Anda di halaman 1dari 16

ESPA4110

Inisiasi 6

Peran Pemerintah dalam


Perekonomian dan Kebijakan Fiskal
Kompetensi Khusus

Mahasiswa mampu menjelaskan:


 Fungsi pemerintah
Teori kebijakan fiscal
Tujuan kebijakan fiscal
Macam-macam kebijakan fiscal
Perangkat kebijakan fiskal
Sistem perpajakan pemerintah
Perhitungan pengeluaran pemerintah
Fungsi Pemerintah
Latar Belakang diperlukan peran pemerintah dalam perekonomian:
o Kegagalan pasar (market failure)
kondisi ketika pasar tidak dapat menghasilkan output perekonomian secara pareto efisien. Dalam
keadaan tertentu menghasilkan lebih banyak barang dan sedikit menghasilkan barang yang lain karena
alasan keuntungan
Pareto efisien adalah suatu kondisi alokasi sumber daya yang memiliki karakteristik ‘tidak ada
seorang pun yang kondisi kesejahteraannya dapat menjadi lebih baik tanpa memperburuk
kesejahteraan orang lain. Jika kesejahteraan seseorang masih dapat ditingkatkan tanpa
memperburuk kesejahteraan orang lain, maka kondisi pareto efisien masih belum tercapai
Muara dari tidak tercapainya kondisi Pareto efisiensi ini adalah terciptanya kegagalan pasar
o Kondisi yang menciptakan kegagalan pasar:
1. Kegagalan bersaing, salah satu contoh kegagalan bersaing adalah terbentuknya pasar monopoli
2. Keberadaan barang publik. Alasannya karena swasta tidak tertarik untuk menyediakannya karena
kurang menguntungkan. Contoh barang public adalah pembangunan jalan, pertahanan, keamanan dan
lain-lain
3. Adanya eksternalitas, yaitu suatu tindakan yang diciptakan oleh pelaku ekonomi yang berdampak ke
pelaku ekonomi lainnya. Eksternalitas dapat dibedakan atas eksternalitas positif dan eksternal negatif
4. Adanya informasi yang tidak sempurna tentang pasar, yang mengakibatkan perlunya campur tangan
pemerintah
5. Adanya ketidakstabilan makroekonomi, terutama terkait pengangguran dan stabilitas harga
Peranan Pemerintah

Peran dalam perekonomian menurut Richard Musgrave (1980)


o Peran Stabilisasi, yakni menjaga tingkat tingkat pengangguran yang
rendah dengan tingkat harga yang stabil.
o Peran Redistribusi Pendapatan, menjamin agar pendapatan dalam
perekonomian dapat terdistribusi ke seluruh masyarakat dalam
perekonomian  pemerintah menjalankan fungsi redistribusi pendapatan
dengan menggunakan instrumen pajak dan subsidi.
o Peran Alokasi, yakni mengalokasikan sumber daya dalam perekonomian
secara efisien dengan berbagai instrumen yang digunakan, misalnya
pajak, subsidi dan lain-lain
Kebijakan Fiskal

o Kebijakan fiscal (fiscal policy) adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat


perubahan-perubahan dalam pendapatan dan pengeluaran negara yang bertujuan
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.

o Buku “The General Theory of Employment Interest and Money” yang ditulis oleh
Keynes (1936) menjadi dasar dari perkembangan teori kebijakan fiskal.

o Dasar pemikiran kebijakan fiskal pemerintah tidak dapat disamakan dengan individu
dalam pengaruh dari tindakan masing-masing terhadap masyarakat sebagai
keseluruhan.

o umumnya para individu akan mengurangi pengeluaran apabila penerimaannya


menurun. Sedangkan pemerintah tidak harus berbuat demikian, karena jika
pemerintah mengurangi pengeluarannya, maka tindakan ini justru akan lebih
mempersulit jalannya perekonomian karena menurunnya pengeluaran pemerintah
berarti akan menurunkan pendapatan masyarakat sebagai obyek pajak yang pada
akhirnya akan memperkecil pendapatan pemerintah
Macam Kebijakan Fiskal

o Pembiayaan fungsional (functional finance) , dikemukakan olehA.P. Lerner.


Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional terutama
guna meningkatkan kesempatan kerja (employment). Sementara pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta dan
bukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, sehingga dalam masa ada pengangguran, pajak sama sekali tidak
diperlukan.

o Pengelolaan anggaran (the managed budget approach), dikemukakan oleh Alvin Hansen
Pada masa depresi dimana ada banyak pengangguran, pengeluaran pemerintah yang meningkat adalah satu-satunya obat”.
Dalam Pendekatan ini  hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan perpajakan selalu dipertahankan, tetapi
penyesuaian dalam anggaran selalu dibuat guna memperkecil ketidakstabilan ekonomi, sehingga pada suatu saat dapat
terjadi defisit maupun surplus.

o Stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)


Dengan stabilisasi otomatis, pengeluaran pemerintah akan ditentukan berdasar atas perkiraan manfaat dan biaya relatif dari
berbagai macam program dan pajak akan ditentukan sehingga menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh.
Peranan built in flexibility ini dapat ditingkatkan dengan penambahan pengeluaran pemerintah pada proyek-proyek
pekerjaan umum.

o Anggaran belanja seimbang (balanced budget approach)


Suatu modifikasi dari pembelanjaan atas dasar anggaran yang disesuaikan dengan keadaan adalah pembelanjaan secara
seimbang dalam jangka panjang.
Perangkat Kebijakan Fiskal

1. Perangkat kebijakan fiskal otomatis: stabilisator terpasang


Stabilisator terpasang adalah segala sesuatu yang dapat menurunkan
kecenderungan membelanjakan marjinal dari pendapatan nasional sehingga dapat
mengurangi angka multiplier.
Terdapat tiga stabilisator utama:
• Pajak  Pajak langsung dapat mengurangi kecenderungan membelanjakan
marjinal dari pendapatan nasional, karena itu pajak langsung dapat bertindak
sebagai stabilisator terpasang.
• Pengeluaran pemerintah
• Pembayaran transfer pemerintah

2. Perangkat Kebijakan Fiskal Diskresioner


Kebijakan fiskal diskresioner perlu dilakukan bila stabilisator terpasang tidak bisa
menghilangkan fluktuasi kecil jangka pendek, bahkan kadang kadang muncul
kesenjangan yang lebih besar dan lebih lama.
Tujuan Kebijakan Fiskal
o Tujuan umum kebijakan fiskal  kestabilan ekonomi yang lebih mantap  Artinya tetap
mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang layak tanpa adanya pengangguran yang
berarti disatu pihak atau adanya ketidakstabilan harga-harga umum di pihak lain.

o Jurang deflasi, Jurang Inflasi dan Kebijakan Fiskal  Dengan menggunakan kebijakan
fiskal pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi atau inflasi yang ada dalam
perekonomian.

o Jurang deflasi  tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal
dan terwujud pengangguran  pengeluaran agregat perlu dinaikkan & pemerintah dapat
pula mengurangi pajak yang dipungut dari penerima pendapatan dan perusahaan-
perusahaan kebijakan anggaran belanja defisit  Kebijakan pemerintah tersebut akan
menaikkan tingkat kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran

o Jurang Inflasi  pengeluaran agregat melebihi kemampuan perekonomian untuk


memproduksi barang-barang dan jasa  pemerintah perlu mengurangi pengeluarannya
dengan menaikkan tingkat dan jumlah pajak yang dipungut kebijakan anggaran belanja
surplus
Akibat kebijakan fiskal terhadap
kegiatan ekonomi

“pengaruh kebijakan fiskal terhadap


naik turunnya tingkat kegiatan
ekonomi dalam jangka panjang”
Anggaran Pemerintah

• Anggaran pemerintah mencerminkan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.

• Kebijakan fiskal seringkali dianggap sebagai kebijakan anggaran belanja pemerintah

• Saldo anggaran belanja dapat dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah dan penerimaan pemerintah yang
menjadikannya menjadi tiga kondisi:

1) Anggaran Belanja Berimbang


Anggaran belanja berimbang bisa terjadi apabila penerimaan pemerintah sama jumlahnya dengan pengeluaran
pemerintah, atau dengan kata lain penerimaan seimbang dengan pengeluarannya.
2) Surplus Anggaran Belanja
Jika penerimaan pemerintah lebih besar daripada pengeluarannya, maka keadaan yang demikian yang disebut
dengan surplus anggaran belanja.
3) Defisit Anggaran Belanja
Penerimaan pemerintah yang lebih kecil daripada pengeluarannya akan mengakibatkan keadaan defisit anggaran
belanja.
Anggaran Pemerintah
o Saldo anggaran belanja yang dipengaruhi oleh kebijakan pajak dapat dibedakan
menjadi dua kondisi:
1) Pembelanjaan Defisit  Pembelanjaan defisit terjadi apabila terjadi
peningkatan pada pengeluaran pemerintah tanpa diikuti oleh peningkatan
tarif pajak.
2) Perubahan Anggaran Belanja Berimbang dalam Pengeluaran  Jika
pemerintah menaikkan tarif pajak yang menghasilkan pendapatan
pemerintah sama besar jumlahnya dengan penambahan pengeluaran
pemerintah, maka keadaan yang demikian dinamakan perubahan anggaran
belanja berimbang dalam pengeluaran.

o Jika pemerintah mengalami defisit anggaran belanja, maka salah satu cara yang
bisa ditempuh untuk menutupi kekurangan  melakukan peminjaman
(pemerintah dapat melakukan peminjaman melalui: melalui bank sentral dan
melalui sektor swasta).
Anggaran Pemerintah
saldo anggaran belanja yang dipengaruhi oleh kebijakan pajak dapat dibedakan
menjadi dua kondisi, yaitu:

1) Pembelanjaan Defisit  Pembelanjaan defisit terjadi apabila terjadi


peningkatan pada pengeluaran pemerintah tanpa diikuti oleh peningkatan tarif
pajak.
2) Perubahan Anggaran Belanja Berimbang dalam Pengeluaran  Jika pemerintah
menaikkan tarif pajak yang menghasilkan pendapatan pemerintah sama besar
jumlahnya dengan penambahan pengeluaran pemerintah, maka keadaan yang
demikian dinamakan perubahan anggaran belanja berimbang dalam pengeluaran.
o Jika pemerintah mengalami defisit anggaran belanja, maka salah satu cara yang
bisa ditempuh untuk menutupi kekurangan  melakukan peminjaman
(pemerintah dapat melakukan peminjaman melalui: melalui bank sentral dan
melalui sektor swasta)
Efek Pembatasan Paksa

Suku
bunga Jumlah uang yang
beredar
peningkatan suku bunga akibat
ekspansi fiskal yang
r2
menyebabkan terjadinya
penurunan permintan agregat
r1
disebut dengan efek
M D2
pembatasan paksa”
Permintaan uang, M D1

0
Jumlah uang
Pergeseran Permintaan Agregat

Tingkat
$ 30 milyar
harga
“kenaikan suku bunga yang
mengakibatkan penurunan
pembelanjaan untuk
investasi menyebabkan
AD2 permintaan agregat juga
AD menurun”.
3
Permintaan agregat, AD1

Jumlah output
Pengangguran dan Kebijakan Fiskal
o Kebijakan fiskal dapat digunakan untuk mengatasi masalah pengangguran atau inflasi.
o Pada dasarnya ada tiga faktor yang menentukan besarnya perubahan dalam anggaran
belanja untuk mengatasi masalah pengangguran atau inflasi
1) Besarnya perbedaan antara pendapatan nasional yang sebenarnya dicapai dengan
pendapatan nasional yang akan tercapai pada konsumsi tenaga kerja penuh,
2) Bentuk kebijakan fiskal diskresioner yang dilaksanakan,
3) Besarnya kecenderungan konsumsi marjinal pendapatan nasional (MPC).
o Defisit adalah selisih antara pengeluaran dan penerimaan pemerintah
1) Kebijakan fiskal bersifat ekspansif bila terjadi kenaikan defisit pada anggaran belanja
pemerintah.
2) Defisit anggaran belanja pemerintah mengalami penurunan, maka kebijakan fiskal
bersifat kontraktif.
o Perkiraan saldo anggaran belanja pada tingkat pendapatan nasional tertentu mempunyai
arti pengendalian fluktuasi – fluktuasi siklis pada pengeluaran dan penerimaan pajak 
hasil proses tersebut adalah saldo anggaran belanja yang dikoreksi secara siklis atau
defisit anggaran yang dikoreksi secara siklis (CAD). Jadi dapat disimpulkan bahwasanya
perubahan posisi kebijakan fiskal dapat diindikasikan dengan perubahan defisit anggaran
yang dikoreksi secara siklis.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai