Pemerintah Dalam
Kerangka Ekonomi
Islam: Kebijakan Fiskal
Dan Moneter Syariah
Tujuan Pembelajaran
Kebijakan Fiskal
3 Purwiyanto (ed.), Dasar-Dasar Praktek Penyusunan APBN di Indonesia, 2013, Direktorat Penyusunan
APBN, Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, h. 3-4.
4 Purwiyanto (ed.), Dasar-Dasar Praktek Penyusunan APBN di Indonesia, 2013, Direktorat Penyusunan
APBN, Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, h. 3-4.
5 Tulus TH Tambunan, Perekonomian Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2018.
1. Pendapatan Negara
2. Belanja Negara
3. Pembiayaan
7 Adiwarman Karim, Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2007, h. 152-155
8 Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, h. 2014 211
9 Supangat, Kebijakan Fiskal Negara Indonesia dalam Perspektif Ekonomi Islam, Economica, Volume IV/
Edisi 2/November 2013, h. 102
Hal itu perlu dilakukan, agar lebih memikat muzaki, yaitu zakat
yang semula hanya sebagai pengurang penghasilan kena pajak
(PPKP)
10 Nur Kholis, Perpajakan di Indonesia dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam, Jurnal EKBISI, FEBI UIN
Sunan Kalijaga, Vol. 5, No. 1, Desember 2010.
Dalam kasus ijarah ini, masih ada KPP yang menggunakan pajak
ganda terhadap transaksi tersebut. Hal itu muncul lantaran putusan
persoalan peraturan pajak atas pengalihan kepemilikan aset dalam
Peraturan Menteri Keuangan No. 136/PMK.03 tahun 2011 yang
hanya menyebutkan bahwa transaksi pengalihan harta dari pihak
ketiga yang dilakukan semata-mata untuk memenuhi prinsip syariah
dianggap sebagai pengalihan harta langsung dari pihak ketiga kepada
nasabah, sementara bentuk/akad transaksinya tidak disebutkan
secara eksplisit.
11 Nur Kholis, Perpajakan di Indonesia dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam, Jurnal EKBISI, FEBI UIN
Sunan Kalijaga, Vol. 5, No. 1, Desember 2010.
1. Uang Beredar
3. Target Inflasi.
12 Perry Warjiyo dan Solikin, Kebijakan Moneter di Indonesia, Jakarta: Bank Indonesia, 2004.
13 Mishkin, Economics of Money, Banking, and Financial Market, New York: Pearson, 2007, h. 49
14 Roger LeRoy Miller dan David D. VanHoose, Modern Money and Banking (Singapore: McGraw-Hill,
International, 1993, h. 6
15 Rifki Ismal, Money and Monetary Policy From The Islamic Perspective, Chapter 15 Book, 2018
Wujud uang dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima
masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah dan ditetapkan oleh
undang-undang suatu negara. Uang dapat dibuat dari emas, perak,
dan logam lainnya, atau kertas dan lain sebagainya. Untuk disebut
sebagai uang, suatu benda harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
16 ISRA. (2016). Islamic Financial System: Principles and Operations. 2/e. Kuala Lumpur: ISRA, h. 81; Rifki
Ismal, Money…
Apa motif orang memegang uang? Ada tiga jenis motif orang
memegang uang, yaitu:
19 Ascarya, Akad dan Produk Bank Shari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. h. 25-26.
E-Money Syariah
20 Bank for International Settlements (BIS), Implications for Central Banks of the Development of Elec-
tronic Money (Basle: Bank for International Settlements, October 1996), h. 1. Lihat juga Charles Goldfin-
ger, “Intangible Economy and Electronic Money”, dalam The Future of Money, (Paris: OECD, 2002), h.
106
21 Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik pasal 1.
24 Solikin M. Juhro-Ali Sakti dkk, Kebijakan Moneter Syariah dalam Sistem Keuangan Ganda, Jakarta: Tazkia
Publishing, 2018
25 Idem.
Di masa dominasi ekonomi konvensional dengan uang kertas dan bank sentralnya
sampai saat ini, ekonomi Islam berkembang di negara-negara berpenduduk mayoritas
muslim di tengah sistem uang kertas dan bank sentral. Oleh karena itu, berkembang pula
sistem moneter Islam dengan kebijakannya dan proses transmisinya. Salah satu pionir
pengembang teori ekonomi moneter Islam kontemporer adalah Muhammad Umer Chapra
dengan bukunya “Towards a Just Monetary Sistem” (1985).
Dalam sistem keuangan ganda seperti di Indonesia, setting institusi keuangan Islam
kontemporer tidak jauh berbeda dengan setting institusi keuangan konvensional yang telah
ada terlebih dahulu, sehingga instrumen-instrumen kebijakan moneter Islam kontemporer
ada kemiripan dengan instrumen-instrumen kebijakan moneter konvensional. Bentuknya
transmisi kebijakan moneter Islam dapat sama atau berbeda dengan transmisi kebijakan
moneter konvensional. Namun yang pasti bahwa aplikasi moneter Islam harus terbebas dari
aktivitas ekonomi yang mengandung riba, maysir, dan gharar serta hal-hal terlarang lainnya
menurut syariat Islam.