Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

EKONOMI MAKRO

Dosen Pengampu:

INTAN AYU, S.E., M.E.

Disusun oleh:

Miko Tri Afandi (22053006)

Fitria Novita Sari (22053014)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN

Tahun 2023/2024

1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR............................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6

2.1 Kebijakan Fiskal ......................................................................................... 6


2.2 Kebijakan Moneter .................................................................................... 11
2.3 Kaitan antara Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter............................ 16
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan Ridho-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Mata Kuliah Ekonomi Mikro yang berjudul “Kebijakan
Moneter Dan Kebijakan Fiskal”

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Intan Ayu, S.E.,
M.E. selaku pembimbing kami dalam Mata Kuliah Ekonomi Makro.

Kami selaku penyusu makalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah


ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik
serta saran guna kesempurnaan makalah ini.

Demikian makalah ini kami susun, harapan kami semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan bagi para pembaca, dan apabila terdapat kesalahan dalam
makalah baik dari segi penyusunan atau pembahasan, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Lamongan, 07 Oktober 2023

Tim Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita telah mengetahui bahwa pemerintah adalah salah satu pelaku
ekonomi selain konsumen produsen dan masyarakat luar negeri. Sebagai pelaku
ekonomi pemerintah juga ikut terlibat dalam kegiatan perekonomian.
Pemerintah memiliki dua peranan penting dalam perekonomian yaitu sebagai
regulator dan fasilitator. Sebagai regulator pemerintah berperan dalam membuat
peraturan atau kebijakan untuk memastikan kegiatan perekonomian berjalan
dengan tertib. Sedangkan sebagai fasilitator pemerintah berperan dalam
memberikan pelayanan atau menyediakan fasilitas (sumber daya) untuk
mendukung kelancaran kegiatan perekonomian.
Dalam perekonomian suatu negara jika pemerintah memandang bahwa
pembangunan ekonomi yang berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan
maka pemerintah akan mengambil serangkaian tindakan kebijakan untuk
menstabilkan kembali situasi perekonomian tersebut. Dalam menjalankan
fungsi tersebut pemerintah melakukan berbagai kebijakan-kebijakan ekonomi
baik dalam tingkat mikro maupun dalam tingkat makro.1
Saat ini, para pengambil kebijakan telah menerapkan beberapa
kebijakan yang dapat mengendalikan keadaan ekonomi makro. Kebijakan-
kebijakan tersebut di antaranya, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal diterapkannya saling berhubungan. 2
Pada makalah ini, kita akan mempelajari lebih mendalam tentang
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kebijakan Moneter?
2. Apa pengertian dari Kebijakan Fiskal?
3. Bagaimana kaitannya antara Kebijakan Moneter dengan Kebijakan Fiskal?

1
Ririt Iriani Sri Setiawati. Buku Ajar: Ekonomi Moneter, (UPN. Verteran Jawa Timur), 2021. Hal
14.
2
Rizky Ananda Putri. Makalah: Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal, (Universitas
Brawijaya),2016. Hal 1.

4
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami lebih mendalam tentang Kebijakan Moneter
2. Untuk memahami lebih mendalam tentang Kebijakan Fiskal
3. Untuk mengetahui kaitan/hubungan antara Kebijakan Moneter dengan
Kebijakan Fiskal

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Moneter
Kebijakan pemerintah di bidang keuangan adalah kebijakan moneter.
Dalam praktiknya, kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Sentral sebagai
lembaga kepercayaan pemerintah. Di Indonesia, kedudukan Bank Sentral di
pegang oleh Bank Indonesia (BI). 3
A. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui Bank
Sentral sebagai pemegang otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah
uang yang beredar dalam rangka mencapai kestabilan ekonomi. Melalui
kebijakan moneter, bank sentral dapat menjaga kestabilan moneter dan
diharapkan keadaan ekonomi menjadi stabil. Kebijakan moneter yang
berhasil, dapat dilihat dari adanya kesempatan kerja dan perbaikan neraca
pembayaran. Selain itu, kebijakan moneter ini dilakukan dalam upaya
mempertahankan kemampuan pertumbuhan ekonomi, sekaligus
mengendalikan tingkat harga4
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1999 Tentang Bank Indonesia yang dimaksud “Kebijakan Moneter adalah
kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara
lain melalui pengendalian jumlah uang beredar dan atau suku bunga”5
Kestabilan moneter sebuah negara adalah suatu kondisi yang
memperlihatkan jumlah uang yang beredar mencukupi untuk mendukung
seluruh l transaksi dalam perekonomian. Dalam kondisi tersebut jumlah
uang yang beredar tidak berlebih ataupun kurang. Bila terjadi kekurangan
atau kelebihan uang maka pemerintah harus mengambil suatu tindakan atau
kebijakan sehingga jumlah uang yang beredar kembali stabil.

3
Maryani. Ekonomi (Peminatan) XI, (CV Grahadi: Surakarta). Hal 51.
4
Ibid. 51
5
Ririt Iriani Sri Setiawati. Buku Ajar Ekonomi Moneter. (UPN Veteran Jawa Timur), pdf.

6
B. Tujuan Kebijakan Moneter 6
Adapun tujuan dari kebijakan moneter adalah sebagai berikut:
a. Menjaga stabilitas ekonomi
Jalannya roda perekonomian akan terganggu jika jumlah uang yang
beredar melebihi atau lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang
beredar. Hal ini karena bisa mengakibatkan terjadinya inflasi atau
deflasi. Untuk itu kebijakan moneter sangat diperlukan untuk menjaga
stabilitas ekonomi yang selalu mengupayakan jumlah uang yang beredar
seimbang dengan jumlah barang dan jasa.
b. Menjaga stabilitas harga
Tinggi rendahnya harga barang dan jasa sangat mempengaruhi jalannya
perekonomian. Harga yang tinggi bisa mengakibatkan turunnya
permintaan. Turunnya permintaan mengakibatkan turunnya
produktivitas dunia usaha. Oleh karena itu pemerintah perlu menjaga
kestabilan harga barang dan jasa dengan menggunakan kebijakan
moneter. Jika harga terlalu tinggi pemerintah bisa mengurangi jumlah
uang yang beredar di masyarakat, demikian pula sebaliknya.
c. Meningkatkan kesempatan kerja
Dengan menerapkan kebijakan moneter yaitu dengan mengatur jumlah
uang beredar di masyarakat maka perekonomian akan menjadi stabil.
Perekonomian yang stabil akan mendorong dunia usaha untuk
melakukan investasi baru yang pada akhirnya dapat menyerap tenaga
kerja dan meningkatkan kesempatan kerja.
d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Salah satu kebijakan moneter yang dapat diambil yaitu dengan
menjalankan kebijakan devaluasi atau menurunkan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang asing. Dengan devaluasi harga barang
di dalam negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan menggunakan
valuta asing, dan pada akhirnya bisa meningkatkan ekspor ke luar

6
Basuki, S.Pd., M.M. Modul Pembelajaran SMA (Ekonomi). (SMA Negeri 1 Praya) 2020, hal 4,
pdf.

7
negeri. Meningkatnya ekspor akan mengakibatkan neraca perdagangan
dan neraca pembayaran tidak mengalami defisit dan tidak menutup
kemungkinan dalam posisi surplus.
C. Peran Kebijakan Moneter 7
Kebijakan moneter diharapkan mampu mempercepat proses
pembangunan dan mengatasi permasanlah inflasi. Berikut ini peran
kebijakan moneter bagi perekonomian.
1) Membantu Mempercepat Proses Pembangunan
Kebijakan moneter berperan untuk membantu mempercepat
proses pembangunan yaitu dengan cara menghimpun dan mengerahkan
dana untuk membentuk modal di sektor-sektor ekonomi strategis. Sektor
tersebut meliputi pertanian maupun industri. Hal itu untuk memperluas
kesempatan kerja dan proses pembangunan.
2) Menciptakan Penawaran Uang yang Cukup
Inflasi terjadi karena pengeluaran masyarakat lebih dari
penawaran barang. Kebijakan moneter berperan menciptakan
penawaran uang yang cukup, dengan cara penawaran uang harus
dikurangi melalui penghematan pengeluaran agregat sehingga
pengeluaran akan seimbang dengan penawaran barang.
D. Instrumen Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat dibedakan menjadi dua (dua) bentuk, yaitu
kebijakan moneter kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif.8
1) Kebijakan Moneter Kuantitatif
Kebijakan moneter kuantitatif merupakan kebijakan umum yang
bertujuan untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dan tingkat
bunga dalam perekonomian. Kebijakan ini dibagi menjadi dalam tiga
bentuk kebijakan yaitu operasi pasar terbuka, politik diskonto, dan
mengubah tingkat cadangan minimum.
1) Operasi pasar terbuka (Open market policy)

