Anda di halaman 1dari 16

PENGERTIAN DASAR KEBIJAKAN FISKAL

Abstrak
• Pernahkah membayangkan bagaimana jadinya jika sebuah
negara tidak memiliki aturan untuk pemasukan dan
pengeluarannya?
Pengertian
• Kebijakan fiskal adalah aturan atau strategi yang dilakukan
pemerintah untuk menjaga pemasukan dan pengeluaran negara
agar tetap stabil sehingga negara bisa terus bertumbuh.
• kebijakan fiskal adalah kebijakan dari pemerintah yang
memengaruhi perekonomian negara lewat perubahan
penerimaan dan pengeluaran pemerintah sesuai yang telah
ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN).
• Menurut I Wayan Sudirman dalam bukunya Kebijakan Fiskal dan
Moneter: Teori dan Empirikal yang dikutip dari Kompas,
kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang berkaitan dengan
pasar barang dan jasa.
• Sebagai contoh, salah satu instrumen pemasukan negara adalah pajak.
Untuk mengatur besaran penetapan pajak bagi wajib pajak, DPR akan
mengadakan rapat untuk membuat kebijakan fiskalnya. Setelah itu,
pelaksanaan hasil strategi harus ditaati oleh seluruh wajib pajak
sementara pemungutan dan pengawasannya dilakukan oleh aparat
pemerintah.
• Kebijakan fiskal biasanya diambil pemerintah untuk membantu
agar pertumbuhan ekonomi tetap berjalan.
Dasar Hukum Kebijakan Fiskal
• Aturan mengenai kebijakan fiskal tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara. Dalam aturan tersebut dijelaskan
kebijakan fiskal terkait anggaran (APBN) memiliki fungsi otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Fungsi
otorisasi menjelaskan bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
• Pernyataan tersebut sesuai dengan UUD 1945 pasal 23 ayat (1) yang
berbunyi “Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditetapkan setiap
tahun”. Untuk fungsi perencanaan, anggaran negara menjadi pedoman
bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
• Sementara itu, fungsi pengawasan pada kebijakan fiskal mengandung arti
bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
atau tidak.
Tujuan Kebijakan Fiskal
• 1. Memacu Pertumbuhan Ekonomi Negara
• Tujuan utama kebijakan fiskal adalah menjaga stabilitas ekonomi
negara.
• Kebijakan fiskal juga berperan penting dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi bangsa.
• Salah satu fungsinya adalah mengatur pendapatan negara, maka
kebijakan fiskal diharapkan bisa mengeluarkan banyak inovasi baru
dalam bidang ekonomi yang nantinya menjadi solusi meningkatkan
perekonomian di berbagai bidang seperti perbankan, korporat, sampai
usaha mikro.
2. Menjaga Stabilitas Harga
• Kenaikan harga barang yang terasa mendadak sebenarnya
terjadi akibat banyak faktor. Mulai dari yang positif seperti
permintaan (demand) terhadap barang tersebut sampai adanya
tindakan curang seperti monopoli dan penimbunan komoditi.
Untuk mencegah dan memberantas hal tersebut, dibutuhkan
kebijakan fiskal agar harga barang kembali stabil sehingga
terjangkau oleh masyarakat.
3. Mendorong Laju Investasi
• Dibutuhkan iklim investasi yang baik agar investor mau
menaruh uangnya pada suatu negara. Tidak bisa dicapai begitu
saja, dibutuhkan kebijakan fiskal guna menunjukan stabilnya
ekonomi sebuah negara sehingga mampu mendorong
kepercayaan investor agar mengucurkan dananya. Jika mampu
meningkatkan laju investasi, negara tentu akan diuntungkan
dengan masuknya pendapatan dari pajak usaha.
4. Meningkatkan Potensi SDM
• Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, jika laju investasi
tinggi maka ada kemungkinan terbukanya lapangan pekerjaan
baru dan akhirnya menyerap tenaga kerja. Hasilnya tentu
mengurangi angka pengangguran yang menjadi salah satu
masalah besar di tiap negara.
• Tidak hanya itu, kebijakan fiskal dapat membantu
meningkatkan potensi SDM misalnya lewat program Kartu
Indonesia Pintar. Diharapkan, program tersebut mampu
meningkatkan kualitas tenaga kerja usia produktif sehingga
mampu bersaing di dunia kerja dan nantinya menaikkan taraf
ekonomi negara.
5. Mewujudkan Keadilan Sosial
• Terakhir, kebijakan fiskal memiliki tujuan untuk mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Salah satu contoh
penerapannya adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) dari Kementerian Keuangan.
• Program tersebut merupakan langkah pemerintah dalam
melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan
ekonomi para pelaku usaha dari sektor riil dan sektor keuangan
dalam menjalankan usahanya selama pandemi COVID-19.
Dengan diadakannya program tersebut, diharapkan
perekonomian masyarakat tetap terjaga sehingga kondisi
negara turut stabil.
Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal
• 1. Kebijakan Fiskal Ekspansif
• 2. Kebijakan Fiskal Kontraktif
1. Kebijakan Fiskal Ekspansif

• Jenis kebijakan fiskal yang pertama ini dilakukan dengan


menaikkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak.
Ketika kebijakan fiskal ini dilakukan, diharapkan daya beli
masyarakat yang sebelumnya lesu akan kembali naik sehingga
roda perekonomian berputar makin kencang. Tujuan lainnya
adalah mengurangi tingkat pengangguran sehingga mendorong
pertumbuhan ekonomi yang sehat.
2. Kebijakan Fiskal Kontraktif

• Berlawanan dengan jenis pertama, kebijakan fiskal kontraktif


dilakukan untuk menurunkan daya beli masyarakat dan
mengatasi inflasi dengan menurunkan belanja negara serta
menaikkan tingkat pajak. Biasanya, jenis kebijakan fiskal ini
akan dilakukan jika pemerintah melihat kondisi perekonomian
sedang ekspansi yang mulai memanas demi menurunkan
tekanan permintaan.
Instrumen Kebijakan Fiskal
• 1. Pajak
• Instrumen kebijakan fiskal yang paling penting adalah pajak karena memiliki
kekuatan untuk mengatur daya beli masyarakat. Ketika pajak dinaikkan, daya beli
akan menurun dan sebaliknya daya beli kembali naik saat pajak diturunkan. Kaitannya
selain daya beli adalah terhadap produksi barang dan jasa dimana ketika pajak naik
maka output akan menurun dan sebaliknya.
• 2. Obligasi Publik
• Obligasi publik jadi instrumen kebijakan fiskal lain yang digunakan pemerintah untuk
menarik masyarakat berinvestasi. Melalui Surat Utang Negara (SUN) Ritel,
masyarakat yang memiliki dana akan ditawarkan untuk membeli surat tersebut
dimana nantinya negara yang mencicil hutang serta bunga pinjamannya.
• 3. Pengeluaran Belanja
• Terakhir instrumen kebijakan fiskal adalah pengeluaran belanja negara. Demi
tercapainya stabilitas perekonomian, pemerintah perlu mengurangi atau menambah
belanja negara yang disesuaikan dengan kondisi saat itu.
• Misalnya, jika neraca pembayaran negara defisit, maka pemerintah harus mengurangi
pengeluaran dari sektor lainnya sampai kembali stabil. Konsep instrumen ini sama
seperti kehidupan sehari-hari, dimana saat pendapatan turun maka seseorang harus
mengurangi belanja yang kurang penting dan berhemat.
Contoh Kebijakan Fiskal

• 1. Peningkatan Anggaran Penanganan COVID-19


• Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pemerintah meluncurkan program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bertujuan memulihkan
perekonomian akibat pandemi. Dalam pelaksanaannya, pemerintah
menaikkan anggaran lebih dari Rp700 triliun yang diambil dari program lalin
lalu dialokasikan untuk situasi darurat tersebut. Karena kas negara cukup
tergerus akibat program PEN, pemerintah pun makin gencar menarik utang
demi membiayai defisit anggaran.
• 2. Subsidi Bahan Bakar
• Pemberian subsidi bahan bakar (BBM) adalah salah satu contoh penerapan
kebijakan fiskal yang paling sering dirasakan. Penurunan harga BBM
diharapkan membantu usaha mikro dan masyarakat lain sehingga roda
ekonomi terus berputar. Selain bahan bakar, subsidi juga dapat dialokasikan
pada sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, sampai fasilitas negara.
Setiap subsidi diusahakan selalu menyasar masyarakat yang membutuhkan
sehingga tepat sasaran.
Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter

• Selain kebijakan fiskal, istilah lain yang sering terdengar dalam dunia
ekonomi adalah kebijakan moneter. Keduanya tidak sama dan memiliki
tujuannya masing-masing. Berbeda dengan kebijakan fiskal yang
mengatur pemasukan dan pendapatan negara, kebijakan moneter adalah
strategi yang dilakukan pemerintah dengan menambah atau mengurangi
jumlah uang beredar guna mengendalikan inflasi.
• Perbedaan lainnya, jika kebijakan fiskal berasal dari pemerintah, maka
kebijakan moneter bersumber dari bank sentral dan cara kerjanya dengan
menaikkan atau menurunkan suku bunga sehingga akan memengaruhi
biaya pinjaman serta pengeluaran individu/bisnis.
• Selain itu, kebijakan moneter bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat melalui peningkatan investasi dan produksi sehingga nantinya
mampu meningkatkan ekonomi. Baik kebijakan fiskal dan moneter bisa
dilakukan serentak atau salah satu tergantung pada kebutuhan dan
kondisi yang sedang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai