Anda di halaman 1dari 19

Kebijakan moneter dan

kebijakan fiskal
Nama anggota

 Dea Novitasari (12)


 Khamidah Imania (17)
 M. Zenas Izzan A. (19)
 M. Azmi Bisma (22)
 M. Putra Mahesa (25)
 Rifqi Bhakti Utama (30)
 Wardatul Fatikhah (34)
 Yudis Ridwan Aziz (36)
Definisi Kebijakan Moneter

Secara umum kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah


dalam hal ini bank sentral (di Indonesia bernama Bank Indonesia) untuk
mengatur ketersediaan uang yang beredar demi kestabilan keuangan dan
perekonomian (moneter) negara.
Tujuan Kebijakan Moneter

 Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.


 Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah, baik untuk dalam
negeri maupun untuk lalu lintas pembayaran luar negeri.
 Memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran uang
giral.
 Mencegah terjadinya inflasi (kenaikan harga barang secara umum).
 Meningkatkan kesempatan kerja
Peran Kebijakan Moneter

 Membantu mempercepat proses pembangunan


Kebijakan moneter berperan untuk membantu mempercepat proses pembangunan
yaitu dengan cara menghimpun dan mengerahkan dana untuk membentuk modal di
sektor-sektor ekonomi strategis. Sektor tersebut meliputi pertanian maupun industri.
Hal itu untuk memperluas kesempatan kerja dan proses pembangunan.
 Menciptakan penawaran uang yang cukup
Inflasi, terjadi karena pengeluaran masyarakat lebih dari penawaran barang. Kebijakan
moneter berperan menciptakan penawaran uang yang cukup, dengan cara penawaran
uang harus dikurangi melalui penghematan pengeluaran agregat sehingga pengeluaran
akan seimbang dengan penawaran barang.
Instrumen Kebijakan Moneter

KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF


 Kebijakan operasi pasar terbuka (open market operation)
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil oleh bank
sentral untuk mengurangi atau menambahkan jumlah uang yang sedang
beredar di masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara menjual serifikat Bank
Indonesia (SBI) atau bisa juga dengan membeli surat berharga yang ada
dalam pasar modal. Contoh dari kebijakan ini adalah ketika Bank Indonesia
melelang sertifikatnya atau bisa juga membeli atau menarik surat-surat
berharga yang beredar di pasar modal.
 Kebijakan diskonto (discount policy)
Diskonto adalah suatu kebijakan dimana terjadi pengurangan dan
penambahan jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara
mengubah diskonto yang dimiliki oleh bank umum. apabila pada suatu
kondisi dimana bank sentral telah memperhitungkan bahwasannya jumlah
uang yang beredar telah mencapai atau melebihi kebutuhan (termasuk
gejala inflasi), maka bank sentral secara otomatis akan mengeluarkan
keputusan untuk menaikkan suku bunga dengan hal ini maka jumlah uang
yang beredar di masayarakat sedikit demi sedikit akan berkurang, biasanya
banyak orang yang berkeinginan untuk menabungkan uangnya di Bank.
 Kebijakan cadangan khas
Kebijakan ini berhubungan dengan cash ratio, dimana Bank sentral memiliki
wewenang untuk membuat peraturan yakni dalam menaikkan ataupun
menurunkan cadangan khas atau yang sering kita sebut dengan cash ratio.
Bank umum dalam keadaan ini akan menerima uang dari para nasabah dalam
bentuk giro, tabungan, deposito, dan jenis tabungan lainnya. Namun dalam
hal ini ada sebuah pengecualian yakni adanya presentase tertentu dari uang
yang disetor oleh nasabah yang tidak diperbolehkan untuk dipinjamkan.
KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF

  Kebijakan kredit ketat


Sesuai dengan namanya yang mengandung unsur ketat maka kebijakan yang
satu ini berhubungan dengan pengawasan. Pengawasan terhadap jumlah uang
yang beredar di masyarakat. Dengan adanya kebijakan diharapkan
perekonomian mampu membaca situasi dengan baik dan mencari sebuah
pemecahan masalah ketika kita hidup bersama. Kredit ini diberikan bank umum
dengan beberapa syarat yakni karakter, kapasitas, jaminan, kapital, dan kondisi
perekonomian. Langkah ini sangat tepat diambil ketika terjadi inflasi di daerah
tersebut. Contohnya ketika peredaran uang di masyarakat tidak merata dan
sering terjadi fluktuatif maka bank sentral akan menerapkan sistem pajak kredit
ketat agar tidak ada satupun pihak yang menyelewengkan uang yang ada.
 Kebijakan dorongan moral (moral suasion)
Cara atau tindakan yang ditempuh oleh kebijakan ini adalah dengan
pengumuman, pidato dan edaran yang ditunjukkan pada bank umum dan
pelaku ekonomi lainnya.
Pengumuman, pidato dan edaran ini berisi tentang ajakan atau larangan
dengan tujuan menahan pinjaman tabungan dan melepaskan pinjaman yang
ada. Untuk kebijakan yang satu ini layaknya seperti perintah dari atasan dan
secara langsung akan ditindak lanjuti. Untuk kebijakan ini memiliki
kekurangan yakni tidak semua responden yang diperintahkan untuk
melakukan perintah tersebut. Hal ini terjadi karena tidak ada aksi yang
signifikan dan control yang minimal.
Pengaruh kebijakan moneter dalam perekonomian

Kebijakan moneter di suatu negara sangat terbatas operasinya, terlebih di


negara-negara yang sedang berkembang. Beberapa alasan dikemukakan untuk
menjelaskan keterbatasan operasi kebijakan moneter, antara lain sebagai berikut.
1. Sempitnya ruang lingkup pasar uang.
2. Berkembangnya lembaga-lembaga keuangan nonbank di negara sedang
berkembang.
3. Banyaknya bank-bank umum yang mempunyai kelebihan dana.
4. Banyaknya bank-bank asing yang mendapatkan kemudahan serta prioritas
untuk terhindar dari kebijakan moneter.
Akan tetapi kebijakan moneter mempunyai peranan penting dalam pengaturan
kegiatan ekonomi suatu negara terutama negara yang sedang berkembang,
khusnya pada saat masa inflasi.
Kebijakan fiskal

1. PENGERTIAN
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi pemerintah untuk mengelola atau mengarahkan
perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara menyesuaikan penerimaan
dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi
tanpa inflasi.
2. FUNGSI
 Mengoptimalkan penggunaan Sumber daya alam dan sumber daya
manusia
 Mengoptimalkan kegiatan investasi
 Sebagai instrumen untuk menggalakkan pembangunan ekonomi
 Memperbesar penanaman modal
3. TUJUAN
• Mencegah dan mengurangi tingkat pengangguran
Dengan adanya kebijakan fiskal inilah diharapkan masalah pengangguran ini bisa diatasi,
diharapkan dengan diterapkannya kebijakan ini semua pihak yang bersangkutan
terutama lapangan pekerjaan diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi dan jumlah
SDM yang ada.
• Mempertahankan stabilitas harga
Tujuan selanjutnya adalah kestabilan harga, disini kebijakan fiskal selalu berusaha untuk
menjaga harga pasar tidak mengalami penurunan dan kelonjakan yang tinggi. 
• Memacu pertumbuhan ekonomi negara
• Mendorong lajunnya investasi.
• Untuk mewujudkan keadilan sosial
3. Instrumen Kebijakan Fiskal
a. Kebijakan anggaran belanja seimbang
Kebijakan anggaran belanja adalah pembelanjaan secara seimbang dalam jangka panjang, tetapi
ditempuh defisit (pengeluaran) pada masa depresi dan surplus (penerimaan) pada masa inflasi.
Dapat pula ditempuh melalui pendekatan dengan mempertahankan keseimbangan anggaran.
Empat macam anggaran :
1) Anggaran seimbang, adalah anggaran yang disusun dengan pendapatan total sama /
seimbang dengan pengeluaran total. Tujuan = untuk memelihara stabilitas ekonomi dan menegah
terjadinya defisit.
2) Anggaran dinamis, adalah anggaran yang selalu meningkat dari tahun sebelumnya.
3) Anggaran defisit, adalah suatu bentuk anggaran dengan jumlah realisasi pendapatan negara
lebih kecil daripada jumlah realisasi pengeluaran negara.
4) Anggaran surplus, adalah anggaran dengan penerimaan negara lebih besar daripada
pengeluaran.
b. Kebijakan anggaran pembiayaan fungsional
Dalam hal ini pengeluaran dan penerimaan pemerintah ditentukan
dengan melihat akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan
nasional terutama guna meningkatkan kesempatan kerja (employment).

c. Kebijakan stabilitas anggaran otomatis


Adanya kebijakan stabilisas anggaran otomatis, pengeluaran pemerintah
lebih ditekankan pada asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket
program.
4. Kebijakan Fiskal dan Pembangunan

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan, antara lain :


a. Kebijakan fiskal harus dijalankan dengan lebih konservatif atau hatihati, yaitu selalu menjaga
pengeluaran dan penerimaan dalam keadaan seimbang dan menghindari pengeluaran yang
berlebihan.
b. Kebijakan fiskal dapat dipergunakan untuk memengaruhi sumber daya ekonomi melalui tiga cara :
 Pembelanjaan pemerintah di satu sektor akan dapat menggalakkan penanaman modal di sektor
tersebut, sedangkan pajak yang tertinggi yang dikenakan pada satu sektor akan menurunkan
gairah perusahaan untuk memperluas usahanya.
 Pemberian rangsangan fiskal kepada pengusaha tertentu, misalnya pemberian modal dengan
syarat yang ringan, pembebasan sementara pajak, pengurangan atau pembebasan pajak impor
modal dan bahan baku.
 Kebijakan fiskal dapat memacu pembentukan modal yang dibutuhkan dalam pembangunan.
C. Kaitan antara Kebijakan Fiskal dan Kebijakan
Moneter

Kebijakan pemerintah dalam mengurangi ketidakstabilan ekonomi pada mulanya


hanya menggunakan kebijakan moneter. Namun, kebijakan moneter saja kadang tidak
dapat mengatasi depresi. Sebab tingkat suku bunga yang sudah begitu rendah ternyata
tidak dapat mendorong timbulnya investasi karena orang lebih senang menyimpan
uang tunai. Dengan adanya kelemahan tersebut maka kebijakan fiskal sangat berperan.
Namun, kebijakan fiskal tidak dapat menjalankan serta merta (kaku/kurang fleksibel)
karena harus dilakukan melalui serangkaian birokrasi dan pada umumnya kebijakan
moneter lebih dapat diterima masyarakat. Untuk itu, kombinasi antara keduanya sangat
diperlukan dalam menanggulangi inflasi atau deflasi.
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai