Anda di halaman 1dari 18

TOPIK 10

KEBIJAKAN FISKAL
KELOMPOK 5:
AGHISNA ANNUR HANIFAH 4122.4.19.11.0010
ALISHA SARAH FAUZIAH 4122.4.19.11.0019
RIFQI MUHAMMAD HANIF 4122.4.19.11.0015
DEFINISI KEBIJAKAN FISKAL
• MENURUT BEBERAPA AHLI:
1. Zain, kebijakan fiskal adalah pengeluaran
pemerintah serta penerimaan yang berupa
• SECARA BAHASA, Kebijakan Fiskal selalu pajak. Pajak tersebut merupakan pungutan
berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang diberlakukan oleh negara baik oleh
dan pendapatan yang bisa termasuk pula pemerintah pusat maupun pemerintah
perpajakan. daerah.
• SECARA ISTILAH, Kebijakan Fiskal adalah 2. Alam, kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
kebijakan atau panduan atau landasan yang menyesuaikan pengeluaran dan penerimaan
biasanya dilakukan oleh pemerintah atau pemerintah untuk dapat memperbaiki
pimpinan sebuah Negara untuk mengatur kondisi ekonomi tersebut.
kondisi keuangan dan pendapatan negara. 3. Haryadi, kebijakan fiskal adalah kebijakan
ekonomi yang digunakan oleh pemerintah
untuk mengarahkan perekonomian suatu
negara.
SIAPA YANG MEMBUAT KEBIJAKAN FISKAL?

Dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Keuangan atau kementerian lainnya


seperti kementerian perdagangan, lembaga investasi sampai lembaga independen
seperti otoritas jasa keuangan (OJK) dan lembaga penjamin simpanan (LPS).
Lembaga-lembaga tersebut berwenang untuk mengatur berbagai kebijakan yang
berkaitan dengan pengelolaan keuangan, pendapatan, pengeluaran, produksi,
industri, ekspor impor, dll.
TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL
1. Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara
Penerapan kebijakan fiskal diharapkan mampu mempengaruhi seluruh sektor ekonomi negara dan
memperbaiki masalah di dalamnya, mulai dari sektor korporat, perbankan, hingga usaha mikro.
2. Meningkatkan Kualitas SDM
Terutama dari segi teknologi dan perekonomian. Apabila kualitas SDM meningkat, harapannya SDM tersebut
punya kapabilitas bersaing di dunia kerja nasional dan internasional, sehingga bisa meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
3. Menjaga Stabilitas Harga Barang
Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dalam pasar, mulai dari faktor positif
(meningkatnya demand) sampai faktor negative (terjadinya penimbunan dan monopoli). Salah satu tujuan
kebijakan fiskal di Indonesia adalah demi menjaga harga barang tetap terjangkau bagi masyarakat dan
terhindar dari fluktuasi karena pihak tidak bertanggungjawab.
4. Mendorong Investasi
Menciptakan iklim investasi lebih baik bagi pelaku pasar modal, utamanya investor. Sehingga negara bisa
memperoleh lebih banyak pendapatan dari pajak usaha.
• Selain itu kebijakan fiskal juga berguna untuk mengarahkan ekonomi suatu negara menjadi
lebih baik dengan cara mengubah maupun memperbarui pengeluaran serta pemasukan.
• Dana yang terkumpul tersebut dianggap oleh pemerintah sebagai pendapatan dan kemudian
digunakan sebagai pengeluaran melalui program yang dibuat pemerintah. Program yang
dibuat pemerintah tersebut bertujuan untuk dapat menghasilkan capaian atas pendapatan
nasional, produksi serta perekonomian dan digunakan pula sebagai perangkat keseimbangan
di perekonomian negara tersebut.
FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL
(UU No.17 2003 Pasal 3 ayat 4 tentang Keuangan Negara)
1. Fungsi Otoritas = kebijakan fiskal berfungsi ketika anggaran negara telah menjadi pedoman yang digunakan
untuk mencari pendapatan serta belanja pada tahun tertentu dan bersangkutan.
2. Fungsi Perencanaan = kebijakan fiskal berfungsi ketika anggaran dari suatu negara telah menjadi dasar bagi
manajemen dalam merencanakan anggaran tahun yang bersangkutan saat itu.
3. Fungsi Pengawasan = kebijakan fiskal berfungsi ketika anggaran suatu negara telah menjadi dasar manajemen
untuk merencanakan anggaran tahun yang bersangkutan.
4. Fungsi Alokasi = kebijakan fiskal berfungsi ketika anggaran negara dialokasikan dengan tujuan untuk
mengurangi tingkat pengangguran serta pemborosan sumber daya. Fungsi alokasi juga dapat menambah
efisiensi serta efektivitas ekonomi dari suatu negara.
5. Fungsi Stabilisasi = kebijakan fiskal berfungsi ketika anggaran pemerintah digunakan untuk menjadi alat yang
bertujuan memelihara serta melakukan upaya atas keseimbangan fundamental dari perekonomian negara
tersebut.
6. Fungsi Distribusi = kebijakan fiskal berfungsi ketika negara membuat suatu kebijakan anggaran dengan adil dan
dengan rasa kepatutan
JENIS JENIS KEBIJAKAN FISKAL
A. Dari Segi Teoretis
Dari segi teoretis, jenis kebijakan fiskal di Indonesia terbagi 3, yaitu:
1. Kebijakan Fiskal Fungsional
Kebijakan fiskal fungsional adalah kebijakan yang diambil demi meningkatkan kualitas ekonomi secara makro,
dengan dampak yang baru terlihat dalam jangka panjang.
Contoh: misalnya pemberian beasiswa kuliah, bantuan pendanaan start-up, dll.
2. Kebijakan Fiskal Disengaja/Terencana
Kebijakan fiskal disengaja adalah kebijakan manipulasi anggaran negara. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah
untuk menghadapi masalah tertentu, misalnya pandemi dan krisis ekonomi.
Contoh: alokasi APBN bagi sektor kesehatan di masa pandemi dan relaksasi pajak usaha.
3. Kebijakan Fiskal Tak Disengaja/Insidental
Kebijakan fiskal tak disengaja yaitu kebijakan berupa penetapan keputusan atau aturan untuk melindungi
stabilitas ekonomi sektor non-pemerintah.
Contohnya: penetapan harga eceran tertinggi.
B. Dari Segi Penerapan (implementasi)
Jenis kebijakan fiskal dari segi implementasinya ada 2, yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan kontraktif.
1. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan yang diambil pemerintah saat ekonomi melemah dengan
menaikkan anggaran belanja serta menurunkan atau meniadakan pajak bagi sektor tertentu. Fungsi
kebijakan fiskal ekspansif adalah demi meningkatkan daya beli barang, sehingga perusahaan tetap bisa
melakukan produksi tanpa memecat pekerja.
2. Kebijakan Fiskal Kontraktif
Kebijakan fiskal kontraktif, kebijakan menurunkan belanja pemerintah dan menaikkan pajak. Fungsi
kebijakan fiskal satu ini adalah untuk mencegah inflasi dan mengurangi rasio gini.
C. Dari Segi Neraca Pembayaran
Jenis kebijakan fiskal dari segi neraca terbagi 4, yaitu kebijakan fiskal seimbang, surplus, defisit, dan dinamis.
1. Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal ini diambil untuk menjaga keseimbangan pemasukan dan pengeluaran negara. Fungsi kebijakan
fiskal ini adalah agar negara tidak punya terlalu banyak hutang. Meski terdengar positif, regulasi fiskal seimbang
memiliki risiko besar, karena tidak semua negara punya kemampuan memenuhi seluruh kebutuhan warganya.
2. Kebijakan Fiskal Surplus
Kebijakan fiskal surplus adalah jenis kebijakan fiskal yang diambil ketika pemasukan lebih banyak dari
pengeluaran. Fungsi kebijakan fiskal surplus adalah demi mencegah terjadinya inflasi.
3. Kebijakan Fiskal Defisit
Kebalikan dari jenis kebijakan fiskal surplus, kebijakan fiskal defisit adalah regulasi fiskal guna mengatasi
kekurangan pemasukan dibanding pengeluaran. Salah satu contoh kebijakan fiskal defisit adalah utang luar
negeri.
4. Kebijakan Fiskal Dinamis
Kebijakan fiskal dinamis atau regulasi fiskal dinamis, yaitu kebijakan ekonomi yang diambil sewaktu-waktu saat
negara membutuhkan.
INSTRUMEN KEBIJAKAN FISKAL
Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan pemerintah guna menjaga stabilitas ekonomi
makro negara. Instrumen kebijakan fiskal di Indonesia di antaranya:
1. Pajak
Pajak dari seluruh sektor domestik dan luar negeri. Demi mencapai tujuan kebijakan fiskal, pemerintah dapat
memanipulasi pajak dalam bentuk pengurangan, penambahan, penundaan, sampai peniadaan.
2. Pengeluaran Belanja
Pengeluaran belanja negara, yang juga bisa dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan. Apabila neraca
pembayaran negara defisit, maka pemerintah bisa mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu,
misalnya penundaan pembayaran THR bagi PNS.
3. Obligasi Publik
Penerbitan obligasi atau surat utang bagi warga negara. Berbeda dengan utang luar negeri, obligasi publik
memiliki coupon rate atau bonus komisi saat pemerintah mengembalikan pinjamannya ke masyarakat.
4. Alokasi Anggaran
Agar tujuan kebijakan fiskal dalam periode tertentu berhasil, pemerintah punya wewenang memindahkan
alokasi anggaran dari satu sektor ke sektor lainnya. Misalnya di masa pandemi, pemerintah dapat
memprioritaskan anggaran untuk fasilitas kesehatan.
KELEBIHAN PENERAPAN KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal dirancang sebagai solusi untuk berbagai permasalahan ekonomi
suatu negara. Maka, kelebihan dari penerapan kebijakan fiskal di suatu Negara
sebagai berikut:
1. Pengurangan Pengangguran. Pemotongan pajak yang diakibatkan kebijakan
ekspansif menyebabkan tingginya permintaan barang oleh konsumen sehingga
sektor industri harus meningkatkan produksinya dengan menciptakan banyak
kesempatan kerja.
2. Pengurangan Defisit Anggaran. Kebijakan kontraktif membantu pemerintah dalam
mengurangi pengeluaran dan meningkatkan tarif pajak sehingga negara akan
lebih banyak memperoleh pendapatan dan pada akhirnya menurunkan defisit
anggaran.
3. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi. Berbagai langkah fiskal yang diterapkan oleh
suatu negara dapat memfasilitasi ekspansi ekonomi nasional.
KEKURANGAN PENERAPAN KEBIJAKAN FISKAL

Meski kebijakan fiskal dirancang sebagai solusi untuk berbagai permasalahan ekonomi suatu negara.
Akan tetapi, kebijakan ini juga mempunyai kekurangan dalam penerapannya sebagai berikut:
1. Tidak Fleksibel. Kekurangan dari kebijakan ini adalah adanya keterlambatan implementasi karena
beberapa tindakan yang diusulkan mungkin perlu melalui proses legislatif.
2. Penerapan Kebijakan Memakan Waktu. Jika kebijakan tidak dikelola secara otomatis, maka akan
memerlukan waktu berbulan-bulan untuk penerapannya dan memakan waktu bertahun-tahun
untuk memiliki efek yang signifikan.
3. Peningkatan Utang. Jika pemerintah menstimulus ekonomi secara terus-menerus, maka akan
berdampak negatif, yakni utang akan meningkat. Sehingga menghambat kemampuan pemerintah
untuk mengatasi masalah lain.
4. Suku Bunga Tinggi. Stimulus ekonomi yang dilakukan pemerintah dalam jangka panjang juga akan
membuat investor menuntut suku bunga yang tinggi atau mendorong investor keluar dari pasar.
DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL PADA BISNIS

Kebijakan fiskal dapat berdampak pada operasional bisnis yang sedang dibangun atau dijalankan oleh
masyarakat di suatu negara yang menerapkan kebijakan tersebut. Contohnya adalah dampak dari
komponen kebijakan fiskal yaitu peningkatan pajak.
Ketika pemerintah menerapkan kebijakan peningkatan pajak untuk meraih suatu tujuan agar ekonomi
negara menjadi lebih baik, tentu akan berdampak pada bisnis yang sedang dibangun oleh masyarakat
di dalamnya. Pemilik bisnis perlu mempertimbangkan perencanaan harga pada barang maupun jasa
yang ia tawarkan pada konsumen.
Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu melakukan perencanaan finansial dengan ilmu akuntansi.
Sehingga ketika pemerintah menerapkan kebijakan fiskal tersebut pemilik bisnis tidak merasa
kebingungan untuk menyesuaikan kebijakan pemerintah dengan bisnisnya.
CONTOH KEBIJAKAN FISKAL YANG BERLAKU DI INDONESIA

Bagaimana penerapan kebijakan tersebut di Indonesia?


Dalam beberapa periode, pemerintah Indonesia sempat beberapa kali menerapkan kebijakan fiskal untuk meredam
permasalahan ekonomi negara yang disebabkan oleh kondisi ekonomi dunia. Kebijakan tersebut berhasil diterapkan
dan mampu membawa ekonomi Indonesia meningkat ke arah yang positif.
Salah satu contoh kebijakan fiskal diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah saat Presiden Joko Widodo
mengumumkan program Amnesti Pajak pada tahun 2017 lalu. Program ini diluncurkan karena banyaknya kasus
laporan penunggakan pajak dan banyak individu yang tidak melaporkan jumlah kekayaannya. Maka dari itu,
akhirnya Presiden Joko Widodo memutuskan untuk meluncurkan program Amnesti Pajak.
Amnesti pajak merupakan penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi
perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan. Amnesti pajak ini membuat banyak pihak berlomba-lomba
melunasi tunggakan pajak dan banyak individu yang melaporkan jumlah kekayaannya kepada pihak yang
berwenang.
Program ini mampu meningkatkan pendapatan negara Indonesia hingga Rp. 130 triliun. Dengan demikian, kebijakan
fiskal memberikan dampak positif yang besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
ISU PENTING
UPAYA MENKEU SRI MULYANI DORONG INVESTASI DAN PRODUKSI MIGAS (MINYAK
DAN GAS)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pemerintah selalu berupaya mendorong
peningkatan investasi dan produksi migas dalam rangka menjaga ketahanan energi. Kebijakan fiskal melalui
pajak dan subsidi menjadi salah satu yang penting. “Pemerintah dalam hal ini sudah menerapkan beberapa
mata rantai dalam kebijakan tersebut,” ungkap Menkeu saat menjadi pembicara kunci pada The 2nd
International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 secara daring, Selasa (30/11/2021).
Menkeu melanjutkan, beberapa kebijakan yang ada yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2010
sebagaimana diubah menjadi PP 27/2017 terkait kontrak bagi hasil cost recovery dan PP 53/2017 terkait
kontrak bagi hasil gross split.
Kedua kebijakan ini memberikan pilihan bagi investor dalam mengembangkan investasi di Indonesia sesuai
dengan risikonya. “Saya ingin tekankan bahwa mendorong investasi di industri hulu migas tentu
membutuhkan dukungan atau insentif fiskal. Tapi ini bukan satu-satunya faktor. Kepastian kontrak akan
menjadi sangat penting. Efisiensi dan teknologi juga sangat penting. Transparansi tata pemerintahan yang
baik juga sangat penting,” jelas Menkeu.
Menurut Menkeu, berbicara tentang SDA yang diambil dari bumi yang ada dalam perekonomian Indonesia
berarti berutang kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, mengelola dan membangun kerangka kebijakan
yang kredibel dan kuat sangat dibutuhkan.
“Menkeu akan mendukung dan bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar kita dapat
membentuk kerangka kebijakan yang sehat, akuntabel, serta bertanggung jawab tidak hanya untuk generasi sekarang,
tetapi juga untuk generasi berikutnya,” katanya. Untuk itu dalam konteks pembahasan industri migas tidak terlepas dari
komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim. Sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia
berkomitmen akan mengurangi emisi CO2 sebanyak 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan dukungan internasional
untuk mencapai net zero emission pada 2060.
“Pencapaian ini menjadi isu yang relevan dalam konteks industri migas ini. Pertama, bagaimana kita akan meningkatkan
dan memanfaatkan lebih banyak energi terbarukan. Kedua, bagaimana kita akan mengurangi penggunaan bahan bakar
fosil. Ketiga, memanfaatkan teknologi untuk mengurangi emisi karbon misalnya dengan menerapkan carbon capture
and storage,” jelas Menkeu. Melalui Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan, Pemerintah juga melanjutkan
kebijakan terkait migas yaitu pajak karbon. Pajak karbon akan mengoptimalkan potensi SDA bahan bakar fosil tetapi
pada saat yang sama berkomitmen pada perubahan iklim.

Selasa, 30 November 2021 | 16:58 WIB


Oleh: Chandra Iswinarno dan Mohammad Fadil Djailani. (dikutip dari laman suara.com)
https://www.suara.com/bisnis/2021/11/30/165805/ini-upaya-menkeu-sri-mulyani-dorong-investasi-dan-produksi-
migas?page=all
THANK YOU
REFERENSI

• https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kebijakan-fiskal/
• https://www.linovhr.com/kebijakan-fiskal/
• https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/12/kebijakan-fiskal-adalah
• https://www.suara.com/bisnis/2021/11/30/165805/ini-upaya-menkeu-sri-mulyani-dorong-investasi-
dan-produksi-migas?page=all

Anda mungkin juga menyukai