Anda di halaman 1dari 4

Nama : Via Fitri Nuria Hani

NIM : 212023

KUIS MATA KULIAH EKONOMI MAKRO MATERI 13


Soal Latihan/Tugas
Untuk mengetahui apakah anda telah memahami kebijakan pemerintah, kerjakan latihan soal
dibawah ini :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kebijakan fiscal dan moneter yang dilakukan oleh
Pemerintah ?
2. Faktor-Faktor apa saja yang menyebabkan kebijakan fiscal dan moneter berlaku?
3. Jelaskan beserta grafik jenis-jenis kebijakan fiscal ?
4. Jelaskan dari tujuan kebijakan fiscal dan moneter ?
5. Jelaskan dari instrument-instrumen kebijakan moneter dan bagaimana dampaknya kepada
perekonomian ?

Jawab
1. Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang merujuk pada pengeluaran dan
pendapatan, berupa pajak. Sedangkan, kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui
bank sentral untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar. Demikian penjelasan pengertian
kebijakan fiskal. Keduanya tidak sama dan memiliki tujuannya masing-masing. Berbeda
dengan kebijakan fiskal yang mengatur pemasukan dan pendapatan negara, kebijakan
moneter adalah strategi yang dilakukan pemerintah dengan menambah atau mengurangi jumlah
uang beredar guna mengendalikan inflasi. Untuk mencapai tujuannya, kebijakan fiskal dilakukan
menggunakan beberapa instrumen, berikut adalah 4 instrumen kebijakan fiskal:

 Anggaran Belanja Seimbang


 Stabilitas Anggaran Otomatis
 Pengelolaan Anggaran
 Pembiayaan Fungsional.

2. Berikut adalah faktor yang menyebabkan kebijakan moneter berlaku :


1. Laju inflasi terkendali. Laju inflasi yang terkendali akan memengaruhi efektivitas
kebijakan moneter
2. Suku bunga pada tingkat wajar
3. Nilai tukar rupiah realistis
4. Ekspektasi masyarakat terhadap moneter positif

Sedangkan Kebijakan fiskal akan memengaruhi perekonomian melalui penerimaan


negara dan pengeluaran negara. Di samping pengaruh dari selisih antara penerimaan dan
pengeluaran (defisit atau surplus), perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber
penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran negara.Di dalam
perhitungan defisit atau surplus anggaran pendapatan danbelanja negara (APBN), perlu
diperhatikan jenis-jenis penerimaan yang dapat dikategorikan sebagai penerimaan negara, dan
jenis-jenis pengeluaran yang dapat dikategorikan sebagai pengeluaran. Pada dasarnya yang
dimaksud dengan penerimaan negara adalah pajak-pajak dan berbagai pungutan yang
dipungut pemerintah dari perekonomian dalam negeri, yang menyebabkan kontraksi dalam
perekonomian. Dengan demikian hibah dari negara donor serta pinjaman luar negeri tidak
termasuk dalam penerimaan negara. Yang dimaksud dengan pengeluaran negara adalah
semua pengeluaran untuk operasi pemerintah dan pembiayaan berbagai proyek di sektor
negara ataupun badan usaha milik negara. Dengan demikian pembayaran bunga dan cicilan
utang luar negeri tidak termasuk dalam perhitungan pengeluaran negara. Dari perhitungan
penerimaan dan pengeluaran negara tersebut, akan diperoleh besarnya surplus atau defisit
APBN. Surplus akan menimbulkan efekkontraksi dalam perekonomian, yang besarnya
tergantung kepada besarnya surplus tersebut. Pada umumnya surplus tersebut dapat
dipergunakan sebagai cadangan atau untuk membayar utang pemerintah.

3. Dari Segi Penerapan


Jenis kebijakan fiskal dari segi implementasinya ada 2, yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan
kontraktif.
Kebijakan Fiskal Ekspansif
Pengertian kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan yang diambil pemerintah saat ekonomi
melemah dengan menaikkan anggaran belanja serta menurunkan atau meniadakan pajak bagi
sektor tertentu. Fungsi kebijakan fiskal ekspansif adalah demi meningkatkan daya beli barang,
sehingga perusahaan tetap bisa melakukan produksi tanpa memecat pekerja.

Kebijakan Fiskal Kontraktif


Jenis kebijakan fiskal dari segi penerapan berikutnya adalah kebijakan fiskal kontraktif,
kebijakan menurunkan belanja pemerintah dan menaikkan pajak. Fungsi kebijakan fiskal satu ini
adalah untuk mencegah inflasi dan mengurangi rasio.
Dari Segi Neraca Pembayaran
Jenis kebijakan fiskal dari segi neraca terbagi 4, yaitu kebijakan fiskal seimbang, surplus, defisit,
dan dinamis.
Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal satu ini diambil untuk menjaga keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
negara. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah agar negara tidak punya terlalu banyak hutang.
Meski terdengar positif, regulasi fiskal seimbang memiliki risiko besar, karena tidak semua
negara punya kemampuan memenuhi seluruh kebutuhan warganya.
Kebijakan Fiskal Surplus
Pengertian kebijakan fiskal surplus adalah jenis kebijakan fiskal yang diambil ketika pemasukan
lebih banyak dari pengeluaran. Fungsi kebijakan fiskal surplus adalah demi mencegah terjadinya
inflasi.
Kebijakan Fiskal Defisit
Kebalikan dari jenis kebijakan fiskal surplus, kebijakan fiskal defisit adalah regulasi fiskal guna
mengatasi kekurangan pemasukan dibanding pengeluaran. Salah satu contoh kebijakan fiskal
defisit adalah utang luar negeri.
Kebijakan Fiskal Dinamis
Jenis kebijakan fiskal terakhir dari segi penerapan adalah regulasi fiskal dinamis, yaitu kebijakan
ekonomi yang diambil sewaktu-waktu saat negara membutuhkan.
4. Tujuan utama kebijakan fiskal adalah menjaga stabilitas ekonomi negara. Tidak hanya itu,
kebijakan fiskal juga berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa.
Kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah tujuannya demi menjaga kestabilan perekonomian
negara. Stabilnya kondisi perekonomian, maka masyarakat negara tersebut pun turut menikmati
manfaatnya.
Sedangkan Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara stabilitas nilai
tukar Rupiah, yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Kebijakan
moneter bertujuan untuk mengatur jumlah uang beredar baik secara langsung maupun tidak
langsung. Walaupun jumlah uang beredar tidak sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah, namun
pemerintah baik secara langsung maupun tidak, tetap merupakan pelaku yang paling
bertanggung jawab.

5. Berikut ini penjelasan masing-masing instrumen lengkap.


1. Kebijakan Diskonto Kebijakan diskonto adalah kebijakan moneter yang mengukur dengan
tingkat suku bunga bank. Bank umum yang meminjamkan dana kepada Bank Indonesia akan
membuat peredaran jumlah uang teratur. Ketika peredaran harus ditingkatkan, Bank Indonesia
pun menurunkan suku bunga pinjaman. Hal ini juga berlaku sebaliknya jika peredaran uang
harus dikurangi.
2. Penetapan Suku Bunga Acuan Kebijakan moneter dengan instrumen ini adalah karena Bank
Indonesia memiliki wewenang pengendalian peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku
bunga akan menjadi acuan bank umum lainnya dalam beraktivitas.
3. Operasi Pasar Terbuka Saat BI ingin mengurangi peredaran uang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga. Penjualan surat berharga tersebut dilakukan dengan pasar terbuka.
Sebaliknya, jika peredaran uang harus ditingkatkan, maka pemerintah akan membeli surat
berharga.
4. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib Kebijakan moneter dengan menggunakan instrumen
kebijakan rasio cadangan wajib diterapkan saat Bank Indonesia ingin mengurangi cadangan kas
uang bank, maka uang akan diedarkan ke masyarakat melalui pinjaman. Sebaliknya, jika
cadangan kas uang bank harus ditambah, uang yang beredar di masyarakat akan ditarik dengan
meningkatkan suku bunga tabungan.
Kebijakan moneter berpengaruh terhadap kesempatan kerja. Jika perekonomian stabil, hal itu
akan mendorong dunia usaha untuk melakukan investasi baru. Hasilnya, tercipta lapangan
pekerjaan dan kebutuhkan tenaga kerja baru akan bertambah, sehingga tingkat pengangguran
akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai