Anda di halaman 1dari 7

Lembarkerja3

MataPelajaran :Ekonomi
GuruPengampu :Al–WahfiSuhadaSipahutar,S.Pd

MAKALAH KEBIJAKAN FISKAL

Disusun Oleh :

Nama : FARISHA AZZAHRA

Kelas : XI IPS 2

SMA NEGERI 1 KUALUH HULU


KAB. LABUHANBATU UTARA2023
A. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah aturan atau strategi yang dilakukan pemerintah untuk menjaga
pemasukan dan pengeluaran negara agar tetap stabil sehingga negara bisa terus
bertumbuh.
B. peran kebijakan fiskal
Peran Kebijakan Fiskal
Di Indonesia, kebijakan fiskal memiliki beberapa peranan yang harus dipenuhi.

1. Menurunkan tingkat inflasi

Penurunan inflasi dilakukan lewat penundaan atau pembatalan proyek pemerintah


yang sedang berlangsung untuk mengurangi peredaran mata uang.

2. Meningkatkan produk domestik bruto

Hal ini dicapai dengan mendorong produksi masyarakat atas barang dan jasa dengan
cara memperbesar pengeluaran ataupun meningkatkan transfer pemerintah.

3. Mengurangi tingkat pengangguran

Tugas ini dipenuhi lewat cara melakukan proyek pembangunan negara sehingga
pemerintah dapat menciptakan lapangan kerja baru guna mengurangi pengangguran.

4. Meningkatkan pendapatan masyarakat

Peningkatan dapat dilakukan dengan menciptakan lowongan baru dari pembangunan


proyek dan merekrut masyarakat sebagai pekerjanya.

5. Meningkatkan stabilitas perekonomian

Peningkatan kestabilan di tengah ketidakstabilan dapat dilakukan untuk mengurangi


dampak internasional fluktuasi siklis.

6. Menyejahterakan masyarakat

Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan lewat pengaturan


pengeluaran pajak, perbelanjaan, dan pengaturan utang sehingga masyarakat lebih
sejahtera.
C. Fungsi Kebijakan Fiskal
Beberapa fungsi kebijakan fiskal adalah;
Fungsi Alokasi yakni bertujuan untuk pembangunan ekonomi negara.
Fungsi Distribusi yakni berupaya untuk peningkatan kesejahteraan rakyat melalui
distribusi pendapatan dan subsidi.
Fungsi Stabilisasi yakni untuk mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan
menjaga ekonomi makro.
Fungsi Pembangunan yakni untuk meningkatkan pembangunan negara dari segi fisik
maupun kualitas.

D. Instrumen Kebijakan Fiskal


Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan pemerintah guna
menjaga stabilitas ekonomi makro negara. Lebih detail tentang instrumen kebijakan
fiskal di Indonesia di antaranya:

Pajak
Poin pertama instrumen kebijakan fiskal adalah pajak dari seluruh sektor domestik
dan luar negeri. Demi mencapai tujuan kebijakan fiskal, pemerintah dapat
memanipulasi pajak dalam bentuk pengurangan, penambahan, penundaan, sampai
peniadaan.

Pengeluaran Belanja
Instrumen kebijakan fiskal berikutnya adalah pengeluaran belanja negara, yang juga
bisa dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan. Apabila neraca pembayaran negara
defisit, maka pemerintah bisa mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu,
misalnya penundaan pembayaran THR bagi PNS.

Obligasi Publik
Instrumen kebijakan fiskal yang ketiga adalah penerbitan obligasi atau surat utang
bagi warga negara. Berbeda dengan utang luar negeri, obligasi publik memiliki
coupon rate atau bonus komisi saat pemerintah mengembalikan pinjamannya ke
masyarakat.

Instrumen kebijakan fiskal terakhir adalah alokasi anggaran. Agar tujuan kebijakan
fiskal dalam periode tertentu berhasil, pemerintah punya wewenang memindahkan
alokasi anggaran dari satu sektor ke sektor lainnya. Misalnya di masa pandemi,
pemerintah dapat memprioritaskan anggaran untuk fasilitas kesehatan.
SUMBER REFERENSI
https://www.rumah.com/panduan-properti/kebijakan-fiskal-74814
https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/kebijakan-fiskal-jenis-peranan-instrumen-
dan-fungsi-1795/
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/kebijakan-fiskal-jenis-fungsi-dan-
instrumennya/
https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/pertumbuhan-
ekonomi-Indonesia
E. Study kebijakan fiskal
Lebih lanjut, Wamenkeu juga mengatakan kebijakan fiskal Indonesia dalam Anggaran
Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber,
namun secara bersamaan APBN juga harus diperkuat dari sisi ketahanan fiskalnya
untuk dapat menghadapi peningkatan resiko ketidakpastian perekonomian gobal.

“Kenapa APBN perlu kita kuatkan ketahanan fiskal nya? Supaya APBN itu siap-siap
lagi menjadi buffer untuk antisipasi uncertainty kedepan. Sehingga APBN harus terus
sehat meskipun akan tetap menjadi shock absorber dari ekonomi kita,” ujarnya.

Di sisi lain, Wamenkeu menyebutkan satu pembelajaran yang dapat di ambil selama
kondisi pandemi menuju endemi kedepan, yaitu berupa transformasi digital yang
sangat cepat. Hal ini merupakan modal awal yang sangat baik bagi Indonesia
dalam menghadapi revolusi industri 4.0, terutama pada sektor-sektor yang akan
didukung oleh digitalisasi.
"Alat digital kita itu menjadi bagian dari way of life kita kedepan, ini menjadi sangat
baik karena menjadi platform dari pertumbuhan ekonomi kita ke depan," ujar
Wamenkeu.

Anda mungkin juga menyukai