja negara merupakan unsur dalam pendapatan nasional yang
dilambangkan dengan huruf “G”. Termasuk dalam pembelian pemerintah atas barang dan jasa ini
adalah pembelian oleh pemerintah daerah dan pusat. Contoh belanja pemerintah antara lain
meliputi belanja pemerintah untuk bangunan sekolah, gedung pemerintahan, peralatan kemiliteran,
gaji pegawai negeri dan lain sebagainya.

B. Kebijakan yang Menyangkut Perpajakan

Pajak merupakan pendapatan yang paling besar di antara sumber pendapatan negara yang lainnya.
Setiap perusahaan dan rumah tangga konsumen wajib melakukan pembayaran pajak atas beberapa
bahkan seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian terjadinya perubahan tarif pajak yang
berlaku akan berpengaruh pada kondisi perekonomian.

C. Kebijakan yang Menyangkut Pembayaran Transfer

Pembayaran transfer merupakan pengeluaran pemerintah yang bersifat pemindahan/pengalihan


dana pada masyarakat. Contoh pembayaran transfer antara lain kompensasi bagi pengangguran,
tunjangan keamanan sosial, tunjangan pensiun, dan lain-lain. Pembayaran transfer merupakan
bagian dari belanja pemerintah Tetapi sebenarnya pembayaran tansfer tidak masuk dalam
komponen “G” di dalam perhitungan pendapatan nasional.

Dengan demikian, dalam kebijakan fiskal terdapat dua hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah
sebagai berikut.

A. Kebijakan fiskal ekspansioner yaitu kebijakan yang dimaksudkan untuk mendorong kegiatan
ekonomi yang dilakukan pemerintah antara lain dengan memotong pajak dan/atau
menaikkan Pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini dilaksanakan untuk membebaskan
perekonomian dari depresi atau resesi ekonomi.
B. Kebijakan fiskal kontraksioner yaitu kebijakan yang dimaksudkan untuk meredam konsumsi
masyarakat yang dilakukan pemerintah antara lain dengan menaikkan pajak dan/atau
memangkas Pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini dilakukan untuk Membebaskan
perekonomian dari inflasi.

4. Macam-macam Kebijakan Fiskal

A. Pembiayaan Fungsional (The Functional Finance)

Dalam hal ini, pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat tidak langsung yang
ditimbulkannya terhadap pendapatan nasional terutama untuk peningkatan kesempatan kerja.
Penerimaan pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk meningkatkan
penerimaan pemerintah.

B.Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach)

Dalam pendekatan ini, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak dan pinjaman pemerintah
merupakan satu kesatuan paket kebijakan yang dimaksudkan untuk mencapai kestabilan ekonomi
yang lebih mantap. Hubungan langsung penerimaan pemerintah dan perpajakan dipertahankan,
tetapi selalu dilakukan penyesuaian untuk memperkecil ketidakstabilan ekonomi

C. Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing Budget)

Dalam stabilisasi anggaran ini, diharapkan terjadi keseimbangan antara pengeluaran dan
penerimaan pemerintah tanpa adanya campur tangan langsung pemerintah yang disengaja.

Selanjutnya, jika dilihat dari perbandingan jumlah penerimaan dengan jumlah pengeluaran,
kebijakan fiskal/anggaran dapat dibedakan menjadi empat jenis.

A. Kebijakan Anggaran Seimbang


Kebijakan anggaran seimbang, adalah kebijakan anggaran dengan cara menyusun
pengeluaran sama besarnya dengan penerimaan. Hal ini mengandung arti jumlah
pengeluaran pemerintah tidak boleh melebihi jumlah penerimaan. Dengan demikian negara
tidak perlu berutang baik dari dalam negeri maupun ke luar negeri.
B. Kebijakan Anggaran Defisit
Kebijakan anggaran defisit yaitu kebijakan anggaran dengan cara menyusun pengeluaran
lebih besar daripada penerimaan. Karena pengeluaran lebih besar daripada penerimaan
maka pemerintah mengalami defisit (kekurangan) anggaran. Pada umumnya, kebijakan
anggaran defisit ditempuh pemerintah dalam rangka mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi.
C. Kebijakan Anggaran Surplus
Kebijakan anggaran surplus, yaitu kebijakan anggaran dengan cara menyusun pengeluaran
lebih kecil dari penerimaan. Kebijakan ini umumnya dilakukan pemerintah untuk mencegah
inflasi (kenaikan harga akibat terlalu banyak jumlah uang yang beredar). Dengan
memperkecil jumlah pengeluaran (belanja), diharapkan jumlah permintaan terhadap barang
dan jasa tidak meningkat. Jika permintaan terhadap barang dan jasa tidak meningkat, maka
harga barang dan jasa juga tidak akan naik,, ini berarti inflasi bisa dicegah.
D. Kebijakan Anggaran Dinamis
Kebijakan anggaran dinamis, yaitu kebijakan anggaran dengan cara terus menambah jumlah
penerimaan dan pengeluaran sehingga semakin lama semakin besar (tidak statis). Anggaran
yang dinamis diperlukan karena semakin hari semakin banyak kegiatan rutin dan kegiatan
pembangunan yang harus dibiayai negara sehingga membutuhkan dana lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai