Anda di halaman 1dari 11

KEBIJAKAN FISKAL

Martin Riwaldo Silaen


Pengertian Kebijakan Fiskal
Dari segi definisi, kebijakan fiskal adalah suatu strategi atau kebijakan
yang diterapkan oleh pemerintah demi menjaga pemasukan dan
pengeluaran keuangan negara. Lebih lengkapnya, kebijakan fiskal
adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah yang memengaruhi
perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan
pemerintah. 
Pemasukan yang diatur utamanya melalui pajak, dan pengeluaran
yakni berupa anggaran yang dikeluarkan untuk menunjang program
pemerintah. Kebijakan fiskal berkaitan erat dengan kebijakan untuk
meraih  tujuan ekonomi tertentu melalui instrumen perpajakan,
penerimaan, utang piutang, dan belanja pemerintah. Di Indonesia,
kebijakan fiskal ada pada kewenangan Badan Kebijakan Fiskal
(BKF) Kementerian Keuangan RI.
Awal Kebijakan Fiskal
• Kebijakan fiskal dialokasikan dengan teori ekonomi yang dikemukakan oleh John
Maynard Keynes, yang pertama kali menyarankan bahwa untuk memperbaiki
kondisi ekonomi yang sedang depresi, kebijakan fiskal yang ekspansif dapat
dilaksanakan oleh pemerintah untuk menaikkan pemerintah agregat.
• Sebelum tahun 1930-an, pengeluaran pemerintah hanya dianggap sebagai alat untuk
membiayai kegiatan-kegiatan pemerintah dan dinilai berdasarkan manfaat langsung
yang dapat ditimbulkannya tanpa melihat pengaruhnya terhadap pendapatan
nasional.
• Pajak juga hanya dianggap sebagai sumber pembiayaan pengeluaran negara dan
belum diketahui pengaruhnya terhadap pendapatan nasional.
• Akibatnya dalam masa depresi, dimana pemerintah menurun, maka pengeluaran
pemerintah harus dikurangi pula. Hal ini berakibat pada semakin rendahnya
pendapatan nasiobnal serta semakin lesunya perekonomian.
• Ketika timbul deflasi atau inflasi. Kebijakan yang dipercayai untuk
menanggulanginya adalah kebijakan moneter lewat bank sentral.
Empat Unsur Kebijakan Fiskal
 Kerangka kebijakan fiskal = berupa asumsi-asumsi makro
ekonomi, tingkjat likuiditas pemerintah, tingkat hutang
pemerintah, tingkat deficit dan sumber pembiayaan.
 Kebijakan anggaran = berupa cakupan penerimaan dan
pengeluaran negara.
 Kebijakan penerimaan pajak dan bukan pajak = berupa rangkaian
kebijakan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, tarif
layanan khusus dan penerimaan pajak dan bukan pajak lainnya.
 Kebijakan penerimaan bea masuk, yang produknya berupa
rangkaian kebijakan berkanaan dengan tarif bea masuk dan
aturan-aturan bea masuk lainnya.
Jenis kebijakan fiskal
Ada beberapa jenis kebijakan fiskal menurut Tim Adiwiyata.
• Pengelolaan anggaran: Merupakan bentuk kebijakan pemerintah dalam pengeluaran,
perpajakan, dan pinjaman guna menciptakan kondisi ekonomi yang stabil dan mantap.
• Anggaran pembiayaan fungsional: Berupa kebijakan pemerintah yang bertujuan mengatur
pengeluaran pemerintah melalui peninjauan akibat pendapatan langsung serta usaha
peningkatan kesempatan kerja.
• Stabilisasi anggaran otomatis: Kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengatur
pengeluaran pemerintah dengan meninjau besarnya biaya dan manfaat dari berbagai program
dengan tujuan penghematan.
• Anggaran defisit: Merupakan kebijakan pemerintah yang mengatur sistem anggaran sehingga
pengeluaran akan lebih besar daripada penerimaan.
• Anggaran seimbang: Realisasi pendapatan negara sama dengan jumlah realisasi pengeluaran
atau belanja negara.
• Anggaran surplus: Pemerintah tidak menghabiskan pendapatan untuk pengeluaran, sehingga
akan menambah tabungan pemerintah.
Peran kebijakan fiskal
Di Indonesia, kebijakan fiskal memiliki beberapa peranan yang harus dipenuhi.
1. Menurunkan tingkat inflasi Penurunan inflasi dilakukan lewat penundaan atau pembatalan
proyek pemerintah yang sedang berlangsung untuk mengurangi peredaran mata uang.
2. Meningkatkan produk domestik bruto Hal ini dicapai dengan mendorong produksi
masyarakat atas barang dan jasa dengan cara memperbesar pengeluaran ataupun
meningkatkan transfer pemerintah.
3. Mengurangi tingkat pengangguran Tugas ini dipenuhi lewat cara melakukan proyek
pembangunan negara sehingga pemerintah dapat menciptakan lapangan kerja baru guna
mengurangi pengangguran.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat Peningkatan dapat dilakukan dengan
menciptakan lowongan baru dari pembangunan proyek dan merekrut masyarakat sebagai
pekerjanya.
5. Meningkatkan stabilitas perekonomian Peningkatan kestabilan di tengah ketidakstabilan
dapat dilakukan untuk mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis.
6. Menyejahterakan masyarakat Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan
lewat pengaturan pengeluaran pajak, perbelanjaan, dan pengaturan utang sehingga
masyarakat lebih sejahtera.
Fungsi kebijakan fiskal
 Fungsi kebijakan fiskal diatur dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2003 pasal 3 ayat 4
tentang Keuangan Negara, yaitu fungsi otoritas, perencanaan, pengawasan, alokasi, stabilisasi,
dan distribusi.
 Fungsi otoritas adalah ketika anggaran negara menjadi pedoman untuk mencari pendapatan
dan belanja untuk tahun yang bersangkutan.
 Fungsi perencanaan merujuk ketika anggaran negara menjadi dasar bagi manajemen dalam
merencanakan anggaran tahun yang bersangkutan.
 Fungsi pengawasan adalah ketika anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
 Fungsi alokasi, yaitu ketika anggaran negara dialokasikan untuk tujuan mengurangi tingkat
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta menambah efisiensi dan efektivitas
perekonomian negara.
 Fungsi stabilisasi, yaitu ketika anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
 Fungsi distribusi, yaitu ketika kebijakan negara membuat kebijakan anggaran dengan adil
dan rasa kepatutan.
Instrumen Kebijakan Fiskal
Untuk mencapai tujuannya, kebijakan fiskal dilakukan menggunakan berbagai
instrumen.
• Anggaran belanja seimbang Anggaran belanja seimbang merujuk kepada
anggaran yang disesuaikan dengan keadaan atau kondisi perekonomian. Hal ini
bertujuan agar dalam jangka panjang, anggaran dapat menjadi berimbang. Apabila
terjadi ketidakstabilan ekonomi, anggaran defisit akan digunakan, sementara
anggaran surplus akan digunakan dalam masa inflasi.
• Stabilitas anggaran otomatis, yaitu penekanan pengeluaran pemerintah harus
bermanfaat dan memiliki biaya relative dari berbagai program kegiatan.
• Pengelolaan anggaran Artinya, hubungan belanja pemerintah dengan
penerimaan pajak secara langsung digunakan untuk memperkecil ketidakstabilan
ekonomi dengan menyesuaikan anggaran.
• Pembiayaan fungsional Pembiayaan ini merujuk kepada pengeluaran pemerintah
yang diatur untuk menghindari pengaruh langsung terhadap pendapatan nasional.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja.
Kebijakan perpajakan
Kebijakan perpajakan adalah kebijakan yang berlakukan dalam
penentuan kebijakan fiskal. Pajak adalah salah satu sumber pendapatan
negara terbesar, baik dari pajak langsung maupun pajak tak langsung.
Penetapan kebijakan perpajakan memiliki tujuan untuk dapat menjaga
pajak progresif lewat keputusan pemberlakuan pajak.
Dengan menaikan pajak pemerintah dapat mengurangi daya beli
masyarakat pada barang serta jasa yang dapat berimbas pada penurunan
investasi serta penurunan produksi. Begitu pula sebaliknya, apabila tarif
pajak diturunkan oleh pemerintah, maka masyarakat akan memiliki
kesempatan untuk dapat membelanjakan uangnya sehingga
Anggaran Defisit

Kebijakan fiskal defisit merupakan kebalikan dari jenis kebijakan fiskal


surplus, jenis ini berorientasi pada tujuan untuk membuat nilai belanja
lebih besar dari nilai pendapatan.
Biasanya kebijakan ini diambil untuk menyuntik perekonomian agar
lebih bergeliat, dalam artian pemerintah negara biasanya bersedia
mengalami defisit dengan meningkatkan belanja anggaran agar
perekonomian bisa lebih terdongkrak.
Biasanya keputusan untuk defisit ini diambil saat kondisi
perekonomian suatu negara sedang lesu. Di sisi lain kondisi ini akan
berefek buruk karena pemerintah negara akan melakukan penarikan
utang setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan belanja yang besar
sementara pendapatan kecil.
Anggaran Surplus

Jenis kebijakan fiskal ini berorientasi pada tujuan untuk


menciptakan surplus pada pendapatan, atau nilai pendapatan yang
dibukukan pemerintah lebih banyak ketimbang pengeluaran.
Tujuan dari kebijakan fiskal surplus ini untuk menghindari
terjadinya lonjakan pada nilai inflasi.
Untuk mencapai nilai surplus pada anggaran negara biasanya
dilakukan dengan memperkecil anggaran untuk belanja, selain itu
bisa dengan melakukan akselerasi pada sejumlah komponen
pendapatan misalnya perpajakan maupun cukai. Intervensi pada
kebijakan perpajakan dan cukai maka akan mempengaruhi
realisasi pendapatan pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai