Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN

MADRASAH EDUCATION QUALITY REFORM


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Fasda : Kalimatu Sakdiyah, S.Pd.


Materi : Kebijakan Fiskal Dan Moneter
Hari / Tanggal : Sabtu, 11 November 2023
Jam / Pukul : 08.30 – 10.00
Jenis Kegiatan : MGMP Mapel Ekonomi MA
Tempat : MA Yastamas Cepu

Deskripsi Kegiatan

1. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk
pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan (kestabilan ekonomi).
2. Tujuan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank
Indonesia.
Bunyi UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia :
1) Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
2) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), “Bank Indonesia melaksanakan
kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan
kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.”
Secara umum tujuan kebijakan moneter antara lain:

a. Mengatur sistem peredaran uang


b. Menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah
c. Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral
d. Mencegah terjadinya inflasi
3. Instrumen Kebijakan Moneter
a. Politik diskonto adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga dalam
rangka memperlancar likuiditas sehari-hari.
b. Politik pasar terbuka adalah kebijakan memperjualbelikan surat berharga oleh Bank
Indonesia di pasar uang.
c. Politik cadangan kas atau giro wajib adalah kebijakan untuk menaikkan atau menurunkan
cadangan kas minimum di bank-bank umum.
d. Politik pagu kredit adalah kebijakan untuk meprketat atau mempermudah dalam
pemberian kredit kepada masyarakat.
e. Politik pembujukan moral adalah Bank Indonesia menghimbau kepada bank umum untuk
mempertimbangkan kondisi ekonomi secara makro dalam menjalankan kegiatannya
sehingga tidak mengganggu kestabilan ekonomi negara
4. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam mempengaruhipengeluaran dan pendapatan
dengan tujuan untuk menciptakan kesempatankerja yang tinggi tanpa inflasi.

5. Tujuan Kebijakan Fiskal


Secara umum tujuan pelaksanaan kebijakan fiskal ialah untukmenentukan arah, tujuan, dan prioritas
pembangunan nasional sertapertumbuhan ekonomi agar sesuai dengan Program Pembangunan
Nasional(Propenas) yang pada gilirannya akan meningkatkan kemakmuranmasyarakat. Tujuan
tersebut ditempuh dengan:

a. meningkatkan laju investasi;


b. meningkatkan kesempatan kerja;
c. mendorong investasi optimal secara sosial;
d. meningkatkan stabilitas di tengah ketidakstabilan ekonomiinternasional.

6. Instrumen Kebijakan Fiskal


Secara umum kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis pembiayaan.

a. Anggaran belanja seimbang


Cara yang dilakukan ialah dengan menyesuaikan anggaran dengankeadaan. Tujuannya untuk
mencapai anggaran berimbang dalam jangkapanjang. Jika terjadi ketidakstabilan ekonomi maka
digunakan anggarandefisit sedangkan dalam masa inflasi digunakan anggaran surplus.Kebijakan
anggaran yang digunakan setiap negara berbeda satusama lain tergantung pada keadaan
perekonomian dan arah yanghendak dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Kita mengenal ada empat macam anggaran.

1. Anggaran berimbang adalah suatu bentuk anggaran denganjumlah realisasi


pendapatan negara sama dengan jumlah realisasipengeluaran negara. Keadaan seperti
ini dapat menstabilkanperekonomian dan anggaran. Pemerintah kita
menerapkananggaran berimbang pada masa Orde Baru.
2. Anggaran defisit adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan
negara lebih kecil daripada jumlah realisasipengeluaran negara. Hal ini memang
sudah direncanakan untukdefisit. Pemerintah kita menerapkan anggaran defisit ini
sejaktahun 2000.
3. Anggaran surplus adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlahrealisasi pendapatan
negara lebih besar daripada jumlah realisasipengeluaran negara. Hal ini memang
sudah direncanakan untuksurplus, dengan cara tidak semua penerimaan digunakan
untukbelanja sehingga terdapat tabungan pemerintah. Anggaran semacam ini cocok
digunakan apabila keadaan perekonomianmengalami inflasi.
4. Anggaran dinamis adalah suatu bentuk anggaran dengan padasisi penerimaan dari
tahun ke tahun ditingkatkan dan terbuka pulakemungkinan sisi pengeluaran yang
meningkat sehingga anggaranpendapatan dan belanja negara selalu kembali dalam
keadaanseimbang. Sisi penerimaan dapat ditingkatkan dari tabunganpemerintah yang
terus bertambah, peningkatan penerimaan pajak,atau berasal dari pinjaman
pemerintah.
b. Stabilisasi anggaran otomatis
Dengan stabilisasi anggaran otomatis, pengeluaran pemerintahlebih ditekankan pada asas manfaat
dan biaya relatif dari berbagai paketprogram. Pajak ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat
anggaranbelanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.

c. Pengelolaan anggaran
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pengelolaan anggaran iniialah Alvin Hansen. Dalam
rangka menciptakan stabilitas perekonomiannasional, penerimaan dan pengeluaran pemerintah
dari perpajakan danpinjaman merupakan dua komponen yang tidak dapat dipisahkan.Untuk itu
diperlukan anggaran berimbang dengan resep jika masadepresi ditempuh anggaran defisit,
sedangkan jika masa inflasi,digunakan anggaran surplus.

d. Pembiayaan fungsional
Tokoh yang mengemukakan pendekatan pembiayaan fungsionalini ialah A.P. Liner. Tujuan
utamanya untuk meningkatkan kesempatankerja. Cara yang ditempuh ialah pembiayaan
pengeluaran pemerintahditentukan sedemikian rupa sehingga tidak berpengaruh secaralangsung
terhadap pendapatan nasional. Pada pendekatan ini sectorpajak dan pengeluaran pemerintah
menjadi hal yang terpisah.Penerimaan pemerintah dari sektor pajak bukan ditujukan
untukmeningkatkan penerimaan pemerintah, melainkan untuk mengaturpengeluaran pihak
swasta.

Anda mungkin juga menyukai