7
Maryani. Ekonomi (Peminatan) XI, (CV Grahadi: Surakarta). Hal 51.
8
Ibid. Hal 52.

8
Operasi pasar terbuka adalah kebijakan untuk menjual
belikan surat-surat berharga oleh Bank Indonesia di pasar uang
seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Bank sentral akan menjual SBI jika jumlah uang beredar di
masyarakat sangat tinggi, hal ini dimaksudkan untuk menarik uang
yang beredar kembali masuk ke bank sentral. Sebaliknya jika jumlah
uang yang beredar lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
barang dan jasa bank sentral bisa melakukan dengan membeli SBI
dari masyarakat dengan tujuan untuk menambah jumlah uang yang
beredar.
2) Politik cadangan kas atau giro wajib minim (Cash receive ratio)
Politik cadangan kas adalah kebijakan bank sentral untuk
mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan
menaikkan atau menurunkan jumlah cadangan kas minimum yang
ada di bank.9
Misalnya, cadangan minimum yang di wajibkan sebesar 25%,
kemudian di tingkatkan menjadi 30% atau sebaliknya.
3) Politik diskonto (Discount rate policy)
Kebijakan diskonto adalah kebijakan bank sentral untuk
menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara
menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Jika bank sentral
menaikkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin mengurangi
jumlah uang yang beredar.10
2) Kebijakan Moneter Kualitatif
1) Pengawasan kredit selektif
Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan untuk mengurangi
jumlah yang beredar di masyarakat dengan cara menentukan syarat-
syarat yang ketat. Dengan kebijakan kredit ketat ini, bank sentral

9
Basuki, S.Pd., M.M. Modul Pembelajaran SMA (Ekonomi). (SMA Negeri 1 Praya) 2020, hal 6,
pdf.
10
Ibid, hal 52.

9
bisa mengontrol jumlah uang yang beredar di masyarakat Langkah
kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami
gejala inflasi.
Kebijakan ini dapat diambil oleh bank sentral pada saat
ekonomi sedang mengalami gejala inflasi. Kebijakan ini dilakukan
dengan memperketat syarat-syarat pemberian kredit kepada
masyarakat atau yang sering disebut dengan syarat 5C (Character,
Capacity, Collateral, Capital, dan Condition).
2) Imbauan moral (Moral persuasion)
Bank sentral dapat memengaruhi jumlah uang beredar
dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan
kepada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isinya dapat berupa
ajakan ataupun larangan untuk menahan atau melepaskan pinjaman
dan tabungan. Misalnya, larang atau ajakan untuk menahan
pinjaman atau melepaskan pinjaman pada waktu tertentu.
Kebijakan – kebijakan di atas dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan yaitu.11
a) Tight money policy (kebijakan uang ketat)
Tight money policy adalah kebijakan bank sentral untuk
mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat. Kebijakan
ini dilakukan dengan menaikkan suku bunga (kebijakan
diskonto), menjual surat-surat berharga (kebijakan pasar
terbuka), menaikkan cadangan kas (kebijakan cash ratio),
dan membatasi atau memperketat pemberian kredit.
b) Easy money policy (kebijakan uang longgar)
Easy money policy adalah kebijakan bank sentral untuk
menambah jumlah uang beredar di masyarakat. Kebijakan
ini dapat dilakukan dengan menurunkan tingkat suku
bunga (kebijakan diskonto), membeli surat-surat berharga

11
Basuki, S.Pd., M.M. Modul Pembelajaran SMA (Ekonomi). (SMA Negeri 1 Praya) 2020, hal 5
dan 5, pdf.

10
(kebijakan pasar terbuka), penurunan cadangan kas
(kebijakan cash ratio), dan mempermudah pemberian
kredit.
E. Pengaruh Kebijakan Moneter dalam Perekonomian 12
Kebijakan moneter di suatu negara sangat terbatas operasinya,
terlebih di negara – negara yang sudah berkembang. Beberapa alasan di
kemukakan untuk menjelaskan keterbatasan operasi kebijakan moneter
sebagai berikut.
1) Sempitnya ruang lingkup pasar uang.
2) Berkembangnya lembaga – lembaga keuangan non- bank di negara
sedang berkembang.
3) Banyak bank – bank umum yang mempunyai kelebihan dana.
4) Banyaknya bank – bank asing yang mendapatkan kemudahan serta
prioritas untuk terhindar dari kebijakan moneter.
Akan tetapi kebijakan moneter mempunyai peranan penting dalam
pengaturan kegiatan ekonomi suatu negara terutama negara yang sedang
berkembang, khususnya pada masa inflasi.
2.2 Kebijakan Fiskal
Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam hal pengaturan anggaran
yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan, yaitu
kebijakan fiskal.
A. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan
pemerintahan untuk mengelola/mengarahkan perekonomian ke kondisi
yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara mengubah-ubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintahan (Rahardja P,2005). Lebih
tepatnya mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan moneter.
Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakan. Jika dalam kebijakan
moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang yang beredar, maka dalam

12
Maryani. Ekonomi (Peminatan) XI, (CV Grahadi: Surakarta). Hal 53.

11
kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan pendapat (pajak) dan
pengeluarannya. Kebijakan fiskal berfungsi untuk menutupi kekurangan
kebijakan moneter dan bekerja sebagai kombinasi untuk menyelesaikan
masalah deflasi-inflasi.13
Kebijakan fiskal (Suryana 2000:106) adalah kebijakan pemerintah
dalam pengeluaran dan pendapatannya dengan tujuan untuk menciptakan
kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi Kebijakan fiskal dalam suatu
negara ditentukan oleh peran pemerintah dalam aktivitas ekonomi yang
ditentukan oleh tujuan pembangunannya. 14
Pemerintah berperan untuk mengatur stabilitas kegiatan ekonomi
dan menyejahterakan rakyatnya. Salah satu kebijakan yang dilakukan
pemerintah dalam bidang fiskal adalah menyusun APBN dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang merata.
B. Fungsi dan Tujuan Kebijakan Fiskal15
Kebijakan fiskal berfungsi sebagai instrumen untuk menggalakkan
pembangunan ekonomi, khususnya sebagai alat untuk mempertinggi
penggunaan sumber daya dan memperbesar penanaman modal.
Secara umum kebijakan fiskal ditujukan untuk memelihara stabilitas
ekonomi sehingga pendapatan nasional dapat ditingkatkan sesuai dengan
penggunaan sumber daya dan efektivitas kegiatan masyarakat tanpa harus
mengabaikan redistribusi pendapatan dan upaya kesempatan kerja.
Sedangkan secara garis besar tujuan kebijakan fiskal dapat digolongkan
menjadi dua bagian sebagai berikut.
a. Mencegah Pengangguran
Tujuan yang paling utama dari kebijakan fiskal adalah mencegah
timbulnya pengangguran karena suatu perekonomian dapat
mencapai laju pertumbuhan yang dikehendaki melalui tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Kebijakan yang

13
Putu Ayu Indrayathi,SE,.MPH. BAHAN AJAR: Pengantar Ilmu Ekonomi Untuk Kesehatan
Masyarakat (ASPEK EKONOMI MAKRO) Denpasar, 2016, hal 52. Pdf.
14
Maryani. Ekonomi (Peminatan) XI, (CV Grahadi: Surakarta). Hal 53.
15
Ibid, hal 53.

12
dilakukan pemerintah, dalam hal ini, antara lain, dengan
mengundang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Dari
dalam negeri, pemerintah menambah pengeluaran untuk membuka
lapangan kerja padat karya melalui proyek-proyek pembangunan
fisik; di bidang moneter pemerintah mempermudah kredit usaha.
b. Menjaga stabilitas harga
Dengan adanya deflasi maka akan dapat mendorong
timbulnya pengangguran karena sektor usaha swasta akan
kehilangan harapan untuk mendapat keuntungan. Demikian pula
sebaliknya, apabila terjadi inflasi dapat berakibat yang tidak baik
bagi perekonomian.
C. Peran Kebijakan Fiskal16
Pada kenyataannya transaksi dan volume pengeluaran negara
cenderung lebih cepat dibandingkan dengan meningkatnya pendapatan
nasional. Dengan demikian peranan kebijakan fiskal pemerintah adalah
turut menentukan tingkat pendapatan nasional yang lebih besar.
Bagi negara maju peranan kebijakan fiskal pemerintah makin besar
dalam mekanisme pembentukan tingkat pendapatan nasional terutama
dimaksudkan agar pemerintah lebih mampu memengaruhi jalannya
perekonomian. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari banyaknya
pengangguran, tingkat inflasi yang tinggi, mengatasi defisit neraca
perdagangandan neraca pembayaran dll. Sedangkan pada negara
berkembang peranan kebijakan fiskal lebih mengarah pada upaya untuk
meningkatkan investasi melalui capital formation. Dengan investasi yang
tinggi maka output nasional akan meningkat yang pada akhirnya
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi dapat berjalan dengan
baik untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat.
D. Instrumen Kebijakan Fiskal17

16
Basuki, S.Pd., M.M. Modul Pembelajaran SMA (Ekonomi). (SMA Negeri 1 Praya) 2020, hal 13,
pdf.
17
Ibid, hal 54.

13
Secara umum kebijakan fiskal dapat dijalankan melalui empat jenis
pembiayaan, sebagai berikut.
a. Kebijakan Anggaran Belanja Seimbang
Kebijakan anggaran belanja seimbang adalah
pembelanjaan secara seimbang dalam jangka panjang, tetapi
ditempuh defisit pada masa depresi dan surplus pada masa
inflasi. Dapat pula ditempuh melalui pendekatan dengan
mempertahankan keseimbangan anggaran.
Kita mengenal ada empat macam anggaran, sebagai
berikut.
a. Anggaran seimbang, adalah anggaran yang disusun dengan
pendapatan totalnya sama/seimbang dengan pengeluaran
totalnya. Tujuannya untuk memelihara stabilitas ekonomi
dan mencegah terjadinya defisit.
b. Anggaran dinamis, adalah anggaran yang selalu meningkat
dibandingkan anggaran tahun sebelumnya. Selain itu
diusahakan meningkatkan pendapatan dan penghematan
dalam pengeluarannya, sehingga dapat meningkatkan
tabungan pemerintah negara untuk kemakmuran
masyarakat.
c. Anggaran defisit, adalah suatu bentuk anggaran dengan
jumlah realisasi pendapatan negara lebih kecil daripada
jumlah realisasi pengeluaran negara.
d. Anggaran surplus, adalah anggaran dengan penerimaan
negara lebih besar daripada pengeluaran. Kebijakan ini
dijalankan bila keadaan ekonomi sedang dilanda inflasi
(kenaikan harga secara terus-menerus), sehingga anggaran
harus menyesuaikan kenaikan harga barang atau jasa.
b. Kebijakan Anggaran Pembiayaan Fungsional
Dalam hal ini pengeluaran dan penerimaan pemerintah
ditentukan dengan melihat Akibat-akibat tidak langsung

14
terhadap pendapatan nasional terutama guna meningkatkan
kesempatan kerja (employment). Misalnya kebijakan
perpajakan. Di satu pihak pajak berfungsi sebagai sumber
penerimaan pemerintah, di lain pihak pajak dipakai untuk
mengatur pengeluaran swasta maupun Individu. Sehingga dalam
kondisi banyaknya pengangguran, pajak sama sekali tidak
diperlukan
c. Kebijakan Stabilitas Anggaran Otomatis
Adanya kebijakan stabilitas anggaran otomatis maka,
pengeluaran pemerintah akan ditentukan berdasarkan atas
perkiraan manfaat dan biaya relatif dari berbagai macam
program dan pajak akan ditentukan sehingga menimbulkan
surplus dalam periode kesempatan kerja penuh. Apabila terjadi
deflasi, program pengeluaran pemerintah tidak akan diubah,
namun penerimaan dari pajak akan diturunkan terutama dari
pajak pendapatan. Oleh karena itu, akan terjadi keadaan
pengeluaran lebih besar daripada penerimaan defisit dalam
anggaran belanja) dan hal ini akan mendorong perkembangan
sektor swasta kembali bergairah sampai tercapainya kesempatan
kerja penuh.
5) Penerapan Kebijakan Fiskal18
Kebijakan fiskal yang dijalankan dengan hati – hati dapat mempercepat
proses pembangunan, adapun usaha – usaha yang dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Kebijakan fiskal harus dijalankan dengan lebih konservatif atau hati-hati
yang selalu menjadi pengeluaran dan penerimaan dalam keadaan
seimbang dan menghindari pengeluaran yang berlebihan.
b. Kebijakan fiskal dapat dipergunakan untuk memengaruhi sumber daya
ekonomi melalui tiga cara.

18
Maryani. Ekonomi (Peminatan) XI, (CV Grahadi: Surakarta). Hal 55.

15
1) Pembelanjaan pemerintah di satu sektor akan dapat menggalakkan
penanaman modal di sektor tersebut, sedangkan pajak yang tertinggi
yang dikenakan pada satu sektor akan menurunkan gairah
perusahaan untuk memperluas usahanya.
2) Pemberian rangsangan fiskal kepada pengusaha tertentu, misalnya
pemberian modal dengan syarat yang ringan, pembebasan sementara
pajak, pengurangan atau pembatasan pajak impor modal dan bahan
baku.
3) Kebijakan fiskal dapat memacu pembentukan modal yang
dibutuhkan dalam pembangunan.
2.3 Kaitan antara Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal19
Kebijakan pemerintah dalam mengurangi ketidakstabilan ekonomi pada
mulanya hanya menggunakan kebijakan moneter. Dalam kondisi inflasi,
pemerintah melakukan kebijakan moneter yang bersifat mengurangi jumlah
uang beredar dengan melakukan kebijakan pasar terbuka. Sedangkan dalam
keadaan depresi, pemerintah melalui Bank Sentral menambah jumlah uang
beredar dengan membeli SBI atau obligasi negara, menekan tingkat suku bunga
bank, dan melonggarkan jumlah kredit bank. Dengan demikian, maka investasi
dalam perekonomian diharapkan akan terus meningkat dan depresi akan
teratasi. Namun, kebijakan moneter saja kadang tidak dapat mengatasi depresi.
Sebab tingkat suku bunga yang sudah begitu rendah ternyata tidak dapat
mendorong timbulnya investasi karena orang lebih senang menyimpan uang
tunai.
Dengan adanya kelemahan kebijakan moneter tersebut maka kebijakan
fiskal sangat berperan Namun, kebijakan fiskal tidak dapat dijalankan secara
serta merta (bersifat kaku/ kurang fleksibel) karena harus dilakukan melalui
serangkaian birokrasi (misalnya perubahan APBN pada pertengahan tahun
anggaran) dan pada umumnya kebijakan moneter lebih dapat diterima
masyarakat daripada kebijakan fiskal. Untuk itu, kombinasi antara keduanya

19
Maryani. Ekonomi (Peminatan) XI, (CV Grahadi: Surakarta). Hal 55.

16
sangat diperlukan dalam menanggulangi inflasi atau deflasi, misalnya dengan
politik harga, pengawasan harga, penjatahan, dan sebagainya.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya, kebijakan moneter
merupakan kebijakan yang di ambil oleh bank sentral untuk menambah atau
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, sedangkan kebijakan
fiskal merupakan kebijakan pemerintah yang di lakukan dengan cara mengubah
penerimaan dan pengeluaran negara.
Lebih tepatnya mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan
moneter. Perbedaannya terletak pada instrumen kebijakan. Jika dalam kebijakan
moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang yang beredar, maka dalam
kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan pendapat (pajak) dan
pengeluarannya. Kebijakan fiskal berfungsi untuk menutupi kekurangan
kebijakan moneter dan bekerja sebagai kombinasi untuk menyelesaikan
masalah deflasi-inflasi.

18
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, S.Pd., M.M. 2020. Modul Pembelajaran SMA (Ekonomi). SMA Negeri 1
Praya, pdf.
Maryani. Ekonomi (Peminatan) XI, Surakarta: CV Grahadi.
Putu Ayu Indrayathi,SE,.MPH. 2016. BAHAN AJAR: Pengantar Ilmu Ekonomi
Untuk Kesehatan Masyarakat (ASPEK EKONOMI MAKRO) Denpasar,
pdf.
Ririt Iriani Sri Setiawati. 2021. Buku Ajar: Ekonomi Moneter, (UPN. Verteran Jawa
Timur), pdf.
Rizky Ananda Putri. 2016. Makalah: Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal,
Universitas Brawijaya, pdf.

19

Anda mungkin juga menyukai