Kebijakan Fiskal
Setiap negara memiliki APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). APBN menggambarkan
penerimaan dan pengeluaran negara dalam periode waktu tertentu. APBN disusun sebagai pedoman
penerimaan dan pengeluaran negara dalam rangka melaksanakan kegiatan pemerintah. Pada
gilirannya kegiatan pemerintah akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran
masyarakat.
Seperti telah disinggung pada sub bab di atas, kebijakan fiskal yang ditetapkan pemerintah bertujuan
untuk menjaga kestabilan ekonomi. Lebih lanjut kebijakan tersebut dimaksudkan untuk tetap
mempertahankan laju ekonomi yang layak tanpa adanya pengangguran yang berarti dan
ketidakstabilan tingkat harga-harga umum.
A. Mencegah Pengangguran
Kegagalan dalam mencapai kesempatan kerja penuh (full employment) tidak hanya mengakibatkan
tidak tercapainya pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang optimum. Tingginya tingkat
pengangguran akan meresahkan perorangan maupun masyarakat yang mengalaminya.
B. Stabilitas Harga
Penurunan yang sangat tajam pada tingkat harga umum pasti akan menimbulkan pengangguran. Bila
harga barang-barang sangat murah, sektor usaha swasta akan kehilangan harapan untuk
mendapatkan keuntungan. Akibatnya mudah ditebak, jumlah investasi akan berkurang dan
pengangguran pun akan meningkat.
Pembelian pemerintah atau belanja negara merupakan unsur dalam pendapatan nasional yang
dilambangkan dengan huruf “G”. Termasuk dalam pembelian pemerintah atas barang dan jasa ini
adalah pembelian oleh pemerintah daerah dan pusat. Contoh belanja pemerintah antara lain
meliputi belanja pemerintah untuk bangunan sekolah, gedung pemerintahan, peralatan kemiliteran,
gaji pegawai negeri dan lain sebagainya.
Pajak merupakan pendapatan yang paling besar di antara sumber pendapatan negara yang lainnya.
Setiap perusahaan dan rumah tangga konsumen wajib melakukan pembayaran pajak atas beberapa
bahkan seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian terjadinya perubahan tarif pajak yang
berlaku akan berpengaruh pada kondisi perekonomian.
Dengan demikian, dalam kebijakan fiskal terdapat dua hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah
sebagai berikut.
A. Kebijakan fiskal ekspansioner yaitu kebijakan yang dimaksudkan untuk mendorong kegiatan
ekonomi yang dilakukan pemerintah antara lain dengan memotong pajak dan/atau
menaikkan Pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini dilaksanakan untuk membebaskan
perekonomian dari depresi atau resesi ekonomi.
B. Kebijakan fiskal kontraksioner yaitu kebijakan yang dimaksudkan untuk meredam konsumsi
masyarakat yang dilakukan pemerintah antara lain dengan menaikkan pajak dan/atau
memangkas Pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini dilakukan untuk Membebaskan
perekonomian dari inflasi.
Dalam hal ini, pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat tidak langsung yang
ditimbulkannya terhadap pendapatan nasional terutama untuk peningkatan kesempatan kerja.
Penerimaan pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk meningkatkan
penerimaan pemerintah.
Dalam pendekatan ini, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak dan pinjaman pemerintah
merupakan satu kesatuan paket kebijakan yang dimaksudkan untuk mencapai kestabilan ekonomi
yang lebih mantap. Hubungan langsung penerimaan pemerintah dan perpajakan dipertahankan,
tetapi selalu dilakukan penyesuaian untuk memperkecil ketidakstabilan ekonomi
Dalam stabilisasi anggaran ini, diharapkan terjadi keseimbangan antara pengeluaran dan
penerimaan pemerintah tanpa adanya campur tangan langsung pemerintah yang disengaja.
Selanjutnya, jika dilihat dari perbandingan jumlah penerimaan dengan jumlah pengeluaran,
kebijakan fiskal/anggaran dapat dibedakan menjadi empat jenis.