Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI


(Kebijakan Fiskal dan Moneter)

DI SUSUN OLEH :
1. Alief fachri
2. Amalia widyasari
3. Faradiba widyasma
4. Abdurachman
5. M. Juan
6. M. Afief
7. Yanwar. s

MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA


STMT TRISAKTI 2017 / 2018
PENDAHULUAN

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh
dalam kegiatan perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut,
kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan
pengeluaran pemerintah (goverment expenditure). Sedangkan variabel utama
dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara
tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan kegiatan
perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor
rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia
internasional/luar negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing
– masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.

Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan suasana
ketidakpastiannya sangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap
perekonomian menurun tajam. Akibatnya, gambaran ekonomi dunia terlihat makin
suram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral sudah menurunkan suku
bunga sampai tingkat yang terendah. Tingkat bunga yang sedemikian rendahnya
itu justru menyebabkan ruang untuk melakukan kebijakan moneter menjadi
terbatas, sehingga pilihan yang tersedia hanya pada kebijakan fiscal.
BAB I

POKOK PEMBAHASAN

Kebijakan moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, dan mendorong usaha pembangunan nasional.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta
tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan
kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Kebijakan moneter dapat dilakukan oleh pemerintah dan Bank Sentral dengan cara langsung atau
tidak langsung.

          Kebijakan moneter langsung yaitu pemerintah langsung campur tangan dalam hal
peredaran uang atau kredit perbankan.
          Kebijakan moneter tidak langsung dilakukan oleh Bank sentral dengan cara
mempengaruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberikan kredit.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu :

          Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar

          Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy

Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy)
Jenis – jenis kebijaksanaan moneter

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)


Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang
beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang
yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari
Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)


Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat
bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah
dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintah menaikkan rasio.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)


Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan
jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan
pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang
beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak
jumlah uang beredar pada perekonomian.
BAB II

kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal
berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara
mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal
adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran
pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:

          Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi


          Pola persebaran sumber daya
          Distribusi pendapatan

Dengan kebijaksanaan fiskalnya pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya


perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti keadaan dimana banyak
pengangguran , inflasi , neraca pembayaran internasionla yang terus menerus defisit dan
sebagainya.

Ada analisis yang dipakai dalam kebijakan fiscal

 1.      Analisis kebijaksanaan fiskal dalam sistem perpajakan yang sederhana.

Dengan adanya tindakan fiskal pemerintah, pengeluaran masyarakata untuk konsumsi tidak lagi
secara langsung ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan nasional, akan tetapi oleh tinggi
rendahnya pendapatan yang siap untuk di belanjakan atau disposable income

 2.      Analisis kebijaksanaan fiscal dalam system perpajakan yang Built-in Flexible

Yang dimaksud dengan system perpajakan yang built-in flexible adalah system pemungutan
pajak pendapatan, maksudnya adalah untuk meratakan distribusi pendapatan agar tidak terjadi
ketegangan – ketegangan social. Dikatakan flexible karena mengikuti pendapatan, apabila
pendapatan besar maka jumlah pajak yang di bayar besar dan begitu sebaliknya.

Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :

1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif

Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Umumnya sangat baik
digunakan jika keaadaan ekonomi sedang resesif.

2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif

Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar
daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian
pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan
permintaan.

3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastian anggaran serta
meningkatkan disiplin. Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran
komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerntah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima
pemerintah sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat
kesempatan kerja (N).

Definisi Kebijakan Moneter (monetary policy)

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar
dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta
terjadinya peningkatan output keseimbangan.

Dengan kata lain,Kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral, atau
otoritas moneter suatu negara kontrol suplai (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan (iii) biaya uang
atau suku bunga untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi.

Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam suatu perekonomian,
yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang. Kebijakan moneter
menggunakan berbagai alat untuk mengontrol salah satu atau kedua, untuk mempengaruhi hasil
seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar dengan mata uang lainnya dan pengangguran.
Dimana mata uang adalah di bawah monopoli penerbitan, atau dimana ada sistem diatur
menerbitkan mata uang melalui bank-bank yang terkait dengan bank sentral, otoritas moneter
memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah uang beredar dan dengan demikian
mempengaruhi tingkat suku bunga (untuk mencapai kebijakan gol).

Adalah penting bagi para pembuat kebijakan untuk membuat pengumuman kredibel. Jika agen-
agen swasta ( konsumen dan perusahaan ) percaya bahwa para pembuat kebijakan berkomitmen
untuk menurunkan inflasi , mereka akan mengantisipasi harga di masa depan lebih rendah
daripada yang (bagaimana ekspektasi yang terbentuk adalah hal yang sama sekali berbeda,
misalnya membandingkan ekspektasi rasional dengan ekspektasi adaptif ).

Jenis-jenis kebijakan moneter

Dalam prakteknya, untuk menerapkan semua jenis kebijakan moneter alat utama yang digunakan
adalah memodifikasi jumlah uang primer yang beredar. Otoritas moneter melakukan hal ini
dengan membeli atau menjual aset keuangan (biasanya kewajiban pemerintah). Ini operasi pasar
terbuka berubah baik jumlah uang atau likuiditas (jika bentuk cair kurang dari uang yang dibeli
atau dijual). The multiplier effect perbankan cadangan fraksional memperkuat dampak dari
tindakan. transaksi pasar Konstan oleh otoritas moneter memodifikasi pasokan mata uang dan ini
dampak variabel pasar lain seperti suku bunga jangka pendek dan nilai tukar.

1. Inflasi penargetan

Berdasarkan pendekatan kebijakan target adalah untuk menjaga inflasi , di bawah sebuah definisi
tertentu seperti Indeks Harga Konsumen , dalam kisaran yang diinginkan. Target inflasi ini
dicapai melalui penyesuaian berkala kepada Bank Sentral suku bunga target. Tingkat bunga yang
digunakan adalah umumnya tingkat antar bank di mana bank meminjamkan kepada satu sama
lain semalam untuk keperluan arus kas. Tergantung pada negara ini tingkat bunga tertentu yang
bisa disebut uang bunga atau sesuatu yang serupa.

Target suku bunga dipertahankan untuk jangka waktu tertentu menggunakan operasi pasar
terbuka. Biasanya durasi bahwa target suku bunga dipertahankan konstan akan bervariasi antara
bulan dan tahun. Target suku bunga biasanya ditinjau secara bulanan atau kuartalan oleh komite
kebijakan.

Perubahan target suku bunga dibuat sebagai tanggapan terhadap berbagai indikator pasar dalam
upaya untuk memperkirakan tren ekonomi dan dengan demikian pasar tetap pada jalur untuk
mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Sebagai contoh, satu metode sederhana inflation
targeting disebut aturan Taylor menyesuaikan tingkat suku bunga sebagai respon terhadap
perubahan dalam tingkat inflasi dan kesenjangan output . Aturan diusulkan oleh John B. Taylor
dari Universitas Stanford .

Penargetan inflasi pendekatan untuk pendekatan kebijakan moneter ini dipelopori di Selandia
Baru. Hal ini saat ini digunakan di Australia , Brazil , Kanada , Chile , Kolombia , yang Republik
Ceko , Selandia Baru , Norwegia , Islandia , Filipina , Polandia , Swedia , Afrika Selatan , Turki ,
dan Inggris .

2. Harga Penargetan Tingkat

Harga penargetan tingkat mirip dengan inflation targeting kecuali bahwa pertumbuhan CPI
dalam satu tahun atas atau di bawah target tingkat harga jangka panjang adalah offset pada
tahun-tahun berikutnya sehingga tingkat harga yang ditargetkan tercapai dari waktu ke waktu,
misalnya lima tahun, memberikan kepastian lebih lanjut tentang masa depan kenaikan harga
kepada konsumen. Dalam inflation targeting apa yang terjadi pada tahun-tahun terakhir segera
tidak diperhitungkan atau disesuaikan dalam tahun berjalan dan masa depan.

3. Agregat Moneter

Pada 1980-an, beberapa negara menggunakan pendekatan yang didasarkan pada pertumbuhan
konstan dalam jumlah uang beredar. Pendekatan ini disaring untuk memasukkan kelas yang
berbeda dari uang dan kredit (M0, M1 dll). Di Amerika Serikat ini pendekatan kebijakan
moneter dihentikan dengan pemilihan Alan Greenspan sebagai Ketua Fed.  Pendekatan ini juga
kadang-kadang disebut monetarisme . Sementara kebijakan yang paling moneter berfokus pada
sinyal harga satu bentuk atau lain, pendekatan ini difokuskan pada jumlah moneter.

4. Nilai Tukar Tetap

Kebijakan ini didasarkan pada mempertahankan nilai tukar tetap dengan mata uang asing. Ada
berbagai tingkat nilai tukar tetap, yang dapat peringkat dalam kaitannya dengan cara kaku kurs
tetap adalah dengan bangsa jangkar.Di bawah sistem nilai fiat tetap, pemerintah daerah atau
otoritas moneter menyatakan nilai tukar tetap tetapi tidak aktif membeli atau menjual mata uang
untuk mempertahankan tingkat. Sebaliknya, tingkat dipaksakan oleh-konvertibilitas tindakan-
tindakan non (misalnya kontrol modal , impor / lisensi ekspor, dll). Dalam hal ini ada tingkat
pasar gelap tukar dimana perdagangan mata uang pada pasar / nilai tidak resmi.

Di bawah sistem fixed-konvertibilitas, mata uang dibeli dan dijual oleh bank sentral atau otoritas
moneter setiap hari untuk mencapai nilai tukar target. Tingkat mungkin target tingkat tetap atau
sebuah band tetap di mana nilai tukar dapat berfluktuasi sampai otoritas moneter campur tangan
untuk membeli atau menjual yang diperlukan untuk mempertahankan nilai tukar dalam band.
(Dalam kasus ini, nilai tukar tetap dengan tingkat tetap dapat dilihat sebagai kasus khusus dari
kurs tetap dengan band-band di mana band-band yang diatur ke nol.)

Di bawah sistem nilai tukar tetap dikelola oleh suatu dewan mata uang setiap unit mata uang
lokal harus didukung oleh unit mata uang asing (mengoreksi nilai tukar). Hal ini memastikan
bahwa basis moneter lokal tidak akan mengembang tanpa didukung oleh mata uang keras dan
menghilangkan segala kekhawatiran tentang berjalan di mata uang lokal dengan mereka yang
ingin mengkonversi mata uang lokal ke mata uang (jangkar) keras.
Dalam dolarisasi , mata uang asing (biasanya dolar AS, maka istilah “dolarisasi”) digunakan
secara bebas sebagai media pertukaran, baik secara eksklusif atau paralel dengan mata uang
lokal. Hal ini dapat terjadi karena penduduk setempat telah kehilangan iman semua dalam mata
uang lokal, atau mungkin juga kebijakan dari pemerintah (biasanya untuk mengendalikan inflasi
dan impor kebijakan moneter kredibel).

Kebijakan ini sering turun tahta kebijakan moneter dengan otoritas moneter asing atau
pemerintah sebagai kebijakan moneter di negara mengelompokkan harus menyelaraskan dengan
kebijakan moneter dalam jangkar bangsa untuk mempertahankan nilai tukar. Tingkat dimana
kebijakan moneter lokal menjadi tergantung pada jangkar bangsa tergantung pada faktor-faktor
seperti mobilitas modal, keterbukaan, saluran kredit dan faktor ekonomi lainnya.

Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
:

1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu kebijakan dalam
rangka menambah jumlah uang yang beedar.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu kebijakan dalam
rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy).

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu
antara lain :

1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang
beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang
yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari
Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)

Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga
bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga
harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah
menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)


Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah
dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang,
pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar,
pemerintah menaikkan rasio.

4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)

Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan
memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi
kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan
menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang
beredar pada perekonomian.

Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan untuk mengelola
isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksi Yang mendekati full
employment dan untuk mempertahankan tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi
tidak terjadi.

Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan antara pendapatan negara
yang sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhan untuk menyediakan barang dan jasa serta
membelanjai pengeluaran yang lainya lebih besar. Sedangkan kebijakan campuran adalah
merupakan campuran daari dua kebijakan bdiatas yang di lakukan dengan cara mengubah
pengeluaran, pengenaan pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara bersama-sama.

Hubungan Antara Kebijakan Fiskal Dan Moneter

            Sebagaiman kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan
pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya
tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan
mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya
permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan
menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki
umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan
upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar
surat berharga.
DAFTAR PUSTAKA

http://pisoftskill.blogspot.co.id/2011/05/kebijakan-fiskal-dan-moneter-dalam.html

https://donielibra.wordpress.com/makalah-ekonomi-makro-tentang-kebijakan-fiskal-dan-
moneter/

https://search.yahoo.com/yhs/
search;_ylt=AwrgEZSROAxacG8AL7YnnIlQ;_ylc=X1MDMTM1MTE5NTY4NwRfcgMyBGZ
yA3locy1tb3ppbGxhLTAwMgRncHJpZANDWjFMbXgza1IyQ3lOY2h2dFhDd0hBBG5fcnNsd
AMwBG5fc3VnZwMxBG9yaWdpbgNzZWFyY2gueWFob28uY29tBHBvcwMwBHBxc3RyA
wRwcXN0cmwDMARxc3RybAM0NARxdWVyeQNtYWthbGFoJTIwS2ViaWpha2FuJTIwRm
lza2FsJTIwZGFuJTIwTW9uZXRlcgR0X3N0bXADMTUxMDc1MDY2Mg--?
p=makalah+Kebijakan+Fiskal+dan+Moneter&fr2=sb-top&hspart=mozilla&hsimp=yhs-
002&csel=1

http://www.econlib.org/library/Enc/FiscalPolicy.html

http://dictionary.reference.com/browse/straitjacket

Anda mungkin juga menyukai