Anda di halaman 1dari 5

MATERI

KEBIJAKAN FISKAL

OLEH KELOMPOK 1 (PENYAJI) :

CANDI DIEVA TRIANA PUTRI 2010312220011


DEWI SRI MURWATI 2010312220001
IRFANSYAH 2010312210102
M. HATTA DWI SATRIA 2010312210080
NADA 2010312220012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
KEBIJAKAN FISKAL

Pengertian Kebijakan Fiskal


Kata Fiskal berasal dari bahasa latin, Fiscus yang berarti pemegang kuasa dari keuangan
pertama di zaman Romawi kuno. Sedangkan, menurut KBBI Fiskal berarti segala hal yang
berkaitan dengan urusan pendapatan negara atau pajak. Kebijakan fiskal pertama kali
dicetuskan oleh John Maynard Keynes, asal Inggris pada tahun 1883. Keynes berpendapat
bahwa kebijakan fiskal dapat membantu negara mencapai kestabilan ekonomi. Hal ini
dikarenakan kebijakan fiskal mampu menyesuaikan pengeluaran negara dengan pendapatan
yang diterima dari pajak. Inti dari kebijakan fiskal adalah sebagai upaya pengelolaan dana
yang diterima dari pajak untuk memenuhi keperluan masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Dengan begitu, tujuan dari strategi ini dapat tercapai sesuai dengan harapan, seperti
tersedianya fasilitas publik dan pelayanan kesehatan yang mumpuni.
Kebijakan fiskal umumnya merepresentasikan pilihan-pilihan pemerintah dalam menentukan
besarnya jumlah pengeluaran, belanja, atau jumlah pendapatan yang secara eksplisit
digunakan untuk mempengaruhi perekonomian. Kebijakan fisal sering didefinisikan sebagai
pengelolaan anggaran pemerintah untuk mempengaruhi suatu perekonomian, termasuk
kebijakan perpajakan yang dipungut dan dihimpun, pembayaran transfer, pembelanjaan
pemerintah, serta pembiayaan anggaran.

Asal Mula Kebijakan Fiskal


Kesadaran terhadap pengaruh pengeluaran dan penerimaan pemerintah belum lama muncul
dalam dunia ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, timbulah gagasan dengan sengaja untuk
mengubah-ubah pengeluaran dan penerimaan pemerintah, inilah yang dikenal dengan
kebijakan fiskal atau politik fiskal.
Dasar pemikiran dalam kebijakan fiskal ialah bahwa pemerintah tidak dapat disamakan
dengan individu dalam pengaruh dari tindakan masing-masing terhadap masyarakat sebagai
keseluruhan. Umumnya para individu akan mengurangi pengeluaran apabila penerimaannya
menurun. Sedangkan pemerintah tidak harus berbuat demikian, karena apabila pemerintah
mengurangi pengeluarannya, maka tindakan ini akan lebih menyusahkan atau memperberat
jalannya perekonomian karena menurunnya pengeluaran pemerintah juga akan menurunnya
pendapatan masyarakat sebagai objek pajak dan justru memperkecil penerimaan pemerintah
lagi.

Instrumen Kebijakan Fiskal


1. Pengeluaran negara/Belanja negara (government expenditure)
2. Perpajakan (Taxes)
Macam-Macam Kebijakan Fiskal
1. Pembiayaan Fungsional (functional finance)
Kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat berbagai akibat tidak
langsung terhadap pendapatan nasional dan bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja,
contoh pembiayaan fungsional yaitu pajak selain digunakan sebagai alat untuk menggali
sumber penerimaan namun juga digunakan sebagai alat untuk mengatur sektor swasta
(private sector), jika terjadi inflasi yang berlebihan dan untuk mendanai penarikan dana
masyarakat maka pemerintah akan melakukan pinjaman ke luar negeri, serta apabila target
pajak dan pinjaman tidak cepat, maka pemerintah akan melakukan pinjaman dalam negeri
bentuk percetakan uang.
2. Pendekatan Anggaran Terkendali (the managed budget approach)
Kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah, perpajakan, dan pinjaman untuk
mencapai stabilitas ekonomi yang mantap. Dalam kebijakan ini hubungan antara pengeluaran
pemerintah dengan penarikan pajak selalu dijaga. Untuk memperkecil atau menghindarkan
ketidakstabilan ekonomi, pemerintah akan membuat anggaran tersebut defisit atau surplus
disesuaikan dengan situasi yang dihadapi.
3. Stabilitas Anggaran (the stabilization budget)
Kebijakan yang mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat besarnya biaya dan
manfaat dari berbagai program. Tujuan dari kebijakan ini adalah agar terjadi penghematan
dalam pengeluaran pemerintah.
4. Anggaran Belanja Seimbang (balanced budget approach)
Kebijakan ini adalah kebijakan anggaran yang menyusun pengeluaran sama besar dengan
penerimaan. Dengan kata lain kebijakan ini menekankan keharusan keseimbangan antara
penerimaan dengan pengeluaran. Ini berarti jumlah pengeluaran yang disusun pemerintah
tidak boleh melebihi jumlah penerimaan yang didapat. Sehingga pemerintah tidak perlu
berhutang, baik berhutang dari dalam negeri maupun luar negeri.

Tujuan Kebijakan Fiskal


a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta PDB suatu negara
b. Mengurangi angka pengangguran dan memperluas lapangan kerja
c. Menstabilkan harga berbagai produk serta mengatasi terjadinya inflasi
d. Menekan pengeluaran negara
Fungsi Spesifik Kebijakan Fiskal
a. Stabilisasi
Tujuan utama dari fungsi stabilisasi adalah memelihara tingkat pendapatan nasional agar
terus mendekati potensialnya. Pada fungsi ini tanggungjawabnya adalah menjamin
perekonomian tetap pada kesempatan kerja penuh (full employment) dengan harga yang
stabil.
b. Alokasi
Pemerintah melakukan intervensi terhadap perekonomian dalam mengalokasikan sumber
daya ekonominya. Pemerintah dapat mengambil tindakan untuk membeli barang-barang
seperti alat keamanan dan pertahanan atau untuk bidang pendidikan. Hal ini secara tidak
langsung melalui berbagai pajak dan subsidi yang mendorong berbagai aktivitas atau
menghambat aktivitas lainnya.
c. Distribusi
Berkaitan dengan bagaimana barang-barang yang diproduksi oleh masyarakat didistribusikan
secara merata dan efisien.

Jenis Kebijakan Fiskal


a. Kebijakan Fiskal Ekspansif (Expansionary Fiscal Policy)
Tujuan dari kebijakan fiskal ekspansif adalah untuk merangsang ekonomi, pada saat
pengangguran mencapai angka tinggi, kebijakan fiskal ekspansif mengharuskan pemerintah
untuk membelanjakan lebih banyak uang, menurunkan tingkat pajak, atau melakukan
keduanya. Adapun tujuan dari tindakan ini adalah agar memberikan lebih banyak uang
kepada konsumen, sehingga konsumen akan terus membelanjakan uang mereka lebih banyak,
oleh karena itu akan mengakibatkan laju ekonomi negara menjadi terangsang.
b. Kebijakan Fiskal Kontraksional
Kebalikan dari kebijakan fiskal ekspansif, kebijakan fiskal kontraksional bertujuan untuk
memperlambat laju pertumbuhan ekonomi, contohnya pada saat terjadi inflasi yang tinggi,
pemerintah akan meningkatkan pajak serta memotong pengeluaran negara.

Contoh Kebijakan Fiskal Yang Pernah Diterapkan Pemerintah Indonesia


a. Tax Amnesty
Contoh kebijakan fiskal pertama yang dilakukan pemerintah adalah pada saat presiden
Jokowi mencanangkan program amnesti pajak di tahun 2017 lalu. Banyaknya laporan
penunggakan pajak dan individu yang tidak melaporkan jumlah kekayaan pada saat itu,
sehingga membuat pemerintah memutuskan untuk meluncurkan program Tax Amnesty.
Program Tax Amensty dilakukan dengan menghilangkan sanksi administrasi, pidana, dan
juga denda keterlambatan pembayaran pajak. Dengan diterapkannya program ini mampu
membuat pemasukan negara meningkat hingga 130 triliun rupiah.
b. Subsidi Bahan Bakar Minyak
Pengurangan jumlah subsidi BBM yang seringkali dilakukan oleh pemerintah akhir-akhir ini
juga merupakan contoh kebijakan fiskal lainnya. Meski harga jual BBM menjadi lebih mahal
dan cenderung tidak stabil, namun pemerintah mampu mengalokasikan dana yang dimiliki
untuk kebutuhan lainnya yang lebih penting dan mendesak. Dengan begitu, harapannya
kualitas hidup masyarakat luas akan menjadi lebih berdaya.

Kesimpulan
Kebijakan ekonomi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu tatanan negara sebagai
penstabilan ekonomi. Pemerintah menjalankan kebijakan fiskal adalah dengan maksud untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian, atau dengan kata lain, kebijakan fiskal pemerintah
berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkan. Sehingga,
dengan adanya kebijakan fiskal ini pemerintah berharap dapat mengendalikan dan mengawasi
keadaan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai