Anda di halaman 1dari 76

BAB 8 ( KEBIJAKAN FISKAL DAN

MONETER : ANALISIS IS DAN LM )

01
02 PENDAHULUAN
KEBIJAKAN FISKAL
03

KEBIJAKAN MONETER
04

KEBIJAKAN YANG BERSEGI BANYAK


DEFINISI
Kebijakan adalah suatu konsep dan strategi yang
diwujudkan dalam tindakan-tindakan dengan tujuan untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan dan menciptakan
kesejahteraan. Kebijakan antara lain dapat dikategorikan ke
dalam pengaturan, distribusi, dan prosedural. Dalam
merumuskan kebijakan, identifikasi permasalahan adalah hal
pertama yang harus dilakukan sebelum merumuskan konsep
dan teori yang tepat untuk diterapkan.
Kebijakan Ekonomi — Kebijakan yang memilik
peran penting dalam pemerintahan untuk menstimulasi
keadaan ekonomi adalah kebijakan moneter dan fiskal.
 Kebijakan Menurut Para Ahli :
1. Carter V. Good
Dalam bukunya Dictionary of Education (1959)
menyampaikan pengertian kebijakan, yaitu sebuah
pertimbangan yang didasari oleh penilaian faktor-faktor
yang bersifat situasional, sifatnya umum dalam menyusun
perencanaan, dan memberikan arahan ketika pengambilan
keputusan agar nantinya tujuan dapat tercapai.
2. Lasswell
Harold Lasswell (1970), pakar komunikasi dan
politik, bercakap bahwa kebijakan merupakan suatu
program yang diproyeksikan dari nilai, praktik, dan tujuan.
3. Perserikatan Bangsa-Bangsa
Lembaga dunia seperti Perserikatan Bangsa-
Bangsa mengemukakan arti dari kebijakan, yaitu sebuah
deklarasi mengenai dasar dan pedoman dalam bertindak
yang terarah ke tujuan yang disepakati bersama. Di
dalamnya tentu harus memuat rencana dan aktivitas yang
akan dilakukan agar tujuan semakin bisa tercapai.
 Tujuan Dan Fungsi
Tujuan dan fungsi kebijakan antara lain adalah untuk menjamin
kepentingan masyarakat umum sebisa mungkin. Meski pada implementasinya
banyak kebijakan yang belum sesuai, namun tetap disesuaikan dengan
kebutuhan dan diganti jika sudah tidak relevan.Kebijakan ditetapkan sesuai
dengan prosedur yang berlaku. Selain itu, membuat dan melaksanakan kebijakan
harus didorong oleh keinginan untuk menghindari konflik dan pertentangan.
Dengan demikian kebijakan berfungsi untuk mengarahkan pelaksananya
mencapai cita-citanya.
 Ciri –Ciri
Karakteristik kebijakan antara lain:
• Kebijakan dibuat untuk mencapai tujuan serta menciptakan kesejahteraan
umum.
• Proses pembuatannya melalui tahap-tahap sistematis sehingga tercipta
solusi dan jawaban atas permasalahan.
• Kebijakan perlu untuk diimplementasikan oleh unit pelaksana.
• Setelah periode uji coba atau sudah diberlakukan, kebijakan butuh
dievaluasi untuk mengetahui apakah berhasil atau tidak dalam
penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan.
 Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal berfokus kepada anggaran
belanja negara dan pajak. Kebijakan ini berhubungan erat
dengan makro ekonomi karena pemerintah memiliki
peluang untuk meningkatkan permintaan agregat melalui
kebijakan ekonomi fiskal.
Perubahan dapat dikelompokkan menjadi 2 :
a. meningkatkan permintaan agregat secara tidak langsung
dengan menurunkan pajak sehingga konsumen memiliki
penghasilan setelah pajak yang lebih besar untuk
dibelanjakan barang dan jasa lain.
b. meningkatkan permintaan agregat dengan berbelanja
barang dan jasa.
Perubahan pertama melibatkan pengurangan pendapatan
pemerintah, sedangkan perubahan kedua melibatkan
peningkatan pengeluaran negara.
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar
anggaran tidak defisit.
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal
Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk
membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara
guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya
sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.
Defisit anggaran negara dapat berakibat sejumlah
permasalahan ekonomi seperti inflasi, sehingga inisiatif
untuk melaksanakan kebijakan fiskal terbatasi dengan
pertimbangan tersebut.
Perubahan pertama melibatkan pengurangan
pendapatan pemerintah, sedangkan perubahan kedua
melibatkan peningkatan pengeluaran negara. Defisit
anggaran negara adalah pendapatan dikurangi pengeluaran,
sehingga kedua bentuk kebijakan fiskal dapat meningkatkan
defisit anggaran negara.
Perubahan pertama melibatkan pengurangan pendapatan
pemerintah, sedangkan perubahan kedua melibatkan peningkatan
pengeluaran negara. Defisit anggaran negara adalah pendapatan
dikurangi pengeluaran, sehingga kedua bentuk kebijakan fiskal
dapat meningkatkan defisit anggaran negara.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal
Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat
pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya
politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada
kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk
menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah
menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan.
Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian
anggaran serta meningkatkan disiplin.
4. Menaikkan pajak.
Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi
jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk
membayar pajak.
 Tujuan Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal bertujuan untuk mencapai
kestabilan perekonomian, memacu dan mendorong
pertumbuhan ekonomi, memperluas dan menciptakan
lapangan kerja, menciptakan keadilan sosial bagi
masyarakat, menstabilkan pendistribusian dan pendapatan
masyarakat, mencegah pengangguran dan menstabilkan
harga. Selain itu, kebijakan fiskal juga bertujuan untuk
mengatasi inflansi dengan cara mengurangi peredaran
jumlah uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia atau
bank sentral.
Peran Kebijakan Fiskal
Pada dasarnya, peran kebijakan fiskal
berkesinambungan dengan tujuan di atas. Berikut peran
kebijakan fiskal:
1. Menurunkan Tingkat Inflasi.
2. Menanggulangi Inflasi
3. Meningkatkan Produk Domestik Bruto
4. Mengurangi Tingkat Pengangguran
5. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
6. Meningkatkan Laju Investasi
7. Mendorong Investasi Optimal Secara Sosial
8. Meningkatkan stabilitas perekonomian di tengah
ketidakstabilan internasional
9. Meningkatkan dan Mendistribusikan Pendapatan Nasional
10. Menyejahterakan Masyarakat
 Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah manipulasi suplai uang


dan tingkat suku bunga untuk menstabilkan atau
menstimulasi ekonomi. Dalam ekonomi modern, kebijakan
moneter adalah mekanisme yang ampuh untuk menangani
resesi dan mengurangi pengangguran melebihi kebijakan
fiskal.
Kebijakan moneter dijalankan dengan mengganti
suplai uang terlebih dahulu, untuk memanipulasi tingkat
suku bunga. Karena tingkat suku bunga mempengaruhi
hampir seluruh permintaan barang dan jasa serta investasi,
efeknya akan besar dan pervasif dalam menstimulasi
ataupun menurunkan aktivitas perekonomian. Permintaan
akan suplai uang bergantung dengan tingkat suku bunga.
Konsep utama kebijakan moneter adalah bahwa tingkat
suku bunga yang lebih rendah akan menyebabkan konsumsi dan
investasi yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan tingkat
permintaan agregat. Tingkat suku bunga yang lebih rendah akan
menstimulasi tingkat konsumsi dengan cara membuat pinjaman
dari bank untuk membayar tempat tinggal dan kendaraan semakin
menarik.
Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter bertujuan untuk menambah atau
mengurangi faktor penawaran uang yang ada dalam
masyarakat. Pengendalian faktor penawaran uang atau sering
disebut dengan istilah uang yang beredar akan berdampak pada
jumlah total pengeluaran negara. Penerapan kebijakan moneter
bisa dijalankan dengan menaikkan dan menurunkan tingkat suku
bunga, hal ini bertujuan untuk menentukan pemodalan usaha.
Maksud dari tujuan tersebut adalah jika terjadi penurunan
tingkat suku bunga maka akan meningkatkan kegiatan investasi,
sebaliknya jika tingkat suku bunga tinggi akan berpengaruh
terhadap menurunnya kegiatan investasi.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan
instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan
uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat
berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli
surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang
yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual
surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat
berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI
atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU
atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Politik diskoto (Politik uang ketat)
Politik diskoto adalah pengaturan jumlah uang yang
beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada
bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan
uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk
membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan
tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang
yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan
perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk
menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter
untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan
memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk
berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk
mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk
memperbanyak jumlah uang beredar pada
perekonomian.
 8 Bank Dengan Bunga Deposito Tertinggi Di Indonesia
1. Panin Bank
Deposito Panin Bank merupakan bank dengan deposito
rupiah yang terbilang cukup tinggi. Deposito yang diberikan
berada pada kisaran 7,75% dengan simpanan rupiah di atas 2
milyar dengan jangka waktu 1 hingga 12 bulan. Panin bank
juga menyediakan deposito dalam mata uang asing berupa US
Dollar, Pound Sterling, Australia Dollar, EURO, Singapure
Dollar, New Zeland Dollar. Selain itu, jenis Tabungan Panin,
Tabungan Bisnis Panin, atau Giro Panin juga memberikan
kemudahan nasabah untuk bertransaksi.
2. CIMB Niaga
CIMB Niaga memberikan bunga deposito rupiah pada
kisaran 6,75% dalam jangka waktu 1 bulan sampai 12 bulan.
Namun, untuk besaran suku bunga bank memang masih
termasuk tinggi karena saat ini Bank Indonesia juga sedang
gencar-gencarnya menurunkan BI rate. Dalam memberikan
bunga deposito, CIMB Niaga memiliki penawaran dua
deposito, yaitu deposito berjangka dan deposito X-tra.
A). Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah
perorangan dengan bunga menarik dan dalam jangka waktu
yang fleksibel. Jangka waktu penempatannya dalam 1, 3, 6, atau
12 bulan.
B). Deposito X-Tra merupakan simpanan berjangka dengan
bunga deposito yang diberikan di awal, kemudian penarikannya
hanya bisa dilakukan ketika sudah jatuh tempo. Ragam pilihan
jangka waktu pada 3, 6, atau 12 bulan.
3. BII Maybank
BII Maybank memberikan bunga deposito rupiah
maksimal pada angka 6,75% dalam jangka waktu 12 atau 24
bulan. Bunga deposito tersebut bisa didapatkan dengan
membuka deposito dengan simpanan minimal Rp 500.000.000,-.
Bank ini memiliki sistem pemberian bunga deposito yang dapat
diambil atau dicairkan pada saat jatuh tempo pada penempatan
minimum Rp 10.000.000,-. Jangka waktu pendapatannya dalam
1, 3, 6, 12, atau 24 bulan. BII Maybank juga menyediakan
deposito dalam mata uang US Dollar, Australia Dollar,
Singapure Dollar, Poundsterling, Euro, dan Yen.
4. Danamon
Danamon memberikan bunga deposito rupiah pada
angka 6,50% dalam jangka waktu 3, 6, atau 12 bulan. Apabila
nasabah Danamon menyimpan dana dalam waktu 1 bulan,
maka nasabah masih bisa mendapatkan bunga deposito
sebesar 6,25%. Deposito tersedia dalam mata uang rupiah
ataupun asing dan dengan waktu yang fleksibel. Danamon
menggunakan bunga deposito berjangka dengan jangka waktu
1, 3, 6, atau 12 bulan. Untuk mata uang asing, bunga deposito
bisa didapatkan dengan penempatan masing-masing sebagai
berikut:
IDR : 8.000.000
USD : 1.000
SGD : 2.000
AUD : 5.000
EUR : 2.000
GBP : 2.000
JYP : 20.000
5. Mandiri
Bank Mandiri memberikan bunga deposito berjangka
rupiah dan Mandiri deposito valas. Mandiri deposito rupiah
memberikan bunga deposito berupa mata uang rupiah dan
bunga dihitung berdasarkan jumlah hari sebenarnya. Untuk
jangka waktunya, Mandiri menyediakan jangka waktu 1, 3, 6,
12, atau 24 bulan. Bunga deposito tersebut dapat
diinvestasikan kembali ke pokok deposito atau dengan
mentransfer ke Mandiri Giro atau Mandiri Tabungan dan
deposito dapat diambil setiap saat. Nasabah bisa mendapatkan
bunga deposito dengan minimal tabungan Rp 10.000.000,-.
Mandiri deposito valas merupakan investasi dana
deposito dalam berbagai mata uang asing, antara lain USD,
JPY, EUR, CHF, SGD, GBP, AUD, HKD, CNY. Penghitungan
dana sama dengan deposito berjangka, yaitu berdasarkan
jumlah hari yang sebenarnya. Pada Deposito Valas, nasabah
dapat leluasa memilih jangka waktu deposito, yaitu pada 1, 3,
6, 12, atau 24 bulan.
6. Bank BCA
Bank BCA memberikan bunga deposito dalam dua
tahapan, yaitu tahapan xpresi dan tahapan berjangka. Tahapan
xpresi diperoleh dengan jangka waktu tidak menentu ketika
saldo lebih dari Rp 1.000.000 sebesar 0,7%, sedangkan
tahapan berjangka dapat diperoleh berdasarkan jumlah saldo
sebesar 3–4%. BCA juga menyediakan bunga deposito dalam
rupiah dan mata uang asing, yaitu USD, SGD, HKD, GBP,
AUD, JPY, EUR, dan CNY.
7. Bank BNI
Bank BNI memberikan bunga deposito dalam jangka
waktu dan dengan jumlah minimal kurang dari 100 juta, sebagai
berikut:
1 Bulan : 4.25%
2 Bulan : 4.75%
3 Bulan : 5.75%
6 Bulan : 5.75%
12 Bulan : 5.00%
18 Bulan : 4.75%
24 Bulan : 4.75%
8. Bank BRI
Bank BRI memberikan bunga deposito dalam jangka
waktu 1, 2, 3, 6, 12, 18, atau 24 bulan. Bunga deposito bisa
didapatkan dengan jumlah minimal tabungan Rp 10.000.000.
Selain itu, Bank BRI juga memberikan bunga deposito dalam mata
uang asing, yaitu USD, EUR, SGD, JPY, AUD, GBP, HKD, dan
CNY. Jangka waktu yang ditetapkan untuk deposito mata uang
asing sama dengan rupiah.
Kelebihan dan Kekurangan Menabung di Bank
Kelebihan menabung di Kekurangan menabung di
Bank : Bank :
1. Mendapat bunga 1. Adanya Biaya
2. Keamanan terjamin administrasi
3. Bebas bertransaksi 2. Sulit berkembang
4. Simple dan praktis 3. Bunga sedikit
5. Jangka panjang 4. Ada batasan transaksi
5. Antri
 KEBIJAKAN YANG BERSEGI BANYAK

Kebijakan Yang Bersegi Banyak adalah kebijakan


campuran yang diambil pemerintah dengan
menggabungkan kebijakan fiskal, kebijakan moneter,
dan kebijakan nonfiskal dan nonmoneter untuk mengatasi
inflasi atau deflasi dan menstabilkan harga barang.
Kebijakan non moneter dan non fiskal yaitu kebijakan
yang diambil pemerintah tanpa mempengaruhi besarnya
pengeluaran dan pendapatan negara serta tanpa
mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
 Salahsatu kebijakan non fiskal dan non moneter untuk
mengatasi laju inflasi adalah :
1. Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil
produksinya.
Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan
oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang
dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu
pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi
bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar,
produksi beras.
2. Menekan tingkat upah.
tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji,
dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena
kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat
meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan
meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara
keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
3. Pemerintah melakukan pengawasan harga dan
sekaligus menetapkan harga maksimal.
4. Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal
ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan
harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian
harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan.
Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan
pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka
distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar,
seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau
KUD.
• Tujuan kebijakan nonmonetor :
Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah,
baik untuk dalam negeri maupun untuk lalu lintas
pembayaran luar negeri. Sedangkan
Tujuan kebijakan nonfiskal :
Tujuan utamanya untuk mendorong produktivitas industri
manufaktur.
BAB 8

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER


pengertian kebijakan fiskal
kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah yang
memengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan
penerimaan pemerintah. Pemasukan yang diatur utamanya melalui
pajak, dan pengeluaran yakni berupa anggaran yang dikeluarkan
untuk menunjang program pemerintah.
Jenis - Jenis Kebijakan
Fiskal
 Dari segi teoritis
A. kebijakan fiskal fungsional
B. kebijakan fiskal disengaja/terencana
C. kebijakan fiskal tak disengaja/insidental
 Dari segi penerapan
A. kebijakan fiskal ekspansif
B. kebijakan fiskal kontraktif
 Dari segi neraca pembayaran
A. kebijakan fiskal seimbang
B. kebijakan fiskal surplus
C. kebijakan fiskal defisit
D. kebijakan fiskal dinami
instrumen kebijakan
fiskal
1. pajak
2. pengeluaran belanja
3. obligasi publik
tujuan kebijakan fiskal

⇨ a. meningkatkan potensi SDM dan


menurunkan angka pengangguran
⇨ b. menjaga stabilitas harga
⇨ c. memacu pertumbuhan ekonomi
⇨ d. mendorong laju investasi
⇨ e. mewujudkan keadilan sosial
salah satu contoh kebijakan
fiskal di Indonesia
⇨ Subsidi BBM dan Gas
⇨ Contoh kebijakan fiskal yang kedua adalah subsidi BBM
dan gas. Tujuan kebijakan fiskal di bidang bahan bakar
ini adalah memperlancar mobilitas dan transaksi
ekonomi masyarakat.
Pengertian kebijakan moneter.
⇨ Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang untuk tujuan tertentu.
Kebijakan moneter bertujuan untuk menahan dan mencegah inflansi serta
menstabilkan Negara Indonesia dan juga mensejahterakan pekerja.
⇨ Pada hakikatnya kebijakan moneter dibagi menjadi dua yaitu keseimbangan internal
dan keseimbangan eksternal.
A. Keseimbangan internal bisa dilihat dalam pertumbuhan ekonomi yang
meningkat dan juga stabilitas harga uang yang beredar dan pemerataan
pembangunan di setiap wilayah di Indonesia.
B. Keseimbangan eksternal bisa dilihat dari segi pembayaran utang-utang luar
negeri.
⇨ Tujuan dari kebijakan moneter ini antara ⇨ jenis-jenis kebijakan fiskal:
lain adalah:
A. Membantu pemerintah dalam 1. kebijakan moneter ekspansi
menjalankan program yang belum atau 2. kebijakan moneter kontraktif
tidak terelasiasikan dengan cara memberi
sumber penerimaan normal.
B. Menjaga kestabilan keuangan negara
dengan mengawasi barang dan jasa
seimbang dengan permintaan masyarakat.
C. Mengedarkan uang yang tersedia sebagai
alat ukur di dalam perekonomian negara.
fungsi kebijakan moneter

 mempertahankan musim berinvestasi


 memperluas dan memperbanyak lapangan kerja
 menciptakan peningkatan ekonomi yang tinggi
 memperbaiki dan menjaga kondisi neraca tetap stabil
 menjaga kestabilan nilai kurs mata uang
 menjaga kestabilan harga barang dan jasa
 menurunkan inflasi
Pentingnya transmisi moneter bagi teori dan kebijakan moneter.

Yang pertama adalah untuk mengetahui saluran transmisi mana


yang paling dominan dalam ekonomi untuk dipergunakan sebagai dasar
bagi perumusan strategi kebijakan moneter.
Yang kedua adalah untuk mengetahui seberapa kuat dan
lamanya tenggat waktu masing-masing saluran transmisi tersebut bekerja,
baik dari sejak tindakan moneter dilakukan bank sentral ke perubahan
masing-masing saluran maupun dari saluran transmisi ke perubahan inflasi
dan pertumbuhan ekonomi.
Jalur mekanisme kebijakan moneter
paradigma lama dan paradigma baru.

⇨ Paradigma baru memiliki keyakinan


⇨ Paradigma lama yang
bahwa jalan utama transmisi dalam
mengendalikan kebijakan moneter
perekonomian yaitu jalur suku bunga
beranggapan bahwa otoritas moneter
dan jalur nilai tukar.
dapat secara langsung
mengendalikan keuangan primer,
dapat berasumsi bahwa income
velocity yang relatif stabil dan juga
otoritas moneter dapat dikendalikan
dan memenuhi target sesuai sasaran.
Beberapa Jalur dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter:

1. Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui jalur suku


bunga.
2. Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui jalur saluran
uang.
3. Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui saluran kredit.
4. oJalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui saluran nilai
tukar uang.
5. oJalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui saluran harga
aset dan saluran ekspetasi.
kebijakan moneter dan keseimbangan ekonomi analisis IS-LM

Diagram 13.1
Pengaruh kebijakan Moneter Terhadap
Keseimbangan Pasar Uang-Modal

r
Ms2 Ms0 Ms1 LM2

r6 --------------F 6---------------------------------------- r6 ------------------------------F 6--


LM0

LM1
r2 --------------------------F 2----------------------------- r2 -------------------------------F 2-

r5 --------------F 5----------------------------------------- r5 --------------F 5-------------------


r4 ---------------------------------------------------------- r4 ----------------------------------------------------------
F4 F4
r1 --------------------------F 1----------------------------- r1 --------------F 1-
MD0 (Y0)
r3 --------------------------------------F 3----------------- r3 --------------F 3-
MD1 (Y1)
Y
0 Y2 Y0 Y1 0 Y0
Y1

(b)
Pengaruh kebijakan moneter terhadap keseimbangan pasar uang-modal.
Pengaturan jumlah uang beredar dapat mempengaruhi kondisi keseimbangan
pasar uang-modal. Diagram 13.1 memberikan gambaran apa yang terjadi
terhadap keseimbangan pasar uang-modal bila jumlah modal ditambah.
Diagaram 13.1 menunjukkan kurva LM0 yang diturunkan dari Ms0. Seandainya
pemerintah menambah jumlah uang beredar menjadi setingkat Ms1 pada
diagram 13.1.a, maka untuk membuat pasar uang-modal berada dalam
keseimbangan pada tingkat Y0, tingkat bunga harus diturunkan dari r1 r3.
Demikian juga bila ingin membuat pasar uang-modal berada dalam kondisi
keseimbangan pada tingkat Y1, tingkat bunga harus diturunkan dari r2 ke r4.
Dalam diagaram 13.1.b hal itu terlihat dari pergeseran titik keseimbangan (dari
F1 ke F3 dan dari F2 ke F4), sehingga kurva LM bergeser ke kanan (dari LM0 ke
LM1).
Seandainya pemerintah mengurangi jumlah uang beredar dari Ms0 ke Ms2, maka
untuk membuat pasar uang-modal berada dalam keseimbangan pada tingkat Y0,
tingkat bunga harus dinaikan dari r1 ke r5. Sedangkan untuk mencapai
keseimbangan pada tingkat Y1, tingkat bunga harus dinaikan dari r2 ke r6.
Kurva LM bergeser ke kiri (dari LM0 ke LM2).
Diagram 13.2
Dampak Kebijakan Moneter
Terhadap Perekonomian

r
LM2
LM0
LM1
E2
r2 ----------------- E0
r0 --------------------------- E1
r1 -----------------------------------

IS

Y
0 Y*2 Y*0 Y*1
Pengaruh kebijakan moneter terhadap keseimbangan ekonomi.
Pergeseran kurva LM karena pengaruh perubahan jumlah uang beredar yang dilakukan
pemerintah akan mempengaruhi keseimbangan ekonomi, karena mengubah titik potong
kurva IS-LM, yang berarti mengubah titik keseimbangan ekonomi.
Diagram 13.2 berikut ini menunjukkan kondisi keseimbangan awal terjadi pada tingkat
pendapatan Y*0 dan tingkat bunga r0. Jika pemerintah menambah jumlah uang beredar,
kurva LM bergeser ke kanan (dari LM0 ke LM1), sehingga titik keseimbangan bergeser
dari E0 ke E1. pada titik keseimbangan yang baru (E1), output keseimbangan adalah Y*1
yang lebih besar dari pada Y*0, sedangkan tingkat bunga adalah r1 yang lebih rendah
dari pada r0. Dengan kata lain, kebijakan moneter ekspansif dalam konteks diagram 13.2
telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat bunga. Dalam
perekonomian pasar kenaikan tingkat bunga mengidentifikasikan telah terjadi kelebihan
permintaan investasi. Akibatnya dapat dilihat dari dua sisi:
Sisi output.
Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan ada beberapa rencana investasi yang dibatalkan,
sebagai akibat pertambahan kapasitas produksi menjadi lebih kecil.
Sisi biaya.
Kenaikan tingkat bunga akan menaikan biaya produksi dikarenakan naiknya biaya modal.
Dari kedua hal di atas, akibatnya kenaikan tingkat bunga akan memicu terjadinya inflasi.
Bila pemerintah mengurangi jumlah uang beredar, yang terjadi adalah sebaliknya. Bergesernya kurva LM
ke kiri (dari LM0 ke LM2) menyebabkan titik keseimbangan bergeser ke E2. Pada saat itu output
keseimbangan adalah Y*2 yang lebih kecil dari pada Y*0 sedangkan tingkat bunga naik
(dari r0 ke r2 ), yang berarti telah terjadi inflasi.
Efektivitas kebijakan moneter.

Apa yang digambarkan dalam diagram 13.2 hanyalah salah satu dari berbagai kemungkinan yang terjadi.
Secara grafis hasil dari kebijakan moneter pemerintah sangat ditentukan oleh kondisi pasar barang-
jasa dan pasar uang-modal, yang digambarkan oleh sudut kemiringan kurva IS dan kurva LM.
oSudut kemiringan kurva IS.
Diagram 13.3 merupakan kurva IS yang menggambarkan beberapa kondisi barang-jasa.
Diagram 13.3 Sudut Kemiringan
Kurva IS dan Maknanya

IS1

IS2

IS3
Y
0
Kurva IS1 lurus sejajar dengan sumbu vertikal. Kurva IS yang seperti ini terjadi karena pemerintah
investasi tidak sensitif terhadap perubahan tingkat bunga (kurva 1 tegak lurus). Sebaliknya kurva
IS2 terbentuk dari kurva 1 yang mendatar sejajar dengan sumbu horizontal. Artinya kurva investasi
elastis sempurna. Sedangkan kurva IS3 terbentuk dari kurva investasi yang bersudut negatif, dalam
arti ꝺI/∂r ≤ 0.
oSudut kemiringan kurva LM.
Diagram 13.4.a menunjukkan beberapa kurva LM yang menggambarkan beberapa kondisi pasar uang-
modal.
Kurva LM1 terbentuk tegak lurus sejajar sumbu vertikal. Kurva ini diturunkan dari kurva pemerintah
uang untuk spekulasi (Msp) yang tegak lurus. Artinya, permintaan uang untuk spekulasi tidak
sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. Dapat juga dikatakan bahwa permintaan uang semata-
mata ditentukan oleh permintaan uang untuk transaksi yang merupakan fungsi pendapatan. Oleh
karena itu LM1 sesuai dengan hipotesis klasik, maka kurva ini disebut kurva LM versi klasik.
Kurva LM3 adalah kebalikan dari kurva LM1. Karena kurva LM3 diturunkan dari kurva permintaan
uang untuk spekulasi (Msp), maka kurva ini datar dan sejajar dengan sumbu horizontal. Artinya,
permintaan uang unruk spekulasi sangat sensitif (sensitif sempurna) terhadap perubahan tingkat
bunga. Menurut Keynes, kondisi inilah yang disebut sebagai perangkap likuiditas atau jerat
likuiditas dan biasanya terjadi pada tingkat bunga yang sangat rendah. Karena bentuk LM3 sebagai
teori Keynesian, maka kurva ini disebut juga kurva Keynesian.
Diagram 13.4 Sudut kemiringan
Kurva LM dan Maknanya
r LM
r
LM1
LM2 Interval antara Interval Klasik
(intermediate range) (Classical
range)

LM3

Interval Keynesian
(Keynesian range)
Y
0 0 Y

(a) (b)
Kurva LM2 adalah kurva LM yang telah anda kenal, yang terbentuk dari kurva permintaan uang untuk
spekulasi yang bersudut negatif (∂Msp/∂r≤0).
Seringkali ketiga kurva LM tersebut diatas digambarkan dalam satu kurva seperti yang terlihat dalam
Diagram 13.4.b. daerah kurva LM yang mendatar disebut daerah Keynesian (Keynesian range),
sedangkan daerah kurva LM yang tegak lurus disebut daerah Klasik (Classical range). Daerah yang
berada diantara kedua ekstrem tersebut dinamakan daerah antara (intermediate range).

oBerbagai kemungkinan hasil kebijakan moneter.


Evaluasi terhadap efektivitas kebijakan moneter dapat dilakukan dengan melihat titik-titik potong kurva-
kurva IS dan LM. Karena kurva IS dan LM masing-masing memiliki minimal tiga kondisi, maka
minimal ada Sembilan kombinasi titik potong kurva IS-LM. Dari Sembilan kombinasi tersebut,
dua diantaranya tidak terdefinisikan. Yang pertama adalah titik potong antara kurva IS mendatar
(IS2) dengan kurva LM mendatar (LM3). Yang kedua adalah titik potong antara kurva IS tegak
lurus (IS1) dengan kurva LM tegak lurus (LM1).
Kita hanya akan memperhatikan empat kondisi ekstrem yang terjadi terhadap output keseimbangan dan
tingkat bunga, bila yang ditemput adalah kebijakan moneter. Karena yang di evaluasi adalah
kebijakan moneter, maka secara grafis yang digeser adalah kurva LM. Mari perhatikan diagram
13.5
Diagram 13.5
Efektivitas Kebijakan Moneter

r r
LM2 LM0 LM1 IS

Moneter Moneter
Kontraktif ekspansif
IS
r0
LM

Y
Y
0 Y2 Y0 Y1 0 Y0
(a) (c)
r r
LM2 LM0 LM1

r2 ---------------
r0 ----------------------- Moneter kontraktif Moneter
ekspansif

r1 --------------------------------- r0 LM
IS
IS Y
0 Y2 Y0 Y1 0 Y0
Diagram 13.5.a dan 13.5.b kondisinya adalah kurva LM vertical. Diagram
13.5.a menunjukan jika kurva IS datar, kebijakan moneter sangat efektif,
sebab dapat menambah atau mengurangi output keseimbangan tanpa
mengganggu tingkat harga. Diagram 13.5.b menunjukan jika kurva IS
mempunyai slope negatif, kebijakan moneter ekspansif akan menaikan
output keseimbangan, sementara tingkat harga turun. Sebaliknya dengan
kebijakan kontraktif, karena output kebijakan turun, sementara tingkat
bunga (harga) meninggi.
Pada diagram 13.5.c dan 13.5.d kurva LM adalah mendatar, artinya
perekonomian berada dalam perangkap likuiditas. Dalam kondisi seperti
ini, kebijakan moneter sama sekali tidak efektif, sebab tidak mempunyai
kemampuan mempengaruhi output dan tingkat bunga.
Anda dapat mencoba-coba sebagai kemungkinan lain dan bandingkan
hasilnya dengan table 13.1 di bawah ini.
Table 13.1
Efektifitas Kebijakan Moneter Terhadap Output
dan Tingkat Harga (Bunga)

Kurva IS Daftar Kurva IS Kurva IS Negatif


Elastis Sempurna Inelastis Sempurna
Kurva LM Elastis Tidak terdefinisikan Moneter Ekspansif Moneter Ekspansif
Sempurna (Interval atau Konrtaktif dan atau Konrtaktif tidak
Keynes) efektif, Y* dan efektif, Y* dan
tingkat bunga tetap tingkat bunga tetap
Kurva LM Inelastis 1. Moneter Tidak terdefinisikan 1. Moneter
Sempurna (Interval Ekspansif: Y* Ekspansif:
Klasik) naik, tingkat Y*turun, tingkat
bunga tetap bunga turun
2. Moneter 2. Moneter
Kontraktif: Y* Kontraktif: Y*
turun, tingkat turun, tingkat
bunga tetap bunga naik
Kurva LM Positif 1. Moneter 1. Moneter 1. Moneter
(Interval Antara) Ekspansif: Y* Ekspansif: Y* Ekspansif: Y*
naik, tingkat tetap, tingkat naik, tingkat
bunga tetap bunga turun bunga turun
2. Moneter 2. Moneter 2. Moneter
Kontraktif: Y* Kontraktif: Y* Kontraktif: Y*
turun, tingkat tetap, tingkat turun, tingakat
bunga tetap bunga naik bunga naik
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kebijakan moneter.

1. inflasi penargetan
2. harga dan penargetan meningkat
3. agregat moneter
4. nilai tukar tetap
BAB 8.
KEBIJAKAN
FISIKAL DAN
MONETER
MATERI

Kebijakan Fiskal

Kebijakan Moneter

Kebijakan Yang Bersegi Banyak


Kebijakan
Fiskal
Definisi

Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk


mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan
pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda
dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian
dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.

Kebijakan Fiskal adalah salah satu kebijakan ekonomi yang dib


uat oleh pemerintah untuk mengarahkan kondisi perekonomian
agar menjadi lebih baik lagi. Salah satu caranya yaitu dengan cara
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Option C
Tujuan Dari Kebijkan Fiskal

Tujuan dari kebijakan fiskal ini mirip juga dengan kebijakan moneter yaitu untuk
mengatur dan mengelola jumlah uang yang beredar. Namun pada prakteknya
kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan
pengeluaran (belanja) pemerintah.
Pemerintah membuat kebijakan fiskal ini dengan tujuan mendapatkan dana-dana
dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dana
tersebut dalam rangka menjalankan pembangunan negara.

Kebijakan pemerintah ini juga bertujuan untuk mempengaruhi proses k


ehidupan ekonomi masyarakat yang dilaksanakan melalui Angga ran
Belanja Negara (APBN). Pemerintah melalui kebijakan fiskal hanya bisa
mengatur pembelanjaan Negara (pengeluaran Negara) dan pajak dari
semua unsur APBN.
.
Contoh Kebijakan Fiskal

Melakukan pinjaman Mewajibkan kepemilikan


negara, misalnya dengan NPWP
mengeluarkan obligasi (nomor pokok wajib pajak)
pemerintah
3 untuk meningkatkan wajib
pajak.
Pada saat pereknomian nasional sedang
Mengalami inflasi, maka permintaan
Masyarakat dengan cara memperkecil
Pembelanjaan atau menaikkan pajak
Agar tercipta kestabilan kembali 2

Menaikkan jumlah
pajak dan jenis pajak
1 .
1
Instrumen Kebi-
jakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
yang sangat berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika
mengubah tarif pajak yang berlaku maka akan berpengaruh terhadap
ekonomi.
Anggaran Defisit ( Defisit Budget )

Anggaran defisit merupakan suatu kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran negara lebih besar dari
penerimaan
negara. Hal ini bertujuan untuk memberi stimulus pada kondisi perekonomian. Umumnya anggatan defisit ini sangat
baik digunakan apabila kondisi ekonomi sedang resesif.
Anggaran defisit dibagi menjadi beberapa bagian :
1. Defisit konvensional: Defisit konvensional ini adalah anggaran defisit yang dihitung berdasarkan selisih antara
realisasi total pembelanjaan dan realisasi total pengeluaran, termasuk juga dana hibah di dalamnya.
2. Defisit moneter: Defisit moneter merupakan anggaran defisit yang hasilnya diperoleh dari perhitungan berdasarkan
selisih antara realisasi total belanja negara (tidak termasuk pembayaran pokok ataupun hutang) dan realisasi dari total
penerimaan (tidak termasuk di dalamnya penerimaan dari hutang)
3. Defisit operasional: Difisit operasional ini hampir mirip dengan defisit moneter, hanya saja letak perbedaannya
yaitu dalam nilai yang diukur. Dalam defisit operasional nilai yang dihitung adalah nilai riil atau asli bukan lah nilai
nominal.
4. Defisit primer: Defisit primer merupakan defisit yang jumlahnya dihitung dari selisih antara realisasi dari belanja
total (belum termasuk pembayaran pokok dan hutang) dan total penerimaan.
Anggaran Surplus & Angaran Berimbang

• Anggaran surplus merupakan suatu kebijakan pemerintah yang bertujuan


membuat penerimaan negara lebi h besar daripada pengeluaran negara.
Umumnya politik anggaran surplus ini akan labih baik dilaksanakan pada
saat perekonomian sedang dalam kondisi yang ekspansi yang mulai
memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.
• Anggaran berimbang dilakukan oleh pemerintah untuk menentukan agar
pengeluaran negara sama besar dengan penerimaan negara. Tujuan
politik anggaran berimbang adalah terjadinya anggaran yang pasti serta
meningkatkan disiplin.
Peran Kebijakan Fiskal

1. Mampu menurunkan tingkat inflasi 2. Menyejahterakan masyarakat


dengan cara memperkecil pengeluaran melalui aturan pemerintah yang
pemerintah yang dilakukan dengan mengatur
mengurangi atau menunda atau perekonomian berupa pengeluaran,
bahkan membatalkan proyek-proyek Peran kebijakan pajak, perbelanjaan dan hutang agar
pemerintah untuk sementara waktu. fiskal antara lebih stabil
lain adalah
sebagai
berikut:

3. Mengurangi tingkat pengangguran 4. Meningkatkan dan mendistribusikan


dengan cara memperbesar pendapatan nasional dengan cara
pengeluaran dan transfer pemerintah. pemerintah meningkatkan pendapatan
Untuk memperbesar transfer nyata masyarakat dan mengurangi
pemerintah, perlu adanya subsidi atau tingkat pendapatan yang lebih tinggi.
mengurangi pungutan pajak dari
masyarakat.
Peran Kebijakan Fiskal
5. Berperan meningkatkan pendapatan 6. Mampu menanggulangi inflasi yang
masyarakat yaitu dengan cara dilakukan dengan menerapkan pajak
memperbesar pengeluaran pemerintah, langsung progresif yang dilengkapi
seperti pengadaan proyek . dengan pajak komoditi.
pembangunan jalan, jembatan, gedung
pemerintah, atau membelian peralatan
militer, rumah sakit, perkantoran. Cara Peran kebijakan
tersebut akan bisa memberikan fiskal antara
keuntungan kepada masyarakat dan lain adalah
dapat melibatkan tenaga kerja. sebagai
berikut:

7. Mampu meningkatkan Produk 8. Mampu meningkatkan laju investasi


Domestik Bruto (PDB) dengan cara dengan cara mendorong dan
memperbesar pengeluaran pemerintah. memacu atau menghambat investasi
Misalnya pemerintah melakukan .
pada sektor swasta maupun sektor
pengeluaran dengan cara menjalankan negara.
proyek pembangunan yang didanai
oleh APBN.
Peran Kebijakan Fiskal

.
9. Mampu mendorong investasi optimal 10. Mampu menjaga stabilitas
secara sosial yang dilakukan oleh Peran kebijakan perekonomian internal ataupun
pemerintah. fiskal antara eksternal di tengah ketidakstabilan
. lain adalah internasional
sebagai
berikut:
Kebijakan
Moneter
Definisi

Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan dari otoritas moneter


(dalam hal ini adalah bank sentral) dalam bentuk pengendalian agregat moneter
(seperti uang beredar, uang primer, atau kredit perbankan) untuk mencapai
perkembangan kegiatan perekonomian yang dicita-citakan. Perkembangan
perekonomian ini berupa stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi yang baik, dan
kesempatan atau peluang kerja yang tersedia.
Pengertian lain dari kebijakan moneter adalah salah satu upaya untuk mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
menjaga kestabilan harga.
Pada prakteknya, kebijakan moneter akan mengatur persediaan uang yang
dimiliki suatu negara untuk mencapai tujuan tertentu seperti menahan laju inflasi,
dan juga mendorong usaha pembangunan nasional.

Option C
Tujuan Dari Kebijkan Moneter

Tujuan dari kebijakan moneter sendiri pada dasarnya untuk mencapai


keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yaitu menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur melalui kesempatan
kerja,kestabilan harga, serta keseimbangan neraca pembayaran internasional.
Pemerintah atau Bank Sentral dapat membuat kebijakan moneter dengan cara
langsung atau tidak langsung. Berikut ini penjelasannya:
Kebijakan moneter dengan cara langsung yaitu pemerintah langsung campur
tangan dalam hal peredaran uang atau kredit perbankan.
Kebijakan moneter dengan cara tidak langsung dilakukan oleh Bank sentral
dengan cara mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan
kredit.
.
Contoh Kebijakan Moneter
Pada saat perekonomian mengalami
resesi, 4
maka uang yang beredar perlu
dilakukan penambahan untuk
mendorong Di dalam mengurangi
kegiatan ekonomi yaitu dengan cara kegiatan ekonomi yang
membeli surat-surat berharga. berlebihan pada saat
3 terjadinya inflasi, maka
harus mengurangi uang
yang beredar dengan cara
Bank Indonesia melelang
menjual surat-surat
sertifikatnya, atau bisa juga membeli
berharga.
surat-surat berharga di pasar modal.

2
Jika kondisi tingkat kegiatan ekonomi masih berada di
harapan, maka bank sentral akan menurunkan tingkat suku
bunga. Hal ini akan membuat masyarakat melakukan
pinjaman sehingga banyak investasi yang ada di
1 masyarakat. Begitu juga sebaliknya, jika bank sentral ingin
membatasi kegiatan ekonomi, maka tingkat suku bunga
akan dinaikkan, hal ini akan membuat masyarakat/
pengusaha banyak menabung sehingga uang yang
beredar dapat dikurangi.

.
Instrumen Kebi-
jakan Moneter
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrument
kebijakan moneter, intstrumen kebijakan moneter tersebut antara lain
sebagai berikut:
Operasi Pasar Terbuka
( Open Market Operation )
Operasi pasar terbuka menrupakan sebuah cara untuk
mengendalikan uang yang beredar di masyarakat
dengan cara menjual atau membeli surat berharga
pemerintah (government securities).
Pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah
apabila menginginkan jumlah uang beredar
bertambah. Namun, apabila menginginkan
berkurangnya jumlah uang yang beredar, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah
kepada masyarakat.
Beberapa surat berharga pemerintah antara lain yaitu
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU).
Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto merupakan sebuah cara untuk
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat
dengan cara memainkan tingkat bunga bank sentral
pada bank umum. Terkadang bank umum mengalami
kekurangan uang sehingga mereka harus
meminjam kepada bank sentral.
Agar jumlah uang beredar bertambah, maka
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral.
Begitupun sebaliknya, agar jumlah uang yang beredar
berkurang, maka pemerintah akan menaikkan tingkat
bunga.
Imbauan Moral (moral persuasion)
Imbauan moral adalah kebijakan moneter dalam
rangka mengatur jumlah uang beredar dengan cara
memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Contohnya yaitu seperti memberi imbauan kepada
perbankan pemberi kredit agar berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit, hal ini bertujuan untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kemudian
akan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral dengan tujuan untuk
memperbanyak jumlah uang yang beredar di dalam
perekonomian.
Peran Kebijakan Moneter

1. Mampu mengatur persentase 2. Berperan dalam penetapan suku


cadangan minimum yang ada di bank bunga kredit agar kestabilan ekonomi
berdasarkan jumlah uang yang terjaga.
beredar di masyarakat
Peran kebijakan
moneter antara
lain adalah
sebagai
berikut:

3. Mampu memelihara kestabilan nilai 4. Mampu memainkan jumlah


tukar uang melalui Bank Indonesia cadangan perbankan melalui jumlah
yang menjalankan kebijakan nilai tukar cadangan perbankan yang harus
untuk mengurangi volatilitas nilai tukar disimpan oleh pemerintah.
agar tidak berlebihan.
Peran Kebijakan Moneter
5. Imbauan moral kepada pelaku 6. Mampu mengatur suku bunga
ekonomi dengan cara pemerintah akan deposito, sehingga apabila pemerintah
menghimbau setiap bank agar ingin adanya pertambahan peredaran
berhati-hati dalam memberikan kredit. . maka suku bunga deposito harus
uang,
Hal itu untuk menjaga agar peredaran dinaikkan. Sebaliknya, jika pemerintah
uang tidak meningkat.. ingin mengurangi peredaran uang,
Peran kebijakan maka suku bunga deposito juga harus
Moneter antara diturunkan.
lain adalah
sebagai
berikut:

7. Mampu mengendalikan uang 8. Mengatur persediaan uang dan


dengan menjual atau membeli surat barang agar perekonomian negara bisa
berharga. stabil melalui kebijakan moneter
.
di bidang perdagangan.
Peran Kebijakan Fiskal

.
9. Mampu mempertahankan kestabilan 10. Berperan dalam memainkan tingkat
harga dengan cara mengurangi Peran kebijakan bunga bank sentral pada bank umum.
peredaran uang. moneter antara
. lain adalah
sebagai
berikut:
Kebijakan yang bersegi banyak

Kebijakan yang bersegi banyak adalah kebijakan campuran antara


.
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang berbeda & seolah-olah
bertentangan satu sama lain, dapat dimanfaatkan secara bersama
untuk mencapai posisi tertentu dari tingkat perimntaan secara
keseluruhan.
Thank
You
Do You Have Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai