01
02 PENDAHULUAN
KEBIJAKAN FISKAL
03
KEBIJAKAN MONETER
04
Diagram 13.1
Pengaruh kebijakan Moneter Terhadap
Keseimbangan Pasar Uang-Modal
r
Ms2 Ms0 Ms1 LM2
LM1
r2 --------------------------F 2----------------------------- r2 -------------------------------F 2-
(b)
Pengaruh kebijakan moneter terhadap keseimbangan pasar uang-modal.
Pengaturan jumlah uang beredar dapat mempengaruhi kondisi keseimbangan
pasar uang-modal. Diagram 13.1 memberikan gambaran apa yang terjadi
terhadap keseimbangan pasar uang-modal bila jumlah modal ditambah.
Diagaram 13.1 menunjukkan kurva LM0 yang diturunkan dari Ms0. Seandainya
pemerintah menambah jumlah uang beredar menjadi setingkat Ms1 pada
diagram 13.1.a, maka untuk membuat pasar uang-modal berada dalam
keseimbangan pada tingkat Y0, tingkat bunga harus diturunkan dari r1 r3.
Demikian juga bila ingin membuat pasar uang-modal berada dalam kondisi
keseimbangan pada tingkat Y1, tingkat bunga harus diturunkan dari r2 ke r4.
Dalam diagaram 13.1.b hal itu terlihat dari pergeseran titik keseimbangan (dari
F1 ke F3 dan dari F2 ke F4), sehingga kurva LM bergeser ke kanan (dari LM0 ke
LM1).
Seandainya pemerintah mengurangi jumlah uang beredar dari Ms0 ke Ms2, maka
untuk membuat pasar uang-modal berada dalam keseimbangan pada tingkat Y0,
tingkat bunga harus dinaikan dari r1 ke r5. Sedangkan untuk mencapai
keseimbangan pada tingkat Y1, tingkat bunga harus dinaikan dari r2 ke r6.
Kurva LM bergeser ke kiri (dari LM0 ke LM2).
Diagram 13.2
Dampak Kebijakan Moneter
Terhadap Perekonomian
r
LM2
LM0
LM1
E2
r2 ----------------- E0
r0 --------------------------- E1
r1 -----------------------------------
IS
Y
0 Y*2 Y*0 Y*1
Pengaruh kebijakan moneter terhadap keseimbangan ekonomi.
Pergeseran kurva LM karena pengaruh perubahan jumlah uang beredar yang dilakukan
pemerintah akan mempengaruhi keseimbangan ekonomi, karena mengubah titik potong
kurva IS-LM, yang berarti mengubah titik keseimbangan ekonomi.
Diagram 13.2 berikut ini menunjukkan kondisi keseimbangan awal terjadi pada tingkat
pendapatan Y*0 dan tingkat bunga r0. Jika pemerintah menambah jumlah uang beredar,
kurva LM bergeser ke kanan (dari LM0 ke LM1), sehingga titik keseimbangan bergeser
dari E0 ke E1. pada titik keseimbangan yang baru (E1), output keseimbangan adalah Y*1
yang lebih besar dari pada Y*0, sedangkan tingkat bunga adalah r1 yang lebih rendah
dari pada r0. Dengan kata lain, kebijakan moneter ekspansif dalam konteks diagram 13.2
telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam
perekonomian pasar kenaikan tingkat bunga mengidentifikasikan telah terjadi kelebihan
permintaan investasi. Akibatnya dapat dilihat dari dua sisi:
Sisi output.
Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yang dibatalkan,
sebagai akibat pertambahan kapasitas produksi menjadi lebih kecil.
Sisi biaya.
Kenaikan tingkat bunga akan menaikan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal.
Dari kedua hal di atas, akibatnya kenaikan tingkat bunga akan memicu terjadinya inflasi.
Bila pemerintah mengurangi jumlah uang beredar, yang terjadi adalah sebaliknya. Bergesernya kurva LM
ke kiri (dari LM0 ke LM2) menyebabkan titik keseimbangan bergeser ke E2. Pada saat itu output
keseimbangan adalah Y*2 yang lebih kecil dari pada Y*0 sedangkan tingkat bunga naik
(dari r0 ke r2 ), yang berarti telah terjadi inflasi.
Efektivitas kebijakan moneter.
Apa yang digambarkan dalam diagram 13.2 hanyalah salah satu dari berbagai kemungkinan yang terjadi.
Secara grafis hasil dari kebijakan moneter pemerintah sangat ditentukan oleh kondisi pasar barang-
jasa dan pasar uang-modal, yang digambarkan oleh sudut kemiringan kurva IS dan kurva LM.
oSudut kemiringan kurva IS.
Diagram 13.3 merupakan kurva IS yang menggambarkan beberapa kondisi barang-jasa.
Diagram 13.3 Sudut Kemiringan
Kurva IS dan Maknanya
IS1
IS2
IS3
Y
0
Kurva IS1 lurus sejajar dengan sumbu vertikal. Kurva IS yang seperti ini terjadi karena pemerintah
investasi tidak sensitif terhadap perubahan tingkat bunga (kurva 1 tegak lurus). Sebaliknya kurva
IS2 terbentuk dari kurva 1 yang mendatar sejajar dengan sumbu horizontal. Artinya kurva investasi
elastis sempurna. Sedangkan kurva IS3 terbentuk dari kurva investasi yang bersudut negatif, dalam
arti ꝺI/∂r ≤ 0.
oSudut kemiringan kurva LM.
Diagram 13.4.a menunjukkan beberapa kurva LM yang menggambarkan beberapa kondisi pasar uang-
modal.
Kurva LM1 terbentuk tegak lurus sejajar sumbu vertikal. Kurva ini diturunkan dari kurva pemerintah
uang untuk spekulasi (Msp) yang tegak lurus. Artinya, permintaan uang untuk spekulasi tidak
sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Dapat juga dikatakan bahwa permintaan uang semata-
mata ditentukan oleh permintaan uang untuk transaksi yang merupakan fungsi pendapatan. Oleh
karena itu LM1 sesuai dengan hipotesis klasik, maka kurva ini disebut kurva LM versi klasik.
Kurva LM3 adalah kebalikan dari kurva LM1. Karena kurva LM3 diturunkan dari kurva permintaan
uang untuk spekulasi (Msp), maka kurva ini datar dan sejajar dengan sumbu horizontal. Artinya,
permintaan uang unruk spekulasi sangat sensitif (sensitif sempurna) terhadap perubahan tingkat
bunga. Menurut Keynes, kondisi inilah yang disebut sebagai perangkap likuiditas atau jerat
likuiditas dan biasanya terjadi pada tingkat bunga yang sangat rendah. Karena bentuk LM3 sebagai
teori Keynesian, maka kurva ini disebut juga kurva Keynesian.
Diagram 13.4 Sudut kemiringan
Kurva LM dan Maknanya
r LM
r
LM1
LM2 Interval antara Interval Klasik
(intermediate range) (Classical
range)
LM3
Interval Keynesian
(Keynesian range)
Y
0 0 Y
(a) (b)
Kurva LM2 adalah kurva LM yang telah anda kenal, yang terbentuk dari kurva permintaan uang untuk
spekulasi yang bersudut negatif (∂Msp/∂r≤0).
Seringkali ketiga kurva LM tersebut diatas digambarkan dalam satu kurva seperti yang terlihat dalam
Diagram 13.4.b. daerah kurva LM yang mendatar disebut daerah Keynesian (Keynesian range),
sedangkan daerah kurva LM yang tegak lurus disebut daerah Klasik (Classical range). Daerah yang
berada diantara kedua ekstrem tersebut dinamakan daerah antara (intermediate range).
r r
LM2 LM0 LM1 IS
Moneter Moneter
Kontraktif ekspansif
IS
r0
LM
Y
Y
0 Y2 Y0 Y1 0 Y0
(a) (c)
r r
LM2 LM0 LM1
r2 ---------------
r0 ----------------------- Moneter kontraktif Moneter
ekspansif
r1 --------------------------------- r0 LM
IS
IS Y
0 Y2 Y0 Y1 0 Y0
Diagram 13.5.a dan 13.5.b kondisinya adalah kurva LM vertical. Diagram
13.5.a menunjukan jika kurva IS datar, kebijakan moneter sangat efektif,
sebab dapat menambah atau mengurangi output keseimbangan tanpa
mengganggu tingkat harga. Diagram 13.5.b menunjukan jika kurva IS
mempunyai slope negatif, kebijakan moneter ekspansif akan menaikan
output keseimbangan, sementara tingkat harga turun. Sebaliknya dengan
kebijakan kontraktif, karena output kebijakan turun, sementara tingkat
bunga (harga) meninggi.
Pada diagram 13.5.c dan 13.5.d kurva LM adalah mendatar, artinya
perekonomian berada dalam perangkap likuiditas. Dalam kondisi seperti
ini, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif, sebab tidak mempunyai
kemampuan mempengaruhi output dan tingkat bunga.
Anda dapat mencoba-coba sebagai kemungkinan lain dan bandingkan
hasilnya dengan table 13.1 di bawah ini.
Table 13.1
Efektifitas Kebijakan Moneter Terhadap Output
dan Tingkat Harga (Bunga)
1. inflasi penargetan
2. harga dan penargetan meningkat
3. agregat moneter
4. nilai tukar tetap
BAB 8.
KEBIJAKAN
FISIKAL DAN
MONETER
MATERI
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter
Option C
Tujuan Dari Kebijkan Fiskal
Tujuan dari kebijakan fiskal ini mirip juga dengan kebijakan moneter yaitu untuk
mengatur dan mengelola jumlah uang yang beredar. Namun pada prakteknya
kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan
pengeluaran (belanja) pemerintah.
Pemerintah membuat kebijakan fiskal ini dengan tujuan mendapatkan dana-dana
dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dana
tersebut dalam rangka menjalankan pembangunan negara.
Menaikkan jumlah
pajak dan jenis pajak
1 .
1
Instrumen Kebi-
jakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
yang sangat berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika
mengubah tarif pajak yang berlaku maka akan berpengaruh terhadap
ekonomi.
Anggaran Defisit ( Defisit Budget )
Anggaran defisit merupakan suatu kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran negara lebih besar dari
penerimaan
negara. Hal ini bertujuan untuk memberi stimulus pada kondisi perekonomian. Umumnya anggatan defisit ini sangat
baik digunakan apabila kondisi ekonomi sedang resesif.
Anggaran defisit dibagi menjadi beberapa bagian :
1. Defisit konvensional: Defisit konvensional ini adalah anggaran defisit yang dihitung berdasarkan selisih antara
realisasi total pembelanjaan dan realisasi total pengeluaran, termasuk juga dana hibah di dalamnya.
2. Defisit moneter: Defisit moneter merupakan anggaran defisit yang hasilnya diperoleh dari perhitungan berdasarkan
selisih antara realisasi total belanja negara (tidak termasuk pembayaran pokok ataupun hutang) dan realisasi dari total
penerimaan (tidak termasuk di dalamnya penerimaan dari hutang)
3. Defisit operasional: Difisit operasional ini hampir mirip dengan defisit moneter, hanya saja letak perbedaannya
yaitu dalam nilai yang diukur. Dalam defisit operasional nilai yang dihitung adalah nilai riil atau asli bukan lah nilai
nominal.
4. Defisit primer: Defisit primer merupakan defisit yang jumlahnya dihitung dari selisih antara realisasi dari belanja
total (belum termasuk pembayaran pokok dan hutang) dan total penerimaan.
Anggaran Surplus & Angaran Berimbang
.
9. Mampu mendorong investasi optimal 10. Mampu menjaga stabilitas
secara sosial yang dilakukan oleh Peran kebijakan perekonomian internal ataupun
pemerintah. fiskal antara eksternal di tengah ketidakstabilan
. lain adalah internasional
sebagai
berikut:
Kebijakan
Moneter
Definisi
Option C
Tujuan Dari Kebijkan Moneter
2
Jika kondisi tingkat kegiatan ekonomi masih berada di
harapan, maka bank sentral akan menurunkan tingkat suku
bunga. Hal ini akan membuat masyarakat melakukan
pinjaman sehingga banyak investasi yang ada di
1 masyarakat. Begitu juga sebaliknya, jika bank sentral ingin
membatasi kegiatan ekonomi, maka tingkat suku bunga
akan dinaikkan, hal ini akan membuat masyarakat/
pengusaha banyak menabung sehingga uang yang
beredar dapat dikurangi.
.
Instrumen Kebi-
jakan Moneter
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrument
kebijakan moneter, intstrumen kebijakan moneter tersebut antara lain
sebagai berikut:
Operasi Pasar Terbuka
( Open Market Operation )
Operasi pasar terbuka menrupakan sebuah cara untuk
mengendalikan uang yang beredar di masyarakat
dengan cara menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities).
Pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah
apabila menginginkan jumlah uang beredar
bertambah. Namun, apabila menginginkan
berkurangnya jumlah uang yang beredar, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat.
Beberapa surat berharga pemerintah antara lain yaitu
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU).
Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto merupakan sebuah cara untuk
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat
dengan cara memainkan tingkat bunga bank sentral
pada bank umum. Terkadang bank umum mengalami
kekurangan uang sehingga mereka harus
meminjam kepada bank sentral.
Agar jumlah uang beredar bertambah, maka
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral.
Begitupun sebaliknya, agar jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menaikkan tingkat
bunga.
Imbauan Moral (moral persuasion)
Imbauan moral adalah kebijakan moneter dalam
rangka mengatur jumlah uang beredar dengan cara
memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya yaitu seperti memberi imbauan kepada
perbankan pemberi kredit agar berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit, hal ini bertujuan untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kemudian
akan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral dengan tujuan untuk
memperbanyak jumlah uang yang beredar di dalam
perekonomian.
Peran Kebijakan Moneter
.
9. Mampu mempertahankan kestabilan 10. Berperan dalam memainkan tingkat
harga dengan cara mengurangi Peran kebijakan bunga bank sentral pada bank umum.
peredaran uang. moneter antara
. lain adalah
sebagai
berikut:
Kebijakan yang bersegi banyak