Anda di halaman 1dari 7

“KEBIJAKAN FISKAL”

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dari Kebijakan Fiskal
2.2 Instrumen Kebijakan Fiskal Serta Sektornya
2.2.1 Pajak
2.2.2 Obligasi Publik
2.2.3 Pengeluaran Belanja
2.3 Tujuan dari Kebijakan Fiskal
2.4 Menjelaskan Efektivitas Kebijakan Fiskal
2.5 Jenis-jenis Kebijakan Fiskal
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik Dan Saran
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan yang telah memberikan
rahmat dan ridho-Nya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh (nama
dosen) dalam mata kuliah (matkul). Penulis yakin bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan.

Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun agar kami lebih maju lagi di masa yang akan datang. Kami berharap,
makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat untuk kami dan untuk orang
lain yang membacanya

Kediri,17 Oktober 2022

Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN
Kebijakan Fiskal Adalah Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Anggaran Dan Belanja Negara Yang
Bertujuan Untuk Mempengaruhi Jalannya Perekonomian. Kebijakan Fiskal Bukan SemataMata Kebijakan
Dalam Bidang Perpajakan, Akan Tetapi Menyangkut Bagaimana Mengelola Pemasukan Dan Pengeluaran
Negara Untuk Mempengaruhi Perekonomian. Kebijakan Fiskal Memiliki Tujuan Yang Persis Dengan
Kebijakan Moneter. Perbedaan Tersebut Terletak Pada Instrument Kebijakan Yang Diterapkannya, Yaitu
Dalam Kebijakan Moneter Pemerintah Mengendalikan Jumlah Uang Yang Beredar, Sedangkan Dalam
Kebijakan Fiskal Pemerintah Mengendalikan Penerimaan Dan Pengeluarannya.

Kebijakan Ekonomi Suatu Negara Tidak Bisa Lepas Dari Campur Tangan Pemerintah, Karena
Pemerintah Memegang Kendali Atas Segala Sesuatu Yang Menyangkut Semua Kebijakan Yang Bermuara
Kepada Keberlangsungan Negara Itu Sendiri. Kebijakan Ekonomi Sangat Beragam Dan Bermacam-Macam
Pula Kebijakannya. Oleh Sebab Itu, Pemerintah Wajib Menganut Salah Satu Kebijakan Ekonomi Sebagai
Dasar Dalam Pengambilan Kebijakan Pemerintah. Apapun Sistem Ekonomi Yang Dianut Pemerintah, Maka
Itulah Sistem Ekonomi Yang Terbaik Bagi Perekonomian Rakyat, Meskipun Nantinya Dalam Perjalanannya
Memiliki Berbagai Kelemahan.

Kebijakan Ekonomi Pasti Memiliki Fenomena Yang Berdampak Positif Dan Negatif, Salah Satu
Dampak Negatif Yang Sering Terjadi Adalah Inflasi. Inflasi Merupakan Fenomena Yang Timbul Akibat
Banyaknya Jumlah Uang Yang Beredar, Kenaikan Biaya Produksi, Besarnya Tarikan Permintaan Dari
Konsumen, Dan Adanya Inflasi Tularan Dari Luar Negeri. Akbiatnya Akan Mempengaruhi Perekonomian
Didalam Negeri Dan Semakin Bertambahnya Pengangguran. Selain Dampak Negatif Kebijakan Ekonomi, Juga
Memiliki Dampak Positifnya, Yaitu Memudahkan Pemerintah Untuk Mengatur Perekonomian Dan Anggaran
Pembelajaan Negara. Sehingga, Dengan Kebijakan Ini Maka Hasil Yang Didapatkan Digunakan Untuk
Keperluan Didalam Negeri Dan Keperluan Rakyat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah aturan atau strategi yang dilakukan pemerintah untuk menjaga pemasukan dan
pengeluaran negara agar tetap stabil sehingga negara bisa terus bertumbuh. Bisa dikatakan kebijakan fiskal
adalah kebijakan dari pemerintah yang memengaruhi perekonomian negara lewat perubahan penerimaan dan
pengeluaran pemerintah sesuai yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut I Wayan Sudirman dalam bukunya Kebijakan Fiskal dan Moneter: Teori dan Empirikal yang dikutip
dari Kompas, kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang berkaitan dengan pasar barang dan jasa.

2.2 Instrumen Kebijakan Fiskal Serta Sektornya


Setelah mengenal tujuan kebijakan fiskal, Anda juga perlu mengetahui instrumen apa saja yang
digunakan pemerintah dalam menjalankan aturan tersebut. Instrumen sendiri merupakan sektor dalam
perekonomian yang dimanfaatkan guna menjaga stabilitas perekonomian makro. Sedikitnya, ada 3 instrumen
yang digunakan kebijakan fiskal, yakni:
2.2.1 Pajak
Instrumen kebijakan fiskal yang paling penting adalah pajak karena memiliki kekuatan untuk
mengatur daya beli masyarakat. Ketika pajak dinaikkan, daya beli akan menurun dan sebaliknya daya
beli kembali naik saat pajak diturunkan. Kaitannya selain daya beli adalah terhadap produksi barang
dan jasa dimana ketika pajak naik maka output akan menurun dan sebaliknya.
2.2.2 Obligasi Publik
Obligasi publik jadi instrumen kebijakan fiskal lain yang digunakan pemerintah untuk menarik
masyarakat berinvestasi. Melalui Surat Utang Negara (SUN) Ritel, masyarakat yang memiliki dana
akan ditawarkan untuk membeli surat tersebut dimana nantinya negara yang mencicil hutang serta
bunga pinjamannya.
2.2.3 Pengeluaran Belanja
Terakhir instrumen kebijakan fiskal adalah pengeluaran belanja negara. Demi tercapainya stabilitas
perekonomian, pemerintah perlu mengurangi atau menambah belanja negara yang disesuaikan dengan
kondisi saat itu. Misalnya, jika neraca pembayaran negara defisit, maka pemerintah harus mengurangi
pengeluaran dari sektor lainnya sampai kembali stabil. Konsep instrumen ini sama seperti kehidupan
sehari-hari, dimana saat pendapatan turun maka seseorang harus mengurangi belanja yang kurang
penting dan berhemat.
2.3 Tujuan dari Kebijakan Fiskal
Tujuan utama kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah, tujuan, sasaran, dan prioritas
pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa. Tapi tidak hanya itu, inilah beberapa tujuan
lain dari kebijakan fiskal :
2.3.1 Memacu Pertumbuhan Ekonomi Negara
Dari pembahasan sebelumnya, telah diketahui jika tujuan utama kebijakan fiskal adalah menjaga
stabilitas ekonomi negara. Tidak hanya itu, kebijakan fiskal juga berperan penting dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Karena salah satu fungsinya adalah mengatur
pendapatan negara, maka kebijakan fiskal diharapkan bisa mengeluarkan banyak inovasi baru dalam
bidang ekonomi yang nantinya menjadi solusi meningkatkan perekonomian di berbagai bidang seperti
perbankan, korporat, sampai usaha mikro.
2.3.2 Menjaga Stabilitas Harga
Kenaikan harga barang yang terasa mendadak sebenarnya terjadi akibat banyak faktor. Mulai dari
yang positif seperti permintaan (demand) terhadap barang tersebut sampai adanya tindakan curang
seperti monopoli dan penimbunan komoditi. Untuk mencegah dan memberantas hal tersebut,
dibutuhkan kebijakan fiskal agar harga barang kembali stabil sehingga terjangkau oleh masyarakat.
2.2.3 Mendorong Laju Investasi
Dibutuhkan iklim investasi yang baik agar investor mau menaruh uangnya pada suatu negara. Tidak
bisa dicapai begitu saja, dibutuhkan kebijakan fiskal guna menunjukan stabilnya ekonomi sebuah
negara sehingga mampu mendorong kepercayaan investor agar mengucurkan dananya. Jika mampu
meningkatkan laju investasi, negara tentu akan diuntungkan dengan masuknya pendapatan dari pajak
usaha.
2.2.4 Meningkatkan Potensi SDM
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, jika laju investasi tinggi maka ada kemungkinan
terbukanya lapangan pekerjaan baru dan akhirnya menyerap tenaga kerja. Hasilnya tentu mengurangi
angka pengangguran yang menjadi salah satu masalah besar di tiap negara. Tidak hanya itu, kebijakan
fiskal dapat membantu meningkatkan potensi SDM misalnya lewat program Kartu Indonesia Pintar.
Diharapkan, program tersebut mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja usia produktif sehingga
mampu bersaing di dunia kerja dan nantinya menaikkan taraf ekonomi negara.
2.2.5 Mewujudkan Keadilan Sosial
Terakhir, kebijakan fiskal memiliki tujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
masyarakat. Salah satu contoh penerapannya adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari
Kementerian Keuangan. Program tersebut merupakan langkah pemerintah dalam melindungi,
mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dari sektor riil dan
sektor keuangan dalam menjalankan usahanya selama pandemi COVID-19. Dengan diadakannya
program tersebut, diharapkan perekonomian masyarakat tetap terjaga sehingga kondisi negara turut
stabil.
2.4 Menjelaskan Efektivitas Kebijakan Fiskal
Pandemi COVID-19 berdampak pada perekonomian global. Stimulus kebijakan fiskal menjadi salah
satu cara untuk mendukung ekonomi selama pandemi. Kebijakan fiskal yang dikeluarkan pemerintah terbukti
efektif, hal ini ditunjukkan melalui peningkatan penerimaan pajak. Peningkatan ini menunjukkan dengan
adanya stimulus membuat masyarakat tetap dapat melakukan pembayaran pajak. Hasil forecast menunjukkan
penerimaan pajak berpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi. Oleh karena itu,
pemerintah dapat menggunakan stimulus ini sebagai peluang untuk mendorong keberhasilan Program
Pemulihan Ekonomi Negara guna mengurangi dampak ekonomi akibat COVID-19.

2.5 Jenis Jenis Kebijakan Fiskal


Dari penjelasan poin sebelumnya, ternyata banyak sekali ya tujuan dari kebijakan fiskal yang sangat krusial
bagi stabilitas negara. Kebijakan fiskal sendiri dari segi penerapannya ternyata dibagi dalam 2 jenis. Apa saja?
Ini dia penjelasan selengkapnya!
2.5.1 Kebijakan Fiskal Ekspansif
Jenis kebijakan fiskal yang pertama ini dilakukan dengan menaikkan belanja negara dan
menurunkan tingkat pajak. Ketika kebijakan fiskal ini dilakukan, diharapkan daya beli masyarakat
yang sebelumnya lesu akan kembali naik sehingga roda perekonomian berputar makin kencang.
Tujuan lainnya adalah mengurangi tingkat pengangguran sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi
yang sehat.
2.5.2 Kebijakan Fiskal Kontraktif
Berlawanan dengan jenis pertama, kebijakan fiskal kontraktif dilakukan untuk menurunkan daya
beli masyarakat dan mengatasi inflasi dengan menurunkan belanja negara serta menaikkan tingkat
pajak. Biasanya, jenis kebijakan fiskal ini akan dilakukan jika pemerintah melihat kondisi
perekonomian sedang ekspansi yang mulai memanas demi menurunkan tekanan permintaan.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai