Pengertian Kebijakan Fiskal Dari segi definisi, kebijakan fiskal adalah suatu strategi atau kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran keuangan negara. Lebih lengkapnya, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah yang memengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan pemerintah. Pemasukan yang diatur utamanya melalui pajak, dan pengeluaran yakni berupa anggaran yang dikeluarkan untuk menunjang program pemerintah. Kebijakan fiskal berkaitan erat dengan kebijakan untuk meraih tujuan ekonomi tertentu melalui instrumen perpajakan, penerimaan, utang piutang, dan belanja pemerintah. Di Indonesia, kebijakan fiskal ada pada kewenangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan RI. Awal Kebijakan Fiskal • Kebijakan fiskal dialokasikan dengan teori ekonomi yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes, yang pertama kali menyarankan bahwa untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang sedang depresi, kebijakan fiskal yang ekspansif dapat dilaksanakan oleh pemerintah untuk menaikkan pemerintah agregat. • Sebelum tahun 1930-an, pengeluaran pemerintah hanya dianggap sebagai alat untuk membiayai kegiatan-kegiatan pemerintah dan dinilai berdasarkan manfaat langsung yang dapat ditimbulkannya tanpa melihat pengaruhnya terhadap pendapatan nasional. • Pajak juga hanya dianggap sebagai sumber pembiayaan pengeluaran negara dan belum diketahui pengaruhnya terhadap pendapatan nasional. • Akibatnya dalam masa depresi, dimana pemerintah menurun, maka pengeluaran pemerintah harus dikurangi pula. Hal ini berakibat pada semakin rendahnya pendapatan nasiobnal serta semakin lesunya perekonomian. • Ketika timbul deflasi atau inflasi. Kebijakan yang dipercayai untuk menanggulanginya adalah kebijakan moneter lewat bank sentral. Empat Unsur Kebijakan Fiskal Kerangka kebijakan fiskal = berupa asumsi-asumsi makro ekonomi, tingkjat likuiditas pemerintah, tingkat hutang pemerintah, tingkat deficit dan sumber pembiayaan. Kebijakan anggaran = berupa cakupan penerimaan dan pengeluaran negara. Kebijakan penerimaan pajak dan bukan pajak = berupa rangkaian kebijakan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, tarif layanan khusus dan penerimaan pajak dan bukan pajak lainnya. Kebijakan penerimaan bea masuk, yang produknya berupa rangkaian kebijakan berkanaan dengan tarif bea masuk dan aturan-aturan bea masuk lainnya. Jenis kebijakan fiskal Ada beberapa jenis kebijakan fiskal menurut Tim Adiwiyata. • Pengelolaan anggaran: Merupakan bentuk kebijakan pemerintah dalam pengeluaran, perpajakan, dan pinjaman guna menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan mantap. • Anggaran pembiayaan fungsional: Berupa kebijakan pemerintah yang bertujuan mengatur pengeluaran pemerintah melalui peninjauan akibat pendapatan langsung serta usaha peningkatan kesempatan kerja. • Stabilisasi anggaran otomatis: Kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengatur pengeluaran pemerintah dengan meninjau besarnya biaya dan manfaat dari berbagai program dengan tujuan penghematan. • Anggaran defisit: Merupakan kebijakan pemerintah yang mengatur sistem anggaran sehingga pengeluaran akan lebih besar daripada penerimaan. • Anggaran seimbang: Realisasi pendapatan negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran atau belanja negara. • Anggaran surplus: Pemerintah tidak menghabiskan pendapatan untuk pengeluaran, sehingga akan menambah tabungan pemerintah. Peran kebijakan fiskal Di Indonesia, kebijakan fiskal memiliki beberapa peranan yang harus dipenuhi. 1. Menurunkan tingkat inflasi Penurunan inflasi dilakukan lewat penundaan atau pembatalan proyek pemerintah yang sedang berlangsung untuk mengurangi peredaran mata uang. 2. Meningkatkan produk domestik bruto Hal ini dicapai dengan mendorong produksi masyarakat atas barang dan jasa dengan cara memperbesar pengeluaran ataupun meningkatkan transfer pemerintah. 3. Mengurangi tingkat pengangguran Tugas ini dipenuhi lewat cara melakukan proyek pembangunan negara sehingga pemerintah dapat menciptakan lapangan kerja baru guna mengurangi pengangguran. 4. Meningkatkan pendapatan masyarakat Peningkatan dapat dilakukan dengan menciptakan lowongan baru dari pembangunan proyek dan merekrut masyarakat sebagai pekerjanya. 5. Meningkatkan stabilitas perekonomian Peningkatan kestabilan di tengah ketidakstabilan dapat dilakukan untuk mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis. 6. Menyejahterakan masyarakat Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan lewat pengaturan pengeluaran pajak, perbelanjaan, dan pengaturan utang sehingga masyarakat lebih sejahtera. Fungsi kebijakan fiskal Fungsi kebijakan fiskal diatur dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2003 pasal 3 ayat 4 tentang Keuangan Negara, yaitu fungsi otoritas, perencanaan, pengawasan, alokasi, stabilisasi, dan distribusi. Fungsi otoritas adalah ketika anggaran negara menjadi pedoman untuk mencari pendapatan dan belanja untuk tahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan merujuk ketika anggaran negara menjadi dasar bagi manajemen dalam merencanakan anggaran tahun yang bersangkutan. Fungsi pengawasan adalah ketika anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Fungsi alokasi, yaitu ketika anggaran negara dialokasikan untuk tujuan mengurangi tingkat pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta menambah efisiensi dan efektivitas perekonomian negara. Fungsi stabilisasi, yaitu ketika anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Fungsi distribusi, yaitu ketika kebijakan negara membuat kebijakan anggaran dengan adil dan rasa kepatutan. Instrumen Kebijakan Fiskal Untuk mencapai tujuannya, kebijakan fiskal dilakukan menggunakan berbagai instrumen. • Anggaran belanja seimbang Anggaran belanja seimbang merujuk kepada anggaran yang disesuaikan dengan keadaan atau kondisi perekonomian. Hal ini bertujuan agar dalam jangka panjang, anggaran dapat menjadi berimbang. Apabila terjadi ketidakstabilan ekonomi, anggaran defisit akan digunakan, sementara anggaran surplus akan digunakan dalam masa inflasi. • Stabilitas anggaran otomatis, yaitu penekanan pengeluaran pemerintah harus bermanfaat dan memiliki biaya relative dari berbagai program kegiatan. • Pengelolaan anggaran Artinya, hubungan belanja pemerintah dengan penerimaan pajak secara langsung digunakan untuk memperkecil ketidakstabilan ekonomi dengan menyesuaikan anggaran. • Pembiayaan fungsional Pembiayaan ini merujuk kepada pengeluaran pemerintah yang diatur untuk menghindari pengaruh langsung terhadap pendapatan nasional. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja. Kebijakan perpajakan Kebijakan perpajakan adalah kebijakan yang berlakukan dalam penentuan kebijakan fiskal. Pajak adalah salah satu sumber pendapatan negara terbesar, baik dari pajak langsung maupun pajak tak langsung. Penetapan kebijakan perpajakan memiliki tujuan untuk dapat menjaga pajak progresif lewat keputusan pemberlakuan pajak. Dengan menaikan pajak pemerintah dapat mengurangi daya beli masyarakat pada barang serta jasa yang dapat berimbas pada penurunan investasi serta penurunan produksi. Begitu pula sebaliknya, apabila tarif pajak diturunkan oleh pemerintah, maka masyarakat akan memiliki kesempatan untuk dapat membelanjakan uangnya sehingga Anggaran Defisit
Kebijakan fiskal defisit merupakan kebalikan dari jenis kebijakan fiskal
surplus, jenis ini berorientasi pada tujuan untuk membuat nilai belanja lebih besar dari nilai pendapatan. Biasanya kebijakan ini diambil untuk menyuntik perekonomian agar lebih bergeliat, dalam artian pemerintah negara biasanya bersedia mengalami defisit dengan meningkatkan belanja anggaran agar perekonomian bisa lebih terdongkrak. Biasanya keputusan untuk defisit ini diambil saat kondisi perekonomian suatu negara sedang lesu. Di sisi lain kondisi ini akan berefek buruk karena pemerintah negara akan melakukan penarikan utang setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan belanja yang besar sementara pendapatan kecil. Anggaran Surplus
Jenis kebijakan fiskal ini berorientasi pada tujuan untuk
menciptakan surplus pada pendapatan, atau nilai pendapatan yang dibukukan pemerintah lebih banyak ketimbang pengeluaran. Tujuan dari kebijakan fiskal surplus ini untuk menghindari terjadinya lonjakan pada nilai inflasi. Untuk mencapai nilai surplus pada anggaran negara biasanya dilakukan dengan memperkecil anggaran untuk belanja, selain itu bisa dengan melakukan akselerasi pada sejumlah komponen pendapatan misalnya perpajakan maupun cukai. Intervensi pada kebijakan perpajakan dan cukai maka akan mempengaruhi realisasi pendapatan pemerintah.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro