Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN

KEBIJAKAN EKONOMI DALAM NEGERI

DOSEN PENGAMPU:
Drs. Nurdin, M.Si
Rahmawati, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. Apriliana Dwi Cahyaningsih 2113031002


2. Dimas Ageng Sholeh 2113031026
3. Oktaviani 2113031076

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatka kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan judul “Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan pembuatan makalah ini salah satunya adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Pembangunan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Pembangunan yang sudah memberikan kami tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Untuk itu maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, agar makalah ini menjadi lebih baik.

Bandar Lampung, 04 Juni 2023

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................2

1.3 Tujuan ......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3

2.1Kebijakan Ekonomi ..................................................................................................2

2.2 Kebijakan Moneter ...................................................................................................2

2.3 Kebijakan Fiskal.......................................................................................................5

BAB III PENUTUP ......................................................................................................8

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................8

3.2 Saran .........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Siklus bisnis merupakan fenomena ekonomi yang kerap terjadi didalam
perekonomian suatu negara. Untuk mengantidipasi terjadinya fluktuasi yang
berlebihan pada siklus bisnis, maka pemerintah menerapkan dua kebijakan,
yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Secara sederhana kebijakan
fiskal ini adalah kebijakan pemerintah dalam mengendalikan perekonomian
dengan cara mengubah-ubah pengeluaran dan penerimaan Negara. Sedangkan
kebijakan moneter adalah kebijakan dalam mengatur besaran moneter seperti,
jumlah uang beredar, tingkat bunga, dan kredit yang dilakukan oleh bank
sentral.

Kebijakan moneter sendiri itu memiliki beberapa instrument diantaranya,


operasi pasar terbuka, fasilitas diskonto, rasio cadangan wajib dan himbauan
moral. Untuk kebijakan fiskal memiliki kebijakan anggaran seperti, anggaran
deficit, anggaran surplus dan anggaran berimbang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Ekonomi?
2. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter?
3. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Fiskal?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Kebijakan Ekonomi


2. Untuk mengetahui tentang Kebijakan Moneter
3. Untuk mengetahui tentang Kebijakan Fiskal

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan ekonomi
Kebijakan ekonomi merupakan aturan atau batasan dibidang ekonomi
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kebijakan ekonomi yang ada disuatu
Negara tentunya tidak bisa lepas dari keterlibatan pemerintah, karena
pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu yang berhubungan
dengan kebijakan yang bermuara kepada keberlangsungan Negara itu
sendiri. Setiap pemerintah yang memimpin Negara tentu saja harus
memiliki kebijakan ekonomi andalan untuk menjamin perekonomian yang
baik dan stabil agar tercapainya kemakmuran serta kesejahteraan, karena
hal ini sudah menjadi kewajiban pemerintah dalam menjaga stabilitas
ekonomi agar tercapainya kehidupan yang makmur dan sejahtera bagi
rakyatnya.

2.2 Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas moneter atau bank sentral
dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai
perkembangan perekonomian yang diinginkan. Perkembangan
perekonomian tersebut meliputi stabilitas ekonomi makro seperti, stabilitas
harga (rendahnya laju inflasi), membaiknya perkembangan output rill
(pertumbuhan ekonomi), serta luasnya lapangan pekerjaan.
Kebijakan moneter dapat dibagai kedalam dua bagian:
1. Kebijakan moneter ekspansif
Kebijakan moneter ekspansif merupakan kebijakan moneter yang
ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi, yang dilakukan
melalui peningkatan jumlah uang beredar.
2. Kebijakan moneter kontraktif
Kebijakan moneter kontraktif merupakan kebijakan moneter yang
ditujukan untuk memperlambat kegiatan perekonomian, yang
dilakukan melalui penurunan jumlah uang beredar atau disebut juga
dengan uang ketat (tight money policy).

2
Kebijakan moneter ini dapat dilakukan dengan cara menjalankan
instrument kebijakan moneter, antara lain sebagai berikut:

1. Operasi pasar terbuka (open market opration)


Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar
dengan cara menjual maupun membeli surat berharga pemerintah
(government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
maka pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun,
jika ingin jumlah uang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga tersebut kepada masyarakat. Surat berharga
pemerintah diantaranya yaitu, SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan
SBPU (Surat Berharga Pasar Uang).
2. Fasilitas diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar yaitu
dengan cara memainkan tingkat Bungan bank sentral pada bank
umum. Jika ingin membuat jumlah uang bertambah, maka
pemerintah akan menurunkan tingkat bunga bank sentral. Namun,
jika ingin membuat jumlah uang berkurang maka pemerintah akan
menaikkan tingkat bunga bank sentral.
3. Rasio cadangan wajib
Rasio cadangan wajib merupakan cara mengatur uang beredar
dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus
disimpan pemerintah. Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
maka pemerintah akan menurunkan rasio cadangan wajib, jika ingin
menurunkan jumlah uang beredar maka pemerintah akan menaikkan
rasio cadangan wajib.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah
uang beredar dengan cara memberi himbauan kepada pelaku
ekonomi. Misalnya, seperti menghimbau perbankan pemberi kredit
untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi
jumlah uang beredar, dan menghimbau agar bank meminjam uang

3
lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar
pada perekonomian.

2.3 Kebijakan Fiskal (Fiscal policy)


Kebijakan fiskal pada dasarnya merupakan kebijakan yang mengatur
tentang penerimaan dan pengeluaran Negara. Penerimaan Negara berasal
dari pajak, Penerimaan bukan pajak atau bahkan berasal dari pinjaman
atau bantuan luar negeri sebelum masa reformasi dikategorikan sebagai
penerimaan Negara. Dengan demikian, kebijakan fiskal ini merupakan
kebijakan pemerintah dalam mengelola keuangan Negara dengan
sedemikian rupa sehingga dapat menunjang perekonomian nasional
seperti, produksi, konsumsi, investasi, kesempatan kerja dan kestabilan
harga.
Kebijakan fiskal ini berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai
sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap
sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik. Dengan
instrument utamanya perpajakan. Di negara yang sedang berkembang
seperti di Indonesia, kebijaka moneter dan kebijakan luar negri belum
berjalan seperti yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijankan
fiskal dalam bidang perekonomian menjadi semakin penting.
Dengan adanya kebijakan fiskal ini pemerintah dapat mengusahakan agar
terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan
seperti, banyaknya pengangguran, inflasi, neraca internasional yang terus
menerus defisit dan lain sebagainya.
Kebijakan fiskal dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan
ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang mengalami masalah
pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dapat dilakukan pemerintah
adalah dengan memperbesar pengeluaran pemerintah seperti, menambah
subsidi kepada rakyat kecil atau dengan mengurangi tingkat pajak.
Adapula kebijakan fiskal yang bersifat kontraktif yaitu bentuk kebijakan
fiskal yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja
penuh atau menghadapi inflasi. Tindakan yang dilakukan yaitu dengan

4
mengurangi pengeluaran pemerintah atau bisa juga dengan memperbesar
tingkat pajak.

A. Kebijakan anggaran:
1. Anggaran defisit /kebijakan fiskal ekspansif
Anggaran defisit adalah anggaran pemerintah untuk membuat
pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pemasukan Negara
hal ini dilakukan guna memberi stimulus pada perekonomian.
Umumnya sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang
mengalami resesif.
2. Anggaran surplus/kebijakan fiskal kontraktif
Anggaran surplus merupakan kebijakan pemerintah untuk
membuat pemasukan Negara menjadi lebih besar dari pada
pengeluaran. Baiknya anggaran surplus ini di lakukan pada saat
perekonomian berada pada kondisi yang mulai memanas
(overheating) agar menurunkan tekanan permintaan.
3. Anggaran berimbang
Anggaran berimbang ini dapat terjadi pada saat pemerintah
menetapkan pengeluaran sama besarnya dengan pemasukan.

B. Tujuan kebijakan fiskal


1. Pertumbuhan ekonomi
Tujuan utama dari kebijakan fiskal ini salah satunya yaitu
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Karena jika
ekonomi mengalami pertumbuhan dengan baik maka bisnis-bisnis
akan cenderung berkembang dengan baik dan menjadi lebih maju
lagi. Perekonomian yang baik akan membuat kebutuhan belanja
pada suatu Negara menjadi lancar, selain itu warga Negara
tersebut akan memiliki pendapatan yang lebih banyak dari pada
Negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah, jika
pendapatan warga Negara diatas rata-rata maka tidak akan ada
lagi tindakan kejahatan seperti, begal, maling, dan perampokan.

5
2. Membuka kesempatan kerja
Pengangguran pasti terjadi dalam setiap negara tak terkecuali
negara kita sendiri yaitu negara indonesia. Hal ini adalah masalah
yang bisa menghambat pertumbuhan perekonomian maka dari itu
pemerintah menerapkan kebijakan fiskal guna mengurangi
pengangguran yang semakin meningkat. Pemerintah harus
memperhatikan masalah pengangguran yang ada di indonesia.
Karena dampak dari pengangguran yang meningkat dapat
menyebabkan negara tersebut ada dalam kondisi perekonomian
yang buruk. Orang yang menganggur tidak memiliki pekerjaan
cederung tidak memiliki uang untuk dibelanjakan maka
terhambatlah perekonomian dari negara tersebut.
Naiknya tingkat pengangguran sebabkan oleh melambatnya
pertumbuhan perekonomian. Apabila anggaran belanja
pemerintah digunakan untuk membangun infraktustur maka
berdampak besar untuk perindustrian namun dapat menurunkan
pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja.
Mengurangi pajak adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan
membuka kesempatan bekerja. Dengan menerapkan kebijakan
tersebut, perekonomian akan menjadi bertumbuh meningkat dan
stabil dan juga menyebabkan perusahaan-perusahaan melakukan
ekspansi.
3. Mendorong investasi
Di indonesia sendiri pemerintahannya mendorong peningkatan
investasi lewat sektor manufaktur yaitu dari industri produk
substitusi impor, berorientasi ekspor, padat karya dan berbasis
teknologi tinggi.
4. Meningkatkan pertanian
Kebijakan fiskal memberi dampak yang besar dan juga
bermanfaat dalam hal pembangunan pertanian. Oleh karena itu
pemerintah, diharapkan dapat mengambil kebijakan fiskal agar

6
bisa mendorong pembangunan di sektor pertanian, dikarenakan
sebagaian besar warga negara indonesia berkerja pada sektor
pertanian di pedesaan dengan level penghasilan atau upah relatif
rendah. sebagai negara agraris, peran sektor pertanian sangatlah
penting untuk mendorong perekonomian nasional, salah satunya
yaitu sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan papan bagi
seluruh rakyat Indonesia.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebijakan ekonomi merupakan aturan yang ada dibidang ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Lalu ada juga kebijakan moneter yaitu,
kebijakan bank sentral dalam pengendalian besaran moneter untuk mencapai
perkembangan perekonomian yang diinginkan. Kebijakan monoeter terdiri
atas dua bagian diantaranya, kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan
moneter kontraktif.

Kebijakan fiscal pada merupakan kebijakan yang mengatur tentang


penerimaan dan pengeluaran Negara. Kebijakan fiskal ini berkaitan erat
dengan kegiatan pemerintah sebagai sektor public. Kebijakan fiskal ini
dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur dana mobilisasi. Dengan
instrument utamanya perpajakan.

3.2 Saran

Karena kami hanya menggunakan beberapa sumber literature, maka kami


menyadari bahwa masih banyak kekurangan daeri makalah ini. Namun, kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
semoga kedepannya kami dapat lebih banyak lagi literature sehingga
informasi yang kami cantumkan lebih lengkap lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA
Solikin, Perry Warjiyo. Kebijakan Moneter di Indonesia. Pusat Pendidikan dan
Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

Fathurrahman, Ayief. 2012. Kebijakan Fiskal Indonesia Dalam Perspektif


Ekonomi Islam: Studi Kasus Dalam Mengentaskan Kemiskinan. Jurnal Ekonomi
dan Studi Pembangunan. Volume 13. Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai